Anda di halaman 1dari 68

ARITMIA

Koas Kelompok 21:


1. Gilfani A. R.
2. Sefira M. F.
3. Moh. Rizki I. M.
4. Alisa S.
5. Iqbala N. D.
DEPARTEMEN KARDIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA
BATU
PROGRAM PROFESI DOKTER
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
TABLE OF CONTENTS

01 03 05
PVC, Torse de
Takikardi AV Blok
Pointes

02 04
Atrial Fibrilasi,
Atrial Flutter, Bradikardi
Ventrikel Fibrilasi
01. Takikardi
● SVT (Supra Ventricular Tachycardi)
Supra Ventricular Tachycardi
● Istilah 'SVT' secara harfiah menunjukkan
takikardia [laju atrium >100 denyut per menit
(bpm) saat istirahat], mekanisme yang
melibatkan jaringan dari bundel His atau lebih
tinggi
● Secara umum, SVT dapat mencakup segala jenis
takikardi kecuali AF dan VT
Epidemiologi Klasifikasi

• Prevalensi SVT adlaah


2.25/1000 orang
• Insidensinya 35/100.000
orang per tahun
• Perempuan lebih berisiko
berkembangnya SVT 2 kali
daripada laki-laki
• Orang yang berusia lebih dari
65 tahun 5 kali lebih berisiko
mengalami SVT daripada
orang yang lebih muda
Atrio Ventricular Nodal Reentrant Tachycardia (AVNRT)
• Takikardia dengan QRS sempit, sangat reguler, dengan laju
jantung berkisar antara 150- 240x/mnt.
• Sebagian besar gelombang P ada di dalam kompleks QRS.
• QRS dapat lebar bila dengan aberansi, walaupun sangat jarang,
dapat disertai blok ke ventrikel atau ke atrium.

Atrio Ventricular Reciprocal Tachycardia (AVRT)


• Kelainan EKG yang disebabkan oleh
adanya jalur aksesori; ditandai
dengan interval PR yang pendek dan
gelombang delta pada pasien
asimtomatik.
MANIFESTASI PEMERIKSAAN
KLINIS FISIK

• Laju nadi teraba cepat dan regular


● Dada berdebar
● Dizzines • Tanda-tanda hipoperfusi (akral
● Awitan dan terminasi mendadak dingin, pucat) (kadang)
● Near syncope/ syncope
Initial Evaluation (ESC, 2019)
Standard:
● History, physical examination, and 12 lead ECG
● Full blood counts, biochemistry profile, and thyroid function
● An ECG during tachycardia should be sought
● Transthoracic echocardiography

Optional:
● Exercise tolerance testing
● 24 h ECG monitoring, transtelephonic monitoring, or an implantable loop recorder
● Myocardial ischaemia testing in patients with risk factors for coronary artery disease (including
men aged >40 years and post-menopausal women)
● An EPS should be considered for a definitive diagnosis and when catheter ablation is anticipated
KRITERIA
DIAGNOSIS
AVNRT AVRT
• QRS sempit, sangat reguler, • QRS sempit, reguler, laju QRS
laju QRS berkisar antara150- berkisar antara
240x/menit 150-240x/menit
• Sebagian besar gelombang • Interval RP biasanya >70
Pada di dalam kompleks QRS. mdet
Tatalaksana
• Vagal manuver

• Pemberian obat anti aritmia : Adenosi IV (first choice), ATP 10-20 mg/ obat
aritmia lainnya : verapamil, digitalis, metoplorol, propanolol
• Kardioversi listrik bila hemodinamik tidak stabil
01. Takikardi
● VT (Ventricular Tachycardi)
DEFINISI
● Sinus tachycardia is defined as a sinus rate >100 b.p.m. On the
ECG, the P wave is positive in leads I, II, and aVF, and
biphasic/negative in lead V1. (ESC, 2019)
● Adalah rangkaian 3 atau lebih PVC

VT dibagi menjadi 2 kategori


● SUSTAINED VT: Jika verlangsung lebih dari 30 detik, menghasilkan
gejala berat seperti sinkop, atau membutuhkan penghentian
dengan kardioversi atau obat antiaritmia
● NON SUSTAINED VT: Episode VT yang lebih pendek dan dapat
berhenti sendiri
● Kedua bentuk VT ditemukan paling sering pada pasien dengan
penyakit jantung struktural, termasuk iskemia dan infark miokard,
HF, Hipertrofi Ventrikel, penyakit jantung katup dan jantung
kongenital
KLASIFIKASI
● VT monomrofik  memiliki komplekas QRS yang sama pada setiap denyutan &
menandakan adanya depolarisasi berulang ditempat yang sama.
● VT Polimorfik  Terdapat kompleks QRS yang bervariasi dan menujukkan adanya
urutan depolarisasi yang berubah di beberapa tempat.
ETIOLOGI
MANIFESTASI GAMBARAN
KLINIS EKG

• Secara khas terjadi gejala penuruan • Morfologi yang sama dala setiap kompleks
curah jantung (ortostatis, Hipotensi, QRS, 3 VES berturut turut indikasi VT
Sinkop, keterbatasan, dll) • Durasi <30 sec  VT tidak berkepanjangan 
• VT monomorfik bersifat non suistinable VT
asimptomatik • Durasi > 30 sec  suistinable VT
• VT yang tidak ditangani dan • Kecepatan ventrikel >100x/menit, khususnya
berkepanjangan akan menjadi VT 120-250x/menit
yang tidak stabil  VF • Irama : reguler
• Gelombang P jarang terlihat, komplekas QRS
dan bentuknya aneh, durasi >0,12 sec, PR
Interval tidak ada
TATALAKSANA
• Bila Hemodinamik stabil : terminasi VT
diberikan obat intravena seperti amiodaron
dan lidokain
• Bila hemodinamik tidak stabil :
• VT dengan nadi : Kardioversi Elektrik
• VT tanpa nadi : Defibrilasi dalam
pemeliharaaan dan kesenjangan yang
lainnya
• Cari faktor penyebab yang dapat dikoreksi
misalnya iskemi, hipertensi, asidosis
02
Atrial Fibrilasi
• R-R ireguler
• Tiadanya konsistensi gelombang P (sulit dibedakan dengan T), yang digantikan
oleh gelombang getar (fibrilasi) yang bervariasi amplitudo, bentuk dan
durasinya
• Dapat ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus
interval R- R panjang-pendek (fenomena Ashman)
DEFINISI
• Takiaritmia supraventricular khas dengan aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi
yang mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium (paling sering ditemui
dalam praktik sehari-hari). Laju atrium 350-600x/menit

ETIOLOGI
ACS, Penyakit katup
CAD, CHF mitral/trikuspid

Hipoksia, Obat2an: digoxin,


EPIDEMIOLOGI
• Framingham Heart Study Cohort, 1948
 Dalam periode 20
tahun, angka kejadian FA adalah 2,1%
pada laki-laki dan 1,7% pada
perempuan.
• RSJP Harapan Kita Jakarta 2010-2013
 Kejadian FA pada pasien rawat selalu
meningkat setiap tahunnya.
• WHO  Peningkatan signifikan pada
populasi usia lanjut.
KLASIFIKASI AF

AF yang pertama kali terdiagnosis


(manifestasi klinis AF tanpa memandang durasi dan berat ringannya gejala)

AF paroksismal
Menurut waktu (terminasi spontan dlm 48jam, berlanjut 7 hari)

presentasi dan
AF persisten
durasinya (episode menetap > 7 hari atau memerlukan kardioversi dengan obat/listrik)

AF persisten lama
(bertahan > 1 tahun, kendali irama masih akan diterapkan)

AF permanen
(ditetapkan oleh dokter dan pasien sehingga strategi kendali irama tidak digunakan
lagi)
KLASIFIKASI AF

AF lone  tanpa penyakit struktur kardiovaskular lainnya dan usia


<60tahun
Menurut
ciri-ciri pasien
AF non valvular  tanpa penyakit rematik mitral, katup jantung

AF sekunder  disebabkan kondisi primer pemicu AF


AF dengan respon ventrikel cepat (>100x/menit)
AF dengan respon ventrikel normal (60-100x/menit)
AF dengan respon ventrikel lambat (<60x/menit)
ANAMNESIS
>50% Tidak Mudah
bergejala Palpitasi lelah
(silent AF)

Presinko Kelemahan
umum, pusing
p

Skor modifikasi EHRA


untuk menilai perkembangan gejala selama AF
PEMERIKSAAN
FISIK
TTV Nadi : Ireguler, cepat, 110-140x/menit (jarang 160-170x/menit).
Bradikardia jika pasien hipotermia dan toksisitas bat

K/L Eksoftalmos, Pembesaran Tiroid. Peningkatan JVP, Sianosis, Bruits(+)

Paru Tanda HF (ronkhi, efusi pleura)


Jantung Palpasi : Pergeseran punctum max
Auskultasi : S3 gallop, S2 pulmonal yang mengeras, Pulsus deficit (selisih
nadi teraba dengan auskultasi laju jantung)

Abdomen Asites, hepatomegaly/kapsul hepar mengencang


Ekstremitas Sianosis, jari tabuh, edema, dingin dan tanpa nadi (emboli perifer)
bawah
Neurologi Tanda TIA/cerebrovascular, hiperrefleks
Diagram pemilihan terapi antikoagulan AKB: antikoagulan oral baru, AVK:
antagonis vitamin K, garis padat: pilihan terbaik, garis putus-putus: pilihan alternatif
A PICTURE IS
WORTH A
THOUSAND WORDS
Tatalaksana Fase Akut
• Kendali laju fase akut
• Kendali irama fase akut

Tatalaksana Jangka Panjang


• Kendali laju jangka panjang
• Kendali irama jangka panjang
02
Atrial Flutter
• Reguler
• P seperti gigi gergaji
• Frekuensi atrial 250-450x/menit
● Manifestasi Klinis bergantung
● Aktivitas atrium yang cepat dan pada laju ventrikel per menit
regular pada kecepatan 180-
350 denyut/menit <100x/menit  asimtomatis
● Umumnya terjadi pada pasien Lebih cepat  palpitasi, sesak
penyakit jantung yang sudah napas, kelemahan
ada sebelumnya
● Bisa paroksismal, persisten,
atau permanen
02
Ventrikel Fibrilasi
● Nilai kompleks QRS tidak dapat ditentukan
● P, QRS, T tidak dapat dikenali
● Gelombang pada garis dasar terjadi antara 150-500x/menit
● Irama tidak dapat ditentukan (puncak dan palung tajam)
● Amplituo  diukur dari puncak ke palung (VF Halus, VF sedang, VF kasar, VF
sangat kasar)
Definisi •Keadaan terminal aritmia ventrikel (penyebab utama kematian mendadak)

•IMA

Etiologi •AV block total dengan respon ventrikel sangat lambat


•Hipokalemia dan hyperkalemia
•Asidosis berat, hipoksia

•Sinkop

Manifestasi Klinis •Tidak respon


•Megap-megap
•Sulit bernapas  henti napas
TATALAKSANA
Algoritme henti jantung
03. PVC & Torse
de Point
03. PVC
PVC (Premature Ventricular Complex)

● Denyut ektopik yang muncul dari dalam ventrikel


● Morfologi pada EKG
● Frekuensi: Tergantung pada tingkat irama yang
mendasarinya
● Irama: Tidak teratur setiap kali PVC terjadi
● Gelombang P: Tidak ada yang diikuti PVC
● QRS: Lebar (>0,10 detik), penampilan aneh
Beberapa Variasi Tampilan PVC
• PVC Uniform= bentuk PVC yang satu dengan yang lain
sama

• PVC Multiform = bentuk PVC berfariasi satu sama lain


Beberapa Variasi Tampilan PVC
• PVC Bigemini = 1 PVC timbul diantara 2 kompleks QRS normal

• PVC Trigemini = 1 PVC timbul diantara 3 kompleks QRS


normal
Beberapa Variasi Tampilan PVC
• PVC Quadrigemini = 1 PVC timbul diantara 4 kompleks
QRS normal

• PVC Couplet = PVC yang timbul berurutan sebanyak 2x


Beberapa Variasi Tampilan PVC
• PVC Triplet = PVC yang timbul berurutan sebanyak 3x

• PVC R on T = Gelombang R dari PVC timbul saat gelombang T


Grade PVC

• Grade 0 = Tidak ada PVC


• Grade 1 = PVC unifocal, frekuensi < 30x/
jam
• Grade 2 = PVC unifocal, frekuensi > 30x/
jam
• Grade 3 = PVC multifocal
• Grade 4a = PVC Couplet
• Grade 4b = PVC Triplet atau diatasnya
• Grade 5 = R on T
Torsa de Pointes

Merupakan suatu bentuk subtipe VT polimorfik yang menunjukkan variasiamplitudo


QRS, seolah-olah kompleks QRS berputar di bagian dasar.
Etiologi

● Obat-obatan: antidepresan trisiklik, prokainamid, sotalol,


amiodarone,ibutilid, dofetilid, beberapa antipsikotik,
digoksin
● Perubahan elektrolit dan metabolik (hipomagnesemia)
● Sindroma long QT
● Iskemia jantung akut
Gejala Klinis

• Gejala khas: penurunan curah jantung (ortostasis, hipotensi, sinkop,


tanda perfusi yang buruk)
• Cenderung memburuk secara tiba-tiba menjadi VT tanpa nadi atau VF
Gambaran EKG

● Kompleks QRS menunjukkan suatu pola kumparan nodus dimana


amplitudo VT meningkat dan kemudian menurun dalam suatu
pola ireguler (membentuk kumparan).
● Interval QT memanjang secara abnormal.
04. Bradiaritmia
Sinus Bradikardi

● Sinus bradikardia adalah irama jantung dengan depolarisasi otot jantung yang
dimulai dari nodus SA dan kecepatannya kurang dari 60 X/menit (bpm).
● Mayoritas pasien tidak menunjukkan gejala, sementara yang lain mungkin
datang dengan kelelahan, pusing, pusing, sinkop atau prasinkop,
memburuknya gejala angina, memburuknya gagal jantung, atau perlambatan
kognitif.
Sick Sinus Syndrome

● Sick sinus syndrome, juga dikenal sebagai disfungsi nodus SA, adalah
gangguan pada nodus sinoatrial yang disebabkan oleh gangguan fungsi alat
pacu jantung dan transmisi impuls yang menghasilkan ritme abnormal.
● Aritmia ini dapat menyebabkan palpitasi dan penurunan perfusi jaringan dan
akibatnya kelelahan, pusing, pra-sinkop, dan sinkop.
Junctional Escape Rhythm

● Ritme junctional adalah di mana detak jantung berasal dari AV node atau bundel-
Nya, yang terletak di dalam jaringan di persimpangan atrium dan ventrikel.
Umumnya, dalam irama sinus, detak jantung berasal dari SA node. Aktivitas listrik
ini kemudian berjalan melalui atrium ke nodus AV dari mana ia mencapai Bundel
His dari mana sinyal listrik berjalan ke ventrikel melalui serat Purkinje.
● EKG  QRS tidak didahului gelombang P karena impuls berasal dari daerah di
bawah atrium
Ventricular Escape Rhythm

● Terjadi bila kerja pacu jantung lebih tinggi di sambungan AV atau SA node gagal
mengontrol aktivasi ventrikel. Laju pelepasan biasanya 20-40 bpm, sering
dikaitkan dengan kompleks QRS yang luas
05
AV BLOK
DEFINISI

Atrio Ventrikular (AV) Blok 


Keadaan dimana terjadi kegagalan
konduksi impuls listrik dari nodus
sinoatrial ke ventrikel tanpa adanya
refrakter fisiologis
AV Blok 1 Terapi:
● Irama sinus ● Pada keadaan akut: Tidak ada (pasien tanpa
● Regular gejala)
● PR interval memanjang >0,20 detik, ● Atasi penyebab eksternal yang diketahui
konstan menimbulkan AV blokI
● Hindari obat-obatan yang menghambat
konduksi di nodus atrioventrikuler
AV Blok Derajat 2

Anamnesis:
Gejala bisa bervariasi tergantung
kondisi penyakit lain yang
menimbulkan AV blok seperti: infark
miokard akut
• AV Blok II tipe 1 :tanpa gejala
• AV Blok II tipe 2 :tanpa gejala,
sinkop.
Tipe I

Tipe II

PR interval:
Kompleks QRS:
● Makin lama makin panjang, PR
interval terpendek adalah segera ● Sempit pada AV Blok II tipe1
setelah blok pada AV Blok II tipe 1;
● Lebar pada AV Blok II tipe 2
● Tetap, tidak makin memanjang pada
AV Blok II tipe 2
AV Blok Derajat 3

Anamnesis:
1. Tanpa gejala
2. Sinkope, hampir sinkope, gagal
jantung, kapasitas fisik menurun
3. Gejala bisa bervariasi tergantung
kondisi penyakit lain yang
menimbulkan AV blok seperti:
infrak miokard akut
Pemeriksaan Fisik: Kriteria Diagnosis:
● Laju nadi teraba ireguler ● Gelombang P dan gelombang QRS saling tidak ada
● Bisa terjadi gangguan hemodinamik hubungan.
berupa TD menurun, atau tanda-tanda ● Tergantung lokasi blok, jika irama escape bisa berasal dari
syok kardiogenik junction (idio junctional rhythm, dengan QRS sempit, dan
laju jantung relatif lebih cepat) atau dari ventrikel (idio
ventricular rhythm, dengan kompleks QRS lebar dan laju
jantung relative lebih lambat).
Terapi:
Pada keadaan akut, bila:
● Tanpa gejala: observasi, bila perlu injeksi sulfas atropine /dopamine IV atasi penyebab eksternal yang
menyebabkan AV blok hindari obat-obatan penghambat konduksi di nodus AV
● Dengan gejala atau HR <40x/menit pasang pacu jantung sementara bila penyebab terjadinya total AV blk
tidak ada atau tidak ditemukan, maka harus dipasang pacu jantung permanen
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai