Anda di halaman 1dari 8

Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme_7_5005211061 1

Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme


R. Adawiyah, Nengah D. Kuswytasari, dan Arif L. Hakim
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: robiyatuladawiya37@gmail.com
Abstrak—Isolasi mikroba adalah proses pemisahan ukuran yang sangat kecil dan warna yang transparan [4].
atau pemindahan mikroba tertentu yang terdapat d Pewarnaan pada mikroorganisme ini berfungsi untuk
alam dan ditumbuhkan pada medium yang telah membantu proses pengamatan dan pengidentifikasian
dibuat sehingga dapat memperoleh kultur dan biakan mikroba sehingga antara mikroorganisme satu dan lainnya
mikroba murni. Tujuan dari dilakukannya praktikum dapat dibedakan [1].
adalah untuk mempelajari cara cara mengisolasi Perbedaan antara morfologi mikroorganisme yaitu
bakteri dari suatu campuran dengan metode sebar, antara yeast, bakteri dan jamur. Pada bakteri secara
tebar, dan tuang sampai mendapatkan biakan murni, morfologi berukuran lebih kecil, serta memiliki warna
dan juga untuk mencirikan dan mengidentifikasi suatu transparan dan memiliki bentuk basil, kokus serta spiral
spesies tertentu. Metode yang digunakan pada isolasi [4]. Sedangkan pada yeast memiliki ciri morfologi dengan
mikroba, yaitu dengan metode gores (streak plate bentuk sel bulat, oval, atau silindris, dan memiliki hifa [5].
method), metode tuang (pour plate method), metode Kemudian pada jamur secara morfologi yaitu memiliki hifa
sebar (spread plate method) dan metode tangkap. Hasil dan biasanya membentuk miselium seperti kapas, serta
dari dilakukannya praktikum yaitu berupa memiliki spora yang besar dan berwarna hitam [6].
mendapatkan kultur mikroorganisme yang didapatkan
dengan 3 metode isolasi yaitu, metode gores, metode
II. METODOLOGI
tangkap, dan metode tuang. Serta mikroorganisme yang
didapat dari 3 metode dapat diamati bentuk, A. Waktu dan Tempat
permukaan, tepi, ukuran dan warna koloni pada
Praktikum pewarnaan dan morfologi mikroorganisme ini
mikroorganisme seperti Bacillus subtilis (bakteri),
dilakukan di Laboratorium Dasar 2 Biologi Institut
jamur, dan khamir.
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tanggal 11
Oktober 2022 pukul 09.20 WIB sampai jam 11.00 WIB.
Kata Kunci—Isolasi, Metode, Mikroba. B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
pewarnaan dan morfologi mikroorganisme ini yaitu pada
I.PENDAHULUAN alat pewarnaan langsung, pewarnaan tak langsung,

P ewarnaan pada mikroba adalah proses pewarnaan pada pewarnaan gram dan morfologi mikroorganisme terdiri dari
mikroba sehingga dapat mengidentifikasi dan ose, bunsen atau lampu spirtus, dan kaca objek.
menentukan morfologi suatu mikroorganisme [1]. Pada bahan pewarnaan langsung yang dibutuhkan terdiri
Pewarnaan ini memudahkan untuk proses dari kultur murni bakteri umur 24 jam, zat pewarna basa
pengidentifikasian suatu mikroorganisme sehingga antar (metilen blue, safranin, kristal violet), dan alkohol 96%.
mikroorganisme dapat dibedakan [1]. Bahan pada pewarnaan tak langsung terdiri dari, kultur
Jenis jenis pewarnaan pada mikroba yaitu terdiri dari murni bakteri umur 24 jam, zat pewarna asam (nigrosin
simple staining atau pewarnaan sederhana, differential atau tinta cina), dan alkohol 96%. Pada bahan pewarnaan
staining dan special staining atau pewarnaan khusus. gram terdiri dari, biakan murni bakteri E. Coli dan Bacillus
Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan pada mikroba subtilis umur 24 jam, zat pewarna asam (crystal violet,
yang menggunakan satu jenis zat pewarna, contohnya pada iodine atau lugol, dan safranin), dan alkohol 96%. Pada
pewarnaan positif atau langsung dan pewarnaan negative pengamatan morfologi mikroorganisme terdiri dari,
atau tak langsung [2]. Sedangkan pewarnaan diferensial Bacillus cereeus, Aspergilus niger, Saccharomyces
adalah pewarnaan pada mikroba dengan menggunakan cerevisiae, lactofenol-cotton blue dan alkohol 96%.
lebih dari satu zat pewarna, contohnya untuk penggolongan C.Cara Kerja
bakteri dan juga penampakan struktur tubuh sel bakteri [3]. Cara kerja dari praktikum pewarnaan dan morfologi
Penggolongan bakteri contohnya pewarnaan gram, mikroorganisme adalah sebagai berikut yang pertama pada
sedangkan penampakan struktur tubuh sel bakteri termasuk pewarnaan langsung yaitu pertama tama diteteskan air pada
jenis pewarnaan special yang khusus untuk mewarnai bagian tengah kaca objek yang bersih dan tidak berlemak.
flagel, spora, dan kapsul [2]. Lalu jarum ose dipijarkan, setelah itu sedikit bakteri
Pewarnaan pada mikroorganisme ini sangat penting diambil pada biakan bakteri, dicampurkan dan digeser
dilakukan agar dapat mengamati mikroorganisme tersebut geserkan pada air di kaca objek dengan diameter kurang
secara lebih efektif dan efisien, seperti yang diketahui lebih 1 cm sampai rata dan dibiarkan kering di udara atau
bahwa mikroorganisme yang ada di bumi ini memiliki digoyang goyangkan di atas api spirtus sampai kering.
Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme_7_5005211061 2

