Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

DISUSUN OLEH :

1. Rahmatia A. Ali (1701028)


2. Rahmat R. Mokoginta (1701061)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


MUHAMMADIYAH MANADO
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER IV
T.A. 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan Rahmat,
hidayah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ASKEP
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN”

Tak lupa pula kami sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
berbagai media dan pihak yang telah membantu untuk menyusun makalah ini. Sehubungan
dengan itu kami ucapkan banyak terimah kasih kepada pembimbing yang telah membantu
menyusun makalah ini.

Akhir kata kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya bila ada perkataan atau
tulisan yang tidak berkenaan dihati para pembaca maupun yang menilai. Untuk itu, kami
mengharapkan masukan dalam bentuk kritik, saran maupun tanggapan dari para pembaca
sekalian demi kesempurnaannya makalah ini

Semoga ilmunya bermanfaat bagi para pembaca

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Manado, Juni 2019

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II (TINJAUAN TEORI)

A. Definisi ................................................................................................................. 3
B. Klasifikasi ............................................................................................................. 3
C. Etiologi ................................................................................................................. 4
D. Patofisiologi .......................................................................................................... 4
E. Manifestasi Klinis ................................................................................................. 5
F. Pemeriksaan Diagnositik ...................................................................................... 5
G. Penatalaksanaan .................................................................................................... 6
H. Komplikasi ............................................................................................................ 7
I. Prognosis............................................................................................................... 7
J. Pathway ................................................................................................................ 8

BAB III (ASKEP TEORI)


A. Pengkajian ............................................................................................................. 12
B. Diagnosa Keperawatan ......................................................................................... 15
C. Rencana Keperawatan .......................................................................................... 15

BAB IV (PENUTUP)
Kesimpulan ................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan tersebut


merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita. Beberapa ibu hamil
tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang
mengalami masalah kesehatan dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering
muncul pada kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna,
Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah satunya
diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang terjadi
sebelum kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan atau pada awal pasca partum.
Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan
cardiac preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder, Martin, &
Griffin, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol diatas 140
mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg
atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk,
2011). Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin
( Prawirohardjo, 2013).

Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu dan anak
setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun dari 532.000 pada
tahun 1990 menjadi 303.000 pada tahun 2015, dan ini terjadi hampir di 99% negara
berkembang. Penyebab utama kematian ibu adalah akibat komplikasi dari kehamilan
atau melahirkan. Komplikasi tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan

1
yang telah menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF,
2015).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit hipertensi dalam kehamilandengan melakukan deteksi dini pada wanita yang
diketahui memiliki faktor risiko tersebut.Cara ini merupakan upaya yang dilakukan
untuk mengurangi masalah kesehatan yang dialami ibu hamil dengan hipertensi tersebut
(Reeder dkk, 2011).

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui apa itu hipertensi pada
kehamilan, klasifikasi, penyebab, patofisiologi, manifestasi klinis, data penunjang,
tindakan medis, dan komplikasinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi


sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Akan tetapi
yang kami bahas dalam makalah ini hanya hipertensi yang timbul pada saat hamil.
Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai
proteinuria, oedema, convulsi, coma, atau gejala-gejala lain.

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia berdasarkan Report of the National High
Blood Pressure Edukation Program Working Group on High Blood Pressure in
Pregnancy tahun 2001 ialah :
1. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20
minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan
2. Preeklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria.
3. Eklampsia
Eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia,
yang juga dapat disertai koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah hipertensi kronik
disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5. Hipertensi gestasional

3
Hipertensi gestasional adalah hipetensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.
Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal < 120 < 80 Pre hipertensi 120 – 139 80 – 89 Hipertensi stadium I 140 – 159 90 –
99 Hipertensi stadium II >= 160 >= 100

C. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya hipertensi pada kehamilan masih menjadi perdebatan namun


diperkirakan faktor penyebab yang penting adalah adanya implantasi plasenta yang
invasif dan abnormal pada rahim, adanya reaksi imunologis yang keliru terhadap
adanya janin, serta adanya faktor genetik yang diturunkan. Teori lain menyebutkan
adanya kekurangan asupan beberapa zat gizi dan adanya gangguan dalam pembentukan
prostaglandin, maupun pada zat yang mempengaruhi kekakuan dari pembuluh darah.

Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada wanita
yang :

1. Terpajan ke vilus korion untuk pertama kali


2. Terpajan ke vilus korion dalam jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan
kembar atau mola hidatiosa
3. Sudah mengidap penyakit vaskular
4. Secara genetis rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil

D. PATOFISIOLOGI

Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama kali
dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembulh-
pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat
diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak di berbagai organ yang
terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi

4
penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri
menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.

Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-


perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah
antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit
dan fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama
dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis,
dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang.

