Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Takikardi supraventrikular (TSV) adalah satu jenis takidisritmia yang
ditandaidengan perubahan laju jantung yang mendadak bertambah cepat menjadi
berkisar antara 150kali/menit sampai 250 kali/menit. Kelainan pada TSV
mencakup komponen sistem konduksidan terjadi di bagian atas bundel HIS. Pada
kebanyakan TSV mempunyai kompleks QRSnormal. Kelainan ini sering terjadi
pada demam, emosi, aktivitas fisik dan gagal jantung.1
Gangguan irama jantung secara elektrofisiologi disebabkan oleh gangguan
pembentukan rangsang, gangguan konduksi rangsang dan gangguan pembentukan
serta penghantaran rangsang.1
Gangguan pembentukan rangsang. Gangguan ini dapat terjadi secara pasif
atau aktif. Bila gangguan rangsang terbentuk secaraaktif di luar urutan jaras
hantaran normal, seringkali menimbulkan gangguan irama ektopikdan bila
terbentuk secara pasif sering menimbulkan escape rhytm (irama pengganti).2
Gangguan konduksi Kelainan irama jantung dapat disebabkan oleh
hambatan pada hantaran (konduksi) aliran rangsang yang disebut blokade.
Hambatan tersebut mengakibatkan tidak adanya aliranrangsang yang sampai ke
bagian miokard yang seharusnya menerima rangsang untukdimulainya kontraksi.
Blokade ini dapat terjadi pada tiap bagian sistem hantaran rangsangmulai dari
nodus SA atrium, nodus AV, jaras HIS, dan cabang-cabang jaras kanan kiri
sampai pada percabangan purkinye dalam miokard.2

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR


Takikardi supraventrikular (TSV) adalah satu jenis takidisritmia yang
ditandaidengan perubahan laju jantung yang mendadak bertambah cepat menjadi
berkisar antara 150kali/menit sampai 250 kali/menit.1

2.2 KLASIFIKASI TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR


1. Atrioventricular nodal reentry tachycardia (AVNRT) adalah takikardi
dengan QRS sempit, sangat reguler, dengan laju jantung berkisar antara
150-240x/ menit. Sebagian besar gelombang P ada di dalam kompleks
QRS. QRS dapat lebar bila dengan aberansi, walaupun sangat jarang dapat
disertai blok ke ventrikel atau ke atrium.4
2. Atrioventricular reciprocal tachycardia (AVRT) adalah kelainan EKG
yang disebabkan oleh adanya jalur aksesori, ditandai dengan interval PR
yang pendek dan gelombang delta pada pasien asimtomatik.4
3. sindrom Wolf-Parkinson-White (WPW) adalah kelainan EKG pola WPW
yang disertai takikardi (biasanya takikardi dengan QRS sempit,
regulerdengan laju jantung berkisar antara 150-240x/menit. Interval RP
biasanya >70 detik. QRS dapat lebar bila dengan aberansi, walaupun
sangata jarang dapat disertai blok ke ventrikel atau ke atrium).4

2.3 PENYEBAB TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR

1.Idiopatik, ditemukan pada hampir setengah jumlah pasien. Tipe idiopatik


ini biasanya terjadi lebih sering pada bayi daripada anak. 3
2.Sindrom Wolf Parkinson White (WPW) terdapat pada 10-20% kasus dan
terjadi hanya setelah konversi menjadi sinus aritmia. Sindrom WPW adalah suatu
sindrom dengan interval PR yang pendek dan interval QRS yang lebar; yang
disebabkan oleh hubungan langsung antara atrium dan ventrikel melalui jaras
tambahan. 3

2
3.Beberapa penyakit jantung bawaan (anomali Ebstein’s, single ventricle, L-
TGA). 3

