Batasan :
Hipertensi ialah suatu keadaan tekanan darah
sistolik dan diastolik persentil ke 95 untuk
umur dan jenis kelamin pada pengukuran 3
kali berturut-turut.
Krisis hipertensi : Tekanan sistolik 180
mmHg dan atau diastolik 120 mmHg atau
tekanan darah kurang dari ukuran tersebut
namun telah terjadi gejala gagal jantung,
ensefalopati, gagal ginjal maupun retinopati.
Langkah promotif/preventif :
Menemukan hipertensi sedini mungkin,
tekanan darah pada setiap anak 3 tahun
keatas perlu diukur sekurang-kurangnya
sekali setahun.
Anamnesa :
Hipertensi ringan/sedang umumnya tidak
menimbulkan gejala. Gejala umumnya berasal
dari penyakit yang mendasarinnya spt :
glomerulonefritis akut, lupus eritematosus,
sindrom Henoch-Schlein.
Gejala hipertensi berat atau krisis hipertensi
dapat berupa sakit kepala, kejang, muntah,
nyeri perut, anoreksia, gelisah, keringat
berlebihan, berdebar-debar, perdarahan
hidung dll.
Pemeriksaan fisik :
Pengukuran tekanan darah pada keempat
ektremitas perlu dilakukan untuk mencari
kemungkinan koarktasio aorta.
Kesadaran menurun sampai koma.
Tekanan sistolik dan diastolik meningkat.
Denyut jantung meningkat.
Dapat ditemukan tanda ensefalopati.
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaaan untuk menditeksi penyakit
ginjal.
Pemeriksaan untuk menditeksi penyakit
endokrin.
Evaluasi akibat hipertensi terhadap organ
target ( jantung ).
Pemeriksaan evaluasi diagnostik kearah
penyebab hipertensi sekunder
Medikamentosa :
Bedah :
Sesuai dengan kelainan yang ditemukan.
Suportif :
1. Pemberian nutrisi rendah garam.
2. Anak Obes turunkan berat badan.
3. Olah raga.
4. Retriksi cairan.
Terapi :
Pemantauan ditujukan pada komplikasi yang
timbul.
Terapi berhasil bila memenuhi kriteria :
tekanan diastolik turun dibawah 90 persentil,
efek samping obat minimal, penggunaan obat
untuk mengontrol tekanan darah hanya
diperlukan dalam jumlah sedikit.
Tumbuh Kembang :