BAB I PENDAHULUAN
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa berasal dari bahasa
Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoo artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah
hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-
kadang antara alga dan protoz oa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk
kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena
ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa berbeda dari alga karena
tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak
berdinding sel, juga dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat terbentuk badan
buah (Budirahayu, 2014).
Protozoa merupakan kelompok lain Protista eukariotik. Kadang-kadang antara
alga dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya bisa
dilihat di bawah mikroskop. Beberapa unsur mempunyai sifat antara alga dan
protozoa. Sebagai contoh alga hijau Euglenophyta, sel nya berflagela dan merupakan
sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesi (Osman, 2016).
BAB II PEMBAHASAN
2.7.1. Rhizopoda
Rhizopoda berasal dari kata Rhizoid berarti akar, dan podos artinya kaki.
Adalah protozoa yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan
penjuluran dari sitoplasma. Rhizopoda bisa hidup sebagai parasit atau hidup bebas.
Sebagai parasit, rhizopoda dapat menyebabkan penyakit pada organisme yang
ditumpanginya. Rhizopoda bereproduksi secara aseksual. Misalnya, cara amoeba
berkembang biak adalah dengan membelah diri, sel tubuhnya membelah menjadi dua
sel anak yang baru.
Dibagi menjadi lima ordo, yakni:
Ordo lobosa.
Mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul, serta terdapat perbedaan yang
jelas antara ektoplasma serta endoplasma.
Ordo filose.
Mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-cabang.
Ordo foraminifera
Mempunyai pseudopodia panjang dan halus.
Ordo helioza.
Mempunyai pseudopodia berbentuk benang yang radian, dan antarfilamen
tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.
Ordo radiolaria.
Mempunyai pseudopodia berupa benang halus yang tersusun radier dan
bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).
2.7.1.1. Ciri-ciri Rhizopoda.
Beberapa ciri-ciri rhizopoda adalah sebagai berikut:
Habitatnya di perairan yang mengandung zat organik
9
1. Amoeba
Berdasarkan habitat atau tempat hidupnya, Amoeba dibedakan menjadi dua
genus, yaitu Ektoamoeba dan genus Entamoeba. Berikut ini adalah perbedaan dan
contoh spesies dari kedua genus Amoeba tersebut.
A. Ektoamoeba
Ektoamoeba adalah amoeba yang hidup bebas di luar tubuh makhluk hidup.
Mereka biasanya hidup di tempat-tempat yang lembab. ContohEktoamoeba
adalah Amoeba proteus dan Chaos carolinese.
B. Entamoeba
Entamoeba adalah amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme (hewan
dan manusia) serta biasanya menimbulkan penyakit terhadap organisme
inang yang ditumpanginya. Contoh Entamoeba adalah sebagai berikut.
a. Entamoeba hystolitica, hidup parasit di dalam usus halus manusia dan
dapat menyebabkan penyakit disentri amoebawi atau dikenal dengan
penyakitamebiasis. Amebiasis adalah sejenis penyakit rusaknya jaringan
tubuh terutama pada eritrosit (sel darah merah) dan getah bening sehingga
menyebabkan faces penderita bercampur dengan darah dan lendir.
10
koordinasi yang baik pada rambut getar, menyebabkan Ciliata dapat bergerak dengan
cepat, sekitar satu milimeter per detiknya. Ciliophora ditemukan di berbagai
lingkungan air, baik air tawar maupun laut, dan juga di tanah. Ciliophora memiliki
bentuk relatif tetap dan memiliki inti, bahkan beberapa spesies di antaranya punya
lebih dari satu inti, contoh Paramecium aurelia. Ciliophora termasuk dalam
mikroorganisme heterotrofik yang mengkonsumsi bahan organik atau bakteri sebagai
sumber makanan.
Umumnya memiliki dua inti sel, yaitu makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus berfungsi dalam proses metabolisme, sedangkan mikronukleus
berfungsi dalam reproduksi seksual dan aseksual. Perkembangbiakan dilakukan
dengan membelah diri Secara seksual, perkembangbiakan dilakukan dengan
konjugasi. Konjugasi pada Ciliata tidak menghasilkan sel anak yang baru, tetapi
setelah melakukan konjugasi, sel membelah menghasilkan empat sel anak yang
identik yang lebih mampu bertahan hidup terhadap kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan.
Jenis ciliata yang bagian ujung depannya tumpul, sedangkan pada bagian
belakang meruncing sehingga tampak berbentuk sandal atau sepatu. Paramecium
sering disebut binatang sandal karena bentuk selnya menyerupai sandal. Merupakan
organisme sel tunggal yang panjangnya biasanya kurang dari 0,25 mm. Paramecium
mempunyai dua nukleus, nukleus yang besar disebut makronukleus dan dua buah
nukleus yang kecil disebut mikronukleus. Tanpa makronukleus Paramecium tidak
dapat hidup dan tanpa mikronukleus Paramecium tidak dapat berkembang biak.
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dengan pembelahan binar.
Kadang-kadang juga berkembang biak secara seksual dengan konjugasi. Paramecium
ditemukan melimpah di genangan air tawar hampir di seluruh dunia. Beberapa
spesies Paramecium ditemukan hidup di laut. Paramecium caudatum merupakan
salah satu jenis Paramecium air tawar yang banyak digunakan untuk penelitian.
2. Vorticella
Jenis ciliata yang bentuknya seperti lonceng dan bertangkai panjang dengan
bentuk lurus atau spiral yang terdapat silia disekitar mulutnya. Hidup berada di air
tawar, menempel dengan tangkai batang yang sifatnya kontraktil dan substrak.
Makanannya berupa bakteri atau sisa-sisa bahan organik yang masuk bersama aliran
air melalui celah mulutnya.
3. Didinium
15
Jenis ciliata yang merupakan predator pada ekosistem perairan yaitu pemangsa
pramecium. Tubuh sel dikelilingi oleh dua pita yang dikenal sebagai pektinel, yang
tidak lebih dari barisan silia. Ini memiliki fungsi untuk mempromosikan perpindahan
organisme di dalam air.
Di bagian anterior ada tonjolan berbentuk kerucut, di mana pembukaan
cystosome, atau pembukaan oral, terletak. Penting untuk dicatat bahwa lubang ini
tidak permanen, tetapi hanya muncul ketika tubuh akan menelan makanan. Ini
memiliki kapasitas untuk berkembang dalam dimensi besar.
4. Stentor
Jenis ciliata yang berbentuk seperti terompet dan menetap di air tawar yang
bergenang atau mengalir. Makanan hewan ini adalah ciliata yang berukuran lebih
kecil. bentuk terompet atau tanduk. Ini adalah karakteristiknya yang paling
representatif.
Demikian juga, tubuh ditutupi oleh silia, yang memiliki fungsi ganda: untuk
membantu dalam perpindahan (berenang) individu dan untuk menyapu makanan
sehingga organisme dapat menelannya. Pada tingkat mikroskopis, dapat dilihat bahwa
setiap individu memiliki makronukleus, umumnya berbentuk bulat, disertai dengan
beberapa mikronuklei. Seperti banyak makhluk hidup bersel tunggal, mereka dari
genus Stentor memiliki vakuola tipe kontraktil yang membantu menjaga tekanan
osmotik.
5. Balantidium coli
16
Jenis ciliata yang terbesar dalam usus terbesar dan satu-satunya golongan ciliata
manusia yang patogen dengan menimbulkan balantidiasis atau ciliata dysentri. Ciliata
jenisi ini dapat dijumpai di daerah tropis dan sub-tropis. Salah satu dari parasit
protozoa pencernaan yang dapat menginfeksi hewan ternak terutama babi.
Ciliophora memiliki berbagai fungsi penting dalam ekosistem, di antaranya
sebagai produsen primer dan sebagai konsumen sekunder. Beberapa spesies
Ciliophora juga digunakan dalam penelitian biologi sebagai model organisme untuk
mempelajari fungsi sel dan perkembangan sel. Meskipun memiliki banyak manfaat,
beberapa spesies Ciliophora dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan,
seperti Balantidium coli yang menyebabkan infeksi saluran pencernaan pada
manusia. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan memahami Ciliophora
secara lebih mendalam untuk mengurangi risiko penyakit yang ditimbulkan.
2.7.3. Sporozoa
Semua sporozoa hidup sebagai parasit pada satu atau lebih spesies hewan.
Bentuk-bentuk dewasanya tidak mempunyai organ untuk pergerakan tetap. Mungkin
pada satu stadium, bergerak dengan cara meluncur. Sporozoa ini tidak dapat menelan
partikel-partikel padat, tetapi hidup dari sel atau zat alir tubuh inangnya. Yang
termasuk kelas sporozoa yang penting:
Toxoplasma gondii
Hospes definitif: kucing dan binatang sejenisnya. Hospes perantara: manusia,
burung dan mamalia lain. Menyebabkan toksoplasmosis kongenital dan
toksoplasmosis akuisitas.
Patologi dan gejala klinik.
Invasi biasanya terjadi di usus. T. gondii menyerang semua organ dan jaringan
tubuh hospes kecuali sel darah merah. Kerusakan yang terjadi pada jaringan
tubuh, tergantung pada umur (pada bayi lebih berat daripada dewasa), virulensi
strain toxoplasma, jumlah parasit dan organ yang diserang.
Epidemiologi
Di Indonesia, pada manusia berkisar 2 – 63 %. Keadaan toksoplasmosis
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kebiasaan makan daging kurang matang,
17
adanya kucing yang dipelihara, tikus dan burubf sebagai hospes perantara, vektor
seperti lalat, lipas.
2.7.4. Flagellata
Flagellata dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti
cambuk. Ciri khas dari kelas flagellata ini adalah alat geraknya yang cambuk getar
(Sudewa, 2010). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat digunakan
untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat
indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk
menangkap makanan (Haeckel’s, 1904 dalam Verda, 2010). Berikut akan dibahas
lebih lanjut mengenai klasifikasi, ciri-ciri morfologi, ciri-ciri fisiologi, lingkungan
ekologi dan tingkah laku, cara reproduksi dan siklus hidup, dan peranan flagellata.
Beberapa organel flagelata menyerupai struktur amuba, namun dengan
tambahan struktur lain yang unik. Flagelata memiliki 1 inti atau lebih dari 1 inti dan
alat pergerakan (alat neuromotor) yang terdiri dari kinetoplas dan flagel. Kinetoplas
terdiri dari blefaroplas, kadang-kadang ada benda parabasal. Aksonema merupakan
bagian flagel yang terdapat di dalam badan parasit. Kadang-kadang ada struktur yang
nampak sebagai satu garis mulai dari anterior sampai ke posterior yang disebut
aksostil. Di samping badan parasite terdapat membran bergelombang dan kosta yang
merupakan dasarnya. Beberapa spesies flagelata mempunyai sitostoma (Margono,
1998).
4. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses
pembusukan sisa makanan.
5. Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam
jumlah tertentu dapat membentuk endapan tanah globigerina yang dapat
digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
6. Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan
meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat
digunakan sebagai bahan penggosok.
7. Paramecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya
pencemaran air oleh zat organik.
8. Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal.
9. Radiolaria, hidup di dasar perairan akan membentuk tanah radiolarian.
Tanah ini mengandung zat kersik yang dapat digunakan sebagai bahan
penggosok.
10. Protozoa mempunyai andil dalam proses fermentasi karena memiliki
kemampuan mendegradasi komponen utama pakan. Salah satu protozoa
bersilia yang memiliki peran penting dalam rumen adalah Diploplastron
affine (Yanuartono et al., 2019).
Peranan protozoa yang merugikan:
1. Entamoeba ginggivalis, merupakan Rhizopoda parasit dalam tubuh manusia.
Organisme ini menyebabkan kerusakan gigi dan gusi (penyakit ginggivitis).
2. Entamoeba hystolitica, juga merupakan kelompok Rhizopoda yang
menyebabkan penyakit disentri atau dikenal dengan penyakit amebiasis.
3.1. Kesimpulan
20
Protozoa adalah kelompok organisme eukariotik yang berukuran kecil dan hidup
sebagai organisme uniseluler. Ada banyak jenis protozoa yang berbeda, dan mereka
dapat ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk air tawar, laut, dan tanah.
Beberapa spesies protozoa memiliki peran penting dalam rantai makanan dan sebagai
penanda lingkungan.
Namun, beberapa spesies protozoa juga dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, seperti malaria, amebiasis, dan giardiasis. Oleh karena itu, penting untuk
memahami tentang protozoa dan cara-cara untuk mencegah infeksi yang disebabkan
oleh mereka.
3.2. Saran
Saran untuk mempelajari materi tentang protozoa adalah dengan memperdalam
pemahaman tentang struktur dan fungsi organisme ini, termasuk habitat dan
kebiasaan makanannya. Selain itu, penting untuk belajar tentang penyakit yang
disebabkan oleh protozoa dan cara-cara untuk mencegah penyebaran penyakit
tersebut.
Penting juga untuk menjaga kebersihan dan sanitasi yang baik dalam lingkungan
kita, seperti memastikan air minum yang bersih dan membuang sampah dengan
benar. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang protozoa dan cara-cara untuk
mencegah infeksi yang disebabkan oleh mereka, kita dapat meminimalkan risiko
terkena penyakit dan memastikan kesehatan dan keamanan lingkungan kita.
DAFTAR PUSTAKA
21
Anshori, Moch; Martono, Joko (2009). Biologi untuk siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 112
Fisiologi dan Cara Adaptasi Protozoa. (2015). Diakses pada 20 Maret 2023 dari
https://www.astalog.com/about.
Mawardi Rafi Aufa, 2022. Mengenal protozoa: Pengertian, Morfologi, Ciri-ciri dan
Cara Reproduksi. Detik edu.
Margono, Sri S. 1998. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Pechenik, J.A. 2005. Biology of the Invertebrate (5 th ed.). Mc Graw Hill Higher
Education Publ. Boston, New York: Toronto.
Yanuartono, Y., Nururrozi, A., Indarjulianto, S., & Purnamaningsih, H. (2019). Peran
Protozoa pada Pencernaan Ruminansia dan Dampak Terhadap
Lingkungan. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal
Production, 20(1), 16–28.