Anda di halaman 1dari 32

ACUT CORONARIA

SINDROM ( ACS)

ng.,S.Kep.,M.Kep
Definisi ACS

Penyakit jantung koroner atau lebih tepatnya Penyakit Arteri Koroner (Coronary Artery
Disease (CAD)), adalah penyakit yang disebabkan penyempitan pembuluh darah epikardial,
arteri koroner, oleh plak atherosklerosis.
❖Penyakit arteri koroner bersama dengan stroke dan penyakit arteri perifer, merupakan
kumpulan utama penyakit sebagai satu kesatuan dengan istilah Penyakit Kardiovaskular
(Cardio Vascular Disease (CVD)).
❖Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, data WHO
menunjukkan pada tahun 2016 Penyakit kardiovaskular menyebabkan 17.9 juta kematian
setiap tahun, mewakili 31% dari total kematian dalam 1 tahun di seluruh dunia. Serangan
jantung dan stroke merupakan 85% penyebab kematian penyakit kardiovaskuler.
❖Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan dapat meningkat hingga lebih
dari 22.2 juta kematian setiap tahun pada tahun 2030.

2
ACS
MERUPAKAN SEKUMPULAN GEJALA YANG MENGGAMBARKAN
ADANYA ISKEMI OTOT JANTUNG

ISKEMI OTOT JANTUNG TERJADI SEBAGAI AKIBAT


TERGANGGUNYA ALIRAN DARAH (SUPPLY
OKSIGEN) KE OTOT JANTUNG
KARENA ADANYA SUMBATAN PADA
ARTERI KORONER AKIBAT ADANYA
TROMBUS.
TANDA &
GEJALA
Tidak nyaman daerah dada,nyeri ulu hati, dada terasa tertekan

Nyeri dada , nyeri menjalar ke tangan kiri,


bahu ,leher dan terkadang gigi ngilu
Mual, muntah , Keringat Dingin gejala
hampir sama dengan gastritis

Sesak, pusing sakit kepala


FAKTOR RESIKO
Identifikasi atau pengenalan keluhan khas penyakit kardiovaskular seperti nyeri atau rasa tidak nyaman di
dada, sesak nafas, mudah lelah, kaki bengkak, kaki nyeri jika berjalan lama atau mendadak nyeri merupakan
beberapa tanda-tanda gangguan di pembuluh darah jantung atau pembuluh darah perifer yang harus ditindak-
.
lanjuti segera Lakukan :

EKG
Echokardiogram
• Laboratorium
Tredmil Test
lengkap
PENATALAKSANAAN

MONITOR AIRWAY, BREATHING,


CIRCULATION ( ABCs )
BERIKAN ASPIRIN, OKSIGEN (JIKA SAURASI < 90% ), NITROGLISERIN DAN MORPHIN JIKA TIDAK
RESPON DG NITRAT

REKAM EKG 12 LEAD


. LIST INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PEMBERIAN TROMBOLITIK TERAPI

SIAPKAN FASILITAS PENANGANAN JIKA ST ELEVASI


• - DOOR TO NEDLEE KURANG DARI 60 MENIT
• - DOOR TO DILATATION KURANG DARI 90 MENIT
PENATALAKSANAAN

OKSIGEN JIKA HIPOXEMIA ( SATURASI


0OSIGEN < 90 % )
ASPIRIN 160 – 325 DIKUNYAH ( JIKA TIDAK ADA ALERGI DAN GI BLEEDING )

NITROGLISERIN : BERIKAN NITRAT SUBLINGUAL (DIBAWAH LIDAH), DAPAT DIULANG TIAP 3-5 MENIT
JIKA MASIH NYERI. TOTAL 3 DOSIS. JIKA BPS > 90 mm Hg. HATI-HATI PEMBERIAN PADA INFARK
INFERIOR DAN RV INFARK.

MORPHIN : JIKA TIDAK RESPON DG NITRAT


Tachycardia Ventrikuler

Tiga (3) atau lebih premature ventricular contraction/PVC berturut-turut


mencirikan Ventricular Tachycardia (VT). Konduksi tidak mengikuti jalur
normal sehingga kompleks QRS lebar (lebih besar atau sama dengan 0,10
detik). Kompleks QRS biasanya diikuti oleh gelombang T besar dalam
defleksi berlawanan dari kompleks QRS. Fokus yang mudah terlihat berasal
dari ventrikel dan menyalip SA node. Tingkat VT biasanya 100-250
denyut/menit (RN.com, 2005).
Tachycardia Ventrikuler
KRITERIA EKG:
1. Detak Jantung: 100-250 x/mnt.
2. Ritme: Ritme ventrikel regular.
3. Gelombang P: Gelombang P mungkin atau mungkin
tidak terlihat. Jika ada, mereka tidak terkait dengan
kompleks QRS. (AV disassociation terjadi dengan
Gambar 2.1 Monomorphic Ventricular Tachycardia
ritme ini, tetapi gelombang P tidak selalu terlihat).
4. Interval PR: Tidak berlaku.
5. Lebar QRS: > 0,10 detik, lebar dan aneh dalam
penampilan. Sulit untuk membedakan antara QRS
dan gelombang T. ST-T Waves adalah defleksi yang
berlawanan dari QRS.
6. Interpretasi Ritme: Takikardia Ventrikel.
Gambar 2.2 Polymorphic Ventricular Tachycardia
Ventricular Fibrillation (VF)
Ventricular Fibrillation (VF) adalah hasil dari aktivitas listrik yang kacau di ventrikel
baik dari area kecil berulang yang masuk kembali atau dari serangkaian pelepasan
cepat dari berbagai fokus yang mudah teriritasi dalam miokardium ventrikel.
Kekacauan ini menyebabkan ventrikel bergetar. Para ilmuwan yang telah
memvisualisasikan miokardium ventrikel selama VF menggambarkannya sebagai
"sekaleng cacing." Ketika ventrikel bergetar, tidak ada curah jantung. Anda tidak
akan dapat mendengar nada jantung yang terdengar. Tidak akan ada denyut nadi
teraba. Tidak akan ada tekanan darah. Pasien akan menjadi sianotik. Apnea dan
kejang sering terjadi. Secara klinis, Anda tidak akan dapat membedakan VF dari
Asystole. Tanpa intervensi cepat, ritme akan mematikan dalam 3-5 menit!
(RN.com, 2005).
Ventricular Fibrillation (VF)
KRITERIA EKG:
1. Detak Jantung: tidak dapat ditentukan
2. Irama: Tidak teratur
3. Gelombang P: Tidak terlihat
4. Interval PR: Tidak ada
5. Lebar QRS: Gelombang fibrilasi; tidak bisa
Gambar 2.3 Fibrillasi Ventrikuler
menentukan. ST-T Waves: Tidak terlihat.
6. Interpretasi Ritme: Fibrilasi Ventrikel
LEFT SIDED
HEART
FAILURE
(Gagal
Jantung Kiri)
Latar Belakang
• Kementrian Kesehatan RI di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar
229.696 orang,
• jumlah penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak
96.487 orang (0,3%)
• Gagal jantung menjadi masalah utama dalam bidang kardiologi karena bertambahnya jumlah
penderita dan kejadian rawat ulang serta kematian dan kecacatan.
• Jantung sebelah kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru-paru dan
memompakan darah tersebut ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan ukuran jantung bagian kiri
lebih besar daripada ukuran jantung bagian kanan (Syaifuddin, 2011
Definisi Gagal Jantung Kiri
• Gagal jantung kiri merupakan kegagalan ventrikel kiri dalam mengisi atau mengosongkan darah.
• Gagal jantung kiri terbagi menjadi dua, yaitu
• Heart failure with reduced ejection fraction (HfrEF) atau yang disebut dengan disfungsi
sistolik dan
• Heart failure with preserved ejection fraction (HFpEF) atau yang disebut dengan disfungsi
diastolic.
Penyebab

Abnormalitas struktur Gangguan katup jantung (stenosis atau


regurgitasi)
Kardiomiopati
Abnormalitas fungsi Hipertensi,
Miocard Infark
Disritmia cepat yang tidak teratasi
Mekanisme Kompensasi pada gagal jantung dapat digambarkan sebagai berikut
(Terry & Waver, 2011):

Penurunan Cardiac Output

Peningkatan sirkulasi katekolamin Penurunan suplai darah ke ginjal

Peningkatan HR dan konsumsi O2 Simulasi system renin - aniotensin

Penurunan Cardiac Output Peningkatan retensi natrium dan air

Peningkatan preload, penurunan kontraktilitas dan peningkatan afterload


Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan kelaia struktur jantung Klasifikasi berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA)
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktifitas. Aktifitas fisik
jantung. Tidak terdapat gangguan structural atau fungsional sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak
jantng, tidak terdapat tanda atau gejala. napas
 
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat
berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, tidak istirahat, namun aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan
terdapat tanda atau gejala. kelelahan, palpitasi atau sesak

Stadium C Kelas III


Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dengan Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat keluhan
penyakit structural jantung yang mendasari. saat istirahat, tetapi aktifitas fisik ringan menimbulkan
kelelahan, palpitasi atau sesak

Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung structural lanjut serta gejala gagal jantung Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan. Terdapat
yang sangat bermakna saat istirahat walaupun sudah gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan
mendapat terapi medis maksimal (refrakter) aktifitas
Manifestasi klinis

Signs Symptoms
Tachipnea, Sianosis Fatigue
Tachicardia Dyspnea
Cough, Hemoptisis Orthopnea
Bibasilar cracles Paroxysmal nocturnal dyspnea
Irama Gallop (S3 dan S4) Nocturia
Peningkatan tekanan arteri
pulmonari
Oedema Paru
Faktor Predisposisi :
Faktor Presipitasi :
Arteri coroner, hipertensi, kardiomiopati, penyakit pembuluh darah, penyakit jantung kongenital
Asupan garam tinggi, ketidakpatuhan pengobatan, hipertensi, aritmia akut,
dan aritmia, gangguan pengisian ventrikel (Stenosis mitral, penyakit pericardial, infeksi dan
infark) demam, emboli paru, anemia, endokarditis

Hilangnya jaringan kontraktil (infak miokard) Beban jantung berlebih Peningkatan Kebutuhan Gangguan aliran vena balik
atau miokarditis metabolic (Venous Return)
Sistolik melebihi kemampuan Preload melebihi kapasitas
vetrikel (Systolic Oberload) ventrikel (Diastolic overload) Peningkatan kebutuhan
Penurunan kontraktilitas miokardium Hambatan pengisian ventrikel
sirkulasi tubuh
Penurunan kontraktilitas Peningkatan Volume dan pressure
Penurunan Stroke volume dan cardiac output akhir diastolic dalam ventrikel Kerja jantung maksimal Penurunan output ventrikel
Hambatan pengosongan
ventrikel
Cardiac output tinggi

Kebutuhan belum terpenuhi

Penurunan Curah Jantung


Beban Jantung Meningkat

Left Sided Heart Failure (Gagal Jantung Kiri) Hospitalisasi

Penatalaksanaan Medik,
Forward Failure Backward Failure
Prosedur
Peningkatan left ventricular end perawatan,Komplikasi, status
Suplai darah ke jarngan menurun Suplai oksigen ke otak menurun Suplai aliran ke ginjal menurun diastolic kesehatan

Metabolisme anaerob Sinkop Peningkatan Renin Angiotensin Peningkatan tekanan vena pulmonalis Defisit Pengetahuan
Aldosteron
Asidosis metabolik Penurunan perfusi jaringan Peningkatan tekanan kapiler paru
Peningkatan Aldosteron
Penurunan energi (ATP) Peningkatan beban ventrikel kanan
Resiko tinggi kelebihan Peningkatan Antidiuretik Hormon Oedema paru
Fatigue cairan Shift alveolus dan kapiler Hipertropi ventrikel kanan
Retensi Na dan Air melebar
Intoleransi Aktivitas Penyempitan Vent. Kanan
Cemas
Sesak Napas Gangguan Pertukaran Gas GAGAL JANTUNG KANAN
Ketidakefetifan pola Napas
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan Farmakologi
• Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEI)
• Β bloker
• Antagonis aldosterone
• Diuretic
• Vasodilator
• Inotropic agent
• Morpine sulfat
• Antiansietas dan sedasi
• Digoxin
• Antikoagulan (heparin dosis rendah, warfarin)
Penatalaksanaan non-farmakologi
• Manajemen perawatan mandiri
• Ketaatan pasien berobat
• Menjaga BMI (pasin yang obesitas berisiko
mengalami perburukan kondisi)
• Asupan cairan
• Latihan fisik
Penatalaksanaan non-farmakologi
• Rehabilitasi jantung
• 45-47% mengurangi angka kematian yang menjalani rehabilitasi jantung
• Mengulangi rawat ulang di rumah sakit (31%)
• Meningkatkan kemampuan aktivitas fisik
• Meningkatkan status kesehatan meliputi tekanan darah, kapasitas
fungsional, dan serum lipid
• Peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
• Meningkatkan kualitas hidup pasien.
• Left Ventricular Assist Device (LVAD) atau Mechanical Heart Pump
Tes diagnostic
EKG
Cause Of Heart Failure :
1. Coronary artery disease with left ventricular damage Gangguan Pertukaran Gas: Difusi
2. Hypertension dan Osmosis
3. Cardiac inflammation HEART
4. Valvular dysfunction FAILURE
1. Monitor suara napas,
5. Pulmonary embolus
2. pemberian terapi oksigen,
6. Cardiomiopaty Left Failure 3. Intubasi (ETT)
  Cardiac 4. Penggunaan Ventilator sesuai
1. Tachyaritmia dengan order
Right Ventricular Failure 2. Gallop rhythm (S3, S4) 5. Kolaborasi : Morphine
Pulmonary
Penurunan Cardiac 3. Tachipnea, cough, cyanosis
Left Ventricular Failure
Output 4. Bibasilar cracles
5. Peningkatan tekanan arteri pulmonal
SystolicHeart Failure 6. Hemoptysis
Penurunan volume 7. Oedema Paru – Analisa Gas Darah Penurunan Cardiac Output
ke ginjal Juxtaglomelular apparatus 8. Dyspnea, Ortopnea
memicu meningkatkan renin 9. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
Renal
10. Nocturia 1. Monitoring intake output
Hipertropi ventrikel Other 2. monitoring hemodinamik,
Renin mengubah Angiotensinogen menjadi angiotensin I 11. Fatigue 3. Manajemen cairan
4. observasi berat badan secara
Meningkatakan berkala
sirkulasi (volume) ke 5. Kolaborasi : Diuretics,
Angiotensin Converting Enzyme (ACE) mengubah Vasodilator dan ACE inhibitor
jantung angiotensin I menjadi angiotensin II

Angiotensin II menyebabkan sekresi aldosterone oleh


Intoleransi Aktivitas
kelenjar adrenal

Monitoring TTV, Batasi aktivitas, Head UP, Mengatur


Vasokontriksi dan peningkatan Aldosteron menyebabkan posisi kaki tidak bertumpu, monitoring integritas kulit,
tahanan perifer sistemik retensi Na dan air rubah posisi berkala
 
ICU

Thank You

Cintai pekerjaan mu maka engkau akan menyelesaikan semuanya


dengan baik

Anda mungkin juga menyukai