2.4 KRITERIA DIAGNOSIS 4

EKG 12 sadapan
AVNRT AVRT/WPW
QRS sempit, sangat reguler, laju QRS QRS sempit, reguler, laju QRS
berkisar antara 150-240x/mnt. berkisan antara 150-240x/mnt.
Sebagiann besar gelombang P ada DI Interval RP biasanya > 70mdet.s
dalam komplek QRS.
Studi eletrofisiologi
AVNRT AVRT/WPW
Takikardi dengan cycle length 250- Takikardi dengan cycle length 250-
400 mdet. 400 mdet.
Interval VA pendek (<70mdet) Interval VA penjang (>70mdet).
kecuali pada AVNRT atipikal. Aktivasi retrograde aeksentrik.
Tidak ada reset pada pemacuan reset pada pemacuan ventrikel saat
ventrikel saat refrakter His. refrakter His.
Interval VA saat takikardia-interval retrograde A paling awal menentukan
>80mdet. lokasi jalur aksesori.
Pola VAV saat terminasi ventrikel Pola VAV saat terminasi ventrikel
kanan dengan takikardi masih kanan dengan takikardi masih
berlangsung. berlangsung.

2.5 DIAGNOSIS
1. anamnesis. 4
a. berdebar
b. dizziness
c. awitan dan terminasi mendadak
d. near syncope/ syncop

3
2. pemeriksaan fisik
a. laju nadi teraba cepat dan reguler.
b. tanda hipoperfusi (akral dingin, pucat) tidak terlalu.
3. pemeriksaan penunjang
a. eletrokardiogarfi (EKG).
b. laboratorium darah : hematologi rutin, faktor koagulasi, fungsu tiroid,
HCV, HIV, fungsi ginjal.
c. Ekokardiografi.
d. Foto rontgen thorak.
e. Holter monitoring.
f. Eletrofisologi.4

2.6 DIAGNOSIS BANDING. 4


1. AVRT (WPW)
2. Atrial takiakrdi
3. Atrial flutter dengan konduksi 1:1

2.7 TERAPI
1. Pada keadaan akut
a. Manuver valsava
b. Adenosin iv (oabat pilihan utama ATP 10-20 mg.
c. Verapamil iv 2,5-5 mg perlahan, 3x jika tidak ada gagal jantung
d. Diltiazemiv iv 0,25-0, 35 mg/kg jika tidak ada gagal jantung
e. Digitalis iv 0,5 mg
f. Metoprolol iv 5-15 mg, propanolol 1-2 mg, selama 4 mnt.
g. Kardoversi listrik bila hemo dinamik tidak stabil
2. Terapi definitif
AVNRT: ablasi radio frekuensi slow path way dari nodus AV
AVRT: ablasi radio frekuensi jalur kasesori. 4

4
2.8 EDUKASI
1. Edukasi mengenali tanda dan gejala secara mandiri. Ajarkan cara
menghitung anadi yang cepat, mengukur tekanan darah, mengeluh
derdebar, rasa melayang seperti akan pinsan, keringat dingin, lemas.
2. Edukasi tindakan awal yang harus dilakukan ketika timbul tanda dan
gejala, seperti : istirahat, bila keluhan tidak hilangharus segera pelayanan
kesehatan terdekat.
3. Edukasi tindakan lanjut/terapu definitif : radio frekuensi ablasi.
4. Edukasi easurance : meyakinkan pasien kondisi tidak berbahaya.4

2.9. PROGNOSIS
>50 % pasien AVNRT atau AVRT konversi ke irama sinus pada fase akut
<3% tingkat frekuensi pasien AVNRT atau AVRT dengan terapi definitif. 4

5
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Takikardi supraventrikular (TSV) adalah satu jenis takidisritmia yang ditandai
dengan perubahan laju jantung yang mendadak bertambah cepat menjadi berkis
ar antara 150kali/menit sampai 250 kali/menit.
2. SVT terdiri atas: Atrioventricular nodal reentry tachycardia (AVNRT),
Atrioventricular reciprocal tachycardia (AVRT), sindrom Wolf-Parkinson-
White (WPW).
3. Ditandai dengan keadaan: berdebar, dizziness, awitan dan terminasi
mendadak, near syncope/ syncop.
4. >50 % pasien AVNRT atau AVRT konversi ke irama sinus pada fase akut <3%
tingkat frekuensi pasien AVNRT atau AVRT dengan terapi definitif.

Anda mungkin juga menyukai