Anda di halaman 1dari 38

1

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK TUMBUH KEMBANG

Anamnesis
Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat
dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut sebagai autoanamnesis, atau dilakukan
terhadap orang tua, wali, orang yang dekat dengan pasien atau sumber lain, disebut sebagai
aloanamnesis. Termasuk di dalam aloanamnesis adalah semua keterangan dari dokter yang
merujuk, catatan rekam medik, dan semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya
sendiri. Oleh kaena bayi dan sebagian besar anak belum dapat memberikan keterangan,
maka dalam bidang kesehatan anak aloanamnesis menduduki tempat yang jauh lebih penting
daripada autoanamnesis
Peran anamnesis dalam diagnosis

Pada seorang pasien, terutama pasien anak, sebagian terbesar data yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis (diperkirakan tidak kurang dari 80 %) diperoleh dari anamnesis.
Bahakan dalam beberapa keadaan tertentu, anamnesis merupakan cara yang tercepat dan
satu-satunya kunci menuju diagnosis,baik pada kasus-kasus dengan latar belakang faktor
biomedis, psikososial, ataupun kedunya.

Sebagai contoh , seorang anak yang dibawa ibunya dengan keluhan utama demam,
dan ibu mengatakan bahwa anaknya beberapa saat yang lalu mengalami kejang, maka
diagnosis kejang ditegakkan semata-mata berdasarkan anamnesis , oleh karena pada saat
diperiksa anak sudah tidak dalam keadaan kejang.

Langkah-langkah dalam pembuatan anamnesis

1. Identitas pasien :
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Nama orang tua
e. Alamt
f. Umur, pendidikan dan pekerjaan orang tua
g. Agama dan suku bangsa
2. Riwayat penyakit :
a. Keluhan utama
3. Riwayat perjalanan penyakit :
a. lamanya keluhan berlangsung
b. bagaiman sifat terjadinya gejala : apakah mendadak, perlahan-lahan, terus-
menerus, berupa bangkita-bangkitan atau serangan, hilang timbul, apakah
berhubungan dengan waktu (misalnya terjadi waktu pagi, sore, malam)
c. Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasinya dan sifatnya : menetap, cenderung
bertambah berat, cenderung berkurang
d. Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah
sebelumnya
e. Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien yang
menderita keluhan yang sama
2

f. Upaya apa yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya

4. Keluhan penyerta lainya :


a. Demam
b. Batuk
c. Mencret
d. Kejang
e. Muntah
f. Edema
g. Sesak Napas
h. Sianosis
i. Ikterus
j. Perdarahan
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
6. Riwayat kehamilan ibu :
a. ANC dimana
b. Mendapat Suntika toxoid tetanus atau belum
c. Obat-obat yang diminum selama kehamilan
d. Infeksi yang pernah diderita ibu
e. Apakah ibu perokok atau minum-minuman keras
f. Makanan ibu selama kehamilan
7. Riwayat Kelahiran :
a. Tanggal kelahiran
b. Tempat kelahiran
c. Siapa yang menolong persalinan
d. Cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, bedah kaisar)
e. Apakah ada kehamilan ganda
f. Masa kehamilan apakah cukup bulan, kurang bulan ataukah lewat bulan
g. Berat dan panjang badan lahir (SMK : Sesuai Masa kehamilan, KMK : Kecil masa
kehamilan , BMK : Besar masa kehamilan dengan menggunakan peta Lubchenko)
8. Riwayat Makanan
a. ASI atau PASI atau kedunya
9. Riwayat imunisasi : Imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan harus rutin ditanyakan
10. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan perlu juga ditanyakan
11. Riwayat keluarga : sosio ekonomi, penyakit dalam keluarga
3

DAFTAR TILIK ANAMNESIS


TUMBUH KEMBANG ANAK

No. Langkah/Kegiatan Skor


0 1 2
1. Ucapkan salam, pemeriksa berdiri & melakukan jabat tangan
2. Persilahkan duduk berseberangan/berhadapan
3. Ciptakan suasana membantu dan menyenangkan
4. Menanyakan Identitas Pasien :
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Nama orang tua
e. Alamat
f. Umur, pendidikan dan pekerjaan orang tua
g. Agama dan suku bangsa
5. Menanyakan keluhan utama dan menggali riwayat penyakit sekarang
6. Menanyakan Riwayat perjalanan penyakit :
a. lamanya keluhan berlangsung
b. bagaiman sifat terjadinya gejala : apakah mendadak, perlahan-
lahan, terus-menerus, berupa bangkita-bangkitan atau serangan,
hilang timbul, apakah berhubungan dengan waktu (misalnya
terjadi waktu pagi, sore, malam)
c. Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasinya dan sifatnya :
menetap, cenderung bertambah berat, cenderung berkurang
d. Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah
sudah pernah sebelumnya
e. Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling
pasien yang menderita keluhan yang sama
f. Upaya apa yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya
7. Menanyakan Keluhan penyerta lainya :
a. Demam
b. Batuk
c. Mencret
d. Kejang
e. Muntah
f. Edema
g. Sesak Napas
h. Sianosis
i. Ikterus
j. Perdarahan
8. Menanyakan Riwayat penyakit yang pernah diderita
9. Menanyakan Riwayat kehamilan ibu :
a. ANC dimana
b. Mendapat Suntikan toxoid tetanus atau belum
c. Obat-obat yang diminum selama kehamilan
d. Infeksi yang pernah diderita ibu
e. Apakah ibu perokok atau minum-minuman keras
f. Makanan ibu selama kehamilan
10. Riwayat Kelahiran :
a. Tanggal kelahiran
b. Tempat kelahiran
c. Siapa yang menolong persalinan
d. Cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, bedah
4

kaisar)
e. Apakah ada kehamilan ganda
f. Masa kehamilan apakah cukup bulan, kurang bulan ataukah lewat
bulan
g. Berat dan panjang badan lahir (SMK : Sesuai Masa kehamilan,
KMK : Kecil masa kehamilan , BMK : Besar masa kehamilan
dengan menggunakan peta Lubchenko)
11. Menanyakan Riwayat Makanan : ASI atau PASI atau kedunya
12. Menanyakan riwayat imunisasi : Imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan
13. Menanyakan Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
14. Menanyakan Riwayat keluarga : sosio ekonomi, penyakit dalam keluarga
5

PEMERIKSAAN FISIS UMUM PADA ANAK

Berbeda dengan pendekatan pada orang dewasa, pada pemeriksaan fisis pada anak
diperlukan pendekatan tertentu agar pemeriksa dapat memperoleh informasi keadaan fisis
anak secara lengkap dan akurat. Cara tersebut dimaksudkan agar anak tidak merasa takut,
tidak menangis dan tidak menolak untuk diperiksa.

Pendekatan dalam pemeriksaan fisis tersebut tergantung kepada umur dan keadaan
anak. Pada umumnya bayi dan anak kecil akan merasa aman dan berkurang rasa takutnya
dengan kehadiran orang tua, terutama ibu. Pada bayi yang masih kecil, misalnya kurang dari
4 bulan, pendekatan biasanya lebih mudah, oleh karena bayi belum dapat membedakan orang
disekitarnya. Pada bayi yang lebih besar yang sudah mulai takut kepada orang yang belum
dikenalnya, pendekatan menjadi lebih sulit. Dalam hal ini sebaiknya pemeriksa bersifat
informal, sedikit santai. Pemeriksaan dapat dimulai pada waktu bayi masih dalam pangkuan
ibu. Lambat laun ia dapat dipindahkan ke meja pemeriksa sambil dipegang-pegang dagunya,
pipinya atau diajak bicara dengan kata-kata manis. Sedangkan ibunya memegang
tungkainya.

Pada anak yang lebih besar, pendekatan dapat dimulai dengan memberikan salam
kepadanya, menanyakan namanya, umurnya, sekolahnya, kelasnya dan lain sebagainya.
Dapat pula dipuji penampilannya, misalnya bajunya, topi, atau gelangnya. Pada waktu
pemeriksaan dapat diceritakan sesuatu yang menyenangkan sesuai dengan umur anak, atau
ditanyakan seseuatu agar anak tidak merasa tegang, pada anak yang kait berat, lebih-lebih
apabila kesadarannya menurun, hal-hal tersebut tidak perlu dilakukan, anak dapat langsung
diperiksa.

Cara pemeriksaan fisi pada bayi dan anak pada umumnya sama dengan cara
pemeriksaan pada orang dewasa, yait dimulai dengan inspeksi (periksa lihat), palpasi (periksa
raba), perkusi (periksa ketuk), auskultasi (periksa dengar). Pada keadaan tertentu urutan
pemeriksaan tidak harus demikian . Pada bayi dan anak kecil setelah inspeksi umum
dianjurkan untuk melakukan auskultasi abdomen (untuk mendengarkan bising usus) serta
auskultasi jantung (untuk mendengarkan karateristik bunyi dan bising jantung) Hal ini
disebabkan karena apabila anak menangis bising usus dapat meningkat dan bising jantung
sulit dinilai)

Pemeriksaan dilakukan dengan menidurkan bayi atau anak pada meja periksa atau
tempat tidur yang cukup tinggi agar dokter dapat memeriksan tanpa cepat lelah. Pemeriksaan
dilakukan diruangan yang tenang dan dengan cahaya yang cukup terang ; biasanya pemeriksa
berada di sebelah kanan pasien yang telentang. Posisi tidur diatur demikian rupa supaya ia
merasa nyaman, misalnya pasien yang mengalami sesak napas lebih nyaman bila dia dalam
posisi setengah duduk.

Bayi atau anak kecil dapat langsung diperiksa tanpa pakaian. Pasien yang lebih besar
mungkin merasa malu apabila pakainya dibuka sekaligus ; oleh karena itu sebaiknya pakaian
pasie dibuka sebagian demi sebagian , sesuai dengan bagian tubuh yang diperiksa. Pada
remaja, khususnya perempuan , perawat sebaiknya mendampingi dokter selama pemeriksaan.

Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter hendaknya mencuci tangan dengan air


hangat atau dengan air biasa kemudian menggosok-gosokan kedua telapak tangan untuk
menghangatkan tangan. Demikian pula seusai pemeriksaan tangan dicuci kembali. Pada
6

neonatus dan pasien dengan penyakit infeksi, tangan dokter dicuci kembali dengan sabun
atau cairan antiseptik.

Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari ujung ramput sampai ujung kaki,
namun didak harus dengan urutan tertentu. Pemeriksaan yang menggunakan alat seperti
pemeriksaan tenggorok, mulut, telinga, suhu tubuh, tekanan darah dan lainya sebaiknya
dilakukan paling akhir, oleh karena dengan melihat atau memakai alat-alat anak dapat
menjadi takut ata merasa tidak nyaman, sehingga menolak diperiksa lebih lanjut.

LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN UMUM

1. Penilaian keadaan umum pasien yang mencakup :


a. Kesan keadaan sakit : apakah pasien tidak tampak sakit, sakit ringan, sakit sedang
ataukah sakit berat. Kesan keadaan sakit ini sedikit banyak bersifat subyektif.
Perhatikan pula fasies pasien. Fasies adalah istilah yang menunjukkan ekspresi
wajah pasien dan kadang-kadang dapat memberikan informasi tentang keadaan
klinisnya.
b. Kesadaran : compos mentis, apatis, somnolen, sopor, koma dan delirium
c. Kesan status gizi/nutrisi : Penilaian status gizi pasien secara klinis dilakukan
trutama dengan inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi secara umum dapat dilihat
bagaimana proporsi atau postur tubuhnya, apakah baik, kurus, atau gemuk. Juga
dinilai apakah ada kelainan yang menyebabkan proporsi tubuh berubah, seperti
hidrosefalus, edema-anasarka atau akondroplasia. Penilaian status gizi dilengkapi
dengan data antropometrik serta hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Penilaian Tanda-tanda vital : nadi (nilai laju nadi, irama nadi,kualitas nadi, ekualitas
nadi), Tekanan darah, Pernapasan, dan Suhu tubuh.
3. Data Antropometrik
a. Berat badan (BB) : Hasil pengukuran berat badan dipetakan pada kurva standar
berat badan/umur (BB/U) dan berat badan/tinggi badan (BB/TB) atau dihitung
persentasenya terhadap standar baku.
Interpretasi : 1. BB/U dipetakan pada kurve berat badan
BB < sentil ke- 10 : disebut defisit
BB > sentil ke- 90 : disebut kelebihan

2. BB/U dibandingkan acuan standar, dinyatakan dalam persentase

> 120 % : disebut gizi lebih


80 120 % : disebut gizi baik
60 80 % : tanpa edema : gizi kurang
Dengan edema : gizi buruk (kwasiokor)
< 60 % : gizi buruk : tanpa edema (marasmur)
Dengan edema : marasmus-kwasiokor
b. Tinggi Badan (TB) : Hasil pengukuran tinggi badan dipetakan pada kurve tinggi
badan atau dihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen.
7

Interpretasi : 1. TB/U pada lurva :


< sentil 5 : defisit berat
Sentil 5 10 : perlu evaluasi untuk membedakan
apakah perawakan pendek akibat defisinsi nutrisi kronik atau
konstitusional

2. TB/U dibandingkan standar baku (%)

90 110 % : baik/normal
70 89 % : tinggi kurang
< 70 % : tinggi sangat kurang

c. Rasio berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)


BBB/TB dinyatakan dalam persentase dari BB standar yang sesuai dengan TB
terukur individu tersebut. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut :
BB/TB (%) = (BB terukur saat itu) : (BB standar sesuai untuk TB terukur) x 100
%
Interpretasi : 1. Penilaian status gizi bedasarkan persentase TB/BB
> 120 % : Obesitas
110 120 % : Overweight
90 110 % : Normal
70 90 % : Gizi kurang
< 70 % : Gizi buruk

2. Nilai TB/BB disekitar sentil ke 50 menunjukkan kesusaian atau


normal, makin jauh deviasi akan makin besar pula kelebihan atau
kekurangan gizi pada individu tersebut.
d. Lingkar lengang atas (LLA)
Pada anak berumur 1 5 tahun , LLA saja sudah dapat menunjukkan status gizi.
Interpretasi :
< 12,5 cm : gizi buruk (merah)
12,5 13,5 cm : gizi kurang (kuning)
> 13,5 cm : gizi baik (hujan)
Bila dikaitkan dengan umur, nilai LLA dibanding dengan baku standar dan
dinyatakan dalam persen. Nilai 100 % adalah persentil ke-50 nilai baku.
Interpretasi :
85 100 % : gizi baik (normal)
70 85 % : gizi kurang
< 70 % : gizi buruk
Bila umur tidak diketahui , stastus gizi dinilai dengan indeks LLA/TB
Interpretasi :
> 85 % : gizi baik (normal)
80 85 % : borderline / kurang kalori protein (KKP) I
75 80 % : gizi kurang/ KKP II
< 75 % : gizi buruk /KKP III
d. Tebal lipatan kulit (TLK)
8

Hasilnya dibandingkan dengan standar.


e. Lingkaran Kepala
Hasil pengukuran dipetakan pada grafis standar
Interpretasi :
Lingkaran kepala < sentil ke-5 atau < 2SB menunjukkan adanya mikrosefali,
dan kemungkinan malnutrisi kronik pada masa bayi atau anak dini
Lingkaran kepala > sentil ke-95 atau >+ 2 SB menunjukkan adanya
makrosefali.

4. Pemeriksaan pada kulit ; warna, sianosis, ikterus, hemangioma, ekzema, pucat,


purpura, eritema, makula, papula, vesikula, pustula, ulkus, nodul subkutan, turgor
kulit, kelembaban kulit, tektur kulit, edema, miliaria, dll.
5. Pemeriksaan rambut : warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut
6. Pemeriksaan kelenjar getah bening : ukuran, bentuk, mobilitas, serta tanda-tanda
radang
7. Pemeriksaan kepala : Bentuk dan ukuran kepala, kraniotabes, rambut dan kulit kepala,
ubun-ubun. Wajah, mata (visus, palpebra, alis dan bulu mata, glandula lakrimalis,
konjugtiva, sklera, kornea, pupil dan lensa, eksoftalmus dan enoftalmus, strabismus,
nigtasmus. Telinga ( daun telinga dan liang telinga, membran timpani, mastoid,
ketajama pendengaran. Hidung. Mulut ( trismus, halitosis, bibir, mukosa pipi, gusi,
palatum, lidah, gigi. Gigi-geligi: jadwal pertumbuhan gigi-geligi susu (saat erupsi),
saat tanggal dan pergantian/rupsi gigi-geligi permanen. Pemeriksaan pada faring dan
laring
8. Pemeriksaan leher : tortikolis, kaku kuduk, massa dileher
9. Pemeriksaan Dada : bentuk dada (funnel chest, pigeon chest, barrel chest)
a. Paru : inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (suara napas dasar ;vseikuler,
bronkial, amforik). Suara napas tambahan : ronki basah dan ronki kering,
krepitasi, bunyi gesekan pleura (pleural fiction rub)
b. Jantung : inspeksi dan palpasi (denyut apeks, getaran bising). Perkusi, auskultasi
(bunyi jantung, bising jantung

10. Pemeriksaan abdomen


a. Inspeksi : ukuran dan bentuk perut, dinding perut, gerakan dinding perut
b. Auskultasi : suara peristaltik usus terdengar normalmua tiap 10 30 detik
c. Perkusi : bunyi timpani, asites
d. Palpasi : ketegangang dinding perut, nyeri tekan, palpasi organ intraabdominal
(hati, limpa, ginjal, massa intraabdominal)
11. Pemeriksaan Anus dan rektum
12. Pemeriksaan genitalia
13. Pemeriksaan anggotan gerak dan tulang belakang
9

PEMERIKSAAN FISIS NEONATUS

Sebelum melakukan pemeriksaan fisis pada neonatus, harus dilakukan amanesis yang cermat
untuk mengetahui hal-hal berikut :
Riwayat terdapatnya penyakit keturunan
Riwayat kehamilan-kehamilan sebelumnya
Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat persalinan sekarang

Pemeriksaan fisis pada neonatus dilakukan paling kurang 3 kali, yakni :


1. Pada saat lahir
2. Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dalam 24 jam atau pada hari berikutnya
3. Pemeriksaan pada waktu pulang

Pemeriksaan pada saat lahir :


1. Penilaian adaptasi neonatus : dilakukan dengan cara menghitung nilai Apgar (Apgar
Score)
Nilai Apgar pertama kali diperkenalkan oleh Viginia Apgar pada tahun 1952. Sejak
itu sistem ini dipergunakan secara luas untuk menilai keadaan klinik bayi baru lahir.
Pada mulanya skor Apgar digunakan sebagai cara yang mudah untuk menilai bayi
baru lahir apakah memerlukan resusitasi dan mengevaluasi keberhasilan resusitasi.
Cara ini dianggap yang paling ideal dan telah banyak digunakan dimana-mana.
Patokan klinis yang dinilai adalah menghitung frekuensi jantung, melihat usaha
bernafas, menilai tonus otot, menilai reflek rangsangan,memperhatikan warna kulit.
Setiap kriteria diberi angka tertentu. Nilai Apgar biasanya dinilai 1 menit setelah bayi
lahir lengkap, selanjutnya dilakukan pada 5 menit berikutnya karena hal ini
mempunyai korelasi yang erat dengan mortalitas dan morbiditas neonatal. Nilai Apgar
1 menit menunjukkan toleransi bayi terhadap proses kelahirannya, nilai Apgar 5 menit
menujukkan adaptasi bayi terhadap lingkungan barunya.
2. Mencari kelainan kongenital : penggunaan obat-obat teratogenik, terkena radiasi, atau
infeksi virus pada trimester pertama, kelainan bawaan pada keluarga

Caramenentukan nilai Apgar

Tanda 0 1 2
Laju jantung Tidak ada < 100 100
Usaha bernapas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstermitas fleksi Gerakan aktif
sedikit
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna Kulit Seluruh tubuh Tubuh kemerahaan, Seluruh tubuh
biru/pucat ekstremitas biru kemerahan
10

Interpretasi :

0-3 = asfiksia berat

4-6 = asfiksia sedang

7-10 = bayi normal

Jumlah total skor mengindikasikan status dan kebutuhan bayi terhadap suatu perawatan
khusus. Sepuluh (10) adalah skor maksimum. Bayi yang baru lahir dengan skor dibawah 7
membutuhkan bantuan pernafasan. Skor 7-10 pada menit pertama berarti bayi tidak
membutuhkan bantuan pernafasan dan berada dalam kondisi yang bagus. Skor 4-6 pada
menit pertama berarti ada gangguan moderat dan disarankan perawatan khusus. Skor 0-3
pada menit pertama berarti adanya gangguan pernafasan yang parah dan membutuhkan
bantuan pernafasan sesegera mungkin.

Prosedur:
1. Yang harus diprioritaskan saat kelahiran adalah memastikan ada tempat yang
memadai, hangat dan cukup cahaya untuk menyambut kedatangan bayi dan jika
diperlukan memberikan bantuan pernafasan.
2. Periksa peralatan pernafasan sebelumnya untuk setiap kelahiran dan susun
penempatannya untuk penggunaan saat darurat.
3. Lakukan pemeriksaan cermat dan menyeluruh pada bayi.
4. Sesegera mungkin berikan perawatan tambahan jika diperlukan pada kelahiran yang
sudah disepakati sebelumnya.
5. Catat waktu kelahiran.
6. Lakukan pemeriksaan secara cepat dan efisien terhadap setiap kelahiran pada menit 1
pada setiap variabel.
7. Ulangi penilaian APGAR pada menit ke 5.
8. Ulangi APGAR jika dibutuhkan dalam protokol setempat.
11
12

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIS NEONATUS


No. Langkah/Kegiatan Skor
0 1 2
1. Sebelum melakukan pemeriksaan fisis pada neonatus, harus
dilakukan amanesis yang cermat untuk mengetahui hal-hal berikut :
Riwayat terdapatnya penyakit keturunan
Riwayat kehamilan-kehamilan sebelumnya
Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat persalinan sekarang

2. Penilaian adaptasi neonatus :


3. Yang harus diprioritaskan saat kelahiran adalah memastikan ada
tempat yang memadai, hangat dan cukup cahaya untuk menyambut
kedatangan bayi dan jika diperlukan memberikan bantuan
pernafasan

4. Periksa peralatan pernafasan sebelumnya untuk setiap kelahiran dan


susun penempatannya untuk penggunaan saat darurat.

5. Lakukan pemeriksaan cermat dan menyeluruh pada bayi.

6. Sesegera mungkin berikan perawatan tambahan jika diperlukan


pada kelahiran yang sudah disepakati sebelumnya

7. Catat waktu kelahiran.

8. Lakukan pemeriksaan secara cepat dan efisien terhadap setiap


kelahiran pada menit 1 pada setiap variabel.

9. Ulangi penilaian APGAR pada menit ke 5.

10. Ulangi APGAR jika dibutuhkan dalam protokol setempat.

11. Mencari kelainan kongenital : penggunaan obat-obat teratogenik,


terkena radiasi, atau infeksi virus pada trimester pertama, kelainan
bawaan pada keluarga
13

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIS UMUM PADA ANAK

No. Langkah/Kegiatan Skor


0 1 2
1. Menilai keadaan umum pasien yang mencakup :
a. Kesan keadaan sakit.
b. Kesadaran
c. Kesan status gizi/nutrisi
2. Menilai Tanda-tanda vital : nadi (nilai laju nadi, irama nadi,kualitas
nadi, ekualitas nadi), Tekanan darah, Pernapasan, dan Suhu tubuh
3. Menilai Data-data Antropometrik :
4. Menilai Berat badan (BB)

5. Menilai Tinggi Badan (TB)

6. Menilai Rasio berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

7. Menilai Lingkar lengang atas (LLA)

8. Menilai Tebal lipatan kulit (TLK)

9. Menilai Lingkaran Kepala

10. Menganalisis hasil data-data antropometrik yang didapat untuk


menilai status gizi pada anak
11. Melakukan pemeriksaan pada kulit ; warna, sianosis, ikterus,
hemangioma, ekzema, pucat, purpura, eritema, makula, papula,
vesikula, pustula, ulkus, nodul subkutan, turgor kulit, kelembaban
kulit, tektur kulit, edema, miliaria, dll.
12. Melakukan pemeriksaan pada rambut : warna, kelebatan, distribusi
serta karakteristik lain rambut
13. Melakukan pemeriksaan kepala : Bentuk dan ukuran kepala,
kraniotabes, rambut dan kulit kepala, ubun-ubun. Pemeriksaan pada
faring dan laring
14. Melakukan pemeriksaan pada wajah, mata (visus, palpebra, alis dan
bulu mata, glandula lakrimalis, konjugtiva, sklera, kornea, pupil dan
lensa, eksoftalmus dan enoftalmus, strabismus, nigtasmus.
15. Melakukan pemeriksaan pada telinga ( daun telinga dan liang
telinga, membran timpani, mastoid, ketajama pendengaran
16. Melakukan pemeriksaan pada hidung

17. Melakukan pemeriksaan pada mulut ( trismus, halitosis, bibir,


mukosa pipi, gusi, palatum, lidah, gigi. Gigi-geligi: jadwal
pertumbuhan gigi-geligi susu (saat erupsi), saat tanggal dan
pergantian/rupsi gigi-geligi permanen.
18. Melakukan pemeriksaan pada faring dan laring

19. Melakukan pemeriksaan pada leher : tortikolis, kaku kuduk, massa


dileher
20. Melakukan pemeriksaan pada dada : bentuk dada (funnel chest,
pigeon chest, barrel chest)
14

21. Melakukan pemeriksaan pada paru : inspeksi, palpasi, perkusi dan


auskultasi (suara napas dasar ;vseikuler, bronkial, amforik). Suara
napas tambahan : ronki basah dan ronki kering, krepitasi, bunyi
gesekan pleura (pleural fiction rub)
22. Melakukan pemeriksaan pada Jantung : inspeksi dan palpasi (denyut
apeks, getaran bising). Perkusi, auskultasi (bunyi jantung, bising
jantung
23. Melakukan pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi : ukuran dan bentuk perut, dinding perut, gerakan
dinding perut
b. Auskultasi : suara peristaltik usus terdengar normalmua tiap
10 30 detik
c. Perkusi : bunyi timpani, asites
d. Palpasi : ketegangang dinding perut, nyeri tekan, palpasi
organ intraabdominal (hati, limpa, ginjal, massa
intraabdominal)
24. Melakukan pemeriksaan pada anus dan rektum dan menilai apakah
ada kelainan atau tidak
25. Melakukan pemeriksaan genitalia dan menilai apakah ada kelainan
atau tidak
26. Melakukan pemeriksaan anggota gerak (ekstremitas) dan tulang
belakang dan menilai apakah ada kelainan atau tidak

Catatan:

Adolescence Growth and Development

Begin at 11 years (girl) or 12 years (boy)


Ending at 18 years (girl) or 21 years (boy)
Mostly complete puberty at 16 18 years

Boys : pubic hair (Tanner Stage)

13.44 ( + 1.04) yrs : scanty, long (Tanner 2)


13.9 (+ 1.04) yrs : darker, start to curly, small amount (Tanner 3)
14.36 (+ 1.08) yrs : coarse, curly, adult type (Tanner 4)
15.18 (+ 1.07) yrs : spread to medial thighs (Tanner 5)

Boys : penis (Tanner stages)


15

Boys : testes (Tanner stages)

13.44 ( + 1.04) yrs : larger (Tanner 2)


13.9 (+ 1.04) yrs : enlarged scrotum, texture altered (Tanner 3)
14.36 (+ 1.08) yrs : larger, scrotum darker (Tanner 4)
15.18 (+ 1.07) yrs : adult size (Tanner 5)

Boys : other signs

Spermarche : 13.9 (+ 1.04) yrs


Voice change : 14.36 (+ 1.08) yrs
Acne : 13.9 (+ 1.04) yrs
Axillary's perspiration : 13.9 (+ 1.04) yrs
Axillary's hair : 14.36 (+ 1.08) yrs
Facial hair : 14.36 (+ 1.08) yrs

Girls : breasts (Tanner stages)

11.7 (+ 1.2) yrs : Breast and papilla elevated, areola wider (Tanner 2)
12.4 (+ 1.1) yrs: Breast and areola enlarged, no separation (Tanner 3)
12.9 (+ 1.05) yrs : Areola and papilla form secondary mound (Tanner 4)
14.4 (+ 1.1) yrs : Nipple, areola part of breast (Tanner 5)
16

Girls : pubic hair (Tanner stages)

11.7 (+ 1.2) yrs : straight, medial labia (Tanner 2)


