PEMBIMBING:
JURUSAN KEPERAWATAN
TINGKAT II B
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan serta kemampuan dalam menerapkan asuhan keperawatan maternitas pada
pasien dengan kasus Mioma Uteri.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri, misalnya
timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama. Kadang-kadang
disertai gangguan haid.
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan
pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi jaringan
organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang perlu dikaji pada
rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktu dan durasi serta
kualitas nyeri.
3) Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis
pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan penggunaan
obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi, tanyakan riwayat kehamilan
dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan alat kontrasepsi, pernah
dirawat/dioperasi sebelumnya.
4) Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga
mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi,
jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan
riwayat penyakit mental.
5) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu
diketahui adalah:
a. Keadaan haid Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir,
sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan
mengalami atrofi pada masa menopause.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan Kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada
masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini
dihasilkan dalam jumlah yang besar.
c. Faktor Psikososial
1) Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktorfaktor
budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien
mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang
pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri.
2) Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran
diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan terhadap
orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang di sukai
pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien
mioma uteri dengan orang lain.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
2) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan.
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
a) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
b) Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
c) Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak.
d) Telinga : lihat kebersihan telinga.
e) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan
rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya pembesaran tonsil.
f) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan
kelenjar getah bening/tidak.
g) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan
sirkulasi, ketiak dan abdomen.
h) Abdomen
Inpeksi : bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : timpani, pekak
Auskultasi : bagaimana bising usus
i) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas
atas dan bawah pasien mioma uteri
j) Genetalia dan anus perhatikan kebersihan, adanya lesi, perdarahan
diluar siklus menstruasi.
2.10.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan pada pasien mioma uteri menurut 3S adalah sebagai
berikut:
1) Risiko perdarahan dibuktikan dengan kurang terpapar informasi tentang
pencegahan perdarahan.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen .
3) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring.
5) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia).
2.10.3 Intervensi
1) Risiko perdarahan dibuktikan dengan kurang terpapar informasi tentang
pencegahan perdarahan.
Tujuan : Diharapkan Tingkat perdarahan pasien menurun.
Intervensi :
a) Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan.
Monitor nilai hematokrit/homoglobin sebelum dan setelah
kehilangan darah.
Monitor tanda-tanda vital ortostatik.
Monitor koagulasi (mis. Prothombin time (TM), partial
thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradsi fibrin dan atau
platelet).
b) Terapeutik
Pertahankan bed rest selama perdarahan.
Batasi tindakan invasif, jika perlu.
Gunakan kasur pencegah dikubitus.
Hindari pengukuran suhu rektal.
c) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan mengunakan kaus kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari
konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin K
Anjrkan segera melapor jika terjadi perdarahan
d) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat dan mengontrol perdarhan, jika perlu.
Kolaborasi pemberian prodok darah, jika perlu.
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.
Tujuan : Diharapkan Tingkat Nyeri pasien menurun.
Intervensi :
a) Observasi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
b) Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
c) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2.10.4 Implementasi
1) Risiko perdarahan dibuktikan dengan kurang terpapar informasi tentang
pencegahan perdarahan.
Implementasi :
a) Observasi
Memonitor tanda dan gejala perdarahan.
Memonitor nilai hematokrit/homoglobin sebelum dan setelah
kehilangan darah.
Memonitor tanda-tanda vital ortostatik.
Memonitor koagulasi (mis. Prothombin time (TM), partial
thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradsi fibrin dan atau
platelet).
b) Terapeutik
Mempertahankan bed rest selama perdarahan.
Membatasi tindakan invasif, jika perlu.
Menggunakan kasur pencegah dikubitus.
Menghindari pengukuran suhu rektal.
c) Edukasi
Menjelaskan tanda dan gejala perdarahan
Menganjurkan mengunakan kaus kaki saat ambulasi
Menganjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari
konstipasi
Menganjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
Menganjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin K
Menganjrkan segera melapor jika terjadi perdarahan
d) Kolaborasi
Berkolaborasi pemberian obat dan mengontrol perdarhan, jika
perlu.
Berkolaborasi pemberian prodok darah, jika perlu.
Berkolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.
Implementasi :
a) Observasi
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
Mengidentifikasi skala nyeri.
Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri.
Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan.
Memonitor efek samping penggunaan analgetik.
b) Terapeutik
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Memfasilitasi istirahat dan tidur
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
c) Edukasi
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Menganjurkan memonitor nyri secara mandiri
Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d) Kolaborasi
Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2.10.5 Evaluasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang berasal dari otot polos dan jaringan
ikat fibrous serta sering ditemukan pada traktus genitalia wanita terutama di lapisan
miometrium (Aspiani, 2017).
Mioma uteri merupakan penyakit tumor jinak pada otot rahim yang disertai
jaringan ikatnya. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan,
yaitu satu dari empat wanita selama masa reproduksi yang aktif. Gejala terjadinya mioma
uteri sukar dideteksi karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan
memperlukan tindakan operatif. Walaupun kebanyakan mioma muncul tanpa gejala,
tetapi sekitar 60% ditemukan secara kebetulan pada laparatomi daerah pelvis (Setiati,
2018).
3.2 Saran
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin dan
mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun dengan pasien
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Selain itu,
diharapkan Rumasakit mampu menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang
dapat mendukung kesembuhan pasien dengan memberikan pelayanan yang lebih
maksimal terutama dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien mioma uteri
sehingga tidak memperpanjang hari rawatan dan tujuan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Armantius. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MIOMA UTERI DI RUANG GINEKOLOGI
KEBIDANAN RSUP DR. M. JAMIL PADANG. Padang: Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
Criswardhani, Liestyaningsih;. (2020). Studi dokumentasi gambaran keletihan pada pasien post op total
abdominal hysterektomy dan bilateral salpingo oophorectomy atas indikasi mioma uteri.
Yogyakarta: Yayasan Keperawatan Yogyakarta.