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
a. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
b. Proteinuria samar sampai +1
c. Peningkatan enzim hati minimal
2. Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
a. Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria + 2 persisten atau lebih
c. Nyeri kepala
d. Gangguan penglihatan
e. Nyeri abdomen atas
f. Oliguria
g. Kejang
h. Kreatinin meningkat
i. Trombositopenia
j. Peningkatan enzim hati
k. Pertumbuhan janin terhambat
l. Edema paru

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. CT-Scan Hepar menunjukkan hematom subkapsularis di hepar


2. MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar
tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan.

5
G. PENTALAKASANAAN
1. Deteksi Prenatal Dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28
minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu
setiap minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
 Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuan-
temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan
pertambahan berat yang pesat.
 Berat badan saat masuk
 Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari
 Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara tengah
malam dan pagi hari
 Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim hati
dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
 Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis
maupun USG
 Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap
biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan
sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi
persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio
sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
3. Terapi Obat Antihipertens
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau
memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam
berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.

6
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada
tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan
yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari
aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau “menunggu”
terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin
tanpa mengurangi keselamatan ibu.

H. KOMPLIKASI

1. Perubahan Kardiovaskuler

Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung


akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhioleh berkurangnya
secara patologis hipervolemia kehamilan.

2. Perubahan hematologis
3. Gangguan fungsi ginjal
4. Edema paru

I. PROGNOSIS

Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit tersebut.


Prognosis untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah penyakit
paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Angka kematian ibu
akibat hipertensi ini telah menurun selama 3 dekade terakhir ini dari 5% -10% menadi
kurang dari 3% kasus.

7
J. PATHWAY

Faktor resiko: Primigravida, riwayat keluarga dengan preeklamsi atau eklamsi, ibu hamil
dengan usia < 20th atau lebih dari >35th , wanita dengan gangguan fungsi organ /riwayat
kesehatan diabetes, penyakit ginjal dan tekanan darah tinggi, gemelli, hidroamnion,
molahidatidosa, obesitas,

Faktor stress dan


pola hidup
Merangsang sistem saraf simpatis

Merangsang pembuluh darah

Kelenjar adrenal mengeluarkan epineprin

Vasokontriksi

Penurunan curah jantung

Tekanan darah meningkat ≥ 140/90 mmHg

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

(hipertensi kronik, hipertensi gistasional, preeklamsi, eklamsi)

Kerusakan vascular / pembuluh darah

Perubahan struktur

Spasme pembuluh darah

Gangguan sirkulasi darah dan gangguan multiorgan


Penurunan diameter pembuluh darah

Plasenta Otak Hepar

Terganggunya Retensi pembuluh Gangguan


suplai darah utero darah Kontraktilitas
plasenta miokard
Peningkatan
Penurunan aliran tekanan Payah MK:
darah ke arteri Intrakranial jantung Penurunan
spiralis Ketidakefektifan
Kejang curah
perfusi uteroplasenta
jantung
Mengaktifkan Kegagalan MK:Nyeri Transpor O2
MK: Resiko
Solutio ke sel
angiotensinogen remodeling arteri
Cidera
plasenta
menjadi angiotensin spiralis menurun
1
Gangguan
Angiotensin 1 Iskemik Hipoksia metabolism
dirubah menjadi plasenta aerob
angiotensin 2
dengan bantuan Merangsang Pelepasan Gangguan Metabolisme
enzim di paru pelepasan antioksidan pertumbuhan anaerob
troploblastik yang berifat plasenta
toksik
Merangsang Hasilkan 2 ATP
korteks adrenal Pelepasan IUGR dan asam laktat
untuk hasilkan renin uterus Disungsi indotel
aldosterone
Kelelahan
Gangguan
Terjadinya
Retensi Na dan metabolisme
endoteliosis
Air dalam PGE 2
9
tubulus renalis
MK:Intoleransi
Aktivitas
Pelepasan Menurunnya
tromboplastin suplai O2 dan
nutrisi pada janin
Aktivasi/
agregrasi
trombosit

Peningkatan Lahir MK : Resti


tekanan prematur Kematian
Koagulopati Cidera
hidrostatik janin
intravascular Janin
intravascular

Penurunan perfusi
darah sistemik Paru-paru janin Sistem saraf
belum terbentuk bayi belum
Peningkatan tekanan sempurna terbentuk
perifer untuk penuhi sempurna
suplai darah
MK : Resiko
Tinggi Gangguan
PK : Hipertensi Gangguan Termoregulasi
Pertukaran
Gas
(Neonatus) MK :
Edema paru Ketidakefektifan
termoregulasi

