BLOK CVS
Disusun Oleh : B3
Chantika Zahra Adi Saputra (1810211001)
Nur Alisa (1810211030)
Elmiraz Takbirani (1810211037)
Rajwa Zahra Mardhiyyah (1810211065)
Nadiva Salsabilla Anugraha P (1810211069)
Ario Seto (1810211094)
Ravena Hasna Haniyah (1810211097)
Romadhonal Qodarul Akbar (1810211130)
Shafiyya Naura Allika (1810211147)
Afifah Sulaksana (1810211149)
Elektrokardiogram adalah rekaman potensial listrik yang timbul sebagai aktivitas otot jantung ,
yang dapat direkam adalah potensial–potensial listrik yang timbul pada waktu otot-otot jantung
berkontraksi.
Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standar 25mm/ detik
dan defleksi 10mm sesuai potensial 1mV. Gambaran EKG normal terdiri dari:
1. Gelombang P
Gelombang ini berukuran kecil dan merupakan hasil dari depolarisasi dari atrium kanan dan kiri .
nilai normal interval P adalah kurang dari 0,12 detik
2. Segmen PR
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan gelombang P pada QRS. Lama
interval PR : 0,12 – 0,20 detik
Merupakan hasil depolarisasi dari ventrikel kanan dan kiri .lama interval QRS adalah 0,07 -0,10
detik.
4. Segmen ST
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan gelombang QRS pada T
5. Gelombang T
6. Gelombang U
Gelombang ini berukuran kecil dan sering tidak ada , asal dari gelombang ini merupakan hasil
repolarisasi dari atria yang sering tidak dikenali karena ukurannya kecil dan terbenam pada
gelombang QRS
KERTAS EKG
Terdapat 2 macam kotak dalam EKG yaitu kotak kecil dan kotak besar . Kotak kecil dengan
ukuran 1 mm x 1 mm atau 0,04 detik x 0,04 detik. Yang kedua yaitu kotak sedang/besar dengan
ukuran 5 mm x 5 mm atau 0,20 detik
INTEPRETASI EKG
1. Menghitung Frekuensi
2. Menilai Ritme
Untuk mengetahui apakan iramanya sudah teratur atau tidak teratur yaitu dengan melihat interval
R-R dan P-P.
Dikatakan regular jika intervalnya konsisten (jarak R-R sama dari satu siklus ke siklus lainnya
a. Irama sinus
Adalah irama denyut jantung yang pemacunya dominan oleh SA node .ciri utamanya adalah
gelombang P diikuti QRS
b. Irama Atrial
Adalah irama denyut jantung yang pemacu dominannya adalah sumber implus atrium.
Cirinya gelombang P berbeda dengan irama sinus . contoh pada atrial Fluter.
c. Irama Junctional
Irama denyut jantung yang pemacunya dominan pada nodus AV. Cirinya gelombang P hilang /
inverse/
mundur.
d. Irama Ventrikuler
Irama jantung yang pemacunya dominan dari sumber implus ventrikel
Zona transisi menunjukan posisi septum interventrikuler Zona transisi berada pada V3-V4 .
normalnya gelombang QRS mengalami progresifitas dari lead V1-V6, gelombang R bertambah
tinggi dan gelombang S bertambah pendek .
Zona transisi adalah area dimana panjang gelombang positif dan negative (S) tampak relative
sama.
VENTRIKULAR TAKIKARDIA
Adanya daerah miokard iskemik menyebabkan putaran balik konduksi impuls sehingga terjadi
depolarisasi ventrikel berulang secara cepat.
• Gelombang P: biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila terlihat, tidak selalu
mempunyai pola yang sesuai dengan QRS. Kontraksi ventrikel tidak berhubungan
dengan kontraksi atrium.
• Kompleks QRS: mempunyai konfigurasi yang sama dengan PVC-lebar dan aneh, dengan
gelombang T terbalik. Denyut ventrikel dapat bergabung dengan QRS normal,
menghasilkan denyut gabungan
VENTRIKEL FIBRILASI
Adalah gambaran bergetarnya ventrikel. Hal ini disebabkan karena banyaknya tempat di
ventrikel yang memunculkan impuls, sehingga sel jantung tidak sempat berdepolarisasi dan
repolarisasi sempurna.
CLINICAL SCIENCE
• Rate atrial lebih cepat mencapai 200/menit ada atriovetriculac block terjadi dengan
gelombang P yang tidak ada langsung QRS complex,
EPIDEMIOLOGI
• SVT bayi pada hari pertama kehidupan dan paling sering sebelum4 bulan
• SVT 1 PER 250.000 sampai 1 PER 250
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi pada Leher, Thorax, Paru,
Jantung, Abdomen, Ekstremitas
• Pemeriksaan penunjang
• EKG
• Darah rutin
• Elektorlit
• AGD
• X - Ray
• Beratnya gejala
• Lama gejala, termasuk kapan mulaitimbul gejala, kapan gejala berakhir dan seberapa
sering gejala itu muncul
• Faktor apa saja yang dapat memicu timbulnya gejala dan faktor apa yang dapat
menguranginya
• Analisa gas darah (AGD) merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting
untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam
darah
• Bertujuan untuk mengetahui status oksigenasi pasien, status keseimbangan asam basa,
fungsi paru dan status metabolisme pasien.
ELEKTROFISIOLOGI
KLASIFIKASI
GEJALA KLINIS
PALPITASI
Palpitasi atau perasaan berdebar merupakan gejala yang umum. Penting ditanyakan pada pasien
tentang deskripsi palpitasi apakah cepat atau lambat.
SINKOP
Sinkop adalah penurunan kesadaran sementara akibat anoksia serebral, biasanya karena aliran
darah ke otak yang tidak cukup. Sinkop bisa merupakan suatu gejala neurologi atau kardiak.
Sinkop muncul apakah setelah berdiri lama, timbul mendadak dari posisi duduk ke berdiri
(posturol syncope), saat buang air kecil (micturition syncope), saat batuk (tussive syncope), atau
saat emosi mendadak (vosovagal syncope).
KOMPLIKASI
• Hemodynamic compromise
• Tachycardia-induced angina
• Cardiomyopathy
• Iskemik dan infark miokard
PROGNOSIS
TATA LAKSANA
ANTI ARITMIA
ADENOSINE
Indikasi: obat utama pada takikardi dengan QRS sempit yaitu SVT. Efektif mengehtikan
proses re-entry pada nodus AV dan nodus SA. Adenosine adalah anti-arrhythmic yang
bekerja dengan cara memperlambat konduksi elektrik dalam jantung, memperlambat
detak jantung, dan menormalkan irama jantung.
Kontra indikasi: blok AV derajat 2 atau 3 dan Sindrom gangguan sinus, asma, takikardi
akibat obat
Efek samping: muka merah, nyeri dada, sesak nafas, bronkospasme, rasa tercekik, mual,
kepala terasa ringan, brakikardi berat, gangguan pada ritme
Interaksi Obat: derivate xantin seperti kafein dan teofilin antagonis terhadap adenosine
Bolus 6mg IV cepat dlm waktu 1-3 detik diikuti 20ml, kemudian lengan diangkat
Bila diperlukan, dosis kedua adenosine 12mg IV 1-2 menit setelah pemberian
pertama
Sediaan: ampul 10mg/ml
DIAGNOSA BANDING
ATRIAL FIBRILATION
Takiaritmia supra ventricular yang khas dengan aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi
mengakibatkan perburukan fungsi mekanisme atrium.
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi 1-2%
Pria > wanita = 3:2
45 tahun >
FAKTOR RESIKO
Usia
Memiliki penyakit kelainan jantung
Memiliki penyakit kelainan neurologis
Stress
Perokok
KLASIFIKASI
Berdasarkan laju respon ventrikel:
Cepat = >100x/menit
Normal = 60-100 x/menit
Lambat = <60x/menit
Berdasarkan klinis:
AF Pertama kali terdiagnosis
AF Paroksimal
AF Persisten
AF Persisten lama
AF Permanen
GEJALA KLINIS
o Terkadang tanpa gejala
o Palpitasi
o Sesak napas
o Letih
o Pusing
o Pingsan mendadak
Pemeriksaan fisik;
Nadi tidak teratur, dengan takikardi
Tekanan darah:
Menurun, apabila penyebab dasarnya hipertensi
Meningkat, apabila pasien tidak bisa menoleransi AF
Akral dingin, pucat
Ecg;
o Gelombang P banyak tetapi tidak disertai dengan gelombang QRS
o Ritme tidak teratur, disertai peningkatan detak ventrikel
TATA LAKSANA
Diltiazem 0,25 mg/kgBB bolus IV dalam 10 menit, dilanjutkan 0,35 mg/kgBB
Metoprolol 2,5-5 mg IV bolus dalam 2 menit sampai 3x dosis
Amiodaron 5 mg/kgBB dalam satu jam pertama, dilanjutkan 1 mg/menit dalam 6 jam,
kemudian 0,5 mg/menit dalam 18 jam via vena besar
Digoksin 0,25 mg IV setiap 2 jam sampai 1,5 mg
PENCEGAHAN
Rutin berolahraga
Mempertahankan berat badan ideal
Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
Berhenti merokok dan mengelolah stress dengan baik
KOMPLIKASI
Stroke
Gagal jantung
Kematian
VENTRIKEL FIBRILATION
Keadaan dimana terjadinya aktivitas listrik jantung terlalu cepat dan irregular ditandai
oleh gelombang elektrokardiografi yang bervariasi dengan laju ventrikel >300/menit dan
panjang tiap siklus <200 ms
ETIOLOGI
Dilatasi kardiomiopati
Obat
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RESIKO
Obesitas
Perokok
KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu
GEJALA KLINIS
o Mual
o Pusing
o Nyeri dada
o Palpitasi
o Sesak
o Pingsan
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien mengalami penurunan kesadaran disertai henti jantung dan henti napas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes darah
Echocardiogram
TATA LAKSANA
PENCEGAHAN
Berhenti merokok
KOMPLIKASI
Kematian
VENTRICULAR FLUTTER
Ventricular flutter (VF) adalah takiaritmia ventrikel yang ditandai dengan ventricular rate
yang tinggi (180 dan 250 bpm) namun dengan irama yang teratur. EKG menunjukkan kompleks
seperti gelombang sinus berisolasi besar yang terjadi akibat kompleks QRS dan gelombang T
yan
Periode ventricular flutter yang diikuti oleh supraventricular tachycardia
g
digabung. Gelombang P tidak terlihat.
Jika ventricular flutter tidak diobati, dapat menyebabkan ventricular fibrilation. Pada
keadaan penyakit jantung atau sistemik yang berat, ventricular tachycardia dapat berkembang
menjadi ventricular flutter, kemudian menjadi ventricular fibrillation.
VENTRICULAR TACHYCARDIA
A. DEFINISI
Ventricular tachycardia (VT) atau takikardia ventricular adalah kondisi dimana terdapat
tiga atau lebih premature ventriculare contraction (PVC) atau ventricular extrasystole (VES)
dengan laju lebih dari 120 kali per menit.
B. ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya, VT dibedakan menjadi :
1) VT Idopatik
VT Idiopatik Alur Keluar Ventrikel Kanan (Right Ventricular Outflow Tract VT=RVOT
VT)
VT Idiopatik Ventrikel Kiri (Idiopathic Left Ventricular VT)
2) VT pada Kardiomiopati Dilatasi Non-iskemia
Bundle Branch Reentrant VT
Arrythmogenic Right Ventricular Dysplasia (ARVD)
3) VT Iskemia
C. KLASIFIKASI
Secara umum
1. VT Monomorfik
VT monomorfik memiliki kompleks QRS yang sama pada tiap denyutan (beat)
dan menandakan adanya depolarisasi yang berulang dari tempat yang sama.
Umumnya disebabkan oleh adanya fokus atau substrat aritmia yang mudah
dieliminasi dengan teknik ablasi kateter.
2. VT Polimorfik
VT polimorfik ditandai dengan adanya kompleks QRS yang bervariasi (berubah)
dan menunjukkan adanya urutan depolarisasi yang berubah dari beberapa tempat.
Biasanya VT jenis ini berkaitan dengan jaringan parut (scar tissue) akibat infark
miokard (ischemic VT).
Ber
dasa
rka
n
durasi
1. VT Sustained
VT sustained adalah VT yang berlangsung selama >30 detik atau <30 detik
namun disertai dengan gangguan hemodinamik.
2. VT Nonsustained
VT nonsustained adalah VT yang berlangsung selama <30 detik.
D. GEJALA KLINIS
Berdasarkan riwayat
- Palpitasi
- Kepala terasa ringan
- Sinkop (pingsan)
- Nyeri dada
- Rasa gelisah
Berdasarkan pemeriksaan fisik
- Hipotensi
- Takipnea
- Tanda-tanda kurang perfusi (tingkat kesadaran, pucat, dan diaforesis yang berkurang)
- Tekanan vena jugular meningkat
- Adanya gelombang Cannon-A (jika atrium dalam irama sinus)
- Variasi dalam intensitas bunyi jantung pertama (S1)
Disebabkan oleh hilangnya sinkroni atrioventrikular (AV).
E. DIAGNOSIS
Elektrokardiografi (EKG) adalah standar kriteria untuk diagnosis VT. Jika situasi klinis
memungkinkan, EKG 12-lead harus diperoleh sebelum konversi irama. Pada pasien yang
hemodinamik tidak stabil atau tidak sadar, diagnosis VT dibuat dari temuan fisik dan strip
irama EKG saja. Protokol Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS) harus segera
diikuti. Biasanya, tes laboratorium harus ditunda sampai kardioversi listrik telah memulihkan
irama sinus dan pasien stabil.
Diagnosis VT didasarkan pada gambaran berikut ini :
1. Durasi dan Morfologi Kompleks QRS
Pada VT, urutan aktivasi tidak mengikuti arah konduksi normal (terganggu) sehingga
bentuk kompleks QRS akan kacau dan durasi kompleks QRS menjadi panjang (biasanya
lebih dari 0,12 detik). Pedoman umum yang berlaku adalah semakin lebar kompleks QRS
maka semakin besar kemungkinan suatu VT, khususnya apabila lebih dari 0,16 detik.
Pengecualian pada Idiopathic Left Ventricular Tachycardia yang memiliki kompleks QRS
kurang dari 0,12 detik karena lokasi reentry dekat dengan septum interventrikel seperti
konduksi normal.
Morfologi kompleks QRS bergantung pada asal fokus VT.
- Jika berasal dari ventrikel kanan gambaran morfologi blok berkas cabang kiri (left
bundle branch block morphology)
- Jika berasal dari ventrikel kiri gambran morfologi blok berkas cabang kanan (right
bundle branch block morphology)
- Jika morfologi QRS RBBB takikardi adalah VT jika monomorfik atau bifasik (QR
atau RS)
- Jika morfologi QRS LBBB menguatkan diagnosis VT jika terdapat takik (notching),
gelombang S atau nadir S yang lambat (>70 ms).
2. Laju dan Irama
Laju VT berkisar antara 120-300 kali per menit dengan irama yang teratur atau
amper teratur (variasi antar denyut adalah <0,04 detik).
3. Aksis Kompleks QRS
Pada VT terdapat perubahan aksis lebih dari 40 derajat ke arah kiri maupun ke
kanan. Kompleks QRS pada sandapan aVR biasanya berada pada posisi -210 derajat
dengan kompleks QRS negatif.
- QRS menjadi positif saat takikardi VT berasal dari apeks mengarah ke bagian basal
ventrikel
- Aksis ke superior pada takikardi QRS lebar dengan morfologi RBBB
- Takikardi dengan QRS lebar dengan aksis inferior dan morfologi RBBB VT yang
berasal dari right ventricular outflow tract
4. Atrio-Ventricular Dissociation
Pada VT, nodus sinus terus memberikan impuls secara bebas tanpa ada hubungan
dengan aktivitas ventrikel sehingga gelombang P yang muncul tidak berkaitan dengan
kompleks QRS (AV dissociation).
Adanya disosiasi AV merupakan tanda khas untuk VT walaupun adanya asosiasi
(hubungan) AV belum dapat menyingkirkan VT. Secara klinis disosiasi AV dapat dikenal
dengan adanya variasi bunyi jantung satu dan variasi tekanan darah sistolik.
Negative concordance
Kesesuaian negatif kompleks QRS pada sandapan dada dominan negative
menunjukkan asal fokus takikardi dari dinding anterior ventrikel.
Kriteria untuk diagnosis VT tersebut tidak selalu ditemukan dan tidak jarang hanya satu
atau dua kriteria saja yang dapat ditemukan. Oleh karena itu terdapat kriteria pendekatan yang
sederhana untuk mendiagnosis VT yang dinamakan Kriteria Brugada. Pedoman ini lebih
mudah dan praktis untuk digunakan dalam praktik sehari-hari.
F. TATALAKSANA
Tatalaksana pada Keadaan Akut
Bila dalam keadaan hemodinamik stabil, terminasi VT dapat dilakukan dengan
pemberian obat secara intavena.
a. Amiodarone
- Dosis pembebanan (loading dose) : 15 mg/menit dalam 10 menit, diikuti dengan
infus kontinu 1 mg/menit selama 6 jam.
- Dosis pemeliharaan : 0,5 mg/menit dalam 18 jam berikutnya
- Fungsi : Mempengaruhi ritme detak jantung dan membantu menjaga jantung
berdetak secara normal.
- Amiodarone hanya digunakan dalam mengobati gangguan irama jantung yang
mengancam jiwa.
b. Lidocaine
- Fungsi : Mengobati irama jantung tidak teratur
c. Prokainamid
- Fungsi : Membantu menjaga jantung berdetak secara normal.
d. Kardioversi elektrik
- Dimulai dengan energy rendah (10 joule dan 50 joule)
- Dilakukan apabila tatalaksana dengan obat tidak berpengaruh
Bila dalam keadaan hemodinamik tidak stabil (hipotensi, syok, angina, gagal jantung,
dan gejala hipoperfusi otak) maka pilihan pertama adalah kardioversi elektrik.
BRADIARITMIA
DEFINISI
Kondisi dimana frekuensi denyut jantung kurang dari 60 bpm.
Dapat bersifat fisiologis maupun patologis.
Patologis: disfungsi SA node dan gangguan konduksi AV node.
ETIOLOGI
Intrinsik
1. Penuaan
2. Infeksi atau Iskemia
3. Penyakit infiltratif
4. Penyakit kolagen (SLE, RA)
5. Trauma bedah
Ekstrinsik
1. Obat
2. Hipotiroid
3. Gangguan elektrolit
4. Hipotermia
5. Kelainan neurologis
GEJALA KLINIS
Gejala Hipoperfusi:
1. Pusing
2. Lemas
3. Nearsyncope
4. Syncope
TEMUAN KLINIS
Sinus Bradikardia disebabkan oleh stimulasi vagal berlebihan dan atau penurunan tonus
simpatis.
SB pada beberapa kasus bermanfaat untuk memperlambat waktu diastol dan memberi
waktu lebih lama untuk pengisian ventrikel. (IPD UI ed iv)
Gambaran EKG SB adalah laju nadi kurang dari 60 bpm dengan bentuk Gelombang P
normal disetiap depan kompleks QRS dan interval PR yang tetap (konstan).