SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA
(SVT) DAN AV BLOCK
Disusun oleh :
NOVEL GULTOM
NIM : 1808436714
Pembimbing :
dr. Irwan, Sp.JP-FIHA
1
Laporan kasus
BAB I
PENDAHULUAN
ini dapat terjadi karena faktor pencetus seperti emosi, tembakau, kafein,
tidak berhubungan dengan penyakit jantung organik. Frekuensi yang sangat tinggi
Curah jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung.1Sebagian besar SVT
dapat terjadi tetapi jarang. Gejala yang umum terjadi adalah palpitasi, pusing dan
nafas pendek. SVT seringkali disebabkan oleh pemicu ektopik dan dapat timbul
dalam salah satu atrium. Takikardi dapat mulai dan berhenti secara mendadak atau
(50%), jalur aksesoris lain (40%) serta di atrium atau nodal SA (10%).3 Kelompok
lain dari SVT dianggap sebagai takikardia otomatisasi. Aritmia ini bukan
2
Laporan kasus
terangsang. Tidak seperti pola mendadak dari re-entry, karakteristik awitan dan
terminasi dari takiaritmia ini lebih bertahap dan mirip dengan bagaimana nodus
bertahap. Aritmia ini sulit ditangani dan tidak responsif terhadap kardioversi dan
3
Laporan kasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Salah satu jenis takiaritmia yang berasal dari supraventrikel atau atrium
dimana terjadi kelainan irama jantung dengan perubahan laju jantung yang cepat
berkisar 100-250x/menit.3
2.1.2 Epidemiologi
kejadian SVT mencapai 5-15%. SVT dapat terjadi pada semua usia, meskipun
lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dengan penyakit jantung
bawaan.6
2.1.3 Etiologi
4
Laporan kasus
PR yang pendek dan pemanjangan defleksi QRS yang tidak mulus pada
ventricle)7
2.1.4 Patofisiologi
sebelum impuls normal dari nodal SA). Penyebab tersering adalah iskemia
repolarisasi, saat sel sedang tenang dan dengan stimulus satu implus saja
5
Laporan kasus
dan re-entry. Irama ektopik yang terjadi akibat otomatisasi sebagai akibat adanya
sel yang mengalami percepatan (akselerasi) dan sel ini dapat terjadi di atrium, AV
junction, bundel his dan ventrikel.Struktur lain yang dapat menjadi sumber/fokus
otomatisasi adalah vena pulmonalis dan vena kava superior. Contoh takikardi
otomatis adalah sinus takikardi. Ciri peningkatan laju nadi secara perlahan
elektrofisiologi. Syarat mutlak untuk timbulnya re-entry adalah adanya dua jalur
konduksi yang saling berhubungan baik pada bagian distal maupun proksimal
hingga membentuk suatu rangkaian konduksi tertutup. Salah satu jalur tersebut
harus memiliki blok searah. Aliran listrik antegrad secara lambat pada jalur
jalur konduksi yang mengalami blok searah untuk kemudian menimbulkan aliran
6
Laporan kasus
2.1.6 Diagnosis
- Laju : 100-250x/menit
- Irama : regular
konduksi intraventrikel.
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Manuver vagal
terminasi SVT stabil. Manuver vagal atau pijat sinus karotid akan
2. Adenosin
Jika PSVT tidak respon dengan manuver vagal, maka berikan adenosin 6
dengan flush menggunakan cairan salin 20 ml. Jika irama tidak berubah
metode yang sama. Efek samping adenosin umum terjadi tetapi bersifat
7
Laporan kasus
sementara seperti flushing, dipsnea dan nyeri dada adalah yang paling
sering terjadi. Adenosin tidak boleh diberikan pada pasien dengan asma
Jika adenosin atau manuver vagal gagal mengubah SVT maka dapat
penghambat beta.
ada respon terapeutik dan tidak ada kejadian efek samping obat maka dosis
8
Laporan kasus
2.2 AV Block
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidemiologi
AV blok derajat I dapat ditemukan pada orang dewasa yang sehat, dan insiden
meningkat dengan usia. Pada usia 20 tahun, interval PR dapat melebihi 0,20 detik
di 0,5-2% dari orang sehat. Pada usia 60 tahun, lebih dari 5% dari individu yang
sehat memiliki interval PR melebihi 0,20 detik. AV blok derajat II (Mobitz II)
jarang pada orang sehat, sedangkan Mobitz I (Wenckebach) diamati dalam 1-2%
dari orang-orang muda yang sehat, terutama saat tidur. AV blok derajat III
kongenital jarang, pada 1 kasus per 20.000 kelahiran. AV blok lebih sering terjadi
pada orang yang lebih tua dari 70 tahun, terutama pada mereka yang memiliki
memiliki tingkat pertama blok AV, dan sekitar 2% memiliki tingkat dua blok
AV.9
2.2.3 Etiologi
AV block dapat disebabkan oleh iskemia miokard akut atau infark. Infark
miokard inferior dapat menyebabkan blok derajat III, biasanya di tingkat AVN.
Infark miokard anterior biasanya dikaitkan dengan blok derajat III yang dihasilkan
9
Laporan kasus
pada sistem konduksi, operasi jantung atau komplikasi yang timbul dengan
kateterisasi jantung.10
2.2.4 Patofisiologi
berkas his atau daerah yang lebih rendah dari sistem konduksi. AV block derajat
kebanyakan kasus blok AV komplit, irama yang timbul berasal dari ventrikel,
dengan kompleks QRS lebar dengan kecepatan yang rendah antara 30-40 denyut /
menit. Sebuah lokasi anatomi yang lebih tinggi menghasilkan irama pacemaker
lebih cepat (40-60 kali / menit di daerah berkas His), dan durasi QRS sempit.9
2.2.5 Klasifikasi
10
Laporan kasus
Pada gambaran EKG, gelombang P ada dan berhubungan dengan QRS di dalam
sebuah pola siklus. Interval PR secara progresif memanjang pada tiap-tiap denyut
sampai kompleks QRS tidak dikonduksi. Kompleks QRS mempunyai bentuk yang
sama seperti irama dasar. Interval antara kompleks QRS berturut-turut memendek
sebelum perpanjangan interval PR. Ini ditandai oleh interval PR fixed jika
konduksi AV ada dan gelombang P tidak dikondusikan saat blok terjadi. Blok ini
bahkan 4 : 1, karena tidak ada gangguan pada nodus sinus, interval PP teratur.
Sering kali ada bundle branch block (BBB) atau blok cabang berkas yang
Pada blok jantung komplit, nodus sinus terus memberi cetusan secara
normal, tetapi tidak ada impuls yang mencapai ventrikel. Ventrikel dirangsang
P dan kompleks QRS ada tetapi tidak ada hubungan antara keduanya. Interval PP
dan RR akan teratur tetapi interval RR bervariasi. Jika pacu jantung pertemuan
11
Laporan kasus
2.2.6 Diagnosis
gejala tergantung pada jenis blok AV yang terjadi. AV block derajat I jarang
• Pingsan/sinkop
• Pusing
• Kelelahan
• Sesak napas
• Nyeri dada
pada pasien dengan AV block namun dapat membantu pada kasus kasus tertentu.
Pada pasien dengan block AV derajat II atau III mungkin merupakan manifestasi
infark miokard akut, infeksi myxedema atau penyakit jaringan ikat. Pasien dengan
blok ini juga mungkin karena perubahan elektrolit dan level obat seperti
peningkatan kalium atau keracunan obat misalnya obat digitalis sehingga enzim
jantung meningkat.
atrium dan ventrikel disebut AV junction. Setiap gangguan konduksi impuls pada
nodus AV dan sistem his purkinje disebut AV block. Pada pemeriksaan EKG,
Interval PR merupakan kunci untuk membedakan tipe blok AV serta analisis lebar
2.2.7 Terapi
12
Laporan kasus
adalah pilihan utama. Pilihan lain adalah infus isoprenalin 2 ug/menit kemudian
dosis dinaikkan secara bertahap sampai laju jantung memncapai 50-60 kali/menit.
13
Laporan kasus
BAB III
LAPORAN KASUS
- Nama : Ny.Nurlia
- Usia : 59 Tahun
- Agama : Islam
- Status : Menikah
3.2 Anamnesis
- Keluhan utama
mengeluhkan nyeri ulu hati, nyeri tidak menjalar, nyeri tidak berkurang saat
istirahat dan dirasakan hilang timbul. Nyeri dada tidak ada. Pasien juga
mengeluhkan sesak nafas. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh cuaca, makanan dan
debu. Sesak nafas dirasakan pasien saat beraktivitas ringan. Sesak berkurang saat
14
Laporan kasus
istirahat. Pasien juga mengeluhkan berkeringat dingin, BAB dan BAK dalam
batas normal.
Pasien dirujuk dari Rumah Sakit Surya Insani setelah dirawat selama 4 hari.
dan DM disangkal
disangkal.
- Nadi : 84 x/menit
15
Laporan kasus
- Nafas : 22 x/menit
- Suhu : 36,7°C
- BB : 51 kg
- TB : 150 cm
+/+.
normal.
-Thoraks
1. Paru-paru
2. Jantung
16
Laporan kasus
-Abdomen
-Eksremitas
Hb : 14,1 gr/dl
Ht : 42,7 %
Leukosit : 10.380/ul
Trombosit : 464.000/ul
Eritrosit : 5,12 juta/ul
Kimia darah :
Ureum : 47 mg/dL ↑
SGOT : 11 u/L
SGPT : 10 u/L
17
Laporan kasus
Elektrolit ;
Na : 137 mmol/L
K : 3,5mmol/L↓
Cl : 95 mmol/L
Imunologi
Imunologi
Imunologi
18
Laporan kasus
- EKG
Irama :reguler
Frekuensi : 98 x/menit
Aksis : Normal
19
Laporan kasus
Irama :reguler
Frekuensi : 169 x/menit
Aksis : Normal
Gelombang P : Gelombang P menindih gel QRS
Durasi QRS : 0,10 detik
Kesan : ST Depresi dan SVT
Irama :reguler
Frekuensi : 80 x/menit
20
Laporan kasus
Aksis : Normal
Irama :reguler
Frekuensi : 168 x/menit
Aksis : Normal
Gelombang P : Gelombang P menindih gel QRS
Durasi QRS : 0,8 detik
Kesan : ST Depresi dan SVT
21
Laporan kasus
22
Laporan kasus
Irama : Sinus
Rate : 72 x/i
Axis : Normoaksis
PR Interval : 0,4 detik
Durasi QRS : 0,15 detik
Kesan : ST Depresi dan First Degree AV Block
23
Laporan kasus
3.5 Resume
yang memberat sejak 1 minggu SMRS, keluhan disertai sesak nafas, akral dingin
mengeluhkan nyeri ulu hati, nyeri tidak menjalar, nyeri tidak berkurang saat
istirahat dan dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan sesak nafas. Sesak
nafas dirasakan pasien saat beraktivitas ringan. Sesak berkurang saat istirahat.
Pasien dirujuk dari Rumah Sakit Surya Insani setelah dirawat selama 4 hari.
Pada pemeriksaan EKG saat pasien berada di Rumah Sakit Surya Insani
irama regular, terdapat gelombang P dan durasi QRS 0,08 detik. Pada tanggal 6
agustus 2019 dilakukan EKG kembali dan didapatkan hasil AV Blok derajat 1 dan
kemudian pasien di rujuk ke RSUD AA. Pada tanggal 7 Agustus 2019 dilakukan
dimana tidak ada keterkaitan antara gelombang P dan Komplek QRS. Jarak antara
24
Laporan kasus
gelombang P sama serta jarak antar kompleks QRS sama. Pada tanggal 9 Agustus
2019 dilakukan pemeriksaan EKG dan didapatkan hasil AV blok derajat 1 dan
1. Supraventrikel Takikardi
2. Total AV Block
4. CHF
- Non Farmakologis
- Farmakologis
25
Laporan kasus
3.7 Follow up
Hari/ Tanggal S O A P
7-8-19 Palpitasi kadang TD : 126/80 SVT IVFD RL 12 tpm
terasa secara tiba- HR : 54x/menit Bisoprolol 3 x 5 mg
tiba tetapi RR : 20x/ menit Inj Furosemid 1x10
menghilang S : 36,5C mg
dengan sendirinya KU : Baik Inj Omeprazol 2 x
40 mg
Clopidogrel 1x75
mg
Aspilet 1x80 mg
ISDN 3 x 5 mg
8-8-19 Palpitasi sudah TD : 100/60 TAVB IVFD RL 12 tpm
berkurang. HR : 48 x/menit Inj Furosemid 1x1
RR : 20 x/ menit mg
S : 36.4 C ISDN 3 x 5 mg
KU : Baik CPG 1 x 75 mg
Aspilet 1x 80 mg
Sucralfat Syr 3 x 15
cc
9-8-19 Palpitasi (-) TD : 130/90 AV IVFD RL 12 tpm
Sesak (-) HR : 72/ menit blok Inj Furosemid 1 x 10
RR : 21 x/ menit derajat mg
S : 36.5 C 1 Inj Omeprazol 2x40
KU : Baik mg
ISDN 3 x 5 mg
CPG 1x75 mg
Aspilet 1x80 mg
Sucralfat syr 3x15cc
26
Laporan kasus
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien memiliki masalah yaitu SVT. Diagnosis pada pasien
ini pada awalnya adalah SVT. SVT dapat ditegakkan berdasarkan manifestasi
klinis yang didapatkan dari anamnesa yaitu palpitasi secara tiba-tiba, dispnoe,
lemas. Selain itu juga dapat dilihat dari gambaran EKG dimana laju jantung
terapi obat antiaritmia yang dianjurkan untuk pasien dengan SVT adalah
adenosin. Pada pasien ini diberikan terapi β-Blocker berupa bisoprolol. Golongan
Pasien diberikan injeksi furosemid berupa diuretic kuat untuk mengurangi beban
jantung dan mengobati edema yang biasa terjadi pada pasien gagal jantung. Pasien
juga diberikan dual antiplatelet serta ISDN untuk mengobati iskemik jaringan
yang terjadi.
27
Laporan kasus
DAFTAR PUSTAKA
28