Dispneu
MK :
Gangguan
pertukaran gas
MK: Pola
nafas tidak
efektif

10
Pembuluh Darah Mata

Terjadi Spasme
endoteliosis arteriola

Oedem diskus
Sel Darah Pembuluh optikus
Merah pecah darah pecah

Diplopia
Perdarahan

MK: Resiko
Cidera
PK:
Perdarahan
Suplai darah
perifer

Akral dingin

MK:Gangguan
perfusi jaringan
perifer

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
Data-data yang perlu dikaji adalah berupa
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit
kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata
kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan
tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ),
diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia
dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita diabetes, penyakit
ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai
kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan
atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi
(tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea,
hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari
pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita
penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti
primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi

12
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit
yang disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam kehamilannya. Ada
hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan
meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
6. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya
7. Pengkajian Sistem Tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum,
riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan,
sianosis
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya
afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik,
perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu
waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan
gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar antitrombin III.
Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung
terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit
pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan
radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat
mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga
memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan

13
dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria,
mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub
oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,
pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic
juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan
permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi.
Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel
kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis
hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan
penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi
garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat
badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub
oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi
gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural.

14
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b/d hipertensi
2. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b/d hipertensi
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Tidak terjadi vasospasme dan 1. Memantau asupan oral dan ifus IV 1. MGSO4 adalah obat anti kejang
perfusi jaringan tidak terjadi MGSO4 yang bekerja pada sambungan
 mioneural dan
Kriteria hasil : klien akan mengalami merelaksasi vasospasme sehingg
vasodilatasi ditandai a menyebabkan peningkatan
dengan diuresis, penurunan perfusi ginjal, mobilisasi cairan
tekanan darah, edema ekstra seluler (edema dan
dieresis)
2. Memantau urin yang kluar 2. Mengetahui jumlah urin yang
keluar
3. Memantau edema yang terlihat 3.
4. Mempertahankan tirah baring total 4. Tirah baring menyebabkan aliran
dengan posisi miring darah urtero plasenta, yang sering
kali menurunkan tekanan darah
dan meningkatkan dieresis

15
2. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Gangguan SSP akan menurun 1. Mendapatkan data-data 1. Data-data dasar dugunakan
mencapai tingkat normal dasar (misal dtrs,klonus) untuk memantau hasil terapi

Kriteria hasil : klien tidak 2. Memantau pemberian IV 2. MGSO4 adalah obat anti kejang
mengalami kejang mgso4 dan kadar serum mgso4 yang bekerja pada sambungan
mioneural dan
merelaksasi vasospasme
3. Mengkaji adanya 3. Dosis yang berlebih akan
kemungkinan keracunan mgso4 membuat kerja otot menurun
sehingga dapat menyebabkan
depresi pernapasan berat
4. Mempertahankan lingkungan 4. Rangsangan kuat, misalnya
yang tenang, gelap dan nyaman cahaya terang dan suara keras
dapat menimbulkan kejang

16
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Ansietas dapat teratasi 1. Kaji tingkat ansietas pasien. 1. Membantu menentukan jenis
Perhatikan tanda depresi dan intervensi yang diperlukan
Kriteria hasil: pengingkaran
 Tampak rileks, dapat istirahat
2. Dorong dan berikan kesempatan 2. Membuat perasaan terbuka dan
dengan tepat
untuk pasien atau orang terdekat bekerja sama untuk memberikan
 Menuujukkan ketrampilan
mengajukan pertanyaan dan informasi yang akan membantu
pemecahan masalah
menyatakan masalah mengatasi masalah
3. Dorong orang terdekat 3. Keterlibatan meningkatka
berpartisipasi dalam asuhan, perasaan berbagi, manguatkan
sesuai indikasi perasaan berguna, memberikan
kesempatan untuk mengakui
kamampuan individu dan
memperkecil rasa takut karena
ketidaktahuan.

17
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol diatas 140
mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30
mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai
dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit
kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan
morbiditas ibu bersalin ( Prawirohardjo, 2013).

18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kerjanya.net/faq/12099-hipertensi-dalam-kehamilan.html#penyebab

(Diakses pada tanggal 25 juni 2019)

http://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-hipertensi-pada-kehamilan.html

(Diakses pada tanggal 25 juni 2019)

https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=312293954&escape=false&metadata=%7B%22context%22
%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22
action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platfor
m%22%3A%22web%22%7D

(Diakses pada tanggal 25 juni 2019)

https://www.academia.edu/5860571/ASKEP_HIPERTENSI_PADA_IBU_HAMIL

(Diakses pada tanggal 24 juni 2019)

https://www.academia.edu/11496794/ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_HAMIL_
DENGAN_HIPERTENSI

(Diakses pada tanggal 24 juni 2019)

19

Anda mungkin juga menyukai