Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak sekali organisme mikroskopis yang dalam hidupnya tidak
pernah melalui stadium multisel. Tubuh organisme semacam ini merupakan
suatu massa protoplasma tunggal yang berupa sel saja, hanya terbagi menjadi
sitoplasma dan nukleus. Organisme-organisme ini disebut organisme
uniseluler, yaitu sel tunggal yang hidup sendiri dengan bebas. Organisme ini
dapat berupa tumbuhan maupun hewan, dengan tanda-tanda spesifik sebagai
pembeda. Ada kalanya organisme uniseluler tertentu sukar ditentukan
penggolongannya, kadang dapat digolongkan ke dalam tumbuhan, dan
kadang digolongkan ke dalam hewan.
Saat ini terdapat kesamaan pendapat, bahwa istilah tumbuhan dan
hewan sukar digunakan bagi organisme uniseluler, karena adanya kesamaankesamaan di dalam semua organisme tersebut. Timbullah gagasan untuk
menyebut organisme uniseluler tersebut dengan Protista.
Protista terbagi menjadi 3, yaitu Protista mirip hewan (Protozoa),
Protista mirip tumbuhan (Algae) dan Protista mirip jamur.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Protozoa?
2. Bagaimana karakteristik dari organisme Protozoa?
3. Bagaimana pengelompokan dari Protozoa ?

1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami tentang protozoa meliputi karakteristik
dan klasifikasi dari protozoa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protozoa


Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam
bentuk koloni (Proto = pertama; zoon= hewan). Tiap protozoa merupaka
kesatuan lengkap yang sanggup melakukan semua fungsi kehidupan yang
pada jasad lebih besar dilakukan oleh sel-sel khusus. Sebagian besar protozoa
hidup bebas di alam, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit pada manusia
dan binatang.
Protozoa yang paling primitif adalah bentuk berflagel yang dalam
banyak hal menyerupai penampilan pada alga. Sepertinya, asal usul protozoa
ini adalah alga yang menjadi heterotrof. Perubahan menjadi bentuk heterotrof
ini kadang-kadang disertai dengan kehilangan kloroplas, dan alga dengan
demikian berkembang menjadi protozoa yang berhubungan erat. Peristiwa
serupa telah dapat diobservasi di laboratorium begitu juga peristiwa mutasi
maupun adaptasi fisiologik yang kemudian berkembang menjadi sel alga yang
secara

turun-menurun

berkembang

warnanya.

2.2 Karakteristik Protozoa


a. Ciri-ciri umum :
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal).
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus).
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit.
6. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella.

b. Tempat Hidup
Tempat hidupnya adalah tempat yang basah yang kaya zat
organik, air tawar atau air laut sebagai zooplakton, beberapa jenis bersifat
parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak.
Bentuk tubuh protozoa berbeda-beda pada fase yang berbeda
dalam siklus hidupnya. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang
berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambak (flagel). Beberapa
protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit
dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan
dan berproduksi selama kondisi lingkungan memungkinkan. Jika kondisi
tidak

memungkinkan

kehidupan

tropozoit

maka

protozoa

akan

membentuk sista. Sista merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi


dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri.
Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering
maupun basah. Pada umumnya berkembangbiak dengan membelah diri.

Protozoa memiliki ciri khas sebagai berikut :


1. Heterotrof
Protozoa merupakan organisme heterotrof. Protozoa makan dengan
cara menelan bakteri, jenis protozoa lain, atau detritus (materi organik
dari organisme mati).

2. Di perairan, protozoa adalah penyusun zooplankton.

3.

Makanan protozoa seperti bakteri, jenis protista lain, atau detritus


(materi organik dari organisme mati).

4. Tidak memiliki dinding sel


Protozoa umumnya tidak tidak memiliki dinding sel. Tubuhnya
dipisahkan dari lingkungan luar oleh membran sel. Membran ini
memiliki komposisi yang bervariasi, biasanya mengandung silika atau
kalsium karbonat.
5. Berukuran mikroskopis
Sebagian besar Protozoa merupakan organisme mikroskopik, namun
beberapa memiliki ukuran tubuh yang cukup besar, sehingga dapat
dilihat tanpa menggunakan mikroskop.
Ukuran protozoa bervariasi, yaitu mulai kurang dari 10 mikron dan
ada yang mencapai 6mm, meskipun jarang.
6. Memiliki alat gerak
Umumnya, anggota protozoa dapat bergerak dengan bebas. Alat
geraknya yang berupa bulu getar (silia), bulu cambuk (flagel), dan
kaki semu (pseudopodia).
7. Hidup bebas atau sebagai parasit
Protozoa ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup sebagai parasit.
Protozoa yang hidup bebas dapat ditemukan di habitat air laut,
perairan tawar dan tanah yang lembab. Protozoa yang melayanglayang di air biasa disebut plankton atau zooplankton. Beberapa
protozoa parasit menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

8. Memiliki fase aktif dan dorman.


Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif bersifat aktif yang disebut
tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista/kista.
Bentuk

tropozoit

terbentuk

selama

kondisi

lingkungan

memungkinkan untuk mencari makan dan bereproduksi. Jika kondisi


tidak memungkinkan bagi kehidupan tropozoit, protozoa akan
membentuk sista. Pada saat dalam bentuk sista, protozoa mampu
bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
JENIS
SISTEM

SISTEM PROTOZOA

Otot-rangka Protozoa tidak memiliki kerangka dalam atau luar. Mereka


bergerak dengan berbagai cara. Amoeba memiliki kaki palsu atau
pseudopodia yang meluas ketika bergerak. Paramecium ditutupi
dengan rambut yang disebut silia. Euglena viridis memiliki
cambuk seperti ekor yang disebut flagel untuk bergerak.
Pencernaan

Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan


makanan di kantung yang disebut vakuola. Mereka memakan
ganggang kecil dan bakteri.

Saraf

Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat rendah terhadap


dunia di sekitar itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka
dapat bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.

Sirkulasi

Protozoa memiliki aliran air yang masuk melalui pori-pori. Air


berisi makanan dan kebutuhan oksigen protozoa.

Respirasi

Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida


melalui membran selnya.

Reproduksi

Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Ekskresi

Protozoa memiliki kantung disebut vakuola yang berfungsi


mengambil dan membuang air.

Simetri

Protozoa biasanya asimetris.

Warna

Protozoa umumnya berwarna pucat.

2.3 Morfologi dan Lingkaran Hidup Protozoa


Pada umumnya protozoa mempunyai dua stadium yaitu bentuk
vegetatif atau stadium trofozoit (trophos=makan) atau bentuk ploriferatif yang
bergerak dan bentuk kista (cystis = kandung) yang tidak aktif. Ukurannya
kecil sekali, hanya beberapa mikron sampai 40 mikron. Protozoa yang terbesar
adalah Balantidium coli yang berukuran 70 mikron. Bentuk protozoa ada yang
bulat, lonjong, simetris, bilateral atau tidak teratur. Protozoa terdiri dari inti
(satu atau lebih) dan sitoplasma. Inti merupakan bagian penting yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup dan untuk reproduksi. Inti teridiri
atas selaput inti ( membran inti) yang meliputi retikulum halus (serabut inti)
yang akromatik,cairan inti, kariosom, (karyosoma, endosoma, nucleolus) dan
butir-butir kromatin. Pada inti vesikuler butir-butir kromatin tersebar merata.
Pada inti padat terdapat lebih banyak butir butir kromatin, dan hanya sedikit
cairan inti. Struktur inti, terutama susunan kromatin dan kariosom, penting
untuk membedakan spesies. Pada ameba usus dapat dibedakan 4 macam inti:
a) inti entameba, b) inti endolimaks, c) inti iodameba, d) inti dientameba. Pada
infusoria ada satu makronukleus dan satu atau beberapa mikronukleus. Fungsi
mikronukleus adalah untuk reproduksi.
Sitoplasma terdiri atas endoplasma, bagian dalam yang lebih besar dan
ektoplasma bagian luar yang tipis.
Endoplasma yang berbutir-butir dan mengandung inti mengurus gizi
sel dan reproduksi. Endoplasma berisi pula vakuol makanan, makanan
cadangan, benda asing, vakuol kontraktil dan benda kromatoid. Pada
MASTIGOPHORA mungkin ada kinetoplas, yang teridiri dari dua bagian,
benda parabasal dan blefaroplas, yaitu tempat keluar flagel.
Ektoplasma tampak jernih dan homogen. Fungsinya sebagai alat
pergerakan , mengambil makanan, ekskresi, respirasi dan bertahan diri.
Alat pergerakan ialah bagian dari ekstoplasma yang menonjol atau
memanjang, berupa a) pseudopodium b) flagel c) bulu getar d) membran
bergelombang. Alat pergerakan digunakan untuk memperoleh makanan dan

untuk bereaksi terhadap rangsangan fisik dan kimia. Pada FLAGELLATA dan
CILIATA

pergerakan

tampak

sangat

aktif,

sedangkan

SPOROZOA

pergerakan hampir tidak kelihatan, kecuali pada beberapa stadium tertentu


dalam luar hidupnya. Pseupodium pada RHIZOPODA membentuk pergerakan
ameboid; bulu getar secara ritmis menggerakan MASDTIGOPHORA ke
segala jurusan.
Makanan dimasukan melalui setiap tempat pada ektoplasma atau
dimasukkan melalui tempat khusus. Beberapa memasukan makanan melalui
peristom, langsung ke dalam sitostom (cytostom, mulut rudimenter) dan
kemudian melalui sitofaring (cytopharynx) yang berbentuk tabung ke dalam
endoplasma.Cara

mengambil

makanan

dilakukan

dengan

penyerapan

makanan cair ( osmosis) atau pengambilan bahan padat melalui ektoplasma


atau sitostom. Dalam vakuol kemudian makanan diubah bentuknya oleh
enzim. Benda yang tidak dapat dicerna dikeluarkan ke permukaan badan atau
melalui lubang khusus, yaitu sitopig. Ekskresi dilakukan dengan tekanan
osmosis dan difusi. Pada beberapa spesies, vakuol kontraktil bekerja sebagai
alat ekskresi. Protozoa mengeluarkan sekret, yaitu enzim digestif,pigmen,
enzim proteolitik, hemolisin,sitolisin dan dinding kista, serta berbagai zat
toksik dan antigenik. Protozoa bernapas secara langsung dengan mengambil
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, atau secara tidak langsung
mengambil oksigen yang dilepaskan oleh aktivitas enzim dari persenyawaan
kompleks.
Pada bentuk trofozoid terdapat selaput tipis yang tidak memberi
bentuk tetap pada golongan ameba, tetapi memberi bentuk tetap pada
golongan lain, misalnya pada CILIATA dan MASTIGOPHORA. Pada bentuk
kista terdapat selaput yang kuat, disebut dinding kista yang dibentuk oleh
ektoplasma bila keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Bentuk kista
diperlukan untuk kelangsungan hidup di luar badan hospes dan sebagai
pertahanan terhadap zat pencernaan

di saluran pencernaan. Maka kista

berperan pada transmisi dari hospes ke hospes yang lain dan merupakan
bentuk infektif pada ameba, siliata dan flagelata intestinal yang ditularkan

melalui makanan dan air minum. Bentuk kista, selain berfungsi untuk bertahan
( misalnya pada Balantidiumcoli) juga dapat berfungsi untuk reproduksi.
Kelangsungan hidup protozoa berdasarkan kemampuan reproduksi
yang tinggi. Reproduksi pada protozoa berlangsung secara aseksual dan
seksual.
a) Pembiakan aseksual
1. Belah pasang
Pada tipe ini satu parasit membelah menjadi dua parasit yang sama
bentuknya. Misalnya pada ameba, MASTIGOPHORA, CILIATA.
2. Skizogoni
Pada tipe ini inti membelah menjadi banyak dan masing-masing ini
diliputi oleh protoplasma sehingga terbentuk banyak merozoit (meros
(J)= bagian)
3.Beberapa spesies berkembangbiak pada stadium kista, inti membelah
sehingga waktu ekskistasi tiap kista dapat mengeluarkan beberapa
trofozoit baru.
b) Pembiakan seksual
Pada pembiakan seksual tampak bersatunya 2 sel, yaitu syngami
yang mungkin permanen atau tidak permanen.
Pada

pembiakan

seksual

dibentuk

sel

kelamin,

yaitu

makrogametosit dan mikrogametosit yang setelah belah reduksi menjadi


makrogamet dan mikrogamet. Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot
(zygosis = menjadi satu). Inti zigot membelah menjadi banyak dan
menjadi sporozoit (sporos = benih; zoon = hewan). Proses ini disebut
sporogoni.
Konjugasi atau syngami tidak permanen adalah proses
peremajaan pada beberapa spesies dan proses reprodusi pada spesies
lainnya.
c) Pembiakan aseksual dan seksual bergantian. Pembiakan dengan cara ini
dapat terjadi pada SPOROZOA.

2.4 Penularan Protozoa


Parasit berpindah dari hospes ke hospes lain secara langsung atau
melalui makanan dan air setelah ada di luar badan hospes. Dalam banyak hal,
kista yang dapat bertahan terhadap keadaan lingkunganyang kurang
menguntungkan dan terhadap zat pencernaan, menjadi bentuk infektifnya,
seperti pada berbagai amoeba, flagelata, ciliata. Pada protozoa yang tidak
mempunyai bentuk kista, penularan terjadi dengan bentuk trofozoit, seperti
pada Entamoeba gingivalis. Dientamoeba fragilis, Trichomonas. Pada
SPOROZOA usus, bentuk infektifnya adalah ookista yang berisi sporozoit.
Pada banyak parasit darah dan jaringan yang hidup bergantian dalam
hospes vertebrata ( manusia ) dan hsopes invertebrata ( serangga ), penularan
parasit terjadi melalui vektor. Misalnya parasit Plasmodium ditularkan oleh
nyamuk Anopheles dan vektor Trypanosoma adalah alat Glossina. Dalam
badan vektor, parasit mengalami perkembangan sampai menjadi bentuk
infektif. Meskipun daur hidup parasit memerlukan dua hospes, penularan
secara langsung tanpa perkembangan dalam tubuh vektor dapat terjadi dengan
kontak atau dengan perantara serangga penggigit. Parasit malaria dapat
ditularkan dengan transfusi darah.
Suhu dan kelembaban yang mempengaruhi pertumbuhan vektor dan
perkembangan parasit dalam tubuh vektor, merupakan faktor penting dalam
penularan penyakit parasit oleh vektor.

2.5. Pembagian Kelas Protozoa


Protozoa yang merupakan parasit pada manusia dibagi dalam empat
kelas :
1. Rhizopoda
2. Mastigophora = Flagellata
3. Ciliophora = Ciliata
4. Sporozoa

2.6 Rhizopoda
Rhizopoda berasal dari kata rhizao yang berarti akar dan podos yang
berarti kaki. Jadi rhizopoda artinya kaki yang berbentuk seperti akar. Fillum
rhizopoda disebut juga sarcodina yang berasal dari kata Sarcodes yang berarti
daging, karena bentuknya yang seperti gumpalan daging. Rhizopoda/sarcodina
bergerak dengan menggunakan kaki semu atau pseudopodia yang merupakan
bentuk penonjolan atau penjuluran dari protoplasmanya. Pseudopodia pada
rhizopoda ada beberapa tipe :
a. Tipe Lobadia
Ujung penjulurannya tumpul seperti tabung dan protoplasmanya terdiri
atas ektoplasma dan endoplasma.
b. Tipe Filopodia
Ujung penjulurannya runcing dan biasanya bercabang. Protoplasmanya
tersusun dari ektoplasma dan plasma saja.

Selain digunakan untuk bergerak, pseudopodia memang digunakan


untuk menangkap mangsa. Makanan rhizopoda berupa organisme kecil-kecil
seperti bakteri, alga, bahkan protozoa lain.
Contoh rhizopoda yang paling terkenal adalah Amoeba sp. Secara
struktural Amoeba dilimdungi olehmembran sel dan di dalam sitoplasmanya
terdapat organel seperti nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan.
Ukuran tubuh Amoeba berkisar antara 200-300 mikron. Amoeba ada yang
hidup di luar tubuh organisme (ektoamoeba) misalnya Amoeba proteus.
Namun ada juga yang hidup di dalam tubuh organisme (entamoeba) misalnya
Entamoeba histolytica yang sifatnya parasit dalam tubuh manusia.

10

Respirasi Amoeba dilakukan secara difusimelalui seluruh permukaan


tubuhnya. Proses pencernaannya dilakukan secara fagositosis dan makanannya
berupa alga, bakteri, protozoa lain, dan tumbuhan yang sudah mati.
Reproduksinya dilakukan secara vegetatif dengan membelah diri.
Adapun jenis rhizopoda lain adalah :
a.

Arcella sp
Terdapat di air tawar, bentuknya seperti arloji, dan mempunyai rangka
luar dari zat kitin.

b. Diflugia sp
Terdapat di air tawar, bentuknya lebih panjang dari Arcella dan
tubuhnya dapat mengeluarkan lendir untuk melekatkan pasir
c.

Entamoeba coli
Hidup dalam usus besar manusia, membantu pembusukan sisa-sisa
makanan dan pembentukkan vitamin K. Namun kadang-kadang dapat
menyebabkan diare.

d. Entamoeba gingivalis
Hidup dalam rongga mulut, di sela-sela gigi dan gusi, dan dapat
menyebabkan penyakit pada gusi (ginggivitis)
e.

Foraminifera
Hidup di laut, rangka luar tubuhnya tersusun dari zat kapur atau silika.
Foraminifera yang telah mati akan membentuk endapan yang disebut
tanah globigerina dan dijadikan petunjuk adanya minyak bumi.

f.

Radiolaria (Heliospera)
Terdapat di laut, rangka luar tubuhnya tersusun dari zat kersik.
Endapan rangka tubuhnya membentuk tanah radiolaria dan digunakan
sebagai bahan alat penggosok serta bahan peledak.

Sebagian kecil rhizopoda yang hidup sebagai parasit adalah


Entamoeba histolytica dan Entamoeba Coli yang menyebabkan diare pada
manusia.

11

Di dalam bagian sel amoeba terdapat vakuola makanan dan vakuola


kontraktil. Vakuola makan berfungsi sebagai alat pencernaannya. Adapun
vakuola kontraktil berguna sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan zat
sisa makanan dan juga untuk menjaga tekanan osmosis sel.
Manusia merupakan hospes enam spesies ameba yang hidup dalam
rongga usus besar yaitu Entamoeba histolyca, Entamoeba coli, Entamoeba
hartmanni, Jodamoeba butschlii, Dientamoeba fragilis, Endolimax nana, dan
satu spesies aneba yang hidup dalam mulut, yaitu Entamoeba gingivalis.
Semua ameba ini tidak patogen, hidup sebagai komensal pada manusia,
kecuali Entamoeba histolyca yang dapat menjadi patogen.
1. Entamoeba hystolica
Manusia meruapakan hospes parasit ini. Penyakit ini yang
disebabkannya disebut amebiasis. Dalam daur hidupnya, Entamoeba
histolyca mempunyai 3 stadium, yaitu: bentuk histolyca, bentuk minuta,
bentuk kista.
Bentuk histolyca dan bentuk minuta adalah bentuk trofozoit.
Perbedaan antara kedua bentuk trofozoit tersebut adalah bahwa bentuk
histolitika bersifat patogen dan mempunyai ukuran yang lebih besar dari
bentuk minuta. Bentuk histolitika berukuran 20-40 mikron (sel darah
merah 7 mikron) mempunyai inti entameba yang terdapat di endoplasma.
Ektoplasma bening homogem terdapat di bagian tepi sel, dapat dilihat
dengan nyata. Pseudopodium yang dibentuk dari ektoplasma, besar dan
lebar seperti daun, dibentuk dengan mendadak, penggeraknya cepat.
Endoplasma berbutir halus, biasanya tidak mengandung bakteri atau sisa
makanan, tetapi mengandung sel darah merah. Bentuk histolitika ini
patogen dan dapat hidup di usus besar, hati, paru, otak, kulit dan vagina.
Bentuk ini berkembangbiak secara belah pasang di jaringan dan dapat
merusak jaringan tersebut, sesuai dengan nama spesiesnya entamoeba
histolytica (histo = jaringan, Lysis= hancur).
Bentuk histolika memasuki mukosa usus besar yang utuh dan
mengeluarkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan. Enzim ini

12

adalah cystein proteinase yang disebut histolisin. Kemudian bentuk


histolitika memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis
mukosae, bersarang di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas
daripada di mukosa usus. Akibatnya terjadi luka yang disebut ulkus
ameba. Lesi ini biasanya merupakan ulkus-ulkus kecil yang letaknya
tersebar di mukosa usus, bentuk rongga ulkus seperti botol dengan lubang
dengan sempit dan dasar yang lebar, dengan tepi yang tidak teratur agak
meninggi dan menggaung. Proses yang terjadi terutama nekrosis dengan
lisis sel jaringan (histolisis). Bila terdapat infeksi sekunder, terjadilah
proses peradangan. Proses ini dapat meluas di submukosa dan melebar ke
lateral sepanjang sumbu usus, maka kerusakan dapat menjadi luas sekali
sehingga ulkus-ulkus saling berhubungan dan terbentuk sinus-sinus di
bawah mukosa. Bentuk histolitika ditemukan dalam jumlah besar di dasar
dan dinding ulkus. Dengan peristaltis usus, bentuk histolika ini
dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus kemudian menyerang lagi
mukosa usus yang sehat atau dikeluarkan bersama tinja. Tinja ini disebut
tinja disentris yaitu tinja yang bercampur lendir dan darah. Tempat yang
sering dihinggapi adalah sekum, rektum, sigmoid. Seluruh kolon dan
rektum dapat dihinggapi bila infeksi berat. Bentuk klinis yang dikenal
adalah amebiasis.

2. Entamoeba coli
Ameba ini hidup sebagai komensal di rongga usus besar. Dalam
daur hidupnya terdapatr bentuk vegetatif dan bentuk kista. Morfologinya
mirip dengan E.Histolytica. Bentuk trofozoitnya berukuran 15 30
mikron, berbentuk lonjong atau bulat. Bentuk ini mempunyai sebuah inti
entameba, dengan kariosom kasar dan biasanya letaknya eksentrik. Butir
butir kromatin perifer juga kasar dan letaknya tidak merata. Ektoplasma
tidak nyata, hanya tampak bila pseudopodium dibentuk. Pseudopodium
lebar, dibentuk perlahan lahan sehingga pergerakannya lambat.
Endoplasma bervakuol, mengandung bakteri dan sisa makanan, tidak

13

mengandung sel darah merah. Bentuk ini tidak dapat dibedakan dari
bentuk

minuta E.Histolytica. Cara berklembangbiaknya dengan belah

pasang. Bentuk trofozoit biasanya ditemukan didalam tinja lembek atau


cair berwarna hitam. Dalam tinja biasanya kista berinti 2 atau 8. Kista
yang berinti 2 mempunyai vakuol glikogen yang besar dan benda
kromatoid yang halus dengan ujung runcing seperti jarum. Kista matang
yang berinti 8 biasanya tidak lagi mengandung vakuol glikogen dan benda
kromatoid.
3. Ameba bentuk bebas
Di antara ameba hidup bebas ada dua genus yang hidup fakultatif
dan patogen pada manusia, yaitu genus naegleria dan achantamoeba.
Ameba tersebut termasuk kelas RHIZOPODA.

2.7 Ciliata
Cilliata berasal dari kata cillia yang berarti bulu getar (silia). Jadi
cilliata merupakan organisme yang tubuhnyaditumbuhi bulu getar atau sillia.
Fungsi bulu getar atau silia yaitu untuk bergerak dan mencari makan.
Siliata banyak terdapat di laut yang mengandung zat organik tinggi dan
peraairan tawar seperti sawah, rawa dan tanah berair.
Karakteristik utama dari siliata adalah alat getar berupa bulu getar
(silia) pada seluruh permukaan tubuhnya. Silia ini pada sejumlah spesies
diubah menjadi gelang, bulu kejut, dan jambul. Selain untuk alat gerak, silia
juga berfungsi untuk menangkap makanan.
Karakteristik unik yang dimiliki siliata adalah adanya dua jenis inti
pada setiap individu. Nukleus besar disebut makronukleus, dan nukleus kecil
dinamakan mikronukleus. Biasanya dalam satu individu, mikronukleus
berjumlah lebih banyak daripada makronukleus. Makronukleus berperan
dalam pengaturan sel, pertumbuhan, dan perkembangbiakan.
Adapun mikronukleus berperan dalam reproduksi seksual. Bahan inti
mikronukleus dipertukarkan ketika terjadi konjugasi.

14

Silia merupakan kelompok terbesar di Fillum Protozoa dengan jumlah


anggota mencapai 8000 spesies.

Beberapa contoh siliata :


a. Paramecium caudatum
Bentuk tubuhnya seperti sendal dengan permukaan tubuh dipenuhi
silia sebagai alat gerak. Bagian posterior meruncing dan bagian anterior
tumpul.

Perkembangbiakan Paramecium adalah dengan cara:


Aseksual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan
biner dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16

15

dst. Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti


dengan pembelahan makronucleus.
Seksual atau perkembangbiakan secara kawin. Caranya adalah dua sel
saling mendekat, menempel pada bagian mulut sel untuk kawin.
Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi. Selanjutnya
terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan melalui saluran
ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus dari sel yang
satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya.1[11]
b. Stylonichia sp
Bentuk tubuhnya mirip dengan Paramecium sp namun silianya
berkelompok dinamakan sirus dengan bentuk seperti duri-duri. Hidup di
perairan yang banyak mengandung sampah organik.
c.

Vorticella sp
Bentuknya seperti lonceng, bertangkai panjang dengan sillia di
sekitar mulutnya. Hidupnya berkoloni.

d. Balantidium coli
Bentuknya bulat telur. Hidup di usus babi, bisa juga pada
manusia. Dapat juga menyebabkan diare, disebut balantidias.
Balantidium coli adalah protozoa yang terbesar pada manusia.
Parasit ini mempunyai dua bentuk yaitu bentuk vegetatif dan bentuk kista.
Bentuk vegetatif adalah lonjong, besarnya 60 70 mikron. Pada bagian
anterior yang agak menyempit, terdapat sitostom yang berfungsi sebagai
mulut. Bagian posterior bentuknya agak melebar, pada daerah ini
ditemukan sitopig (cytopyge) yang berfungsi untuk mengeluarkan zat zat
yang tidak diperlukan lagi. Pada seluruh permukaan badan terdapat bulu
getar (silium) yang tersusun dalam baris-baris longitudinal. Pada sitostom
terdapat bulu getar yang agak panjang. Fungsi bulu getar adalah untuk
bergerak dan mengambil makanan. Di sitoplasma terdapat dua buah inti

16

yang khas yaitu satu makronukleus besar yang berbentuk seperti ginjal dan
satu mikronukleus kecil yang bulat. Selain inti ditemukan juga 1-2 buah
vakoul kontraktil dan banyak vakuol makanan. Mula mula mikronukleus
yang membelah, diikuti oleh makronukleus dan sitoplasma sehingga
menjadi dua organisme baru. Kadang kadang tampak pertukaran
kromatin (konjugasi).
Bentuk kista, berukuran kira-kira 60 mikron, lonjong dan
berdinding tebal. Bentuk kista hanya mempunyai makronukleus. Kista
yang hidup, mempunyai bulu getar yang masih bergerak. Bentuk kista
tidak untuk berkembangbiak: fungsinya hanya untuk bertahan. Kista
dalam tinja dapat hidup 1-2 hari pada suhu kamar. Parasit ini hidup pada
selaput lendir usus besar terutama di daerah sekum. Bentuk kista
merupakan bentuk infektif. Bila kista tertelan, terjadi ekskistasi di usus
halus. Dari satu kista keluar satu bentuk vegetatif yang segera
berkembangbiak dan membentuk koloni di selaput lendir usus besar.
Bentuk kista dan bentuk vegetatif keluar bersama tinja hospes. Infeksi
terjadi bila bentuk kista tertelan.
Penyakit yang ditimbulkan oleh parasit ini hampir sama dengan
penyakit yang ditimbulkan oleh Entamoeba histolytica. Di selaput lenidr
usus besar, bentuk vegetatif membentuk abses-abses kecil yang kemudian
pecah, menjadi ulkus yang menggaung. Penyakit dapat berlangsung akut
dengan ulkus yang merata pada selaput lendir usus besar. Pada kasus
besar, ulkus ini dapat menjadi gangren yang berakibat fatal. Biasanya
disertai dengan sindrom disentri. Penyakit dapat menjadi menahun dengan
diare yang diselingi konstipasi, sakit perut, tidak nafsu makan, muntah dan
kakeksia. Infeksi ringan berlangsung tanpa gejala, bila parasit hidup di
rongga usus besar.
e.

Stentor sp
Bentuknya seperti terompet dengan tangkai yang panjang dan silia
di sekitar mulutnya. Stentor hidup menetap di dasar perairan.

17

2.8 Mastigophora
Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu cambuk. Jaadi,
organisme yang termasuk fillum Flagellata semuanya memiliki bulu cambuk
. fillum flagellata disebut juga mastigophora (mastix : bulu cambuk dan
phoros : membawa). Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat gerak juga
berfungsi untuk alat peraba dan alat penangkap makanan.
Flagel juga berfungsi sebagai alat indera. Kelompok flagellata
merupakan kelompok protozoa yang unik. Beberapa anggotanya memiliki
klorofil sehingga ada yang mengelompokkannya ke dalam alga. Berdasarkan
ada

tidaknya

klorofil,

flagellata

dibagi

menjadi

fitoflagellata

dan

zooflagellata.

Fitoflagellata
Merupakan anggota flagellata yang dapat melakukan fotosintesis.
Contoh fitoflagellata adalah Euglena viridis, Dinoflagellata dan Volvox.
Euglena
Ciri utama Euglena adalah adanya satu atau dua flagel berukuran
panjang di bagian ujung anterior. Euglena memiliki keunikan dengan
adanya alat penerima cahaya (fotoreseptor) berwarna merah yang disebut
dengan stigma. Fotoreseptor ini berfungsi sebagai alat indra yang
membedakan gelap dan terang.
Dinoflagellata

18

Dinoflagellata umumnya merupakan organisme uniseluler dengan


dua flagel yang akan lepas ketika dia membentuk kista. Ada pula
Dinoflagellata yang kehilangan flagelnya dan menjadi nonmotil. Beberapa
spesies Dinoflagellata mengeluarkan pendar cahaya dari tubuhnya.

Volvox
Merupakan fitoflagellata berbentuk tubuh bulat dengan dua atau
empat flagel pada setiap selnya. Flagel-flagel ini dihubungkan oleh rantai
protoplasma.

Zooflagellata
Zooflagellata merpakan flagellata yang tidak memiliki klorofil.
Contoh yang terkenal dari zooflagellata adalah Trypanosoma dan Leishmania
yang bersifat parasit pada manusia dan hewan.

Trypanosoma
Trypanosoma memiliki tubuh berbentuk pipih panjang seperti
daun.

Infeksi

karena

Trypanosoma

disebut

tripanosomiasis.

Trypanosoma memiliki hospes perantara hewan-hewan pengisap darah.

Leishmania
Leishmania

menyebabkan

penyakit

pada

sel

endotelium

pembuluh darah. Infeksi karena Leishmania disebut leishmaniasis.

MASTIGOPHORA atau flagelata adalah protozoa yang mempunyai


flagel, terdiri dari 2 golongan :
I. Flagelata traktus digestivus yang hidup di rongga usus dan mulut dan
flagelata truktus urogenital yang hidup di vagina, uretra dan prostat.
II. Flagelata darah dan jaringan yang hidup dalam darah dan di jaringan tubuh
(alat dalam)

Flagelata mempunyai satu inti atau lebih dari satu inti dan alat
pergerakan (alat neuromotor)Yang terdiri dari kinetoplas dan flagel.
Kinetoplas terdiri dari blefaroplas, kadang-kadang ada benda parabasal.
19

Aksonema merupakan bagian flagel yang terdapat di dalam badan parasit.


Kadang-kadang ada struktur yang tampak sebagai satu garis mulai dari
anterior sampai posterior, disebut aksostil. Di samping badan parasit terdapat
membran bergelombang dan kosta merupakan dasarnya. Beberapa spesies
flagelata mempunyai sitostoma. Parasit ini berkembangbiak secara belah
pasang longitudinal.

1. Flagelata truktus digestivus dan traktus urogenital


a. Giardia lamblia ( Lamblia intestinalis )
Parasit ini mempunyai bentuk trofozoit dan bentuk kista. Bentuk
trofozoit bilateral simetris seperti buah jambu monyet yang bagian
anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan
dorsal cembung (konveks) dan pipih di sebelah ventral dan terdapat
batil isap berbentuk seperti cakaram yang cekung dan menempati
setengah bagian anterior badan parasit. Ukuran parasit ini 12 15
mikron dan mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior,
bentuknya oval dengan kariosom di tengah atau butir-butir kromatin
yang tersebar di plasma inti. Trofozoit mempunyai empat pasang flagel
yang berasal dari 4 pasang blefaroplas. Sepasang flagel anterior keluar
dari 2 blefaroplas anterior. Sepasang flagel lateral berasal dari 2
blefaroplas lateral diantara 2 inti dan kedua aksonema berjalan ke
anterior, lalu saling menyilang di garis tengah dan melalui garis
lengkung di pinggir batil isap, kemudian masing-masing keluar dari sisi
lateral kana dan kiri. Sepasang aksonema yang agak tebal (disebut
aksostil) berasal dari 2 blefaroplas median berjalan ke posterior dan
keduanya keluar dari ujung posterior. Dari sepasang blefaroplas yang
letaknya dekat tengah-tengah dua batil isap, keluar sepasang aksonema
pendek sebagai flagel sentral.dua batang yang agak melengkung
dianggap sebagai benda parabasal, letaknya melintang di posterior dari
batil isap.

20

Kista yang bentuknya oval berukuran 8 12 mikron,


mempunyai dinding yang tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus
dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista. Kista yang terbentuk
mempunyai 2 inti; yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu
kutub. Waktu kista dibentuk, trofozoit menarik kembali flagel flagel ke
dalam aksonema, sehingga tampak sebagai 4 pasang benda sabit yaitu
sisa dari flagel.
G.lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan
bagian proksimal yeyunum dan kadang-kadang di saluaran dan kandung
empedu. Dengan pergerakan flagel yang cepat trofozoit bergerak dari
satu tempat ke tempat lain dan dengan batil isap meletakan diri pada
epitel usus. Trofozoit berkembang biak dengan cara belah pasang
longitudinal. Dalam tinja cair biasanya hanya ditemukan trofozoit.
Enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja sudah mulai
padat. Bila kista matang tertelan oleh hospes, maka terjadi ekskistasi di
duodenum, kemudian sitoplasmanya membelah dan flagel tumbuh dari
aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit.
Adanya G.lamblia pada hospes yang dengan batil isapnya
melekat

pada

mukosa

duodenum

dan

yeyunum

tidak

selalu

menimbulkan gejala. Bila timbul kelainan, hanya berupa iritasi yang


disebabkan oleh melekatnya parasit pada mukosa dengan batil isapnya.
Lesi berupa vilus menjadi lebih pendek dan peradangan pada kripta dan
lamina propria, seperti tampak pada sindroma malabsorpsi. Tidak
diketahui apakah kelainan mukosa oleh Giardia disebabkan faktor
mekanik, toksik atau faktor lainnya. Infeksi Giardia dapat menyebabkan
diare, disertai steatore karena gangguan absorpsi lemak. Selain daripada
itu juga ada gangguan

absorpsi karoten, folat dan vitamin B12.

Produksi enzim mukosa juga berkurang. Penyerapan bilirubin oleh


Giardia menghambat aktivitas lipase pankreatik. Kelainan fungsi usus
kecil ini disebut sindrom malabsorpsi, yang menimbulkan gejala
kembung, abdomen membesar dan tegang, mual, anoreksia, fese banyak

21

dan berbau busuk dan mungkin penururnan berat bada. Setelah


pengobatan kelainan usus kecil reversibel.
Transmisi G.lamblia terjadi karen atertelannya kista matang.
Makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinja, juga lalat
atau penjaga makanan merupakan sumber infeksi, tetapi kadang-kadang
tansmisi terjadi karena kontak langsung anatara individu yang terinfeksi
dan individu yang tidak terinfeksi seperti pada infeksi cacing kremi
(hand to mouth).
b. Trichomonas
Trichomonas mempunyai 4 flagel anterior dan satu flagel
posterior yang melekat pada tepi membran bergelombang, kosta,
aksostil, dan inti. Trichomonas yang menghinggapi manusia terdiri dari
3 spesies yaitu Trichomonas tenax, Trichomonas hominis dan
Trichomonas Vaginalis. Hanya Trichomonas vaginalis yang dapat
menyebabkan penyakit. Trichomonas berkembang biak secara belah
pasang longitudinal dan tidak membentuk kista, penularan terjadi dalam
bentuk trofozoit.

2. Flagelata Darah Dan Jaringan


Golongan ini termasuk keluarga TRYPANOSOMATIDAE yang
terdiri dari beberapa genus. Yang penting sebagai penyebab penyakit
pada manusia adalah genus Leishmania dan Trypanosoma. Hemoflagelata
ini mempunyai 4 stadium dalam daur hidupnya.
Pada genus leushmania, hanya ada tiga spesies yang penting bagi
manusia yaitu : 1) Leishmania donovani, yang menyebabkan leismaniasis
viseral atau kala azar, 2) Leishmania tropica yang menyebabkan
leismaniasis kulit atau oriental sore dan 3) Leishmania brasiliensis yang
menyebabkan leismaniasis mokokutis atau Espundia.

1) Leishmania donovani

22

Manusia merupakan hospes definitif dan parasit ini dapat


menyebabkan penyakit yang disebut leismaniasis viseral, yaitu disebut
juga kala azar atau tropical splenomegaly atau dum-dum fever. Hospes
reservoarnya adalah anjing. Di beberapa daerah, penyakit ini dapat
merupakan penyakit pada anjing yang sewaktu-waktu dapat ditularkan
ke manusia. Lalat Phelebotomus merupakan hospes perantara atau
vektornya. Pada leismaniasis viseral atau kala azar didapatkan lima
tipe kala azar yang disesuaikan dengan letak geografik dan tipe strain
dari vektornya.
2) Leishmania tropica
Manusia merupakan hospes definitip parasit ini

dan yang

berperan sebagai hospes reservoarnya adalah anjing, gerbil dan


binatang pengerat lainnya. Hospes perantaranya adalah lalat
Phlebotomus. Parasit ini menyebabkan leismaniasis kulit atau
oriental sore. Ada dua tipe oriental sore yang disebabkan oleh
strain yang berlainan, yaitu : 1) Leismaniasis kulit tipe kering atau
urban yang menyebabkan penyakit menahun 2) Leismaniasis kulit
tipe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut.
3). Leishmaniasis brasiliensis
Manusia merupakan hospes definitif parasit ini dan lalat
Phlebotomus berperan hospes perantara. Penyakit yang disebabkan
oleh parasit ini disebut leismaniasis mokokutis atau leismaniasis
Ameriksa atau penyakit Espundia. Penyakit ini dapat dibagi menjadi
tiga tipe menurut starain strain yang menyebapkannya, yaitu: 1) tipe
ulkus meksiko dengan lesi yang terbatas pada telinga. Penyakitnya
menahun ,parasitnya sedikit, ulkusnya kecil-kecil dan tidak menyebar
ke

mukosa

lainya:

2)

tipe

uta,

lesi

kulit

yang

menyerupaiorientalsore, pada lesi yang dini banyak ditemukan


parasitnya dari pada lesi yang sudah lama: penyakit ini jarang
menyebar keselaput mukosa: dan 3) tipe Espondia, sering bersifat
polipoid dan ulkus dapat menyebar ke lapisan mukokutis dan kutis.

23

2.9 Sporozoa atau Apikompleksa


Yaitu protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Sporozoa atau
apikpompleksa merupakan golongan protista yang tidak memiliki alat gerak
khusus. Gerakannya dilakukan dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.
Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan maupun manusia dengan
menyerap makanan dari dalam tubuh inangnya. Salahsatu jenis sporozoa yang
hidup sebagai parasit adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria. Penyebaran penyakit malaria terjadi dengan bantuan nyamuk
Anophelesbetina yang banyak hidup di daerah rawa.
Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel darah
merah dan sel hati.
Dikenal ada 4 jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria,
yaitu
1. Plasmodium vivax
2. Plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit malaria tertiana,
3. Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria tropikana, dan
4. Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria kuartana.
Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh
manusia dan di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina. Tahap-tahap siklus
hidup Plasmodium:
1. Fase dalam tubuh manusia (fase aseksual)
Ketika nyamuk Anopheles betina menggigit manusia, melalui air
liur, sporozoid Plasmodium (berbentuk pipih, bergerak) masuk ke dalam
tubuh, mengikuti aliran darah hingga akhirnya mencapai sel-sel hati atau
sistem limfa. Dalam sel-sel hati, sporozoid membelah membentuk sel-sel
baru yang disebut merozoid. Merozoid dapat menginfeksi sel-sel hati yang
lain dan menyerang eritrosit. Eritrosit yang diserang merozoid akan pecah.
Merozoid akan membelah dengan sangat cepat, sehingga banyak sekali
eritrosit yang pecah. Oleh karena itu, penderita akan menunjukkan gejala

24

anemia. Pada saat eritrosit pecah, suhu tubuh penderita akan naik. Siklus
pembentukan merozoid akan berulang setiap 48 atau 72 jam, atau dalam
waktu tidak tentu bergantung pada jenis Plasmodium.

2. Fase dalam tubuh nyamuk (fase seksual)


Fase seksual Plasmodium mulai terjadi ketika merozoid tumbuh
menjadi sel penghasil gamet (gametosit). Terdapat dua macam gametosit,
yaitu

makrogametosit

(penghasil

gamet

betina)

dan

penghasil

mikrogametosit (penghasil gamet jantan). Gametosit ini hanya dapat


dihasilkan dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.

25

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam
bentuk koloni. Ciri-ciri Protozoa antara lain : organisme uniseluler (bersel
tunggal), eukariotik (memiliki membran nukleus), hidup soliter (sendiri)
atau berkoloni (kelompok), umumnya tidak dapat membuat makanan
sendiri (heterotrof), hidup bebas, saprofit atau parasit, dapat membentuk
sista untuk bertahan hidup, alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau
flagella. Protozoa dibagi dalam beberapa kelas, yaitu : Rhizopoda,
Sporozoa, Ciliata, dan Flagelata.

26

DAFTAR PUSTAKA
1. Gandahusada, Srisasi, dkk.1998.Parasitologi Kedokteran.Jakarta:FKUI.
2. Jawetz, dkk.1995.Mikrobiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.
3. Pitriana, Pipit. 2008. Bioekspo;Menjelajah Alam dengan Biologi. Solo:Wangsa
Jatra Lestari.
4. Sumiati Saadah. 2010.Materi Pokok Zologi Invertebrata. Bandung.

27

Anda mungkin juga menyukai