01 03 05
PVC, Torse de
Takikardi AV Blok
Pointes
02 04
Atrial Fibrilasi,
Atrial Flutter, Bradikardi
Ventrikel Fibrilasi
01. Takikardi
● SVT (Supra Ventricular Tachycardi)
Supra Ventricular Tachycardi
● Istilah 'SVT' secara harfiah menunjukkan
takikardia [laju atrium >100 denyut per menit
(bpm) saat istirahat], mekanisme yang
melibatkan jaringan dari bundel His atau lebih
tinggi
● Secara umum, SVT dapat mencakup segala jenis
takikardi kecuali AF dan VT
Epidemiologi Klasifikasi
Optional:
● Exercise tolerance testing
● 24 h ECG monitoring, transtelephonic monitoring, or an implantable loop recorder
● Myocardial ischaemia testing in patients with risk factors for coronary artery disease (including
men aged >40 years and post-menopausal women)
● An EPS should be considered for a definitive diagnosis and when catheter ablation is anticipated
KRITERIA
DIAGNOSIS
AVNRT AVRT
• QRS sempit, sangat reguler, • QRS sempit, reguler, laju QRS
laju QRS berkisar antara150- berkisar antara
240x/menit 150-240x/menit
• Sebagian besar gelombang • Interval RP biasanya >70
Pada di dalam kompleks QRS. mdet
Tatalaksana
• Vagal manuver
• Pemberian obat anti aritmia : Adenosi IV (first choice), ATP 10-20 mg/ obat
aritmia lainnya : verapamil, digitalis, metoplorol, propanolol
• Kardioversi listrik bila hemodinamik tidak stabil
01. Takikardi
● VT (Ventricular Tachycardi)
DEFINISI
● Sinus tachycardia is defined as a sinus rate >100 b.p.m. On the
ECG, the P wave is positive in leads I, II, and aVF, and
biphasic/negative in lead V1. (ESC, 2019)
● Adalah rangkaian 3 atau lebih PVC
• Secara khas terjadi gejala penuruan • Morfologi yang sama dala setiap kompleks
curah jantung (ortostatis, Hipotensi, QRS, 3 VES berturut turut indikasi VT
Sinkop, keterbatasan, dll) • Durasi <30 sec VT tidak berkepanjangan
• VT monomorfik bersifat non suistinable VT
asimptomatik • Durasi > 30 sec suistinable VT
• VT yang tidak ditangani dan • Kecepatan ventrikel >100x/menit, khususnya
berkepanjangan akan menjadi VT 120-250x/menit
yang tidak stabil VF • Irama : reguler
• Gelombang P jarang terlihat, komplekas QRS
dan bentuknya aneh, durasi >0,12 sec, PR
Interval tidak ada
TATALAKSANA
• Bila Hemodinamik stabil : terminasi VT
diberikan obat intravena seperti amiodaron
dan lidokain
• Bila hemodinamik tidak stabil :
• VT dengan nadi : Kardioversi Elektrik
• VT tanpa nadi : Defibrilasi dalam
pemeliharaaan dan kesenjangan yang
lainnya
• Cari faktor penyebab yang dapat dikoreksi
misalnya iskemi, hipertensi, asidosis
02
Atrial Fibrilasi
• R-R ireguler
• Tiadanya konsistensi gelombang P (sulit dibedakan dengan T), yang digantikan
oleh gelombang getar (fibrilasi) yang bervariasi amplitudo, bentuk dan
durasinya
• Dapat ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus
interval R- R panjang-pendek (fenomena Ashman)
DEFINISI
• Takiaritmia supraventricular khas dengan aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi
yang mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium (paling sering ditemui
dalam praktik sehari-hari). Laju atrium 350-600x/menit
ETIOLOGI
ACS, Penyakit katup
CAD, CHF mitral/trikuspid
AF paroksismal
Menurut waktu (terminasi spontan dlm 48jam, berlanjut 7 hari)
presentasi dan
AF persisten
durasinya (episode menetap > 7 hari atau memerlukan kardioversi dengan obat/listrik)
AF persisten lama
(bertahan > 1 tahun, kendali irama masih akan diterapkan)
AF permanen
(ditetapkan oleh dokter dan pasien sehingga strategi kendali irama tidak digunakan
lagi)
KLASIFIKASI AF
Presinko Kelemahan
umum, pusing
p
•IMA
•Sinkop
● Sinus bradikardia adalah irama jantung dengan depolarisasi otot jantung yang
dimulai dari nodus SA dan kecepatannya kurang dari 60 X/menit (bpm).
● Mayoritas pasien tidak menunjukkan gejala, sementara yang lain mungkin
datang dengan kelelahan, pusing, pusing, sinkop atau prasinkop,
memburuknya gejala angina, memburuknya gagal jantung, atau perlambatan
kognitif.
Sick Sinus Syndrome
● Sick sinus syndrome, juga dikenal sebagai disfungsi nodus SA, adalah
gangguan pada nodus sinoatrial yang disebabkan oleh gangguan fungsi alat
pacu jantung dan transmisi impuls yang menghasilkan ritme abnormal.
● Aritmia ini dapat menyebabkan palpitasi dan penurunan perfusi jaringan dan
akibatnya kelelahan, pusing, pra-sinkop, dan sinkop.
Junctional Escape Rhythm
● Ritme junctional adalah di mana detak jantung berasal dari AV node atau bundel-
Nya, yang terletak di dalam jaringan di persimpangan atrium dan ventrikel.
Umumnya, dalam irama sinus, detak jantung berasal dari SA node. Aktivitas listrik
ini kemudian berjalan melalui atrium ke nodus AV dari mana ia mencapai Bundel
His dari mana sinyal listrik berjalan ke ventrikel melalui serat Purkinje.
● EKG QRS tidak didahului gelombang P karena impuls berasal dari daerah di
bawah atrium
Ventricular Escape Rhythm
● Terjadi bila kerja pacu jantung lebih tinggi di sambungan AV atau SA node gagal
mengontrol aktivasi ventrikel. Laju pelepasan biasanya 20-40 bpm, sering
dikaitkan dengan kompleks QRS yang luas
05
AV BLOK
DEFINISI
Anamnesis:
Gejala bisa bervariasi tergantung
kondisi penyakit lain yang
menimbulkan AV blok seperti: infark
miokard akut
• AV Blok II tipe 1 :tanpa gejala
• AV Blok II tipe 2 :tanpa gejala,
sinkop.
Tipe I
Tipe II
PR interval:
Kompleks QRS:
● Makin lama makin panjang, PR
interval terpendek adalah segera ● Sempit pada AV Blok II tipe1
setelah blok pada AV Blok II tipe 1;
● Lebar pada AV Blok II tipe 2
● Tetap, tidak makin memanjang pada
AV Blok II tipe 2
AV Blok Derajat 3
Anamnesis:
1. Tanpa gejala
2. Sinkope, hampir sinkope, gagal
jantung, kapasitas fisik menurun
3. Gejala bisa bervariasi tergantung
kondisi penyakit lain yang
menimbulkan AV blok seperti:
infrak miokard akut
Pemeriksaan Fisik: Kriteria Diagnosis:
● Laju nadi teraba ireguler ● Gelombang P dan gelombang QRS saling tidak ada
● Bisa terjadi gangguan hemodinamik hubungan.
berupa TD menurun, atau tanda-tanda ● Tergantung lokasi blok, jika irama escape bisa berasal dari
syok kardiogenik junction (idio junctional rhythm, dengan QRS sempit, dan
laju jantung relatif lebih cepat) atau dari ventrikel (idio
ventricular rhythm, dengan kompleks QRS lebar dan laju
jantung relative lebih lambat).
Terapi:
Pada keadaan akut, bila:
● Tanpa gejala: observasi, bila perlu injeksi sulfas atropine /dopamine IV atasi penyebab eksternal yang
menyebabkan AV blok hindari obat-obatan penghambat konduksi di nodus AV
● Dengan gejala atau HR <40x/menit pasang pacu jantung sementara bila penyebab terjadinya total AV blk
tidak ada atau tidak ditemukan, maka harus dipasang pacu jantung permanen
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik