ACARA IX
IDENTIFIKASI DAN PERHITUNGAN JUMLAH PROTOZOA
Disusun oleh:
Kelompok VIII
Ndoni Nugroho PT/07640
Fabia Affani PT/07704
Nurul Khasanah PT/07751
Nabila Ainaya Fanani PT/07845
Nadya Erlina Pratiwi PT/07848
Asisten : Ela Rosidatul Azizah
Tujuan Praktikum
Praktikum acara identifikasi dan perhitungan jumlah protozoa
bertujuan untuk mengetahui jumlah protozoa dan mampu
mengidentifikasinya.
Tinjauan Pustaka
Protozoa termasuk mikroorganisme besarnya antara 3 mikron
sampai dengan 100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair
atau tempat basah. Protozoa dapat membentuk kista ketika keadaan
lingkungan tidak memadai untuk mempertahankan hidup. Kegiatan hidup
dilakukan oleh sel itu sendiri. Sel protozoa memiliki organel-organel yang
melakukan aktifitas kehidupan. Alat-alat yang dimaksud adalah inti
(nukleus), butir inti atau nukleolus, vakuola dan mitokondria. Protozoa
merupakan makhluk hidup uniseluler, jumlah anggotanya banyak dan
bersifat heterogen (Parker, 2009).
Protozoa memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan
organisme lain. Mikrobia ini umumnya hidup di perairan, yaitu di perairan
laut atau di lingkungan tawar, kolam, danau, dan sungai. Protozoa ada yang
hidup bebas, tetapi ada juga yang hidup bersimbiosis dengan organisme
lain sebagai parasit ataupun bersimbiosis. Sebagian besar protozoa adalah
uniseluler namun pula yang multiseluler dengan tubuh yang masih
sederhana tanpa jaringan terspesialisasi. Beberapa protozoa membentuk
koloni. Protozoa adalah organisme eukariot, yaitu inti selnya diselubungi
membran inti dan organelnya dikelilingi membran. Beberapa protozoa,
tubuhnya terdiri atas ektoplasma yaitu sitoplasma bening disebelah luar dan
endoplasma yaitu sitoplasma yang tampak keruh di bagian dalam (Zhang
et al., 2017).
Protozoa berdasarkan alat geraknya dibagi menjadi empat filum
yaitu Rhizopoda atau Sarcodina, Flagellata, Cilliata, dan Sporozoa.
Rhizopoda memiliki kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran
sebagian sitoplasma. Pseudopodia berfungsi sebagai penangkap mangsa.
Struktur tubuh dari Rhizopoda terdiri atas membrane sel, nucleus, vakuola
kontraktil, dan vakuola makanan. Ukuran dari protozoa ini berkisar 200-300
mikron. Contoh dari Rhizopoda adalah amoeba sp. Flagellata adalah
protozoa yang bergerak menggunakan flagella atau cambuk getar.
Flagellata dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok fitoflagellata dan
zooflagellata. Fitoflagellata memiliki klorofil untuk fotosintesis. Lapisan luar
diselimuti pelikel (selaput plasma yang mengandung protein), contoh dari
fitoflagellata adalah Euglena visidis. Kelompok zooflagellata tidak memiliki
kloroplas dan menyerupai hewan. Sebagian besar zooflagellata hidup
parasit di dalam tubuh organisme lain. Contoh: Trypansoma gambiense.
Cilliata adalah protozoa yang memiliki silia (sambut getar) di sekujur
tubuhnya untuk bergerak dan mengumpulkan makanan. Sel Cilliata
berpelikel sehingga bentuknya tetap. Organisme ini memiliki vakuola
kontaktil dan non kontaktil. Contoh dari Cilliata adalah paramecium.
Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Organisme ini
hidup parasit pada tubuh organisme lain. Bentuk tubuh dari Sporozoa
sederhana, bulat, lonjong, dan mempunyai 1 inti sel. Contoh dari Sporozoa
adalah plasmodium (Polyorach et al., 2016).
Mikroba yang terdapat dalam rumen dibagi menjadi empat jenis
mikroorganisme anaerob, yaitu bakteri, protozoa, fungi dan mikroorganisme
lainnya seperti virus. Penghuni rumen yang fungsional paling penting
adalah bakteri, dalam 1 ml getah rumen terkandung 10 9 sampai 1010 sel
dan merupakan 5 -10% massa kering isi perut besar. Jumlah protozoa
dalam rumen lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah bakteri yaitu
sekitar 106 sel/ml. Ukuran tubuh protozoa lebih besar dengan panjang tubuh
berkisar antara 20-200 mikron, oleh karena itu biomassa total dari protozoa
hampir sama dengan biomassa total bakteri. Interaksi antara bakteri
dengan protozoa adalah interaksi predasi, yaitu protozoa memakan bakteri
untuk memenuhi nutrisinya (McDonald et al., 2002).
Protozoa dalam rumen mempunyai peranan penting dalam
metabolisme karbohidrat dengan jalan menelan gula segera setelah masuk
ke rumen dan menyimpannya dalam bentuk amilopektin, yang selanjutnya
akan melepaskan kembali senyawa ini kedalam cairan rumen pada saat
populasinya mengalami lisis atau pada fase pertumbuhannya. Protozoa
juga secara aktif memangsa bakteri yang ada di dalam rumen. Sebagian
besar protozoa dengan cepat dapat menghidrolisis bermacam-macam
protein dengan menghasilkan amoniak berasal dari kelompok amida dan
akan melepaskan asam-asam amino serta peptida-peptida (Dai et al.,
2015).
Perhitungan protozoa menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh
laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil
(mikroskopis). Mikroskop terdiri atas beberapa lensa yang disusun
sehingga dapat menghasilkan perbesaran yang tinggi (Goldman dan
Green, 2008).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi dan
perhitungan jumlah protozoa adalah mikroskop, gelas preparat, gelas
penutup, kamera optilab, laptop, Haemocytometer, counter, mikro pipet,
dan pipet tetes.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum identifikasi dan
perhitungan jumlah protozoa adalah cairan rumen dan larutan pengawet
formaldehide satine solution.
Metode
Identifikasi morfologi protozoa. Gelas preparat dan gelas penutup
dibersihkan menggunakan alkohol lalu dikeringkan menggunakan tisu.
Cairan rumen sebanyak 1 ml diambil menggunakan mikro pipet lalu
diteteskan diatas gelas preparat dan kemudian ditutup dengan gelas
penutup. Preparat diamati dengan mikroskop perbesaran 10x10 lalu 10x40.
Protozoa diamati dan dijelaskan bentuk atau morfologinya secara lengkap
lalu digambar.
Perhitungan jumlah protozoa. Cairan rumen sebanyak 1 ml
diencerkan dengan formaldehid saline solution sebanyak 0,8 ml. Cairan
sampel sebanyak 0,2 µl diteteskan pada Haemocytometer dan dihitiung
jumlah protozoa dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
10x10 atau 10x40. Jumlah protozoa dihitung pada 5 bagian yang berbeda
pada Haemocytometer, lalu hasilnya dijumlahkan dan dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑜𝑧𝑜𝑎
Jumlah protozoa (ml) = 1 𝑥103
𝑎𝑟𝑒𝑎 (𝑚𝑚2 ) 𝑋 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 (𝑚𝑚) 𝑋
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Keterangan :
Area = 16 mm2
Kedalaman = 0,2 mm
Pengenceran = 1,8
Hasil dan Pembahasan
486
Jumlah protozoa (ml) = 1 𝑋103 = 273.375 protozoa / ml
16 𝑋 0,2 𝑋
1,8
Dai, X., Tian, Y., Li, J., Su, X., Wang, X., Zhao, S., dan Wang, J. 2015.
Metatranscriptomic analyses of plant cell wall polysaccharide
degradation by microorganisms in the cow rumen. Appl Environ
Microbiol., 81(4), 1375-1386.
Goldman, E. dan L.H. Green. 2008. Practical Handbook of Microbiology.
Second Edition. CRC Press. London.
McDonald, P., R. Edwards and J. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition. 6th
Edition. Longman Scientific & Technical. New York.
Mosoni, P., Martin, C., Forano, E., & Morgavi, D. P. 2011. Long-term
defaunation increases the abundance of cellulolytic ruminococci and
methanogens but does not affect the bacterial and methanogen
diversity in the rumen of sheep. Journal of Animal Science, 89(3),
783-791.
Polyorach, S., Wanapat, M., Cherdthong, A., & Kang, S. 2016. Rumen
microorganisms, methane production, and microbial protein
synthesis affected by mangosteen peel powder supplement in
lactating dairy cows. Tropical animal health and production, 48(3),
593-601.
Steve Parker. 2009. Protozoans, Algae & Other Protists. Compass Point.
Minnesota.
Todd A. Swanson, Sandra Kim, Olga E. 2008. Microbiology. Fifth Edition.
Lippincott William & Wilkins. Philadelphia.
Zhang, L., Chung, J., Jiang, Q., Sun, R., Zhang, J., Zhong, Y., dan Ren, N.
2017. Characteristics of rumen microorganisms involved in
anaerobic degradation of cellulose at various pH values. RSC
Advances, 7(64), 40303-40310.
Lampiran Perhitungan
Area = 16 mm2
Kedalaman = 0,2 mm
Pengenceran = 1,8
Jumlah protozoa = ((jumlah protozoa kotak 1 + jumlah protozoa kotak 2
+ jumlah protozoa kotak 3 + jumlah protozoa kotak 4 + jumlah
protozoa kotak 5) / 5) x 9 = 486