NAMA KELOMPOK:
JURUSAN GIZI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan ini dan
memberikan ilmunya kepada pembaca.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materi, sehingga laporan ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan serta masih banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang
kadangkalah hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika
ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-
makalah kami dilain waktu.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini bisa memberi manfaat serta
inspirasi baik untuk pribadi, maupun untuk pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum................................................................................................2
C. Manfaat Praktikum..............................................................................................2
A. Hasil....................................................................................................................7
B. Pembahasan.........................................................................................................8
BAB V PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
LAMPIRAN...........................................................................................................12
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.................................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak kapang dan jamur ini digunakan dalam industri fermentasi, seperti
pembuatan asam-asam organik, pembuatan antibiotika, pembuatan alkohol dan
lain sebagainya. Beberapa kapang dan jamur yang digunakan untuk memberi rasa
bagi keju yang baik, pembuatan bir, minuman anggur, peragian adonan, dan
produksi antibiotika seperti penisilin.
1
Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme,
maka perlu dilakukan identifiksi, dimana untuk melakukan identifikasi terlebih
dahulu dilakukan pengenalan terhadap ciri –ciri morfologi mikroorganisme
tersebut. Pengamatan morfologi biasanya dilakukan baik secara makroskopik
maupun mikroskopik secara langsung maupun tidak langsung.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu mengamati mikroorganisme kapang dan khamir
menggunakan mikroskop.
C. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur kapang umumnya tersusun atas dinding sel yang khas yaitu
gklukan dan mannan (pada khamir) atau selulosa dan kitin (pada kapang), serta
organel-organel sel yang serupa dengan sel eukariota. Umumnya mempunyai
struktur berfilamen yang disebut hifa. Kumpulan hifa membentuk suatu jaringan
yang disebut miselium. Klasifikasi kapang/cendawan dikelompokkan ke dalam
tiga kelompok besar yaitu kapang, khamir dan jamur (sebutan cendawan
makroskopik). Berdasarkan mekanisme reproduksi aseksual: ada 5 filum yaitu: 1)
Zygomycotina (Rhizopus) kelompok Kapang; 2) Chytridiomycotina (Chytrid)
kelompok kapang; 3) Ascomycotina (Sacccharomyces cerevisiae) kelompok
khamir; 4) Basidiomycotina (Agaricus bisporus) kelompok jamur; 5)
Deuteromycotina merupakan kelompok fungi yang memiliki reproduksi seksual
yang belum jelas (Penicillium) merupakan kelompok kapang. Reproduksi: alat
reproduksi kapang umumnya dalam bentuk Spora, Spora ada yang bersifat: 1)
Seksual, misalnya Zygospora, Oospora, Askospora dan Basidiospora; 2)
Aseksual, misalnya konidia, Sporangiospora, Klamidospora, Blastospora
(Sundari, 2012).
3
Analisis jumlah kapang dilakukan dengan metode tuang (pour plate)
dengan menggunakan media tumbuh DRBC dan PDA (Oxoid) yang ditambah
dengan klorampenikol (BSN, 2009). Kedua media disterilisasi dahulu (suhu
121OC dengan tekanan 1 atm selama 15 menit) dan dilakukan penambahan
klorampenikol dengan konsentrasi akhir 0,01% (b/v) (Indriati, 2010).
4
keanekaragaman khamirnya (Kurtzman et al., 2006).
Saccharomyces cerevisiae merupakan salah satu jenis khamir yang telah
dikenal secara luas dan banyak dimanfaatkan terutama dalam proses fermentasi.
Organisme ini sudah sejak lama digunakan memfermentasikan gula dari beras,
gandum, gerst dan jagung untuk memproduksi minuman beralkohol dan juga
digunakan oleh industri makanan sebagai pengembang adonan roti. Proses
fermentasi yang dilakukan khamir menghasilkan gas karbondioksida dan etanol.
Karbondioksida terperangkap di dalam gelembung-gelembung kecil sehingga roti
dapat mengembang. Khamir sering diolah menjadi suplemen vitamin karena
khamir mengandung 50% protein serta merupakan sumber vitamin B, niacin dan
asam folat yang sangat baik (Schneiter, 2004).
Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir yang sangat penting dalam
bioindustri. Toleransinya terhadap etanol merupakan karakter yang menentukan
sehingga mikroorganisme ini dapat digunakan sebagai sumber biofermentasi.
Toleransi yang tinggi terhadap etanol disebabkan komposisi lipid yang unik dari
membran plasmanya yang menyintesis lebih banyak ergosterol dibandingkan
dengan kolesterol dan fosfolipid. Kolesterol dan fosfolipid mengandung residu
asam lemak tidak jenuh dalam proporsi yang sangat tinggi (Ingram et al., 1984).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
D.
Amati dengan mikroskop 4, 10, 40
E.
F. Ragi 1 gr + gula 1 gr + 20 ml aquades
6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
NO Jenis Mikroorganisme Perbesaran Gambar
4 10 40
1.
Kapang
(Aspergigillus sp.)
2.
Kapang Roti
(Rhizopus oligosporus)
3.
Kapang Tempe
(Rhizopus stolonifer)
4.
Khamir Roti
(Saccharomyces cerevisiae)
7
5.
Khamir Tape
(Saccharomyces cerevisiae)
B. Pembahasan
Pada praktikum pengamatan morfologi kapang dan khamir, kami mengamati
kapang yang terdapat pada roti busuk dan tempe, serta khamir yang terdapat pada
air tape. Kapang adalah fungsi yang berbentuk benang multiseluler tidak
berklorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringannya. Khamir adalah
fungi yang bersel satu atau uniseluler ada beberapa diantaranya bersifat miselium
dengan percabangan.
Langkah pertama yang kami lakukan dalam mengamati kapang dan khamir
pada bahan alami yaitu pembuatan preparat kapang dan khamir secara langsung
dan sederhana. Sebelumnya meja kerja dan tangan disterilkam dengan
menggunakan alcohol 70%, kemudian nyalakan Bunsen dan pijarkan jarum ose.
Setelah itu ambil satu ose kapang dari tempe dan letakkan diatas obyek glass,
selanjutnya tambahkan beberapa tetes LPCB diatas obyek glass yang telah
terdapat kapang tempe. Semua perlakuan yang dilakukan tersebut harus dilakukan
didekat Bunsen agar suasananya tetap steril. Mengamati kapang tempe dengan
menggunakan mikroskop dengan pembesaran lemah (4x) (10x) (40x).
8
dan konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau
tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora.
Pengamatan ketiga yaitu khamir yang terdapat pada air tape, cara kerja nya
sama seperti perlakuan pengamatan kapang pada tempe dan roti. Setelah
melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, ditemukan jamur pada
air tape yaitu Saccaromyces Cereviceas. Saccaromyces cereviceas sangat berperan
dalam proses fermentasi alkohol ini mempunyai warna putih kekuningan yang
dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni, sehingga tidak seperti khamir
lainnya yang seringkali tidak terlihat dibawah miskroskop karena tidak kontras
dengan mediumnya. Penampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat,
warna yang kuning muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan
memiliki sel bulat dengan askopora 1-8 buah.
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kapang adalah fungsi yang berbentuk benang multiseluler tidak
berklorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringannya. Struktur
kapang umumnya tersusun atas dinding sel yang khas yaitu gklukan dan
mannan (pada khamir) atau selulosa dan kitin (pada kapang), serta
organel-organel sel yang serupa dengan sel eukariota. Analisis jumlah
kapang dilakukan dengan metode tuang (pour plate) dengan menggunakan
media tumbuh DRBC dan PDA (Oxoid) yang ditambah dengan
klorampenikol (BSN, 2009). Kedua media disterilisasi dahulu (suhu
121OC dengan tekanan 1 atm selama 15 menit) dan dilakukan
penambahan klorampenikol dengan konsentrasi akhir 0,01% (b/v)
(Indriati, 2010).
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tidak luput dari
ketidaksempurnaan, untuk itu saran dan kritik dari para Bapak dan Ibu
dosen sangat dibutuhkan demi kesempurnaan pembuatan makalah kami.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64113/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
Ardianti, Melisa. 2018. Kapang dan Khamir. Diambil tanggal 11 Maret 2020 dari
https://www.academia.edu/19537063/kapang_dan_khamir?auto=download
11
LAMPIRAN
12
Gambar 5. Kapang tempe pembesaran 10x
13
Gambar 9. Khamir tape pembesaran 40x
14