12.4 (+ 1.1) yrs : start to curl, increased amount, darker (Tanner 3)
12.9 (+ 1.05) yrs : coarse, curly, less than adult (Tanner 4)
14.4 (+ 1.1) yrs : adult triangle, medial of thighs (Tanner 5)

Girls : other signs


Menarche :

11.7 (+ 1.2) yrs : 10 %

12.4 (+ 1.1) yrs : 30 %

12.9 (+ 1.05) yrs : 90 %

14.4 (+ 1.1) yrs : 100 %


Acne : 12.4 (+ 1.1) yrs
Axillary's perspiration : 12.4 (+ 1.1) yrs
Axillary's hair : 12.9 (+ 1.05) yrs : 90 %

Lampiran 1

FORMULIR HISTORY TAKING PENYAKIT PEDIATRIK YANG BERHUBUNGAN


DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Nama Mahasiswa : ................................................
Grup : ................................................
Tanggal anamnesis : ................................................
Instruktur : ................................................
Paraf :.......................

IDENTITAS PASIEN

Nama pasien :.................................... Kelamin :..................


Tempat dan tanggal lahir :.................................... Pendidikan :..................
Umur :.....................................

Orang tua/wali
Nama :...........................................
Alamat :...........................................
Pekerjaan :...........................................
Penghasilan :...........................................
Hubungan dengan orang tua : anak kandung/ angkat/ tiri/ asuh
17

RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan utama :

Riwayat perjalanan penyakit :

Riwayat sebelumnya yang ada hubungan dengan penyakit sekarang :

Riwayat penyakit dalam keluarga/lingkungan sekitarnya yang ada hubungan dengan penyakit
sekarang :
18

KETERAMPILAN KLINIK
PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ANAK

I. PENDAHULUAN

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhir masa remaja. Hal ini yang membedakan anak
dengan dewasa dan anak bukanlah dewasa kecil. Anak yang sehat akan
bertumbuh dan berkembang sejalan dengan bertambahnya usia.
Untuk menilai apakah pertumbuhan anak sesuai maka kita harus
melakukan pemeriksaan antropometri . Pemeriksaan antropometri yang selalu
dilakukan pada anak adalah pengukuran berat-badan, tinggi badan dan lingkar
kepala.

PENGUKURAN BERAT BADAN TERHADAP TINGGI BADAN


Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk mengetahui berapa berat badan
dan tinggi badan anak pada saat/usia tertentu dan menentukan status gizi anak :
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk serta untuk monitoring pertumbuhan
dan menilai prosesnya.

B. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

o Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui


lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.
o Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Jika umur anak 0-11 bulan,
pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur
12-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan.

II. TUJUAN KEGIATAN

II.1 TUJUAN UMUM


Setelah selesai latihan ini mahasiswa diharapkan terampil dan mampu
melakukan pengukuran antropometri.

II.2 TUJUAN KHUSUS


Mahasiswa mampu melakukan :
1. Pengukuran Berat Badan (BB)
1. Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)
2. Penggunaan tabel BB/TB dari Direktorat Gizi Masyarakat, WHO Child
Growth Standards dan CDC-NCHS 2000.
3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
4. Penggunaan tabel Nelhaus
19

III. RUJUKAN

1. Matondang C.S, Wahidiyat I, Sasroasmoro S (penyunting). Diagnosis


Fisis Pada Anak, edisi ke 2 : Jakarta, Sagung Seto ; 2003
2. Narendra M. B , Sularyo Titi S , Soetjiningsih et al.(penyunting) Buku
Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, edisi pertama : Jakarta,
Sagung Seto; 2002.
IV. PERALATAN DAN BAHAN
1. Boneka bayi yang berpakaian lengkap
2. Timbangan bayi/timbangan anak
3. Alat ukur panjang badan bayi dan tinggi badan anak
4. Pita ukur lingkar kepala anak
5. Tabel Status Gizi Direktorat Gizi Masyarakat
6. Tabel Status Gizi WHO Child Growth Standards
7. Kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000
8. Grafik Lingkar Kepala Nelhaus
9. Pensil dan penggaris

V. TEKNIK PELAKSANAAN
I. Pengukuran Berat Badan (BB)
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang
2. Lihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
3. Buka pakaian bayi, topi, kaus kaki dan sarung tangan
4. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan posisi tegak lurus
dengan jarum
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum dan baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
8. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO)
(Lampiran 2)
20

B. Menggunakan Timbangan Injak


1. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang atau
mengantongi sesuatu
2. Letakkan timbangan di lantai datar dan keras sehingga tidak mudah
bergerak
3. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka nol
4. Persilahkan anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka
di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
8. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO)
(Lampiran 2)

II. PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU TINGGI BADAN


A. Cara Mengukur dengan Posisi Berbaring (dilakukan 2 orang)
1. Baringkan bayi secara telentang pada alas yang datar
2. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
3. Petugas 1: Pegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas
angka 0 (pembatas kepala)
4. Petugas 2: Tekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas
kaki ke telapak kaki
5. Baca angka di tepi luar pengukur
6. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik tinggi badan (WHO)
(Lampiran 2)

B. Cara Mengukur dengan Posisi Berdiri


1. Suruh anak melepaskan alas kaki (sandal,sepatu)
2. Suruh anak berdiri tegak menghadap ke depan
3. Pastikan punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun
5. Baca angka pada batas tersebut
6. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik tinggi badan (WHO)
(Lampiran 2/3)
21

7. Tentukan status gizi anak dan berikan informasi/saran kepada orang tua.

I. PENGGUNAAN TABEL STATUS GIZI (Direktorat Gizi Masyarakat,


2002)
1. Ambil data tinggi/panjang badan dan berat badan anak yang telah diplot
di grafik WHO.
2. Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran (lihat lampiran 1)
3. Pilih kolom Berat Badan sesuai jenis kelamin : laki-laki (kiri) atau
perempuan (kanan) lalu cari berat badan yang terdekat dengan berat
badan anak
4. Lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standard Deviasi (SD)
dari angka berat badan tersebut.
5. Tentukan status gizi anak berdasarkan ketentuan dan berikan
informasi/saran kepada orang tua

IV. PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK (LKA)


1. Lingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati dahi, menutupi
alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang
menonjol, kemudian menarik agak kencang
2. Baca angka pertemuan dengan angka 0
3. Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala Nelhaus
menurut umur dan jenis kelamin anak (Lampiran 4)
5. Interpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala anak/bayi dan berikan
informasi/ saran kepada orang tua
22

V. MENENTUKAN STATUS GIZI DENGAN EID INDEX


1. Plot hasil penimbangan berat badan pada grafik CDC-NCHS2000 sesuai
jenis kelamin dan usia anak (Lampiran 3)
2. Plot hasil pengukuran tinggi badan sesuai jenis kelamin dan usia anak.
3. Proyeksikan titik tinggi badan aktual ke persentil 50 tinggi badan pada
kurva
4. Proyeksikan titik persentil 50 tinggi badan ke grafik berat badan sehingga
didapat berat ideal
5. Cari persentase dari berat badan aktual terhadap berat badan ideal
6. Tentukan status gizi berdasarkan ketentuan dan berikan informasi/saran
kepada orang tua

VI. KASUS SIMULASI PENGUKURAN PERTUMBUHAN


(ANTROPOMETRI)

1. Kasus berat badan tidak naik


Bayi A, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas dengan
keluhan berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir. Selama ini bayi
ditimbang tiap bulan di posyandu. Berat badan bayi 8 kg. Tinggi badan 70
cm. Lingkar kepala 44 cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards
berat dan tinggi badan bayi A menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?
23

2. Kasus anak belum bisa berdiri


Bayi B, perempuan, umur 12 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas
dengan keluhan belum bisa berdiri. Bayi lahir ditolong bidan, tidak
langsung menangis. Lima menit kemudian bayi baru menangis. Berat
lahir 2,6 kg. Berat badan sekarang 8,8 kg. Tinggi badan 72 cm. Lingkar
kepala 40 cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards
berat dan tinggi badan bayi B menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?

3. Kasus anak belum bisa bicara


Anak C, laki-laki, umur 24 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas karena
belum bisa bicara. Bayi lahir ditolong bidan, tidak langsung menangis.
Lima menit kemudian bayi baru menangis. Berat lahir 2,7 kg. Berat badan
sekarang 11 kg. Tinggi badan 83 cm. Lingkar kepala 45 cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards
berat dan tinggi badan anak C menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?

4 . Kasus anak dengan kelebihan berat badan


Anak D, laki-laki, umur 10 tahun dengan keluhan kegemukan, dan tidak
mau makan karena merasa kegemukan. Berat saat ini 55 kg, tinggi 140
cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000 berat dan
tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi anak D
24

5. Kasus perawakan pendek


Anak E, perempuan, umur 12 tahun, dibawa oleh ibu karena tampak lebih
pendek dibandingkan dengan teman-temannya di sekolah. Berat badan 30
kg, tinggi badan 130 cm.

Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000 berat dan
tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi anak.

VII. LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. PENGUKURAN BERAT BADAN/BB
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Meletakkan timbangan pada meja yang datar dan
tidak mudah goyang
2. Melihat posisi jarum atau angka pada posisi angka
nol
3. Membuka pakaian bayi, topi, kaus kaki dan sarung
tangan
4. Membaringkan bayi dengan hati-hati di atas
timbangan
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan
posisi tegak lurus dengan jarum
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum
timbangan atau angka timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, memperhatikan
gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara
gerakan jarum kekanan/ kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
berat badan (Lampiran 2/3)
B. Menggunakan Timbangan Injak
1. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang
tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam
tangan, kalung, dan tidak memegang atau
mengantongi sesuatu
2. Meletakkan timbangan di lantai datar dan keras
sehingga tidak mudah bergerak
3. Melihat posisi jarum atau angka harus menunjuk
25

angka nol
4. Mempersilakan anak berdiri di atas timbangan tanpa
dipegangi
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum
timbangan atau angka timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, memperhatikan
gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara
gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
berat badan (Lampiran 2/3)
II. PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU
TINGGI BADAN
A. Cara Mengukur dengan Posisi Berbaring
(dilakukan 2 orang)
1. Membaringkan bayi secara telentang pada alas yang
datar
2. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
3. Petugas 1: Memegang kepala bayi agar tetap
menempel pada pembatas angka 0 (pembatas
kepala)
4. Petugas 2: Menekan lutut bayi agar lurus, tangan
kanan menekan batas kaki ke telapak kaki
5. Membaca angka di tepi luar pengukur
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
tinggi badan (Lampiran 2/3)
B. Cara Mengukur dengan Posisi Berdiri
1. Menyuruh anak melepaskan alas kaki (sandal,
sepatu)
2. Menyuruh anak berdiri tegak menghadap ke depan
3. Memastikan punggung, pantat dan tumit menempel
pada tiang pengukur
4. Menurunkan batas atas pengukur sampai menempel
di ubun-ubun
5. Membaca angka pada batas tersebut
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
tinggi badan (Lampiran 2/3)
III. PENGGUNAAN TABEL BERAT BADAN/
TINGGI BADAN
1. Mengambil data tinggi/panjang badan anak yang
telah diplot di grafik WHO
2. Melihat kolom tinggi/panjang badan anak yang
26

sesuai dengan hasil pengukuran (Lampiran 1)


3. Memilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri)
atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin,
mencari berat badan yang terdekat dengan berat
badan anak
4. Melihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka
Standard Deviasi (SD) dari angka berat badan
tersebut.
5. Menentukan status gizi anak berdasarkan ketentuan
dan memberikan informasi/saran kepada orang tua.
IV. PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK
(LKA)
1. Melingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi
melewati dahi, menutupi alis mata, di atas kedua
telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
kemudian menarik agak kencang
2. Membaca angka pertemuan dengan angka 0
3. Menanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur
bayi/anak
4. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada
grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak (Lampiran 4)
5. Menginterpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala
anak/bayi dan memberikan informasi/ saran kepada
orang tua

