SKENARIO 5
ANAKKU BELUM HAID
MODUL 6.2
KESEHATAN USIA ANAK dan REMAJA
Disusun Oleh :
NIM : 179010026
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
i
DAFTAR ISI
Halaman
Skenario 1 ..................................................................................... 1
Dalil ................................................................................................ 21
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmat. Selain itu, penulis juga merasa sangat
bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun
Islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan
penulisan laporan ini yang merupakan tugas mata kuliah Fakultas
Kedokteran skenario kelima yaitu anakku belum haid pada modul 6.2.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dr. Dian
Inayati,M.Kes dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isi, struktur penulisan dan gaya bahasa. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan di
kemudian hari.
Demikian semoga laporan ini memberikan manfaat umumnya pada
para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis
iii
SKENARIO 1
1
STEP I
2
STEP II
RUMUSAN MASALAH
3
STEP III
MENGANALISIS MASALAH
a. faktor genetik
c. faktor gizi
4
5. Ada, karena pada skenario BB anak tersebut kurang sehingga
menungkinkan asupan gizinya juga kurang pada saat anak anak maupun
remaja sedangkan gizi yang cukup dapat mempercepat proses
menarche yang biasanya ditandai dengan pertumbuhan tanda sex
dengan sekunder
5
STEP IV
PETA KONSEP
6
STEP V
LEARNING OBJECTIVE
7
STEP 6
SELF STUDY
LEARNING OBJECTIVE 1
9
LEARNING OBJECTIVE 3
3.1 PATOFISIOLOGI Keterlambatan Pubertas Pada Wanita
10
LEARNING OBJECTIVE 4
• Enlargement Of Breasts
• Growth Of Body Hai R ,
4
• Includes Underarm And pubic hair.
11
4
Gambar 3. Manifestasi Klinis Puberty dischanges.
LEARNING OBJECTIVE 5
5.1 DIAGNOSA BANDING Keterlambatan Pubertas Pada Wanita
12
LEARNING OBJECTIVE 6
6.1 PENEGAKAN DIAGNOSIS Keterlambatan Pubertas Pada Wanita
a. Anamnesa
Tanyakan riwayat kecepatan peningkatan tinggi badan, berat
badan dan penurunan testis, riwayat keluarga dengan gangguan
pubertas. Apakah ada dijumpai gejala-gejala gangguan SSP,
riwayat trauma, anomali atau infeksi SSP, riwayat mendapat
kemoterapi, radioterapi atau riwayat pembedahaan. Riwayat
mendapat pengobatan dengan glukokortikoid.1
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, perbandingan tinggi
badan atas dan bawah. Rasio antara tinggi badan atas dan
bawah. Rasio yang lebih tinggi menunjukan adanya
imaturitas atau keterlambatan. Pada orang kulit hitam rasio
yang normal adalah 0,88.1
Pemeriksaan maturitas seksual atau pubertal stage. Tingkat
maturitas seksual dapat ditentukan dengan menggunakan
skala Tanner. Berdasarkan perkembangan payudara,
rambut pubis dan perkembangan genital, Tanner membagi
tingkat maturitas seksual dalam 5 tingkatan. Tingkat I
(prepubertas) sampai tingkat V (dewasa). Dikatakan
pubertas apabila berada pada tingkat II skala Tanner. Pada
anak perempuan di lakukan pemeriksaan perkembangan
payudara dan rambut pubis. Pada anak laki-laki dinilai
perkembangan alat genital, ukuran penis, volume testis dan
konsistensi testis. Pemeriksaan lokasi testis juga perlu
dilakukan (skrotal, inguinal atau tidak turun). Tanda pubertas
yang lainnya juga perlu di lihat seperti adanya akne dan
pigmentasi kulit.1
13
Gambar 3 . Tabel Tanner Stage4
1. Dukungan psikologi
16
delay and growth harus diyakinkan bahwa perkembangan pubertas
normal akan terjadi secara spontan.1,5
2. Pemberian Hormon
17
7.2 EDUKASI keterlambatan tumbuh kembang anak
LEARNING OBJECTIVE 8
19
STEP VII
KESIMPULAN
20
DALIL SESUAI SKENARIO
21
DAFTAR PUSTAKA
22