Anda di halaman 1dari 49

Oleh :

Ns. Nanda Riawan


1
Ns. Ahmad Nanda Riawan, S.Kep
DIII KEPERAWATAN
AKPER POLTEKES TANJUNG KARANG

S1. KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

PROFESI NERS
STIKES AISYAH PRNGSEWU LAMPUNG

RS PUSAT PERTAMINA (RSPP JAKARTA)


PERAWAT PELAKSANA CARDIOVASKULAR UNIT (
CVCU )

RSD Dr A DADI TJOKRODIPO


KEPALA RUANG ICU / HCU
CARDIAC ARREST
Henti jantung (cardiac arrest)  suatu keadaan dimana sirkulasi darah
berhenti akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.
Secara klinis, henti jantung ditandai dengan tidak adanya nadi dan tanda-
tanda sirkulasi lainnya.
Henti jantung dapat disebabkan oleh 4 irama:
⚫Fibrilasi Ventrikel (VF)
⚫Takikardi Ventrikel tanpa nadi
⚫Pulseless Electrical Activity (PEA)
⚫Asystole

3
⚫Tindaka untuk mengatasi henti jantung, diperlukan
n dari tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD),
integrasi Hidup Jantung Lanjut (BHJL) serta Perawatan
Pasca
BantuanHenti Jantung.
⚫Dasar keberhasilan BHJL adalah RJP yang berkualitas dan
untuk kasus VF/VT defibrilasi segera.
⚫Tata laksana henti jantung yang baru menekankan
pentingnya RJP yang berkualitas. Interupsi terhadap RJP
harus sesingkat mungkin dan hanya dilakukan untuk
menilai irama, melakukan kejut listrik, menilai nadi saat
terlihat organized rhythm, dan memasang alat bantu jalan
napas lanjut.
4
5
⚫ Satu-satunya yang spesifik untuk gangguan irama yang dapat
terapi
meningkatkan survival korban henti jantung adalah defibrilasi. Karenanya
defibrilasi merupakan bagian integral dari siklus RJP pada saat irama
menunjukkan VF/VT tanpa nadi.
⚫ Selain defibrilasi, pemasangan akses pembuluh darah, pemberian obat dan
memasangan alat bantu jalan napas harus dilakukan tetapi tidak boleh
menyebabkan penundaan atau interupsi terlalu lama terhadap kompresi dada
dan defibrilasi.
⚫ Irama jantung selama resusitasi dapat berubah. Sehingga tata laksana harus
disesuaikan dengan irama yang ada. Misalnya penolong harus siap untuk
memberikan kejut listrik bila pasien yang awalnya asistol/PEA pada suatu
waktu berubah menjadi VF/VT tanpa nadi pada saat penilaian irama.
⚫ Obat-obatan yang diberikan selama resusitasi harus diawasi dan dicatat. Obat-
obat yang memiliki dosis maksimal harus ditabulasi untuk menghindari
toksisitas.
6
1. FIBRILASI VENTRIKEL
⚫Ventricular Fibrillation (VF) dikenali dengan bentuk gambaran
gelombang yang naik turun dengan berbagai bentuk dan amplitudo
gelombang yang berbeda-beda, membentuk gambaran seperti
cacing yang bergerak naik turun dan tidak beraturan.
⚫Tidak tampak kompleks QRS atau segmen ST ataupun gelombang
T.
⚫Fibrilasi halus ditandai dengan amplitudo gelombang kurang dari
0,2 mv yang sering ditemukan pada kasus VF yang sudah lama dan
gambaran ini mirip atau menyerupai gambaran asistol.

7
8
Ventrikel Fibrilasi

9
●Merupakan disritmia yg mematikan
●Ditandai aktivitas listrik ventrikel yg tidak teratur, ventrikel
memproduksi gelombang yg tdk efektiv & menyerupai
getaran.
●Bentuk dan ukuran gelombangnya bervariasi, dan tidak
terlihat gelombang P, QRS maupun T.
●Tidak ada depolarisasi ventrikel yang terorganisasi sehingga
ventrikel tidak mampu berkontraksi sebagai suatu
kesatuan.
●Kenyataannya, ventrikel kelihatan seperti bergetar
tanpa menghasilkan curah jantung.
●VF merupakan penyebab henti jantung tersering dan 10
Etiologi
⚫Penyakit jantung koroner
⚫Akumulasi ion Ca
⚫Gangguan elektrolit (hipo K dan Mg)
⚫Toksisitas obat seperti digitalis, phenothiazine, trisiklik
clan tetrasiklik antidepresan
⚫Kelanjutan dari VT, dapat berubah menjadi VF dalam
hitungan detik atau menit ataupun lebih lama
⚫Kadang-kadang Torsade de Pointes berubah menjadi VF

11
Torsade de pointes

12
2. TAKIKARDI VENTRIKEL
⚫Frekuensi :100 – 250 x/mnt
⚫Lebar kompleks QRS > 0,120 msec
⚫R-R bisa teratur jaraknya dapat pula tidak
sama
⚫Adanya AV disosiasi, dimana gel P tidak
saling berhubungan dgn QRS
⚫Interval PR : tidak ada
⚫Gelombang P tidak terlihat
13
Ventrikel Takikardia monomorfik

Ventrikel Takikardia polimorfik


14
15
VT dapat menyebabkan turun atau berkurangnya
curah jantung, yang disebabkan oleh :

1. Frekuensi nadi yg cepat akan fase pengisian


ventrikel kiri akan memendek, akibatnya pengisian
ke ventrikel juga berkurang, curah jantung akan
menurun
2. Hilangnya sinkronisasi antara AV (atrium-
ventrikel
3. Tidak terkoordinasinya kontraksi dari ventrikel
16
ASYSTOLE VENTRIKEL
🞇Asystole adalah kondisi jantung akibat tidak adanya listrik dan fungsi
jantung sama sekali.
🞇Gambaran EKG berupa garis (flat)  tdk ada depolarisasi  tdk ada
kontraksi
🞇Asistole bisa terjadi primer pada henti jantung atau mengikuti fibrilasi
ventrikel , atau blok jantung komplit
🞇Asystole memiliki prognosis yang buruk dan biasanya menggambarkan
ke arah kematian.
🞇Pengobatan difokuskan pada penentuan kemungkinan penyebab dan
pengobatan yang agresiv
17
18
TANDA OBJEKTIF

1.Pemeriksaan fisik
Tidak berespon terhadap stimulus
Suara jantung dan paru tidak ada
Nadi dan tekanan darah tidak ada
Cianosis central dan perifer
Pupil tidak berespon terhadap cahaya

2.Pemeriksaan penunjang
 ECG : Aktivitas listrik tidak ada, harus
dikonfirmasi dengan paling sedikit
configurasi
dua lead, sebab fibrilasi ventrikel halus dapat
muncul seperti asistole 19
PENYEBAB UMUM

1. Hipovolemia 8. Tension pneumothorak


2. Hipoksia 9. Sindrome koroner akut
3. Asidosis 10. Trombosis pulmonal
4. Hyper/ hypokalemia 11. Tersengat listrik
5. Hipothermia 12. Tersambar halilintar
6. Overdosis 13. Tenggelam
7. Tamponade jantung

20
PULSELESS ELECTRICAL ACTIVITY (PEA)

Suatu keadaan klinis yang ditandai dengan adanya


gambaran elektrik pada monitor EKG, tetapi tidak
ditemukan denyut nadi pada perabaan arteri
karotis.
PEA merupakan suatu keadaan henti jantung dan
henti nafas.
Pada keadaan ini ventrikel masih berkontraksi tetapi
tidak cukup kuat menimbulkan pulsasi sampai ke
pembuluh darah.
21
Beberapa tindakan yang harus dilakukan untuk memvalidasi asistole/PEA

⚫Apakah sadapan elektrodanya terpasang dengan baik tidak ada


yang terlepas?
⚫Apakah sambungan sadapan elektroda dengan konektor alat
kejut listrik terpasang dengan baik?
⚫Apakah batere DC terpasang?
⚫Apakah kabel listrik alat DC tersambung dengan baik?
⚫Apakah aliran listrik ada atau tidak?
⚫Apakah sudah dicoba memindahkan lead I, II, III secara
bergantian?
⚫Apakah sudah berusaha menaikkan amplitudo pada alat DC
agar gelombang lebih terlihat?
22
23
24
25
ALGORITME HENTI
JANTUNG

26
1. Automated
External
Defibrilator (AED)
2. Defibrilator
3. Kardioversi
4. Pacu Jantung

Oleh
Purbiant
o
AED (automated external defibrillator)
Pelaksanaan defiblirasi bisa dgn defibrillator manual atau menggunakan automated
external defibrillator (AED)
Protokol penggunaan Automated external defibrillator :
⚫ Hidupkan AED dgn menekan sakelar ON atau beberapa alat dgn membuka
tutup AED
⚫ Pasang bantalan elektroda pd dada penderita
⚫ Jangan melakukan kontak langsung dgn penderita saat sedang dilakukan
analisis irama penderita oleh alat AED
⚫ Tekan tombol SHOCK jika alat AED memerintahkan tindakan kejut listrik, atau
langsung lakukan RJP 5 siklus petugas kesehatan terlatih dpt mencek nadi terlebih
dahulu jika alat tidak menginstruksi tindakan kejut listrik.
⚫ Tindakan tersebut terus diulang sampai tindakan RJP boleh dihentian
sesuai indikasi.
• Disediakan di tempat-tempat
umum, mis. bandara
• Dapat diakses publik
AED
(automated external defibrillator)
Kapan Menggunakan AED..?
Jika ditemukan pasien mendadak tidak sadar
dan nadi tak teraba
• Pastikan korban jauh dari air dan logam.
• Letakkan AED dekat bahu korban.
• Paparkan dada korban.
• Keringkan atau cukur bila perlu
Tempelkan pad ke
dada

Bahan DC Shock Bapelkes by sandi


• AED akan menganalisa irama
• “jangan sentuh korban!"
Ikuti perintah dari
AED
ANALISA DAN SHOCK
⚫Jika Shock disarankan:
⚫pastikan tidak ada yang menyentuh
korban
⚫berikan shock
⚫segera lanjutkan dengan RJP 5
siklus
(≈2 menit)
⚫AED akan analisa dan memberi
saran lagi
⚫Jika Shock tidak disarankan, lanjutkan
RJP
PERHATIAN
⚫Hindarkan materi yang bisa terbakar, termasuk oksigen melalui
masker
⚫Jangan membersihkan kulit korban dengan alkohol
⚫Jangan menggunakan AED dalam keadaan bergerak
⚫Jangan menggunakan handphone atau radio dalam jarak 2
meter
Defibrilator
Fungsi Defibrilator
Defibrilator adalah alat yg dapat digunakan untuk..
⚫Pemantauan gambaran irama jantung
⚫Defibrilasi
⚫Kardioversi
⚫Pacu jantung transkutan
Indikasi

Ventrikel
Fibrilasi

Ventrikel
Takikardia
Algoritme BHD
Prosedur

⚫ Aktifkan sistem emergensi


⚫ Segera lakukan BHD
sampai defibirlator tiba
Saat defibrilator tiba......
• Hidupkan Defibrilator
• Pilih energi yang yang diinginkan (120-200 joule)

1 •

Angkat paddle dan berikan jeli
Tempelkan padle ke apex dan sternum

• Instruksikan “hentikan kompresi” lalu evaluasi irama jantung yang terdapat di monitor, jika irama
VF/VT tanpa nadi (Teriakan irama VF/VT .....!)
• Instruksikan “cek nadi” bila VT dan lanjutkan kompresi bila VF

2 • Isi energi dengan menekan tombol nomor 2 dan berteriak “Isi Energi”
• Seteleh energi penuh, teriakan “..energi penuh...”
• Pastikan tidak ada anggota tim yang menempel pada tempat
tidur
• pasien dengan
Beri tekanan meneriakan
10-12 “.....Area
Kg pada padle laluclear....”
tekan nomor 3 pada kedua

3 padle
• Evluasi irama jantung kembali pada monitor, apakah ada perubahan
atau tidak

• Bila irama tidak berubah, segera lakukan BHD selama 2


menit
• Pasang IV line
4 • Pasang intubasi
• Pasang monitor
49

Anda mungkin juga menyukai