V. MENENTUKAN STATUS GIZI DENGAN


EID INDEX
1. Memplot hasil penimbangan pada grafik CDC-
NCHS 2000 sesuai jenis kelamin dan usia
anak
2. Memplot hasil pengukuran tinggi badan
(Lampiran 3)
3. Memproyeksikan titik tinggi badan aktual ke
persentil 50 tinggi badan pada kurva
4. Memproyeksikan titik persentil 50 tinggi
badan ke grafik berat badan sehingga didapat
berat ideal
5. Mencari persentase dari berat badan aktual
terhadap berat badan ideal
6. Menentukan status gizi berdasarkan ketentuan
27

dan memberikan informasi/saran kepada orang


tua.

Note : Ya = mahasiswa melakukan


Tidak = mahasiswa tidak melakukan

Lampiran 1
TABEL BERAT BADAN/TINGGI BADAN (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)
28
29

Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002):


o Ukur tinggi/panjang badan, timbang berat badan anak, sesuai cara di atas.
o Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran.
o Pilih kolom berat badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan)
sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas
kolom untuk mengetahui angka Standar Deviasi (SD).

* Interpretasi :
Normal : -2 s/d +2 SD atau Gizi baik
Kurus : < - 2 SD s/d 3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < - 3 SD atau Gizi buruk
Gemuk : > +2 SD atau Gizi lebih

* Intervensi :
Lihat Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk, Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS)
Contoh :
Seorang anak laki laki dengan panjang 71 cm dan berat badan 6,8 Kg. Pada kolom panjang
badan anak laki laki 71 cm, apabila ditarik garis kurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 kg
terletak pada kolom 6.0-6.9 Kg; kolom < -2 SD s/d 3 SD; Interpretasinya anak kurus atau
gizi kurang.

Eid Index adalah perbandingan dari berat badan aktual dengan berat badan ideal dalam
persen. Berat badan ideal dapat diketahui dengan bantuan grafik CDC-NCHS 2000 yaitu
30

dengan memproyeksikan titik hasil pengukuran tinggi badan ke kurva persentil 50 tinggi
badan, lalu ke kurva persentil 50 berat badan.
Status gizi ditentukan dengan ketentuan eid index dari BB /TB :
> 90 110 % : normal (gizi baik)
> 80 90 % : malnutrisi ringan
> 70 80 % : malnutrisi sedang
< 70 % : malnutrisi berat
>110 120 % : overweight
> 120 % : obesitas
31

Lampiran 2
32
33

Lampiran 3
34
35

Lampiran 4

Interpretasi:
36

o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau atau dalam garis putus-
putus (di antara -2 SD dengan +2 SD) maka lingkaran kepala anak normal.
o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar jalur hijau di luar garis putus-putus
maka lingkaran kepala anak tidak normal.
o Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada diatas
jalur hijau (diatas +2 SD) dan mikrosefal bila berada di bawah jalur hijau (dibawah -2
SD).

Intervensi:
Bila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit.

Catatan
- Jika umur bayi 2 bulan 10 hari, maka umurnya dibulatkan ke bulan di bawahnya ( 2
bulan); jika tepat 2 bulan 15 hari, grafik dibuat ditengah-tengah; jika 2 bulan 16 hari
dibulatkan ke bulan di atasnya ( 3 bulan)
- Jika tinggi badan anak lebih tinggi dari 115 cm maka dalam menentukan status gizi
memakai Eid index yang dicari dari grafik CDC-NCHS 2000
37

RIWAYAT KEHAMILAN/ KELAHIRAN

KEHAMILAN Morbiditas kehamilan


Perawatan antenatal Di setiap minggu/bulan
KELAHIRAN Tempat kelahiran RS/RB/rumah/lain-lain......................
Penolong persalinan Dokter/bidan/dukun/lain-
lain.......................
Cara persalinan Spontan/tindakan.........
Penyulit, kelainan..........
Masa gestasi Lebih bulan/cukup bulan/ kurang bulan
Keadaan bayi Berat lahir : ..............g
Panjang :.................cm
Lingkar kepala :........cm
Langsung menangis/tidak
pucat biru kuning
kejang
Nilai Apgar :
Kelainan bawaan :

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Tengkurap :.......................bulan Berjalan


:............................bulan
Duduk :.......................bulan Bicara :............................bulan
Berdiri :.......................bulan Membaca & menulis :........bulan
Perkembangan Pubertas :
Status pubertas sekarang (sesuai dengan klasifikasi Tanner)................

Gangguan Perkembangan Mental/emosi :................................................

RIWAYAT MAKANAN (tuliskan jenis makanan yang diberikan serta frekwensi dan
jumlahnya setiap hari)

Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur susu Nasi tim


0 2 bulan
2 4 bulan
4 6 bulan
6 8 bulan
8 10 bulan
10 12 bulan

Umur di atas 1 tahun


Jenis Makanan Frekuensi/ jumlahnya & keterangan lain
Nasi/ pengganti nasi
Daging/ ikan/ telur
Tahu/ tempe
Sayur/ buah
38

Susu

Kesulitan makan : ...........................................................................

RIWAYAT KELUARGA

No Tgl lahir/umur L/P Hidup Lahir mati abortus meninggal keterangan


1
2
3
4
5

Anggota keluarga lain serumah : ...................................................

Rumah :
Milik sendiri Menyewa Menumpang
Keadaan rumah
: ............................................................................................

Lingkungan
:...................................................................................................

Ayah/ wali Ibu/ wali


Perkawinan ke
Umur menikah
Pendidikan terakhir
Agama
Suku
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai