Anda di halaman 1dari 11

Diagnosis Banding

F32.3 Episode Depresif Berat


dengan
Gejala Psikotik

Pendahuluan
Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan
gejala utama sedih, yang disertai gejalagejala psikologik lainnya, gangguan somatik
maupun gangguan psikomotor dalam kurun
waktu tertentu dan digolongkan ke dalam
gangguan
afektif.
Trias Depresi:
1) Tertekannya perasaan
2) Kesulitan berpikir
3) Kelambatan psikomotor

Epidemiologi
Insiden depresi rendah pada umur 10 sampai 14
tahun dan tinggi pada umur 18 ampai umur 24
tahun.
Gejala
memberat
seiring
dengan
bertambahnya usia.
Prevalensi gangguan depresi dengan depresi
berat 0,4- 6,4%.
Sekitar 40- 70% komorbiditas dengan gangguan
jiwa
lain
(penyimpangan
perilaku,
penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual,
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif,
anxietas, anoreksia nervosa, problem sekolah).
Rasio perempuan dibandingkan laki-laki adalah
2:1.

Etiologi
Dasar umum untuk gangguan depresi
berat tidak diketahui, tetapi diduga
faktor-faktor dibawah ini berperan :
Faktor biologis
Faktor genetika
Faktor psikososial

Diagnosis
Kriteria diagnosis depresi berat menurut PPDGJ III
adalah:
Semua gejala depresi harus ada : afek depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan serta
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah.
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala
lainnya : konsentrasi dan perhatian berkurang,
harga diri dan kepercayaan diri berkurang,
gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna, pandangan masa depan yang suram
dan pesimis, gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur
terganggu, nafsu makan berkurang.

Diagnosis
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi
psikomotor) yang mencolok, maka mungkin pasien tidak
mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak
gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian
secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih
dapat dibenarkan.
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat
dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dari 2 minggu.
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan
rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Diagnosis
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif.
Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan
pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi audiotorik atau olfaktorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau
kotoran
atau
daging
membusuk.
Retardasi
psikomotor yang berat dapat menuju stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat
ditentukan sebagai waham atau halusinasi yang
serasi atau tidak serasi dengan afek (mood
congruent).

Penatalaksanaan
Non-farmakologis:
Psikoterapi (terapi keluarga,
psikoterapi interpersonal, terapi
perilaku kognitif)
Psikososial
ECT (Electroconvulsive Therapy)

Penatalaksanaan
Pada farmakoterapi digunakan obat anti-depresan, dimana
anti-depresan dibagi dalam beberapa golongan yaitu :
Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine,
clomipramine dan opipramol.
Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin
dan amoxapine.
Golongan MAOI-Reversibel (RIMA,Reversibel Inhibitor of
Mono Amine Oxsidase-A), seperti : moclobemide.
Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan
mirtazepine.
Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor),
seperti : sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan
citalopram.

Prognosis
Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode
pertama gangguan depresif memiliki kemungkinan
50% untuk pulih di dalam tahun pertama.
Rekurensi episode depresi berat juga sering, kirakira 30 sampai 50 % dalam dua tahun pertama
dan kira-kira 50 sampai 70 % dalam 5 tahun.
Insidensi relaps adalah jauh lebih rendah daripada
angka tersebut pada pasien yang meneruskan
terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada
pasien yang hanya mengalami satu atau dua
episode depresi.

Referensi
Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan
Jiwa (PPDGJ III), Direktorat Kesehatan Jiwa
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993.
Kaplan H.I, Sadok B.J. Sinopsis Psikiatri, Edisi
ketujuh, Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997.

Anda mungkin juga menyukai