Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI
Oleh
Dalilatul Millah (6120019021)
Delvia Sekar Apsari (6120019009)
Muhammad Sigit Nugroho (6120019004)
Putri Fitria Erdianti (6120018046)
SMF ILMU ANASTESI DAN REANIMASI
RS. ISLAM JEMURSARI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NAHDLATUL
ULAMA SURABAYA
2021
PENDAHULUAN
 Supraventricular tachycardia (SVT) adalah takikardia atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan
penghentian mendadak.

 Gangguan irama ini dapat terjadi karena faktor pencetus seperti emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan
simpatomimetik atau alkohol.

 Gejala yang umum terjadi adalah palpitasi, pusing dan nafas pendek. SVT seringkali disebabkan oleh pemicu
ektopik dan dapat timbul dalam salah satu atrium.

 Aritmia ini sulit ditangani dan tidak responsif terhadap kardioversi dan biasanya dikontrol secara akut
menggunakan obat yang memperlambat konduksi melalui nodus AV dan kemudian akan memperlambat denyut
ventrikel.

2
DEFINISI
 SVT

Salah satu jenis takiaritmia yang berasal dari supraventrikel atau atrium dimana terjadi kelainan
irama jantung dengan perubahan laju jantung yang cepat berkisar 100-250x/menit.

3
EPIDEMIOLOGI
 SVT merupakan aritmia yang jarang ditemui.

 Angka kejadian SVT mencapai 0,34%-0,46%, pada pasien yang menjalani studi elektrofisiologi
kejadian SVT mencapai 5-15%.

 SVT dapat terjadi pada semua usia, meskipun lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa
dengan penyakit jantung bawaan.

4
ETIOLOGI
Idiopatik, ditemukan pada hampir setengah jumlah pasien.
Penyebab lain SVT antara lain :

a. Pengerasan arteri (atherosklerosis)


b. Gagal jantung
c. Penyakit tiroid
d.Penyakit paru kronis
e. Pneumonia
f. Emboli paru, atau bekuan darah yang bermigrasi ke arteri paru dari tempat lain di tubuh.
g. Perikarditis
h.Obat-obatan dan gaya hidup/ kebiasaan
i. Narkoba, alkohol, rokok, kafein, minuman bersoda/ soft drink 5
KLASIFIKASI
1. Takikardi atrium primer (takikardi atrial ektopik)

• Terdapat sekitar 10% dari semua kasus SVT, namun SVT ini sukar diobati.

• Pada takikardi atrium primer tampak gelombang P yang agak berbeda dengan gelombang P pada irama
sinus, tanpa disertai pemanjangan interval PR.

• Pada pemeriksaan elektrofisiologi intrakardiak tidak didapatkan jaras abnormal (jaras tambahan).

6
2. Atrioventricular re-entry tachycardia (AVRT)

• Pada AVRT pada sindrom WPW jenis orthodromic, konduksi antegrad terjadi pada jaras his-purkinye (slow
conduction) sedangkan konduksi retrograd terjadi pada jaras tambahan (fast conduction).

• Kelainan yang tampak pada EKG adalah takikardi dengan kompleks QRS yang sempit dengan gelombang P
yang terbalik

7
3. Atrioventricular nodal re-entry tachycardia (AVNRT)

• Pada jenis AVNRT, re-entry terjadi dalam nodus AV. Sirkuit tertutup pada jenis ini merupakan sirkuit
fungsional.

• Jika konduksi antegrad terjadi pada sisi lambat (slow limb) dan konduksi retrograd terjadi pada sisi cepat
(fast limb), jenis ini disebut juga jenis typical (slow-fast) atau orthodromic.

• Kelainan pada EKG yang tampak adalah takikardi dengan kompleks QRS sempit dengan gelombang P yang
timbul segera setelah kompleks QRS tersebut dan terbalik atau kadang-kadang tidak tampak karena
gelombang P tersebut terbenam didalam kompleks QRS. J

• ika konduksi antegrad terjadi pada sisi cepat dan konduksi retrograd terjadi pada sisi lambat, jenis ini
disebut jenis atypical (fast-slow) atau antidromic.

8
PATOFISIOLOGI
1. Gangguan automaticity (sel miokard di atrium mengeluarkan impuls sebelum impuls normal
dari nodal SA).

2. Triggered activity (kelainan impuls listrik yang kadang muncul saat repolarisasi, saat sel
sedang tenang dan dengan stimulus satu implus saja sel-sel miokard tersentak beberapa kali).

3. Re-entry (keadaan dimana impuls kembali menstimulasi jaringan yang sudah terdepolarisasi
melalui mekanisme sirkuit, blok unidirectional dalam konduksi serta perlambatan konduksi
dalam sirkuit).

9
MANIFESTASI KLINIS
 Denyut nadi cepat, regular.

 Palpitasi secara tiba-tiba

 Takikardia yang terus menerus, berkelanjutan dan berulang jika takikardia atrium
disebabkan peningkatan otomatisasi.

 Dispnoe, pusing, lemas, nyeri dada dalam episode palpitasi

 Sinkop : hipotensi berat.

10
DIAGNOSIS
 Manifestasi klinis : Palpitasi, denyut nadi cepat dan regular, dipsnoe, pusing, lemas, nyeri dada
dalam episode palpitasi.

 Gambaran EKG pada SVT :

- Laju : 100-250x/menit

- Irama : regular

- Gelombang P : gelombang P tumpang tindih dengan gelombang T dan disebut gelombang P’

- Durasi QRS : 0,10 detik atau kurang kecuali ada perlambatan konduksi intraventrikel

11
Gambaran takikardia supraventrikular

12
TATALAKSANA

13
1. Manuver vagal

Manuver vagal dan adenosin merupakan pilihan terapi awal untuk terminasi SVT stabil.

2. Adenosin

• Jika PSVT tidak respon dengan manuver vagal, maka berikan adenosin 6 mg iv secara cepat melalui vena diameter
besar (yaitu antekubitus) diikuti dengan flush menggunakan cairan salin 20 ml.

• Jika irama tidak berubah dalam 1-2 menit, berikan adenosin 12 mg IV secara cepat menggunakan metode yang
sama.

• Pada saat pemberian adenosin pada pasien dengan WPW harus tersedia defibrilator karena kemungkinan
terjadinya fibrilasi atrial dengan respon ventrikel cepat.

3. Ca channel bloker dan beta bloker

Jika adenosin atau manuver vagal gagal mengubah SVT maka dapat digunakan agen penghambat AV nodul kerja
panjang seperti penghambat kanal kalsium non dihidropiridin (verapamil dan diltiazem) atau penghambat beta.
14
15

Anda mungkin juga menyukai