MIOMA UTERI
Diajukan Untuk
Disusun oleh :
1. Bagas Aji Pradika 21409021011
2. Jihan Aulia Fairuzzahra 21409021006
3. Dina Fulaisifa 21409021012
4. Lailatuz Zakiyah 21409021005
5. Azka Rosidah 21409021023
6. Cicik Mei Setyoati 21409021003
7. Alam Pralambang 21409021001
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
Adapun tujuan penulisan referat ini untuk memenuhi salah satu persyaratan
pembimbing dr. Cipta Pramana,Sp.OG (K) yang telah membimbing selama ini.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan
dalam penulisan referat ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
memohon maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segala pihak agar
menjadi lebih baik. Semoga referat ini dapat berguna dan bermanfaat bagi bagi
mengucapkan terimakasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
2.1 Definisi.................................................................................................3
2.2 Etiologi.................................................................................................3
2.3 Klasifikasi.............................................................................................4
2.4 Patofisiologi........................................................................................15
2.6 Tatalaksana.........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................42
3
DAFTAR GAMBAR
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan tumor yang bersifat jinak yang terletak pada
otot dan jaringan sekitar dari rahim. Mioma dikenal juga dengan leiomioma,
ataupun fibroid. Saat ini masih terdapat kesulitan untuk menentukan prevalensi
dari mioma uteri secara akurat pada wanita. Diperkirakan sebanyak 50-70%
wanita dengan usia reproduktif mengalami mioma uteri. Perbedaan prevalensi
berdasarkan ras telah ditemukan, dimana prevalensi lebih tinggi pada wanita
kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih. Temuan evaluasi ultrasonik,
bahkan sebelum penderita mengalami gejala. Namun, hanya sekitar 20-50%
dari seluruh temuan yang menjadi simptomatik.
Tumor ini banyak ditemukan pada wanita usia 35-45 tahun. Sedangkan
pada wanita usia 20 tahun dan post-menopause jarang ditemukan. Pada wanita
yang lebih sering melahirkan, resiko untuk terjadinya tumor ini berkurang
dibandingkan yang tidak hamil atau hanya satu kali. Ditinjau dari segi masalah
yang ditimbulkan dan kesehatannya, mioma uteri menyebabkan masalah yang
besar, dimana terapi yang efektif belum didapatkan. Selain itu, timbulnya
1
berbagai macam keluhan juga menjadi faktor penting dalam penanganan mioma
uteri. Kelainan yang ditimbulkan oleh mioma uteri bervariasi dari nyeri perut,
infertilitas, hingga perdarahan abnormal. Oleh karena itu, morbiditas yang
ditimbulkan termasuk cukup tinggi, meski jarang menyebabkan mortalitas.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Leiomioma terdiri dari sel-sel monoklonal yang timbul dari
miometrium. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi mutasi gen
spesifik yang terkait dengan fibroid. Lalu beberapa mutasi telah
dikaitkan dengan cacat dalam transformasi sel yang melibatkan subunit
mediator transkripsional RNA polimerase II, MED12.4
Penelitian lain juga menemukan terkait abrnomalitas gen karena
mutasi genetik HMG1, HMG1-C, HMG1 (Y) HMGA2, COL4A5,
COL4A6, dan MEDI2. Kelainan kromosom terjadi akibat gangguan
3
translokasi kromosom 10, 12, dan 14, delesi kromosom 3 dan 7 serta
aberasi kromosom 6.5
2.4 Klasifikasi
Mioma uteri diklasifikasikan berdasarkan lokasi dan arah
pertumbuhannya :
4
batangnya tumbuh panjang dan menonjol melalui leher rahim ke
dalam vagina sehingga dapat terlihat secara inspekulo dan disebut
dengan Myom Geburt. Mioma pada serviks dapat menonjol ke dalam
kanalis serviks sehingga OUE berbentuk bulan sabit. Karena tumbuh
di bawah endometrium dan di dalam endometrium maka perdarahan
uterus paling banyak, sehingga mioma submukosa ini paling sering
menyebabkan perdarahan uterus yang banyak dan tidak teratur
(menometroragia). Akibatnya, histerektomi diperlukan dalam kasus
mioma dengan perdarahan yang banyak meskipun ukurannya kecil.
Myoma submucosa dengan batang sering terinfeksi (ulserasi) dan
torsi (twisted) atau menjadi nekrotik dan jika ini terjadi maka kondisi
ini menjadi perhatian utama sebelum mengobati myoma itu sendiri
(sindrom yang mirip dengan perut akut). Kemungkinan terjadinya
degerasi sarkoma juga lebih besar pada jenis mioma submukosa ini.
Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai “kuret benjolan”
(lump kuretase waktu).3,7
5
diserap sehingga dilepaskan sehingga menjadi “mioma parasit”.
Terkadang vena di permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan
intra-abdominal. Mioma subserosa ini juga dapat tumbuh diantara 2
lapisan peritoneum dari ligamentum latum menjadi "mioma
intraligmenter" yang dapat menekan ureter dan A. iliaca,
menyebabkan gangguan berkemih dan nyeri.7
d. Mioma pedunculated
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan
lain, misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian
membebaskan diri dari uterus sehingga disebut mondering/parasitic
fibroid. Apabila mioma dibelah maka akan tampak bahwa mioma
terdiri dari berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun sebagai
kumparan (whorle like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri
dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang
mioma ini.3,7
6
Masyarakat Histeroskopi Eropa dan Federasi Internasional
Ginekologi dan Obstetri (FIGO) mendefinisikan leiomioma sebagai: tipe
0, jika massa terletak seluruhnya di dalam rongga rahim; tipe 1, jika
kurang dari 50 persen terletak di dalam miometrium; dan tipe 2, jika
lebih dari 50 persen massa dikelilingi oleh myometrium.3
Dari tumor di luar korpus uteri, hanya sekitar 0,4 persen yang
berkembang di serviks (Tiltman, 1998). Leiomioma juga jarang ditemukan di
ovarium, tuba fallopi, ligamen luas, vagina, dan vulva.3
2.5 Patofisiologi
Terbentuknya mioma uteri belum sepenuhnya dipahami namun
beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya pembentukan mioma disebabkan
oleh multifaktorial termasuk faktor genetik yang menjadi sel mioma dari sel
normal dipengaruhi oleh growth factor dan reseptor hormon. Faktor lain yang
dapat menyebabkan terjadinya mioma termasuk trauma dan infeksi traktus
reproduksi, polycystic ovary disease, dan hipertensi.6
Esterogen dan progesteron membantu pertumbuhan mioma. Pada tumor
ini ditemukan kadar esterogen yang tinggi didalam serum. Dalam hal ini serum
aromatase sebagai enzim yang mengubah hormon androgen ke esterogen
7
ditemukan didalam serum dengan kadar yang tinggi. Penurunan konversi
estradiol ke estrone menyebabkan kadar estradiol tinggi dan meng-upregulasi
reseptor esterogen dan progesteron menyebabkan hiperproliferasi jaringan
miometrium . proses terbentuknya mioma uteri belum sepenuhnya dipahami,
diduga growth factors, prolactin dan luteinizing hormone mempunyai peran
terbentuknya dan pertumbuhan mioma uteri. Overekspresi growth factor
meningkatkan pembentukan otot polos, sintesis DNA dan pembentukan matrix
ekstraseluler.6,8
2.6 Diagnosis
Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % - 50% dari pasien yang
terkena. Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:
8
sehingga lebih banyak dinding endometrium yang terkikis ketika
menstruasi dan ini menyebabkan perdarahan abnormal.
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal kerana adanya
sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat
menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.9
b. Rasa Nyeri
Dapat timbul akibat karena gangguan sirkulasi darah, yang
disertai nekrosis setempat dan perdarahan. Dengan degenerasi
leiomioma, nekrosis jaringan secara klasik menyebabkan nyeri akut,
selalu, dan leukositosis. T adalah konstelasi yang meniru sumber nyeri
panggul akut lainnya. Oleh karena itu, sonografi biasanya dilakukan
untuk membantu mengidentifikasi penyebab, dan biasanya leiomioma
yang tidak mencolok ditemukan. Nyeri yang berasal dari degenerasi
tumor secara klasik mengikuti embolisasi arteri uterina (UEA), dan
pengobatan dengan analgesik biasanya cukup untuk menekan rasa
nyeri.9
9
Mioma intramural sering dikaitkan dengan penekanan terhadap
organ sekitar. Parasitik mioma dapat menyebabkan obstruksi saluran
cerna perlekatannya dengan omentum menyebabkan strangulasi usus.
Mioma serviks dapat menyebabkan sekret serosanguinea vaginal,
perdarahan, dispareunia, dan infertilitas.
10
b. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin sering membantu
dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang simetrik menyerupai
kehamilan atau terdpat bersamasama dengan kehamilan.
c. Ultrasonografi
Ultrasonografi apabila keberadaan massa pelvis meragukan,
sonografi dapat membantu. Sonografi awalnya dilakukan untuk
menentukan anatomi panggul. sonografi ransvaginal (VS)
memberikan resolusi superior, tetapi beberapa uteri begitu besar
sehingga sonografi transabdominal diperlukan untuk mencitrakan
seluruh korpus.Gambaran sonografi leiomioma bervariasi dari hipo
sampai hiperekoik tergantung pada rasio otot polos terhadap
jaringan ikat dan apakah ada degenerasi9
11
2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
3. Vaginal toucher : didapatkan perdrahan pervaginam, teraba massa,
konsistensi dan ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma
tersebut.
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat
menghambat tindakan operasi
6. ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin terjadi yang dapat
mempengaruhi tindakan operasi.9,10
2.7 Penatalaksanaan
12
Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3 - 6
bulan. Penanganan mioma uteri menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran
tumor, serta konservasi fungsi reproduksi terbagi kepada:
13
3. Terapi pembedahan
Indikasi terapi bedah untuk mioma uteri menurut American
College of obstetricians and Gyneclogist (ACOG) dan American
Society of Reproductive Medicine (ASRM) adalah
Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif.
Curiga adanya keganasan.
Pertumbuhan mioma pada masa menopause.
Infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun kerana
oklusi tuba.
Nyeri dan penekanan yang sangat menganggu.
Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius.
Anemia akibat perdarahan 3
a. Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih
menginginkan anak atau mempertahankan uterus demi kelangsungan
fertilitas. Pengambilan mioma pada mioma intra mural.
b. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Miomektomi ini dilakukan pada wanita yang
ingin mempertahankan fungsi reproduksinya dan tidak ingin
dilakukan histerektomi. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya
pada mioma submukosum dengan cara ekstirpasi lewat vagina.
Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh
anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%.
c. Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya
adalah tindakan terpilih. Tindakan histerektomi pada mioma uteri
14
sebesar 30% dari seluruh kasus. Histerektomi dijalankan apabila
didapati keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan obstruksi pada
traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12 - 14
minggu. 3,11
15
DAFTAR PUSTAKA
16
8. Gracia, M., & Carmona, F. (2020). WITHDRAWN: Uterine myomas:
doi:10.1016/j.ejogrb.2020.01.043. 10.1016/j.ejogrb.2020.01.043
9. Sun, C., Zou, J., Wang, Q., Wang, Q., Han, L., Batchu, N., ... & Li, Q.
10. Heidi Collins Fantasia, PhD, RN, WHNP, and Allyssa L. Harris, RN,
11. van Esch EM, Van Wijngaarden SE, Schaafsma HE, Smeets MJ,
1. 2021
17