Disusun oleh:
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
Telinga. Adapun tujuan penulisan referat ini untuk memenuhi salah satu
pembimbing dr. Nila Santia Dewi, Sp.THT-KL yang telah membimbing selama
ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan
dalam penulisan referat ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
memohon maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segala pihak agar menjadi
lebih baik. Semoga referat ini dapat berguna dan bermanfaat bagi bagi semua
terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
BAB III...............................................................................................................41
KESIMPULAN ..................................................................................................41
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
keluhan pada pasien dan tanda-tanda dari pemeriksaan fisik, selain perlu juga
untuk menilai apakah terjadi gangguan fisiologis pada telinga atau tidak.
Pemeriksaan penunjang ini sudah sering dilakukan salah satunya yaitu untuk
menilai derajat ketulian pada pasien. Kelainan telinga dapat menyebabkan tuli
oleh kelainan yang terdapat di telinga luar atau telinga tengah. Sedangkan tuli
intoksikasi obat streptomisin, asetosal, atau alcohol. Selain itu juga dapat
disebabkan oleh tuli mendadak , trauma kapitis, trauma akustik dan pajanan
bising.1
sudut pons cerebellum, cedera kotak dll. Kerusakan telinga oleh obat, pengaruh
suara keras dan usia lanjut akan menyebabkan kerusakan pada penerimaan nada
inggo di bagian basal koklea. Untuk dapat membedakan tuli koklea dan tuli
1
retrokoklea diperlukan pemeriksaan audiologi khusus yang terdiri dari tes SISI
balance test), tes kelelahan (tone decay), Audiometri tutu (speech audiometry),
berlebih diatas ambang dengar. Dan kelelahan yang merupakan adaptasi dari
tanda khas pada tuli retrokoklea akan mudah cepat Lelah apabila saraf
mungkin. Walaupun derajat ketulian yang dialami seorang bayi / anak hanya
kemampuan berbicara dan berbahasa. Dalam keadaan normal seorang bayi telah
memiliki kesiapan berkomunikasi yang efektif pada usia 18 bulan, berarti saat
pendengaran.1,2
dan anak jauh lebih sulit dan memerlukan ketelitian dan kesabaran. Selain itu
2
pemeriksa harus memiliki pengetahuarı tentang hubungan antara usia bayi anak
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara anatomis telinga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu auris externa, auris
media dan auris interna. Auris externa terdiri dari aurikula, meatus akustikus eksternus
dan membran timpani. Auris media, terdiri atas kavitas timpani dengan tuba Eustachius,
dan sistem seluler mastoid disebut sebagai middle ear cleft. Auris interna terdiri dari
labyrinthus osseus (vestibulum, tiga canalis semisirkularis ossus dan koklea) dan
4
2.1.1 Auris Externa/Telinga Luar
a. Auricula
Merupakan tulang rawan yang dilapisi kulit disebut helix , dan pada
bagian inferior helix disebut lobus aurikula. tepat dianterior liang meatus
dipersarafi oleh nervus vagus (X) cabang auricularis dan nervus facialis
cabang.4
c. Membrana tympani
Membrana timpani terdiri atas pars tensa dan pars flaccida. Pars tensa
terdiri atas muka lapisan fibrosa dan kutan. Sedangkan pars flaccida terdiri
5
atas mukosa dan kutan. 2 Persarafan sensorium kulit pada permukaan luar
a. Kavitas timpani
tersebut memiliki dua bagian, yaitu tympanic cavity proper, ruang yang
6
tuba Eustachius, sel mastoid, dan antrum mastoid. Isi telinga tengah adalah
tulang pendengaran (maleus, incus, dan stapes) otot stapedius dan tensor
Batas-batas auris media terdiri dari 6 dinding yaitu pada bagian atap
membran timpani.4
b. Tuba Eustachius
7
anterior dengan nasofaring. Fungsi tuba Eustachius adalah untuk
Eustachius berasal dari arteri faringeal asendens, cabang dari arteri karotis
eksternal, dan arteri meningeal media dan arteri saluran pterigoid, cabang
dari arteri maxillaris. Vena dari tuba Eustachius mengalir ke dalam pleksus
vena pterigoid. Drainase limfatik dari tuba ke deep cervical lymph nodes.
Saraf tuba faringotimpani berasal dari pleksus timpani yang dibentuk oleh
c. Ossicula auditiva
dari malleus, incus, dan stapes yang membentuk rantai tulang yang
yang bulat terletak pada epitympanic recess. Leher maleus terletak pada
bagian flaccid dari membran timpani, dan handle of the malleus tertanam
8
Incus terletak di antara maleus dan stapes dan berartikulasi
dengannya. Incus memiliki sebuah body dan dua limbs. Bagian body
dua limbs, dan basis. Bagian kepala berartikulasi dengan incus. Basis
timpani. Basis oval menempel pada tepi jendela oval. Basis dari stapes jauh
telinga dalam.
9
2.1.3 Auris interna / telinga dalam
Auris interna terdiri dari serangkaian cavitas tulang dan ductus dan
dan cochlea. Labyrinthus osseus ini dilapisi oleh periosteum dan berisi cairan
jernih (perilympha). 5
semisircularis.6
10
2 ¼ kali mengelilingi columna centralis tulang (modiolus). struktur ini
berhubungan satu dengan yang laib pad apex melalui suatu celah sempit
(helicotrema).5,6
Labyrinthus membranaceus
labyrinthus osseus. struktur ini diisi oleh endolympha dan dipisahkan dari
terdiri dari 2 saccus (utriculus dan sacculus) dan empat ductus (tiga ductus
labyrinthus osseus yang terbagi menjadi dua saluran (scala vestibuli dan scala
perluasan tulang dari modiolus (bagian pusat inti tulang cochlea), dan di
perifer dengan dinding luar cochlea . Dengan demikian, bentuk segitiga ductus
cochlearis mempunyai :
11
- Dinding luar berhadapan dengan tulang cochlea yang terdiri dari penebalan
cochlearis dari perilympha dalam scala vestibuli dan terdiri dari membrana
dengan jaringan ikat di pusatnya yang dilapisi oleh epithelium pada kedua
sisinya; dan
dalam scala tympani dan terdiri dari tepi bebas lamina modioli, dan membrana
1. Fisiologi Osikulus
cairan telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai tiga
tulang kecil, atau osikulus (maleus, inkus, dan stapes) yang membentang di
dari membran timpani ke jendela oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval
12
gelombang suara asal. Tekanan yang lebih besar untuk menggerakan cairan
timpani jauh lebih besar daripada luas jendela oval, terjadi peningkatan
tekanan ketika gaya yang bekerja pada membran timpani disalurkan oleh
sama, kedua mekanisme ini meningkatkan gaya yang bekerja pada jendela
perangkat sensorik yang peka dari kerusakan. Namun, respons refleks ini
Karena itu, refleks ini hanya memberi perlindungan terhadap suara keras
telinga tentara mereka dari suara berdentam keras yang ditimbulkan oleh
penembakan sebenarnya.5,6
13
2. Fisiologi Tuba Eustachius
14
2.3 Pemeriksaan Penunjang pada Telinga
2.3.1 Audiometri1
alat yang disebut audiometer, sehingga perawatan medis atau salah satu
seperti ini, nada murni, bising NB (narrow band) dan WN (white noise),
standar ISO dan ASA, notasi pada audiogram, jenis dan derajat
15
Untuk pemeriksaan audiogram, dipakai grafik AC, yaitu dibuat
dengan garis lurus penuh (intesitas yang diperiksa antara 125-8000 Hz)
0 – 25 dB = normal
16
Gambar 6. Hasil audiometri
Jenis ketulian:
1. Normal:
17
2. Tuli Sensorineural
3. Tuli konduktif
BC normal atau < 25 dB, atau > 25 dB, atau antara AC dan BC
terdapat gap
4. Tuli campur
AUDIOMETRI KHUSUS
(sampai 1 dB).
diberikan tambahn rangsang 5 dB, lalu diturunkan 4 dB, lalu 3 dB, 2 dB,
terakhir 1 dB. Bila pasien dapat membedakan, berarti tes SISI POSITIF.
18
Cara lain ialah tiap lima detik dinaikkan 1 dB sampai 20 kali.
itu.
kedua telinga, sampai kedua telinga mencapai presepsi yang sama, yang
bilateral. Tes ini lebih sulit, karena yang dibandingkan ialah 2 frekuensi
yang berbeda pada satu telinga (dianggap telinga yang sakit frekuensi
19
3. TES KELELAHAN (TONE DECAY)
Ada 2 cara :
a. TTD
40 dB. Bila setelah 60 detik masih dapat mendengar, berarti tidak ada
kelelahan (decay), jadi hasil tes negatif. Sebaliknya bila setelah 60 detik
Penambahan 0 – 5 dB : normal
20
20 – 25 dB : sedang (tidak khas)
b. STAT
disusun dalam silabus (suku kata). Kata-kata ini disusun dalam daftar
21
recorder. Tuli preseptif koklea, pasien sulit untuk membedakan bunyi S,
“kadar” à “kasar”
“pasar” à “padar”
● 90 – 100 % : normal
● 75 – 90 % : tuli ringan
● 60 – 75 % : tuli sedang
Isitilah :
22
5. AUDIOMETRI BEKESSY (BEKESSY AUDIOMETRI)
pemeriksaan ini ialah dengan nada yang terputus (interupted sound) dan
nada yag terus-menerus (continues sound). Bila ada suara masuk, maka
garis yang menaik ialah periode suara yang dapat didengan, sedangkan
Normal : amplitudo 10 dB
AUDIOMETRI OBJEKTIF
1) Audiometri impedans
2) Eletrokokleografi (E.Coch)
1. ELETROKOKLEOGRAFI
eletropotential cochlea.
23
Caranya ialah dengan eletrode jarum (needle eletrode), membran
Pemeriksaan ini cukup invasif sehingga saat ini sudah jarang dilakukan.
audiometryi).
2.3.2 Timpanometri1
tentu.
24
Cara Kerja Audiometri Impendans
lonceng.
tekanan udara sama pada kedua sisi membran timpani. Pada telinga
25
dari sistem getaran telinga tengah normal akan berada pada puncak
optimal dan aliran energi yang melalui sistem ini akan maksimal.
liang telinga yang ditutup probe sampai sound pressure level (SPL)
udara dalam salah satu liang telinga lebih dari (tekanan positif) atau
sistem akan berubah dan aliran energi berkurang. Dalam sistem yang
normal, begitu tekanan udara berubah sedikit di bawah atau di atas dari
Tipe A : Normal
Eustachius
tulang pendengaran
26
Tipe AS: Terdapat kekakuan pada tulang pendengaran
(otosklerosis)
2.3.3 OAE1
stimulus bunyi dari luar yang tiba di sel sel rambut luar (outer hair cells/
sensor bunyi dari dunia luar. Didalam koklea bunyi akan dipilah-pilah
dipersepsikan.
infeksi virus, obat obat ototoksik, kurangnya aliran darah yang menuju
27
Analisa gelombang OAE dilakukan berdasarkan perhitungan
bila terdapat gelombang OAE dan refer bila tidak ditemukan gelombang
yaitu pass atau refer. Jika terdapat gelombang OAE maka bayi dapat
dilapisi karet lunak (probe tip) yang ukurannya dapat dipilih sesuai
28
dengan memancarkan emisi akustik yang akan dipantulkan ke arah luar
(echo) menuju telinga tengah dan liang telinga. Emisi akustik yang tiba
di liang telinga akan direkam oleh mikrofon mini yang juga berada
kurang dari 24 jam liang telinga terisi verniks kaseosa yang akan keluar
dalam 24-48 jam setelah lahir, sehingga hasil refer 5-20% bila skrining
dilakukan 24 jam setelah lahir. Angka refer <3% dicapai bila skrining
memberikan hasil positif palsu Faktor lain yang mempengaruhi hasil tes
OAE yaitu ukuran probe (harus sesuai dengan ukuran liang telinga),
29
posisi penempatan probe (tidak ada kebocoran atau celah udara dan
pada disfungsi outer haircell pada koklea. Pemeriksaan OAE juga cukup
efektif sebagai alat screening karena selain sensitif juga cukup murah.
anak.
mastoid atau lobulus telinga. Cara pemeriksaan ini mudah, tidak invasif
30
Prinsip pemeriksaan BERA adalah menilai perubahan potensial
yang lebih tinggi dengan menilai gelombang yang timbul lebih akhir atau
31
rendah, cacat ganda
telinga pada (prosesus mastoideus) atau pada kedua lobus auricular yang
timbul dalam waktu kurang dari 10 ms merupakan reaksi dari batang otak
dan korteks auditorius primer dan Late Respons antara 50 sampai 500 ms
Penilaian BERA :1
32
2. Beda masing-masing masa laten absolut (interwave latency I – V, I –
III, III – V)
3. Beda masa laten absolut telinga kanan dan kiri (interaurala latency)
function)
menurunnya intensitas.
prosedur tes subjektif seperti play audiometri atau audiometri nada murni.
33
kemampuan mendengar pada anak-anak untuk pengujian audiometri
tradisional.1,9
- Indikasi
Manfaat utama untuk ASSR termasuk; pada bayi untuk tindak lanjut
- Interpretasi ASSR
kulit kepala berisi amplitudo periodik atau variasi frekuensi yang mengikut
otomatis
34
Misalnya sebelum pemeriksaan anak dilatih (conditioned) untuk
subyektif sistem auditorik pada bayi dan anak dan juga bermanfaat untuk
(hearing dan fitting). Tes ini berdasarkan respons aktif pasien terhadap
35
stimulus bunyi dan merupakan respons yang disadari (voluntary
digunakan pada setiap tahap usia perkembangan bayi, namun pilihan jenis
(bising lingkungan tidak lebih dari 60dB), idealnya pada ruang kedap
frekuensi tinggi (squaker toy) dll. Sumber bunyi tersebut harus dikalibrasi
frekuensi dan intensitasnya. Bila tersedia bisa dipakai alat buatan pabrik
dengan pilihan intensitas 70, 80 , 90, dan 100 dB). Dinilai kemampuan
36
Pemeriksaan Behavioral observation audiometry dibedakan
observasi selanjutnya.1
merupakan metode sound field atau dikenal juga sebagai Free field
37
dipilih intensitasnya. Pemeriksaan ini tidk dapat menentukan ambang
dengar.
Pada bayi normal sekitar usia 5-6 bulan, stimulus akustik akan
segala arah akan tercapai pada usia 13-16 bulan. Teknik Behavioral
a. Tes Distraksi
atau menoleh kearah sumber bunyi. Bila tidak ada respons terhadap
38
Cara pemeriksaan tes ini dilakukan pada ruang kedap suara,
pengeras suara.
39
Stimulus bunyi diberikan bersamaan dengan stimulus visual, bayi
member respons diberi hadiah berupa stimulus visual. Pada tes VRA
40
BAB III
KESIMPULAN
murni untuk mengetahui jenis dan derajat ketulian pada orang dewasa.
41
DAFTAR PUSTAKA
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ketujuh. Jakarta: Balai
2. Adams GI, Boeis LR. Buku Ajar Penyakit THT BOIES edisi 6. Jakarta:
EGC.2014
Elsevier.2013
Jakarta : EGC.
learning, 2015.
8. Bhatt, J., & Chhangte, L. Accuracy of OAE and BERA to Detect the
42
9. Wiryadi, I Made Rai., Wiranadha, I Made Gambaran hasil skrining
2019; 50
10. Madell, Jane R. "Testing babies: you can do it! Behavioral Observation
43