BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
o Blok atrioventrikular
Blok AV derajat I
Blok AV derajat II (Mobitz tipe I dan II)
o Blok fasikular
Blok unifaskular (RBBB, Hemiblok anterior kiri,
2.1 Takiaritmia
neonatus
dapat
ditemukan
pada
pemeriksaan
juga
disebabkan
Penatalaksanaan
TES
akibat
meliputi
intoksikasi
pengurangan
obat
digitalis.
frekuensi
infus
untuk
ventrikel
kanan,
prolaps
katup
mitral,
tumor
jantung
primer,
2.2 Bradiaritmia
Blokade sinoatriale merupakan kegagalan pembentukan impuls dalam
nodus sinus dan adanya blokade antara impuls sinus dan atrium. Kelainan
ini dapat menyebabkan henti jantung mendadak. 1
Blokade atrioventrikuler terbagi menjadi tiga bentuk. Pada blokade derajat
1, interval P-R memanjang tetapi semua impuls atrium dihantarkan ke
ventrikel. Pada blokade derajat 2 beberapa impuls tidak dihantarkan ke
ventrikel. pada blokade derajat 2 tipe Wenckebach atau Mobitz tipe I
ditemukan interval P-P tetap konstan dan interval RR bertambah secara
progresif hingga gelombang P tidak dihantarkan. Pada Mobitz tipe II,
terjadi defek hantaran atrium yang dapat menyebabkan sinkop dan bersifat
progresif. Pada blokade derajat 3, tidak terdapat impuls yang mencapai
ventrikel. 1
Blok AV derajat pertama
Blok AV derajat I adalah gangguan konduksi AV yang paling ringan
ditandati dengan pemanjangan interval PR pada EKG dinilai pada semua
aturan standar dan diambil nilai yang paling panjang. Blok AV derajat
pertama dapat ditemukan pada pasien dengan demam reumatik akut,
miokarditis, atau intoksikasi digitalis yang menimbulkan proses inflamasi
atau iskemia yang dicurigai menyebabkan pemanjangan interval PR.
Namun pemanjangan interval PR juga dapat ditemukan pada anak yang
normal, atlet, dan pada setiap peninggian tonus vagus. 2
0,01,g/kgBB
IM,
efedrin
0,3mg/kgBB
peroral,
atau
BAB 3
KESIMPULAN
Aritmia merupakan suatu keadaan terdapat kelainan frekuensi,
irama, maupun hantaran impuls pada jantung. Pada pasien anak dengan
aritmia diperlukan pemeriksaan yang mendetail. Dimulai dari anamnesis
harus dilakukan dengan lebih teliti karena pasien aritmia yang masih kecil
cenderung tidak mengeluhkan apapun. Sehingga selain anamnesis dalam
menegakkan diagnosis harus dilengkapi oleh pemeriksaan fisik yang teliti
dan dibantu dengan pemeriksaan penunjang yang mumpuni. sebagian
besar prognosis pada pasien aritmia anak adalah baik apabila dilakukan
pencegahan dan penanganan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman RE, dkk. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Volume 2. Edisi 15.
Jakarta: EGC; 2000.
2. Madiyono B. Disritmia dalam Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta:
IDAI; 1994.
3. Kammeraad JAE, Rosenthal E, Bostock J, Rogers J, and Sreeram N.
Endocardial pacemaker implantation in infants < 10 Kg wight dalam
Pediatric Cardiac Dysrhythmias: Diagnostic and Theraeupetic Aspects.
Netherlands: Febo druk BV; 2004.
4. Kloeck W dan Henderson L. Pediatric Emergency Dysrhytmia
Management Algorithm. Resuscitation Council of Southern Africa.
2012. http://www.resuscitationcouncil.co.za/ . Diakses pada 15 April
2015.
5. Ladusans EJ. Diagnosis, evaluation and treatment of cardiac
arrhythmias. Paediatrics and Child Health 2008; 19 (1): 30-3.
6. Hanash CR dan Crosson JE. Emergency diagnosis and management of
pediatric arrhythmias. J Emerg Trauma Shock. 2010 Jul-Sep; 3(3):
251-60.
7. Colucci RA, Silver MJ, dan Shubrook J. Common types of
supraventricular tachycardia: diagnosis and management. 2010.
http://www.aafp.org/afp . Diakses pada 15 April 2015.
8. Kantoch MJ. Supraventricular tachycardia in children. Indian J Pediatr.
2005 Jul; Vol 72(7) : 609-19.
Childrens
Hospital
of
Michigan,
USA.
2008.