Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENYAKIT KESEHATAN REPRODUKSI

MIOMA UTERI

DOSEN PENGAJAR : SRI PURWANTI ARIANI S.Kep.,Ns.,M.Kep

ANGGOTA KELOMPOK :

MUHAMMAD RIFKI ANSHARI 114097012117

PUPUT LUPHITA 114097012122

MUHAMMAD RIZAL 114097012125

POLITEKNIK KESDAM VI/BANJARMASIN

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini berjudul “MAKALAH PENYAKIT PADA KESEHATAN

REPRODUKSI MIOMA UTERI”. Makalah ini dibuat karena merupakan salah satu

tugas kelompok mata kuliah Maternitas. Kami mengucapkan terima kasih kepada

Ibu Sri Purwanti Ariani., S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pengajar mata kuliah

keperawatan Maternitas yang sudah memberikan bimbingan serta arahan selama

proses penulisan makalah ini. Kami menyadari jika terdapat banyak kekurangan

dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan sebuah kritik dan

saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 8 Maret 2023

Tim penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4

1.1 PENGERTIAN .............................................................................................. 4

1.2 ETIOLOGI ..................................................................................................... 4

1.3 PATOFISIOLOGI .......................................................................................... 5

1.4 KOMPLIKASI ............................................................................................... 6

1.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ................................................................. 6

BAB II PENGKAJIAN ............................................................................................. 8

2.1 IDENTITAS PASIEN .................................................................................... 8

2.2 STATUS KESEHATAN SAAT INI ............................................................. 8

2.3 RIWAYAT KEPERAWATAN ..................................................................... 8

2.4 DATA PENUNJANG .................................................................................... 15

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 20

3.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 20

3.2 SARAN .......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN

Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang

berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma

uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan

neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama

wanita sesudah produktif (menopouse). Mioma uteri jarang ditemukan pada

wanita usia produktif tetapi kerusakan reproduksi dapat berdampak karena

mioma uteri pada usia produktif berupa infertilitas, abortus spontan, persalinan

prematur dan malpresentasi (Aspiani, 2017).

1.2 ETIOLOGI

Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri.
1. Umur Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif
dan sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri
jarang ditemukan sebelum menarche (sebelum mendapatkan haid).
2. Hormon Endogen (endogenous hormonal) Konsentrasi estrogen pada
jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan miometrium
normal.
3. Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan
penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk
menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri.
4. Makanan
Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah matang (red
meat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun
sayuran hijau menurunkan insiden menurunkan mioma uteri.

4
5. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya
kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke
uterus. Hal ini mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen
pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon dan
faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor
progesteron, dan faktor pertumbuhan epidermal.
6. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan
dengan wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1 (satu) kali atau 2
(dua) kali.

1.3 PATOFISIOLOGI
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium
dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak
menyusun semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor
didalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya
banyak. Bila ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka
korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding
depan uterus mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan
mendorong kandung kemih keatas sehingga sering menimbulkan keluhan
miksi (Aspiani, 2017).
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat,
berbatas tegas dengan permukaan potongan memperlihatkan
gambarankumparan yang khas. Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya
jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil
hingga neoplasma masif yang jauh lebih besar dari pada ukuran uterusnya.
Sebagian terbenam didalam miometrium, sementara yang lain terletak tepat di
bawah endometrium (submukosa) atau tepat dibawah serosa (subserosa).
Terakhir membentuk tangkai, bahkan kemudian melekat ke organ disekitarnya,
dari mana tumor tersebut mendapat pasokan darah dan kemudian
membebaskan diri dari uterus untuk menjadi leimioma “parasitik”. Neoplasma

5
yang berukuran besar memperlihatkan fokus nekrosis iskemik disertai daerah
perdarahan dan perlunakan kistik, dan setelah menopause tumor menjadi padat
kolagenosa, bahkan mengalami kalsifikasi (Robbins, 2007).
1.4 KOMPLIKASI
1. Perdarahan sampai terjadi anemia.
2. Torsi tangkai mioma dari :
a. Mioma uteri subserosa.
b. Mioma uteri submukosa.
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
4. Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.
Pengaruh mioma terhadap kehamilan
a. Infertilitas.
b. Abortus.
c. Persalinan prematuritas dan kelainan letak.
d. Inersia uteri.
e. Gangguan jalan persalinan.
f. Perdarahan post partum.
g. Retensi plasenta.
Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri
a. Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen.
b. Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai
1.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. USG untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan

endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat

dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih

mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya,

leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya

dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.

2. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya

pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung

6
dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.

3. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga

pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.

4. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa

disertai dengan infertilitas.

5. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

6. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati,

ureum, kreatinin darah.

7. Tes kehamilan.

7
BAB II
PENGKAJIAN

2.1 IDENTITAS PASIEN

1. Nama Pasien : Ny. P Nama Suami : Tn. A

2. Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun

3. Suku/Bangsa : Banjar Suku/Bangsa : Bugis

4. Agama : Islam Pendidikan : S2 Hukum

5. Pendidikan : S1 Manajemen Pekerjaan : Swasta

6. Pekerjaan : PNS Alamat : Alalak Timur

7. Alamat : Alalak Timur

8. Status Perkawinan : Menikah

2.2 STATUS KESEHATAN SAAT INI

a) Alasan kunjungan ke Rumah Sakit :

b) Keluhan Utama saat ini : pasien mengatakan keluar darah pada jalan

lahir, nyeri perut bagian bawah dan merasa lemas tak berdaya

c) Timbulnya keluhan : (√) bertahap ( ) mendadak

d) Faktor yang memperberat : pasien mengatakan nyeri bertambah saat

beraktivitas berat

e) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : beristirahat

f) Diagnosa Medik : Mioma Uteri

2.3 RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat obsetri

• Riwayat menstruasi

8
1) Menarche :

2) Banyaknya : 40 cc

3) HPHT : 28 Maret

4) Siklus : Teratur (√) Tidak ( )

Lamanya : 5 hari

Keluhan : nyeri pada pinggang dan perut

• Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : -

2. Riwayat Keluarga Berecana

• Melakukan KB : ( ) ya (√ ) tidak

• Bila ya, jenis Kontrasepsi apa yang digunakan : -

• Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : -

• Masalah yang terjadi : -

3. Riwayat Kesehatan

• Penyakit yang pernah dialami ibu : pasien mengatakan

sebelumya tidak memiliki riwayat penyakit berat atau kronis

• Pengobatan yang didapatkan : -

• Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan tidak memiliki

riwayat penyakit keturunan

a) Penyakit Diabetes Militus : -

b) Penyakit Jantung : -

c) Penyakit Hipertensi : -

d) Penyakit Lainnya : -

4. Riwayat lingkungan

a) Kebersihan : kebersihan lingkungan baik

9
b) Bahaya : pasien mengatakan disekitar lingkungan yang tidak ada

yang membahayakan

c) Lainnya, sebutkan :-

5. Aspek Psikososial

a) Presepsi ibu tentang keluhan/ penyakit : pasien mengatakan

merasa cemas tentang penyakit nya

b) Aspek keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap

kehidupan sehari hari, bila ya bagaimana : pasien mengatakan

susah tidur, nafsu makan berkurang dan stres

c) Harapan yang ibu inginkan : pasien mengatakan ingin sembuh

dari penyakitnya

d) Siapa orang yang terpenting bagi ibu : suami

e) Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : keluarga

tampak berempati

f) Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( √) ya ( ) tidak

6. Kebutuhan Dasar Khusus

1) Pola Nutrisi

a) Frekuensi Makan : 1-2x/hari

b) Nafsu makan : ( ) baik (√ ) tidak ada nafsu

makan,Alasan : cemas karena penyakitnya

c) Jenis makanan rumah : pasien mengatakan biasanya makan nasi

dan sayur-mayur

d) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : seafood

2) Pola Eliminasi

10
1) BAK

a) Frekuensi : 4 kali

b) Warna : kuning jerami

c) Keluhan : pasien mengatakan nyeri saat BAK

2) BAB

a) Frekuensi : 1-2 kali

b) Warna : coklat

c) Bau : berbau

d) Konsistensi : lembek bertekstur

e) Keluhan : tidak ada

3) Pola Personal Hygiene

1) Mandi

a) Frekuensi : 2x/hari

b) Sabun : (√ ) ya ( ) tidak

2) Oral Hygiene

a) Frekuensi : 2x/hari

b) Waktu : (√ ) pagi ( √) sore ( ) setelah makan

3) Cuci rambut

a) Frekuensi : 1x/minggu

b) Shampo : (√ ) ya ( ) tidak

4) Pola Istirahat dan Tidur

a) Lama tidur :3-4 jam/hari

b) Kebiasaan sebelum tidur : berdoa

c) Keluhan : beban pikiran

11
5) Pola Aktivitas dan Latihan

a) Kegiatan dalam pekerjan : 8 Jam/hari

b) Waktu bekerja : (√ ) Pagi (√ ) Sore ( ) Malam

c) Olahraga

Jenis : jalan santai

Frekuensi : 30-60 menit

d) Kegiatan waktu luang : membersihkan rumah

e) Keluhan dalam aktivitas : nyeri

6) Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

a) Merokok : -

b) Minuman keras : -

c) Ketergantungan obat : -

7. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

a) Kesadaran : compos mentis, E4 V5 M6

b) Tekanan darah : 120/90mmHg

c) Pernapasan : 24 x/mnt

d) Nadi : 87x/mnt

e) Suhu : 36,5°C

f) Berat Badan : 48Kg

g) Tinggi Badan : 158cm

h) Kepala : tampak bentuk kepala simetris tidak tampak adanya

jejas/lesi

i) Mata

12
Tampak kelopak mata sedikit berkantung, konjungtiva anemis,

sclera tidak ikterik dan pupil mata mengecil saat dirangsang

cahaya

j) Hidung

Tampak hidung mancung, tidak ada polip, tidak tampak sinus,

tidak ada reaksi alergi

k) Mulut, Tenggorokan dan Gigi: bibir tampak lembab, mukosa

gusi lembab, kebersihan gigi baik, lidah bersih dan tidak ada

kesulitan dalam menelan

l) Dada dan Axilla :

• Dada

I : pengembangan dada tampak simetris

P : tidak ada nyeri tekan dan pembangan dada teraba simetris

kiri dan kanan

P: terdengar suara redup saat diketuk

A: suara sonor

• Axilla : tidak tampak benjolan, tidak tampak kemerahan/radang

dan tidak ada kelenjar getah bening

Mammae : bentuk nya normal tidak ada kelainan

Aereola mammae dan papila mammae : berwarna kecoklatan

dan tidak ada kelainan

Colostrum : pasien belum pernah mengeluarkan air susu karena

belum pernah hamil

m) Pernapasan

13
Setelah dilakukan pemeriksaan tidak terdapan hambatan dalam

jalan napas pasien dan suara napas sonor

n) Sirkulasi jantung

Kecepatan denyut apical :100x/ permenit

Irama : sinus rhytm

Kelainan bunyi jantung : tidak ada suara tambahan

Sakit dada : tidak ada

Timbul : tidak ada

Lainnya, sebutkan : -

o) Abdomen

I: tidak ada benjolan/asites

P: tidak ada nyeri tekan

P: terdengar suara tympani

A: terdengar suara bising usus 7x/menit

Linea dan Strae : puser tampak menojol keluar

Luka bekas operasi :-

Kontraksi :-

Lainnya, sebutkan :-

p) Genitourinary

Perineum : tampak keluar darah pada vagina pasien

Vesika urinaria : pasien tidak mengalami gangguan dalam bak

Lainnya, sebutkan : -

14
q) Ekstremitas (Integumen / Muskoloskeletal)

Turgor kulit : kurang dari 3 detik

Warna kulit : sawo matang

Kontraktur pada persendian ekstremitas : tidak tampak kontaktur

pada persendian

Kesulitan dalam pergerakan : pasien

merasa lemah untuk bergerak

Lainnya, sebutkan :-

2.4 DATA PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium :

2. Pemeriksaan USG :

3. Radiologi :

4. Terapi yang didapat :

15
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. P


No. RM : 09-23-xx-xx

No Data Fokus Etiologi Masalah

1 S : pasien mengatakan keluar Perdarahan abnormal Defisit volume cairan


darah pada jalan lahir (hypermenore)
O : tampak keluar darah Gangguan sirkulasi
berwarna merah kurang lebih 2
cc per menit, wajah tampak
pucat, konjungtiva anemis dan
tampak lemah
Ttv :
TD : 120/90mmHg
N : 87x/menit
R : 24x/menit
S : 36,5℃
2 S : pasien mengatakan nyeri Agen pencidera fisiologis Nyeri akut
pada perut bagian bawah (hipermenorea)
O : pasien tampak meringis
kesakitan
P : nyeri saat beraktifitas berat
Q : terasa seperti ditusuk-tusuk
R : abdomen bagian bawah
S:5
T : hilang timbul ± 2 menit
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 90x/mnt
R : 24x/menit
S : 36,5℃

16
3 S : pasien mengatakan merasa Kelemahan Intoleransi aktivitas
lemas tak berdaya ( perdarahan
O : pasien tampak lemas tak berkepanjangan)
berdaya, wajah pucat dan
aktivitas dibantu
Skala otot :
TTV :
TD : 120/90mmHg
N : 90x/menit
R : 24x/menit
S : 36,5℃

17
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.P
No. RM : 09-23-xx-xx

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubunga agen keperawatan selama 1 x 15 1. Indentifikasi lokasi,
pencidera fisiologis menit diharapkan nyeri karakteristik, durasi,
(hipermenorea) berkurang dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas,
1. Nyeri berkurang intensitas nyeri
2. Tanda-tanda vital dalam 2. Identifikasi skala nyeri
batas normal Terapeutik
1. Berikan teknik non-
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab
periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
1. Pemberian analgetik, jika
perlu
2. Hipovolemi Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam 1. Periksa tanda-tanda dan
kehilangan cairan diharapkan hipovolemi gejala hipovolemia
aktif (perdarahan) berkurang dengan kriteria hasil
2. Monitor intake output
1. Kebutuhan cairan cairan
terpenuhi
Terapeutik
2. Pendarahan berhenti
1. Hitung kebutuhan cairan
3. Tanda-tanda dehidrasi
berkurang/hilang 2. Berikan posisi modified
trendelenburg
3. Berikan asupan cairan
oral
Edukasi

18
1. Anjurkan memperbanyak
cairan oral
2. Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonik
2. Kolaborasi pemberian
produk darah

3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Observasi


berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam 1. Identifikasi gangguan
kelemahan diharapkan intoleransi aktivitas fungsi tubuh yang
(perdarahan berkurang dengan kriteria hasil mengakibatkan kelelahan
berkepanjangan) 1. Kelemahan berkurang 2. Monitor pola dan jam
2. Skala otot meningkat tidur
3. Pasien mampu 3. Monitor kelelahan fisik
beraktivitas mandiri dan emosional
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
2. Latihan rentang gerak
pasif/aktif
3. Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
4. Fasilitasi duduk ditempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan lakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

jadi kesimpulan nya, Disini kita menyadari bahwa masalah kesehatan

reproduksi merupakan masalah serius yang secara signifikan memberi

dampak negatif bahkan sampai mengancam nyawa.

penyakit kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana terjadi

masalah atau kelainan fungsi pada area genitalia yang menyebabkan

penderita tidak dapat beraktivitas secara normal sehingga memerlukan

pemeriksaan/penanganan lebih lanjut oleh tenaga ahli.

3.2 SARAN

Setelah melihat dampak negatif dari penyakit kesehatan reproduksi kami

sebagai penulis menyarankan beberapa hal berikut ini :

1. Menjaga kebersihan organ reproduksi secara rutin

2. Mengkonsusmi makanan yang sehat

3. Menghindari rokok dan makanan beralkohol

4. Serta tidak melakukan aktivitas sexual berisiko

20
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Yosi. 2003. Analisa Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Mioma Uteri di RSUD dr. Adhyatma Semarang. Jurnal Kebidanan. Vol. 2
No. 5

Aspiani, Y, R. (2007). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: TIM

Aimee, et al. (2007). Association of Intrauterine and Early-Life Exposures with


Diagnosis of Uterine Leimyomata by 35 Years of Age in the Sister Study.
Environmental Health Perpectives. Volume 118. No 3 pages 375-

Bararah, T., Mohammad Jauhar. 2013. Asuhan Keperawatan; panduan Lengkap


menjadi Perawat Profesional. Jilid 2. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Copaescu, C. (2007). Laparoscopic Hysterectomy. Chirurgia (Bucur). Volume 102.


No. 2. Romanian

Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC

NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi


(Budi Anna Keliat dkk, penerjemah). Jakarta: EGC

Nugroho, T. (2012). Obstetri dan Ginekologi. Yokyakarta: Nuha Medika

Robbins. (2007). Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta: EGC

RSUP. Dr. M. Djamil.(2016). Laporan Catatan Rekam Medik (RM): Mioma Uteri

Setiati, Eni. (2009). Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yokyakarta:


Andi

Prawirohardjo, Sarwono. (2010).Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

21

Anda mungkin juga menyukai