Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

ACARA IX
IDENTIFIKASI DAN PERHITUNGAN JUMLAH PROTOZOA

Disusun oleh :
Kelompok: XXXVII
Tio Ramadhan Prabowo

PT/06677

Alfian Nur Arifin

PT/06697

Dwi Aji Prasetya

PT/06808

Ayudhita Aninda Putri

PT/06847

Anggita Nurul W

PT/06863

Asisten : Qorina
LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI
BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

ACARA VII
IDENTIFIKASI DAN PERHITUNGAN JUMLAH PROTOZOA
Tujuan
Praktikum identifikasi dan perhitungan jumlah protozoa
bertujuan untuk mengetahui perhitungan jumlah protozoa dan
mengidentifikasi morfologi protozoa.
Tunjauan Pustaka
Mikroorganisme

merupakan

makhluk

hidup

yang

berukuran sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan


mata

telanjang.

Mengamati

mikroorganisme

harus

menggunakan alat bantu yaitu mikroskop. Makhluk hidup yang


termasuk kelompok mikroorganisme adalah bakteri, jamur,
virus, dan protozoa. Mikroorganisme seringkali dianggap
merugikan, tetapi beberapa bakteri justru penting untuk
menjaga kesehatan, misalnya dalam usus terdapat bakteri
komersial yang menjaga lingkungan berada pada keadaan
anaerob, sehingga memungkinkan proses pencernaan dan
sintesis vitamin K. Populasi campuran yang baik dari bakteri
usu memungkinkan untuk melawan mikroorganisme jahat yang
memasuki tubuh (James, 2006).
Protozoa adalah organisme bersel tunggal dan tidak
memiliki dinding sel, kebanyakan protozoa adalah predator
yang sering sekali memakan bakteri. Protozoa umumnya tidak
dapat membuat makanan sendiri, memiliki alat gerak berupa

kaki semu, bulu getar, atau bulu cambuk, hidup sendiri atau
berkelompok, dapat hidup bebas, saprofit, atau parasit.
Protozoa dapat membentuk sista untuk hidup, sista merupakan
bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan dindingnya tebal
mirip dengan endospore pada bakteri. Protozoa penting dalam
penanganan limbah karena organisme ini akan memakan
bakteri, sehingga jumlah sel bakteri yang ada tidak berlebihan
dan akan mengurangi bahan organik yang tidak dimetabolisme
dalam sintesis (Jirillo and Brandonisio, 2010).
Protozoa yang telah diketahui jumlahnya lebih dari 60 ribu
spesies. Jenis protozoa berdasarkan alat geraknya dibagi
menjadi empat kelas, yaitu rhizopoda, ciliata, flagellata, dan
sporozoa. Rhizopoda bergerak dengan menjulurkan sitoplasma
sel membentuk kaki semu, contohnya adalah amoeba,
entamoeba gingivalis, Glibigerina. Ciliata bergerak dengan
menggunakan silia atau rambut getar. Silia berfungsi untuk
bergerak dan alat bantu makan, contohnya paramecium
caudatum, Balantidium coli. Protozoa yang tergolong flagellata
bergerak menggunakan bulu cambuk, berkembang biak secara
aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada
Trypanosoma. Sporozoa adalah hewan uniselluler yang salah
satu tahap siklus hidupnya membentuk seperti spora dan tidak
memiliki alat gerak. Protozoa yang tergolong sporozoa adalah
Toxoplasma gandii, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae
(Khanna and Yadav, 2004).

Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia.


Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di
alam karena protozoa memangsa bakteri. Protozoa juga
merupakan zooplankton dan bentos yang merupakan sumber
makanan hewan air termasuk udang, paus, ikan, kepiting.
Cangkang atau kerangka foraminifera merupakan petunjuk
dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral.
Kerangka radiolarian jika mengendap di dasar laut menjadi
tanah

radiolarian

yang

dapat

digunakan

untuk

bahan

penggosok (Anderson and Druger, 1997).


Protozoa didalam rumen sebagian besar merupakan
ciliata dan flagellata. Ciliata dalam rumin bersifat anaerobik dan
non pathogen, pada kondisi rumen normal terdapat ciliata
sebanyak 105 sampai 106 permL isi rumen. Protozoa dalam
rumen

memiliki

peran

sebagai

sumber

protein

dengan

keseimbangan kandungan asam amino yang baik, mencerna


partikel-partikel

pati

sehingga

memperlambat

terjadinya

fermentasi, dan mencerna selulosa dengan menghasilkan


volatile fatty acid (McDonald et al., 2002).

Materi dan Metode


Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi
dan perhitungan jumlah protozoa adalah mikroskop, kamar
hitung Neubauer, pipet tetes, mikropipet, deg glass.
Bahan.

Bahan

yang

digunakan

dalam

praktikum

identifikasi dan perhitungan protozoa adalah cairan rumen,


protozoa yang diberi formaldehyde saline solution.
Metode
Identifikasi morfologi protozoa. Protozoa diamati dan
dijelaskan bentuk atau morfologinya secara lengkap beserta
gambar.
Perhitungan jumlah protozoa. Sebanyak 1 mL sampel
hasil

fermentasi

dari

cairan

rumen

diencerkan

dengan

penambahan formaldehid saline solution sebanyak 0,8 mL.


sebanyak 0,2 L sampel diteteskan pada kamar hitung
Neubauer kemudian dihitung jumlah protozoa menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10 atau 40 kali. Jumlah protozoa
dihitung menggunakan rumus :
Jumlah protozoa (mL) =

Hasil dan Pembahasan


Identifikasi Protozoa
Hasil yang diperoleh pada saat praktikum yaitu protozoa
ciliata dan flagellata. Cairan rumen yang diamati banyak
terdapat ciliata yang bergerak cepat dan ukurannya bervariasi.
Ciliata alat geraknya berupa rambut getar, pergerakannya
cepat, berbentuk oval

Gambar 1. Protozoa dalam rumen Gambar 2. Protozoa dalam


rumen
Hasil yang di dapat sesuai dengan literatur, yaitu protozoa
di dalam rumen adalah
Perhitungan Jumlah Protozoa
Hasil yang diproleh pada saat praktikum adalah jumlah
protozoa sebanyak 62000 mL dalam 1 mm. Hikall et al. (2014)
menyatakan bahwa populasi normal protozoa dalam rumen
berkisar antara 105 sampai 106 dan sangat tergantung pada
jenis ransum yang diberikan. Protozoa memberikan konstribusi
sekitar 40% dari total nitrogen mikrobia rumen. Hasil yang

diperoleh ketika praktikum tidak sesuai dengan literatur yaitu


jumlah protozoa yang didapat lebih sedikit dari kisaran normal.
Arora

(1995)

mempengaruhi

menyatakan
populasi

bahwa

protozoa

faktor-faktor

dalam

rumen

yang
adalah

keadaan kelaparan dan kekurangan makanan jangka lama.


Rendahnya pH mengurangi populasi protozoa secara drastis,
protozoa rumen sangat sensitif terhadap perubahan pH dan
akan mati pada pH kurang dari 5,5. Pengaruh osmotik dan
ionik, komposisi gas, nutrisi.
Defaunasi

adalah

penghilangan

atau

pengurangan

sebagian atau keseluruhan populasi protozoa rumen dalam


rangka meningkatkan kemampuan ternak untuk memanfaatkan
pakan (Williams and Coleman, 2012). Arum et al. (2013)
menyatakan bahwa populasi protozoa di dalam rumen dapat
dikurangi dengan memberikan agen defaunasi seperti saponin.
Mekanisme

kerja

saponin

dalam

defaunasi

adalah

mempengaruhi tegangan permukaan dinding sel protozoa.


Peningkatan permeabilitas dinding sel menyebabkan cairan di
luar sel akan masuk ke dalam sel protozoa. Masuknya cairan
menyababkan pecahnya dinding sel sehingga protozoa mati.
Mastika et al. (2012) menyatakan bahwa bagian dari jenis
tanaman pohon atau semak memiliki potensi sebagai agen
defaunasi. Protozoa disinyalir bila populasinya tinggi akan
memakan bakteri rumen yang merupakan sumber protein/
asam amino ternak ruminansia sehingga produktivitasnya
menurun. Zat yang bersifat sebagai agen defaunasi yang ada

pada tanaman adalah saponin atau sapogenis, tannin dan zat


yang memiliki sifat seperti sabun dalam air. Herdian et al.
(2011) menambahkan bahwa daun Morinda citrifolia sebagai
sumber saponin memiliki kemampuan mengurangi populasi
protozoa, menurunkan produksi gas metana dan meningkatkan
kandungan protein mikrobia rumen.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa jumlah protozoa yang didapat adalah 62 x 10 3 mL.
Protozoa dalam rumen berbentuk bulat, oval, memanjang,
bergerak dengan flagella, rambut getar, pseudopoda,

Anda mungkin juga menyukai