MIOMA UTERI
A. Pengertian
Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. (www.
Infomedika. Htm,2004)
Dari berbagai pengertian dapat disimpulkan bahwa Mioma Uteri adalah suatu
pertumbuhan jinak dari otot – otot polos, tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikat,
neoplasma yang berasal dari otot uterus yang merupakan jenis tumor uterus yang paling
sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat mencapai ukuran basar, biasanya mioma uteri
banyak terdapat pada wanita usia reproduksi terutama pada usia 35 tahun.
Klasifikasi mioma uteri dapat berdasarkan lokasi dan uterus yang terkena :
1. Lokasi
Cervical (2,6 %), umumnya tubuh ke arah vagina menyebabkan infeksi. Isthmica (7,2
%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius. Corpiral (91 %),
merupakan lokasi paling enzim, dan seringkali tanpa gejala. (www. Infomedika. Htm,
2004)
2. Lapisan uterus
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis
yaitu :
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat
pula sebagai satu masa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai.
Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut
sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga
Berubah sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak
enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala
tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang – kadang sebagai mioma
submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, dapat (jaringan ikat dominan),
bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini
mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruang rahim.
Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting
dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun
keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya
Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas organ eksterna dan interna. Organ
interna yang terletak didalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan ginetal
interna:
1. Organ Eksterna
Adalah bantalan berisi lemak subkutan bulat yang lunak dan padat
b. Labiya mayora
Merupakan dua buah lipatan bulat dengan jaringan lunak yang ditutupi
kulit dari rectum. Panjang labia mayora 7 - 8 cm, lebar 2-3 cm dan agak
bawah dan ke belakang dari mons pubis sampai sekitar satu inci labia
c. Labia minora
kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang kearah
medial labia minora sama dengan mukosa vagina : merah muda dan basah.
d. Klitoris
erektik dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini menonjol ke
bawah diantara ujung labia minora. Fungsi utama klitoris adalah
e. Vulva
dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh ke dua bibir kecil, dan
f. Vestibulum
diantara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia
(deodoran semprot, garam – garaman, busa sabun), panas, dan fiksi (celana
g. Perineum
vulva dan perineum kadang – kadang tertukar, tatapi secara tidak tepat.
h. Fourchette
pada permukaan ujung bawah labia mayora dan labia minora digaris tengah
c. Tuba falopi
d. Ovarium
b. Uterus
a. Vagina
a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang
dan selama masa hamil. Sel – sel yang diambil dari mukosa vagina dapat
b. Uterus
tampak mirip buah pir terbaik. Pada wanita dewasa yang belum pernah
simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat. Derajat kepadatan ini
Uterus terdiri dari tiga bagian : fundus yang merupakan tonjolan bulat
dibagian atas dan terletak diatas insersi tuba valopi, korpus yang
serviks dan dikenal sebagai segmen uterus bagian bawah pada masa hamil.
c. Tuba fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine
hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai
rongga uterus. Panjang tuba fallopi antara 8-14 cm, tuba tertutup oleh
fimbria
d. Ovarium
sekresi hormon steroid. Ukuran ovarium, panjang 2,5-5 cm, labar 1,5-3
Ovarium terletak disetiap sisi uterus, dibawah dan dibelakang tuba fallopi.
ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis
lateral kira – kira setinggi kristal iliaka antero superior, dan ligamentum
D. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit
dihasilkan dari sebuah neoplastik tunggal. Sel – sel tumor mempunyai abnormalitas
kromosom, khususnya pada kromosom lengan. Faktor – faktor yang mempengaruhi
1. Estrogen.
Mioma uteri dijumpai setelah manarke. Sering kali terdapat pertumbuhan tumor
yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan
mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan
ovarium dan wanita denagn sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah
estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktif enzim ini
berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen
2. Progesteron
3. Hormon pertumbuhan
mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini,
memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan
mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen.
Ada beberapa faktor yang di duga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya
a. Umur
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar
10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan
b. Paritas
Lebih sering terjadi pada nulipara atau wanita yang relatif intertil, tetapi
sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma uteri atau
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian
mioma uteri tinggi. Terlepasnya dan faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada
wanita dengan riwayat keluarga, ada yang menderita mioma. (Bobak, 2004)
Belum diketahui secara pasti, tetapi asalnya disangka dari sel – sel otot yang
dengan teori ini sukar diterangkan apa sebabnya pada seorang wanita estrogen
pada nulipara, faktor keturunan juga berperan mioma uteri terdiri dari otot polos
epidermal dan insulin – like growth kehamilan dan mengalami regresi setelah
distimulasikan oleh estrogen lebih banyak pada mioma dari pada miomatrium
normal mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti – bukti masih
kurang menyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna
setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini
E. Patofisiologi
Mioma uteri terjadi karena adanya sel – sel yang belum matang dan pengaruh
estrogen yang menyebabkan sub mukosa yang ditandai dengan pecahnya pembuluh
darah, sehingga terjadi kontraksi otot uterus yang menyebabkan perdarahan pervaginan
lama dan banyak. Dengan adanya perdarahan pervaginan lama dan banyak akan terjadi
resiko kekurangan volume cairan dan gangguan peredaran darah ditandai dengan adanya
nekrosa dan perlengketan sehingga timbul rasa nyeri. (Price, Sylivia A, 2005)
Pada post operasi akan terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan robekan pada
jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut. Terputusnya integritas jaringan kulit
mempengaruhi proses epitalisasi dan pembatasan aktivitas, maka terjadi perubahan pola
Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat anestesi yang mengakibatkan depresi
pusat pernapasan dan penurunan kesadaran sehingga pola nafas tidak efektif. (Sarwono,
2005)
F. Manifestasi Klinik
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa – apa dan tidak sadar
Gejala klinik terjadi pada sekitar 35 % - 50 % dari pasien yang terkena. Adanya
1. Perdarahan abnormal, merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk
Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan abnormal ini dapat
menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distorsi dan kongesti dari pembuluh
b. Gejala traktus urinarius : urine frekuensi, retensi urine, obstruksi ureter dan
hidronefrosis.
a. Penekanan saraf.
b. Torsi bertangkai
4. Infertilitasi, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu.
implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur pada pasien
2. Persalinan prematurnitas.
5. Pada skala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan pendarahan.
Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran. Pengaruh
1. Cepat bertambah besar, mungkin karena pengaruh hormon estrogen yang meningkat
dalam kehamilan.
2. Degenerasi merah dan degenerasi karnosa : tumor menjadi lebih lunak, berubah
bentuk, dan warna merah. Bisa terjadi gangguan sirkulasi sehingga terjadi
pendarahan.
3. Mioma subserosa yang bertangkai oleh desakan uterus yang membesar atau setelah
bayi lahir, terjadi torsi (terpelintir) pada tangkainya, torsi menyebabkan gangguan
sirkulasi dan nekrosis pada tumor. Wanita hamil merasa nyeri yang hebat pada perut
(abdomen akut).
5. Persalinan prematuritas.
8. Pada skala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.
9. Mioma yang lokasinya dibelakang dapat terdesak ke dalam kavum douglasi dan
terjadi inkaserasi.
1. Subfertil (agak mandul) fertile (mandul) dan kadang – kadang punya anak satu.
3. Terjadi kelainan letak janin dan rahim, terutama pada mioma yang besar dan letak
subserusa.
4. Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir, terutama pada mioma yang letaknya
diservik.
6. Atonia uteri terutama paksa persalinan : perdarahan banyak, terutama pada mioma
8. Plasenta sukar lepas (retensio plasenta), terutama pada mioma yang submukosa
torsi dan abdomen akut dan kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetric, maka :
1. Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus dikeluarkan.
3. Operasi yang dilakukan pada umur kehamilan dibawah 20 minggu harus diberikan
substitusi progesteron :
5. Bila tumor agak besar dan lokasinya agak bawah akan menghalangi persalinan,
b. Bila tidak bisa persalinan diselesaikan dengan section cesaria dan jangan lupa,
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan secara
d) Pengunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada 1-3 menstruasi setiap
minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
dalam 12 minggu. Tetapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum
akan tranfusi darah. Namun obat ini menimbulkan kehilangan masa tulang
a) Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita interfil atau yang masih menginginkan anak atau
efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan
juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor
dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila
3) Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan
b) Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi dan pada penderita yang
b. Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis
c. Penekanan buli – buli dan frekuensi urine yang berulang – ulang dan tidak
c) Miomektomi
Lama perawatan :
Masa pemulihan :
d) Penanganan radioterapi
1) Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
2004)
H. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita mioma uteri adalah sebagai berikut :
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
1) Infertilitas
2) Abortus
4) Inersia uteri
7) Retensi plasenta.
(Sarwono,2005)
I. Pengkajian Fokus
Pengkajian
Pegkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian
merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. (Nikmatur, 2009)
kesehatan klien yang normal maupun yang senjang hendaknya dapat dikumpulkan,
dan hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan klien, baik
Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien. Data dasar
ini meliputi : data umum, data demografi, riwayat kesehatan, pola fungsi kesehatan,
Riwayat Kesehatan :
a. Keluhan utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis oprasi adalah rasa nyeri karena
terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah
biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri
tersebut adalah :
1. Lokasi nyeri
2. Intensitas nyeri
4. Kwalitas nyeri
d. Riwayat keluarga
Pola fungsional kesehatan menurut Gordon :
Nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
c. Pola Eliminasi
Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih, masalah
d. Pola Latihan-Aktivitas
Pentingnya latihan / gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan
dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang dan alat 4: tergantung
dalam melakukan ADL, kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit
jantung, frekuensi, irama dan kedalam nafas, bunyi nafas riwayat penyakit paru.
e. Pola Kognitif Perseptual
telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap
mengikuti, menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat,
dll.
f. Pola Istirahat-Tidur
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas
dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian
terhadap diri, kontak mata, asetif atau pasive, isyarat non verbal, ekspresi wajah,
Pekerjaan, tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang pasive / agresif
i. Pola Reproduksi/Seksual
seksualitas.
pendukung.
menangis, kontak mata, metode koping yang biasa digunakan, efek penyakit
Pemeriksaan Fisik
d) Pemeriksaan Luar
Teraba masa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat
e) Pemeriksaan Dalam
Tumor teraba yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau
Pemeriksaan Penunjang
dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan
CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak
2. Dalam sebagian besar kasus, mioma sudah dikenal karena pola gunanya pada
beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus,
dengan infertilitas.
6. Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap gula arah, tes fungsi hati, ureum,
kreatinin darah.
7. Tes kehamilan.
8. D/K (Dilatasi dan Kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk
adenokarsioma endometrium).
(Nikmatur, 2009)
J. Pathway Keperawatan
(Carpenito, Lynda Juall, 2001 & Price, Sylvia A, 2005)
Mioma Uteri
Resiko tinggi
kekurangan cairan
operasi
Pre operasi Post operasi
Gangguan
Gangguan nutrisi pola nafas
Perubahan pola aktivitas
K. Diagnosa Keperawatan
muntah.
operasi.
sekunder.
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan operasi.
7. Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan distress
muntah.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
misal : membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda
vital stabil.
pasien
lambung
Tujuan :
- Pasien paham terhadap proses penyakit atau operasi dan harapan operasi.
- Cemas berkurang.
Kriteria Hasil :
masalah.
sekunder.
Tujuan :
- Mengungkapkan penurunan
intensitas nyeri
perhatian.
d) Intervensi : Ajarkan teknik relaksasi dengan cara tarik nafas dalam dan
meningkatkan control.
Tujuan : Bunyi nafas normal, nafas tidak koping hidung, tidak terjadi
a) Intervensi : Atur posisi kepala ekstensi atau sesuai sesuai kebutuhan untuk
mempertahankan ventilasi.
sendiri.
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan operasi.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
nyaman.
7. Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Distress
KH :
nutrisi
b) Intervensi : Ukur tinggi berat badan, dan kelembaban lipatan kulit trisep
normal
c) Intervensi : Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrisi
(Doenges, 2000)