Kemudian, diteteskan zat pewarna safranin sebanyak 5 detik atau menit, sesuai dengan jenis pewarna yang dipakai
tetes selama 3-10 detik. Setelah itu dicuci kelebihan zat [9].
pewarna dengan hati hati. Dikeringkan kaca objek dengan Mekanisme dari penempelan pewarnaan positif yaitu
cara diletakkan diatas kertas saring atau tisu. Selanjutnya pada pewarnaan positif menggunakan kromogen kationik
ditetesi minyak imersi pada apusan yang sudah diwarnai, bermuatan positif untuk mengikat asam nukleat dan
lalu diamati menggunakan mikroskop. komponen komponen tertentu dari dinding sel bakteri yang
Pada cara kerja pewarnaan tidak langsung yaitu yang bermuatan negatif. Pada prosesnya, terjadi ionisasi pada
pertama nigrosin/ tinta cina diteteskan pada kaca objek. bagian kromogen menunjukkan muatan positif, hal ini
Diambil sedikit bakteri pada biakan bakteri dengan jarum menyebabkan kromogen memiliki afinitas yang kuat untuk
konstituen negative sel. Muatan negative pada permukaan
ose yang telah dipijarkan. Nigrosin / tinta cina
bakteri akan menolak sebagian besar noda asam dan hal ini
diinokulasikan pada kaca objek dengan bakteri. Satu kaca
akan mencegah penetrasi noda asam bakteri masuk ke
objek diambil, lalu diletakkan ujungnya dengan kedudukan
dalam selnya [10]
miring di pinggir tetesan zat pewarna yang telah Fungsi perlakuan pada praktikum pewarnaan langsung
diinokulasikan bakteri. Kaca objek didorong sehingga yang dilakukan yaitu yang pertama meneteskan air pada
tetesan nigrosine / tinta cina tersebar merata membentuk bagian tengah kaca objek berfungsi untuk transportasi
apusan tipis di permukaan kaca objek pertama. Apusan sementara untuk inokulasi bakteri. Lalu dilakukan
dibiarkan kering di udara terbuka, jangan dipanaskan dan pemijaran jarum ose yang berfungsi untuk mensterilisasi
disentukan kertas tisu. Diamati apusan dengan jarum ose sehingga mikroorganisme yang terdapat pada
menggunakan minyak imersi di bawah mikroskop. jarum ose dapat mati [13]. Selanjutnya, ambil sedikit
Pada cara kerja pewarnaan gram yaitu yang pertama bakteri pada biakan murni bakteri Eschericia coli,
pada bagian tengah kaca objek ditetesi air. Diambil sedikit berfungsi agar didapatkan mikroba yang paling sederhana
bakteri pada biakan bakteri dengan jarum ose yang telah dan mempermudah proses identifikasi [14]. Selanjutnya
dipijarkan, lalu dicampurkan campurkan sedikit dan meneteskan safranin pada kaca objek yang sudah berisi
digeser geserkan pada air di kaca objek dengan diameter bakteri Eschericia coli sebanyak 5 tetes dan biarkan zat
kurang lebih 1 cm sampai rata dan dibiarkan kering di pewarna tersebut menutupi seluruh permukaan apusan
udara atau digoyang goyangkan diatas api spirtus sampai selama 3-10 detik, hal ini berfungsi untuk mewarnai
kering. Kemudian, pewarna dasar kristal violet dan bakteri dengan safranin yang bersifat basa dengan
dibiarkan terendam selama 1-2 menit. Lalu kelebihan komponen kromofornya yang bermuatan positif, sehingga
pewarna dicuci dengan air dengan hati hati. Setelah itu bakteri mudah mengikat satu sama lain dari waktu ke
apusan ditetesi dengan lugol atau iodin, dibiarkan selama waktu [9]. Selanjutnya yaitu, kelebihan zat pewarna dicuci
dengan air secara hati hati kemudian dikeringkan dengan
1-2 menit. Kelebihan reagen dibuang, jangan dicuci dengan
cara meletakkannya diatas tisu, hal ini berfungsi untuk
air. Apusan direndam dalam alcohol 96% selama 30 detik.
meluruhkan pewarna yang berlebihan dan untuk
Selanjutnya diwarnai dengan safranin selama 1 menit
mengeringkan kaca objek agar dapat diamati dengan
sebagai warna pembanding. Safranin yang berlebih dicuci mudah di mikroskop, terakhir diamati di bawah mikroskop
kembali dalam air yang mengalir lalu dikeringkan. Diamati untuk mengetahui mofrologi dari bakteri yang telah
apusan di bawah mikroskop. diwarnai [9].

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pewarnaan Langsung pada Bakteri
Bakteri yang dipakai untuk pewarnaan positif atau
pewarnaan langsung pada praktikum ini yaitu bakteri
Eschericia coli. Bakteri ini secara morfologi memiliki
karakteristik yaitu memiliki bentuk seperti batang atau
basil dan pada koloninya berbentuk regular dengan
permukaan yang agak cembung, yang dimana bakteri ini Gambar 1. Pewarnaan safranin pada Eschericia coli
dapat tumbuh dengan cepat apabila terdapat di kondisi (Dokumentasi Pribadi, 2022)
yang mendukung pertumbuhannya secara optimal, serta Berdasarkan praktikum pewarnaan langsung bakteri
bakteri ini juga menghasilkan enzim yang banyak [7]. Eschericia coli dengan safranin yang telah dilakukan
Selain itu, bakteri E. coli memiliki ukuran panjang sel diperoleh hasil bahwa bakteri Eschericia coli memiliki
sekitar 2 mikrometer, ukuran diameter 0,5 mikrometer, karakteristik morfologi yang bentuk selnya seperti batang
serta volumenya berkisar 0,6 -0,7 m 3 [15]. atau dapat disebut juga basil. Hal ini sesuai dengan
Pewarnaan langsung pada bakteri adalah dapat disebut literature, yang mengatakan bahwa bakteri Eschericia coli
juga pewarnaan positif dengan menggunakan satu jenis zat memiliki bentuk sel seperti batang atau basil, dan
pewarna yaitu kromogen positif misalnya metilen blue koloninya berbentuk regular dengan permukaan yang agak
yang bertujuan untuk meningkatkan kontras sampel cembung [7]. Selain itu, bakteri E. coli memiliki ukuran
biologis dan mengidentifikasi bakteri [8]. Pewarnaan panjang sel sekitar 2 mikrometer, ukuran diameter 0,5
posistif ini berguna untuk dapat menentukan morfologi sel mikrometer, serta volumenya berkisar 0,6 -0,7 m 3 [15].
bakteri. Prinsip kerja dari pewarnaan langsung yaitu
dengan mewarnai apusan bakteri menggunakan satu jenis B. Pewarnaan Tidak Langsung pada Mikroba
zat pewarna sederhana yang sifatnya basa selama beberapa Pewarnaan tidak langsung adalah dapat disebut juga
pewarnaan negatif dengan menggunakan satu jenis zat
Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme_7_5005211061 3

pewarna yaitu kromogen negative misalnya nigrosin atau merupakan bakteri gram positif, dan juga bakteri ini
tinta cina yang bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba memiliki endospora [16].
[8]. Pada prinsip kerja dari pewarnaan tak langsung yaitu
dengan mewarnai apusan mikroba pada kaca objek dengan C.Pewarnaan Gram
menggunakan zat pewarna asam yang memiliki kromogen Pewarnaan gram adalah pewarnaan dengan
bermuatan negatif [8]. menggunakan lebih dari satu jenis zat pewarna yaitu zat
Mekanisme terjadinya pewarnaan tidak langsung pada pewarna asam yang terdiri dari cristal violet, iodine atau
bakteri, yaitu pewarna yang digunakan termasuk pewarna lugol, dan safranin dan fungsinya untuk mengidentifikasi
asam yang dimana pewarna tersebut tidak dapat menembus mikroorganisme [8]. Pewarnaan gram dapat terbagi
dan menetrasi ke dalam sel bakteri hal ini karena menjadi du ajika dikaitkan dengan jenis bakterinya yaitu
komponen dari kromofiknya bermuatan negative [11]. pewarnaan gram positif dan pewarnaan gram negatif.
Sehingga hal tersebut menyebabkan pewarna hanya bisa Pewarnaan gram positif adalah pewarnaan dengan
mewarnai latar belakang dari lingkungan sel bakteri yang menggunakan lebih dari satu jenis zat pewarna untuk
ada, dan sel bakterinya akan terlihat terang pada bidang mewarnai bakteri gram positif atau bakteri yang memiliki
yang terwarnai [11]. lapisan peptidoglikan yang tinggi [17]. Sedangkan
Fungsi perlakuan pada praktikum pewarnaan tidak pewarnaan gram negative adalah pewarnaan dengan
langsung yang dilakukan yaitu, pertama diteteskan nigrosin menggunakan lebih dari satu jenis zat pewarna untuk
atau tinta cina pada kaca objek, nigorin disini berfungsi mewarnai bakteri gram negative atau bakteri yang
sebagai reagen dimana mempunyai muatan negative, dan memiliki lapisan peptidoglikan tipis [17].
hanya akan mewarnai pada bagian latar belakang [12]. Prinsip pewarnaan gram positif dan gram negative,
Lalu dilakukan pemijaran jarum ose yang berfungsi untuk yaitu berdasar pada perbedaan besar kecil kemampuan
mensterilisasi jarum ose sehingga mikroorganisme yang dinding sel untuk dapat mengikat warna berupa zat
terdapat pada jarum ose dapat mati [13]. Selanjutnya, pewarna asam, setelah dilakukannya pencucian [17].
ambil sedikit bakteri pada biakan murni bakteri Bacillus Mekanisme penempelan warna pada gram positif yaitu
subtilis, berfungsi agar didapatkan mikroba yang paling pada bakteri gram positif memiliki dinding sel yang
sederhana dan mempermudah proses identifikasi [14]. kandungan lemaknya lebih sedikit jika dibandingkan
Selanjutnya, meneteskan tinta cina pada kaca objek yang dengan peptidoglikannya yang lebih tebal sehingga apabila
sudah berisi bakteri Bacillus subtilis dan biarkan zat diberi pewarna kristal violet sebagai warna primer maka
pewarna tersebut menutupi seluruh permukaan apusan, hal dinding sel bakteri akan mengikat warna kristal violet.
ini berfungsi untuk mewarnai latar belakang sel bakteri Sedangkan mekanisme penempelan warna pada gram
yaitu kaca objek, yang disebabkan karena reagen atau tinta negarif yaitu pada bakteri gram negative memiliki dinding
cina bermuatan negatif dan membran sel bakteri bermuatan sel dengan yang kandungan lemaknya banyak jika
negatif sehingga reagen tidak dapat masuk pada sel bakteri dibandingkan dengan peptidoglikannya yang tipis sehingga
tetapi mewarnai kaca objek [12]. Kemudian dikeringkan di apabila dicuci menggunakan alcohol warna primer kristal
udara terbuka, hal ini berfungsi untuk mengeringkan kaca violet akan meluruh dan akan mengikat warna pembanding
objek agar dapat diamati dengan mudah di mikroskop, yaitu safranin [18].
terakhir diamati di bawah mikroskop untuk mengetahui
mofrologi dari bakteri yang telah diwarnai [9].

Gambar 3. Perbedaan struktur dan komposisi dinding sel


bakteri gram positif dan negative [19]
Fungsi perlakuan pada praktikum pewarnaan gram yang
dilakukan yaitu, yang pertama pada bagian tengah kaca
objek ditetesi air, hal ini berfungsi untuk transportasi
Gambar 2. Pewarnaan tinta cina pada Bacillus subtilis sementara untuk inokulasi bakteri. Diambil sedikit bakteri
(Dokumentasi pribadi, 2022) pada biakan bakteri dengan jarum ose yang telah
Berdasarkan praktikum pewarnaan tidak langsung dipijarkan, hal ini berfungsi untuk mensterilisasi jarum ose
bakteri Bacillus subtilis dengan tinta cina yang telah sehingga mikroorganisme yang terdapat pada jarum ose
dilakukan diperoleh hasil bahwa bakteri Bacillus subtilis dapat mati [13]. Lalu dicampurkan campurkan sedikit dan
memiliki karakteristik morfologi yang bentuk selnya digeser geserkan pada air di kaca objek dengan diameter
seperti batang atau dapat disebut juga basil. Hal ini sesuai kurang lebih 1 cm sampai rata dan dibiarkan kering di
dengan literature, yang mengatakan bahwa bakteri Bacillus udara atau digoyang goyangkan diatas api spirtus sampai
subtilis memiliki bentuk sel seperti batang atau basil, dan kering. Kemudian, pewarna dasar kristal violet dan
koloninya berbentuk bulat dan tidak beraturan dengan dibiarkan terendam selama 1-2 menit, hal ini berfungsi
warna koloni putih [16]. Bakteri Bacillus subtilis untuk memberi warna primer pada bakteri, kristal violet
Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme_7_5005211061 4

merupakan pewarna yang memiliki sifat basa, jika ia bentuk sel yaitu bentuk bulat, batang, dan lengkung dan
berikatan dengan bakteri yang bersifat asam, maka bakteri pada umumnya bakteri berukuran 0,5-10, kemudian
tersebut akan terwarnai oleh kristal violet menjadi warna morfologi bakteri pada cawan petri biasanya memiliki
ungu [20]. Lalu kelebihan pewarna dicuci dengan air warna transparan, dan berbentuk bulat dalam bentuk
dengan hati hati. Setelah itu apusan ditetesi dengan lugol koloninya [25]. Pada yeast yang merupakan fungi
atau iodin, dibiarkan selama 1-2 menit, hal ini berfungsi uniseluler memiliki warna yang lebih keruh dibandingkan
untuk memperkuat pengikatan warna primer atau kristal dengan bakteri, serta pada yeast juga memiliki struktur hifa
violet pada dinding sel bakteri [20]. Apusan direndam yang berupa miselium atau hifa semu [17]. Pada jamur
dalam alcohol 96% selama 30 detik, hal ini berfungsi untuk yang merupakan kelompok fungi multiseluler memiliki
karakteristik yang berbeda dengan yeast dan bakteri, yaitu
membilas dan melunturkan zat warna primer pada bakteri
memiliki macam ukuran makro dan juga mikro serta
yang kurang menempel [20]. Selanjutnya diwarnai dengan
hifanya berupa hifa yang sejati [25].
safranin selama 1 menit sebagai warna pembanding,
penambahan safranin berfungsi untuk mewarnai sel bakteri
menjadi merah karena warna kristal violet yang larut saat
pencucian sehingga bakteri mengikat zat warna keduanya
yaitu safranin [21].

Gambar 5. Pengamatan Morfologi Mikroba pada


Cawan Petri (Dokumentasi pribadi, 2022).
Berdasarkan praktikum pengamatan morfologi mikroba
pada cawan petri yang telah dilakukan diperoleh hasil pada
cawan petri terdapat bakteri yang memiliki ciri morfologi
Gambar 4. Pewarnaan gram pada Bacillus subtilis warna yang transparan dan berbentuk bulat serta berukuran
(Dokumentasi pribadi, 2022) kecil. Dan juga pada cawan petri ditemukan yeast yang
Berdasarkan praktikum pewarnaan gram bakteri memiliki ciri morfologi berwarna kuning dan lebih keruh
Bacillus subtilis dengan kristal violet, iodine atau lugol, dibandingkan bakteri, dan terdapat hifa. Namun pada
dan safranin yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa cawan petri tidak ditemukan adanya jamur. Hal tersebut
bakteri Bacillus subtilis pada pewarnaan mengikat warna sesuai dengan literature, bahwa pada bakteri memiliki
safranin yaitu berwarna merah, sehingga Bacillus subtilis karakteristik morfologi terdiri dari 3 bentuk sel yaitu
bentuk bulat, batang, dan lengkung dan kemudian
merupakan jenis bakteri gram negatif. Lalu juga memiliki
morfologi bakteri pada cawan petri biasanya memiliki
karakteristik morfologi yang bentuk selnya seperti batang
warna transparan, dan berbentuk bulat dalam bentuk
atau dapat disebut juga basil. Hal ini sesuai dengan
koloninya [25]. Pada yeast yang merupakan fungi
literature, yang mengatakan bahwa bakteri Bacillus subtilis uniseluler memiliki warna yang lebih keruh dibandingkan
memiliki bentuk sel seperti batang atau basil, dan dengan bakteri, serta pada yeast juga memiliki struktur hifa
koloninya berbentuk bulat dan tidak beraturan dengan yang berupa miselium atau hifa semu [17].
warna koloni [16]. Bacillus subtilis juga termasuk jenis
bakteri gram negatif karena pada pewarnaan gram tidak
dapat mempertahankan warna kristal violet sehingga IV. KESIMPULAN
berwarna merah karena mengikat safranin, hal ini Berdasarkan praktikum pewarnaan dan morfologi
disebabkan karena pada dinding selnya memiliki mikroorganisme yang telah dilakukan maka dapat
kandungan lemak yang banyak dan peptidoglikan yang disimpulkan bahwa pada praktikum ini dilakukan untuk
tipis [22]. mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri
yaitu secara kimiawi zat pewarna untuk sel bakteri terdiri
D.Pengamatan Morfologi Mikroba
dari komponen organic yang mengandung cincin benzene
Pengamatan morfologi mikroba dapat didasarkan pada dilengkapi dengan gugus kromofor dan auksokrom. Selain
pengamatan karakteristik yang terdiri dari bentuk dari itu, untuk dapat mempelajari cara pewarnaan sederhana
koloni, tepi koloni, elevasi koloni, permukaan koloni, dan dan pewarnaan bertingkat, dimana cara pewarnaan
warna koloni dari mikroorganisme [23]. Maka dari itu,
sederhana yaitu dengan menggunakan satu jenis zat
pengamatan morfologi mikroba perlu dan penting
pewarna baik itu pewarnaan langsung maupun tak
dilakukan untuk dapat mengidentifikasi jenis bakteri
berdasarkan karakteristik morfologinya, serta dapat langsung, sedangkan cara pewarnaan bertingkat dengna
membedakan karakteristik morfologi mikroba satu dengan menggunakan lebih dari satu jenis zat pewarna, contohnya
mikroba lainnya [24]. pewarnaan gram. Lalu untuk mengetahui perbedaan
Perbedaan antara bakteri, yeast, dan jamur yaitu pada morfologi bakteri yang memiliki warna transparan, bentuk
bakteri memiliki karakteristik morfologi terdiri dari 3 bulat, dan ukuran kecil, morfologi jamur yang terdiri dari
Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme_7_5005211061 5

struktur hifa yang sejati, dan morfologi yeast yang Plates," International Journal of Systematic and
memiliki warna lebih keruh daripada bakteri dan terdapat EvolutionaryMicrobiology, vol. 68, no. 1, pp. 2015-
hifa berupa miselium atau hifa semu. 2023, 2018.
[15] L. I. Sutiknowati, "BIOINDIKATOR PENCEMAR,
BAKTERI Escherichia coli," Oseana, vol. 41, no. 4,
DAFTAR PUSTAKA
pp. 63-71, 2016.
[16] F. Puspita, M. Ali and R. Pratama, "Isolasi dan
[1] B. Ihsan, Dasar Dasar Mikrobiologi, Kota Baru: Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi Bakteri
Penerbit Insan Cendekia Mandiri, 2021. Bacillus sp. Endofitik dari Tanaman Kelapa Sawit
[2] T. R. Johnson and C. L. Case, Laboratory (Elaeis guineensis Jacq.)," Jurnal Agrotek, vol. 6, no.
experiments in microbiology, Boston: Pearson, 2013. 2, pp. 44-49, 2017.
[3] J. P. Harley and L. M. Presscot, Laboratory [17] A. N. Campbell, J. B. Reece, A. L. Urry, L. M. Cain,
Exercisesto Accompany Microbiology, North A. S. Wasserman , V. P. Minorsky and B. R. Jackson,
America: McGraw-Hill, 2001. Biology 12th Edition, New York: Cengage Learning,
[4] F. Ariyani, M. Inggriani and N. A. Ilsan, 2020.
"PERBEDAAN HASIL DETEKSI PEWARNAAN [18] P. Chan, Dasar Dasar Mikrobiologi, Jakarta: UI Press,
BAKTERI TAHAN ASAM DAN RAPID ANTIGEN 2011.
PADA PASIEN DIAGNOSA TUBERKULOSIS [19] N. P. Saxena and D. K. Awasthi, Microbiology, India:
PARU," Jurnal Mitra Kesehatan, vol. 1, no. 2, pp. KRISHNA Prakashan Media, 2003.
111-116, 2018. [20] Y. A. Prasetya, I. Y. Winarsih, K. A. Pratiwi, M. C.
[5] S. H. Jumiati, I. Bintari and Mubarok, " Isolasi dan Hartono and D. N. Rochimah, "(ESBLS) Pada Sampel
Identifikasi Khamir Secara Morfologi Di Tanah Makanan Di Krian Sidoarjo," Life Science, vol. 8, no.
Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri 1, pp. 75-85, 2019.
Semarang," Biosantifika, vol. 4, no. 1, pp. 28-35, [21] R. Hidayat and A. Fatri, "Identifikasi
2012. StreptococcusEqui dari Kuda yang Diduga Menderita
[6] R. S. Dewi and S. Aziz, " Isolasi Rhizopus Strangles," Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, vol. 17,
oligosporus Pada Beberapa Inokulum Tempe di no. 3, pp. 199-203, 2012.
Kabupaten Banyumas," Molekul, vol. 6, no. 2, pp. 93- [22] L. N. Hayati, W. Tyaningsih, R. N. Praja, S. Chuniati,
104, 2011. N. Yunita and P. A. Wibawati, "Isolasi dan
[7] J. Jang, H. G. Hur, M. J. Sadowsky, M. J. Identifikasi Staphylococcus aureus pada Susu
Byappanahalli, T. Yan and S. Ishii, "Environmental Kambing Peranakan Etawah Penderita Mastitis
Escherichia coli: ecology and public health Subklinis di Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi,"
implications a review," Journal of applied Jurnal Medik Veteriner, vol. 2, no. 2, pp. 76-78, 2019.
microbiology, vol. 123, no. 3, pp. 570-581, 2017. [23] D. Dwijoseputro, Dasar Dasar Mikrobiologi, Jakarta:
[8] D. F. Barreto and O. M. Barth, "Negative and Positive Djembatan, 2005.
Staining in Transmission Electron Microscopy for [24] H. Walida, A. Permadi, F. S. Harahap and B. A.
Virus Diagnosis," Journal Microbiology in Dalimunthe, ""Isolasi Daun Uji Antagonis
Agriculture and Human Health, vol. 5, no. 1, pp. 57- Mikroorganisme Lokal (Mol) Rebung Bambu
65, 2015. Terhadap Cendawan Fusarium sp," Jurnal
[9] Y. Jiwintarum, Rohmi and I. D. Prayuda, "Buah Naga Agroplasma, vol. 6, no. 2, pp. 7-12, 2019.
(Hylocereus polyrhizus) sebagai Pewarna Alamiuntuk [25] Y. Suryani and O. Taupiqurrahman, Mikrobiologi
Pewarnaan Bakteri," Jurnal Kesehatan Prima, vol. Dasar, Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 2021.
10, no. 2, pp. 1726-1734, 2016.
[10] J. G. Cappucino and C. Weish, Microbiology a
Laboratory Manual 10th Edition, England: Pearson,
2017.
[11] M. H. Putri, Sukini and Yodong, Mikrobiologi,
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2107.
[12] J. P. Kaltenbach, M. H. Kaltenbach and B. Lyons,
"Nigrosin as a Dye for Differentiating Live and Dead
Ascites Cells," Experimental Cell Research, vol. 15,
no. 1, pp. 112-117, 1958.
[13] M. E. Sambuaga, S. N. J. Londong and H. Manoppo,
""Sensivitas Ekstrak Tanaman Kemangi
(Ocimumsactum) Terhadap Bakteri Aeromonas
hydrophila," Budidaya Perairan, vol. 6, no. 1, pp. 1-
7, 2018.
[14] B. Xu, B. Hu , J. Wang, Y. Lan, Y. Zhu, X. Dai, L.
Huang, Y. Huang and W. Du, "Virgibacillus indicus
sp. non. and Virgibacillus profundi sp. nov.
TwoModerately Halophilic Bacteria Isolated From
MarineSediment by Using Microfluidic Streak
Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme_7_5005211061 6
Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme_7_5005211061 7

_____________ _____________ _____________

Bakteri

Metode Isolasi Metode gores Metode tangkap Metode tuang


Bentuk Koloni Circular Circular Irregular
Permukaan Koloni Flat Convex Hilly
Tepi Koloni Entire Undulate Lobate
Ukuran Koloni Kecil Kecil Besar
Warna Koloni Putih Kuning Putih

48 JAM
Pewarnaan dan Morfologi Mikroorganisme_7_5005211061 8

Bakteri _____________ _____________ _____________

Metode Isolasi Metode gores Metode tangkap Metode tuang


Bentuk Koloni Circular Circular Irregular
Permukaan Koloni Flat Convex Hilly
Tepi Koloni Entire Undulate Lobate
Ukuran Koloni Kecil Kecil Besar
Warna Koloni Putih Kuning Putih

Anda mungkin juga menyukai