DI SUSUN OLEH :
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ HIPERTENSI
PADA NY. S DI KLINIK DR. SUNEDI “
Makalah ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi
pendididikan diploma III kebidanan, dalam menyelesaikan makalah ini penulis tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak yang telah memberi bimbingan dan saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini .
1. Bapak Drs. H. Sunedi Sarmadi, M.Pd.I Selaku ketua yayasan Ponpes Assanadiyah
Palembang
2. dr. Nidiah Syarifatul Hidayah, M. Kes Selaku Pembina yayasan ponpes assanadiyah
Palembang dan manager klinik DR. Sunedi
3. Ibu Ratna Dewi, SST., M.Kes Selaku Direktur utama Stikes Ponpes Assanadiyah
Palembang
4. Ibu Umi Solekah, SST., M.Bmd Selaku ketua kaprodi DIII Kebidanan dan Dosen
Pembimbing
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama praktek belajar lapangan
Kepada Dosen dan staff Stikes Pondok Pesantren Asaanadiyah Palembang yang telah
membantu dalam menyelesaikan praktek belajar lapangan
Kepada orang tua dan adik-adikku yang selalu mendukung dan mendoakan hingga
selesainya praktek belajar lapangan ini
Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan menyelesaikan tugas
makalah praktek belajar lapangan .
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam bentuk
penyampaian materi maupun teknis penulisannya. Karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa yang
akan datang dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khusus dan bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………….………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
Latar belakang……………………………………………………….................... 1
Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 1
Tujuan Masalah …………………………………………….…………………... 1
Definisi …………………………………………………………………………. 2
Klasifikasi……………………………………………..………………………… 3
Etiologi ……………………………………….…………………………………. 4
Faktor Resiko ……….………………………………………………………...… 4
Manisfestasi Klinis……………………………………………………………………… 5
Penata laksanaan ……………………………………………………...…………. 8
Pengkajian……………………………………………………………………….. 10
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………................... 16
Kesimpulan……………………………………………………………………….. 16
Saran……………………………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….……………… 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupakan penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas maternal dan
janin atau neonatus. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi
sebelum kahamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Penyakit ini sering
dijumpai dan masih merupakan salah satu kematian ibu. Di U.S.A misalnya 1/3 dari kematian ibu
disebabkan penyakit ini.Laporan tiga tahunan mengenai kematian ibu di Inggris pada tahun 1997-1999
(Lewis & Drife 2001 ) mengidentifikasi bahwa gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan
penyebab tersering kedua kematian maternal dengan 5,2 kematian persatu juta ibu yang menderita pre-
eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderitaeklamsi. Hipertensi merupakan penyakit medis yang
paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira-kira 10% dari seluruh kehamilan. Observasi
yang cermat terhadap kondisi ini mengidentifikasi bahwa insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai
dengan lokasi geografis dan ras.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya tekanan yang
berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu
yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan
menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik >140
mmHg dan diastolik >90 mmHg. (Sumber : FK UI 2006)
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung
dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada
wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau
kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal
(Junaidi, 2010). Hipertensi karena kehamilan yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi
yangmenyebabkan gangguan serius pada kehamilan. (Sumber: SANFORD, MD tahun2006).
Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau pada saat
kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan
memasuki 20 minggu. (Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi).
B. Klasifikasi
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan 20minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau
koma.
4. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kematian
dengan tanda-tanda preeklampsi tetapi tanpa proteinuria (Prawirohardjo, 2013).
Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau pada saat
kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan
memasuki 20 minggu. (Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi).
C. Etiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak
teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu
pun teori yang dianggap mutlak benar. Namun dalam beberapa teori dikemukakan bahwa
etiologi hipertensi dalam kehamilan berupa keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola
makan yang salah, emosional,wanita yang mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH,
sakit ginjal, hiper/hypothyroid, koarktasi aorta, gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar
parathyroid. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168).
D. Faktor Resiko
1. Faktor maternal
a. Usia maternal Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30
tahun.Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yangterjadi pada usia 20-29
tahun. Dampak dari usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan.
Setiap remaja primigravida mempunyai risiko yang lebih besar mengalami hipertensi
dalam kehamilan dan meningkat lagi saat usia diatas 35 tahun (Manuaba C, 2007)
c. Riwayat keluarga Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Hal
tersebut dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan hipertensi dalam kehamilan
(Muflihan FA, 2012).
d. Riwayat hipertensi Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan dapa
tmeningkatkan risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dimana komplikasi tersebut
dapat mengakibatkan superimpose preeclampsi dan hipertensi kronis dalam kehamilan
(Manuaba, 2007).
e. Tingginya indeks massa tubuhTingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi
karena kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor risiko
terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi dalam
kehamilan, penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan
gangguan kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan dengan adanya timbunan lemak berlebih
dalam tubuh (Muflihan FA, 2012).
f. Gangguan ginjalPenyakit ginjal seperti gagal ginjal akut yang diderita pada ibu hamil
dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan. Hal tersebut berhubungan dengan
kerusakan glomerulus yang menimbulkan gangguan filtrasi dan vasokonstriksi pembuluh
darah (Muflihan FA, 2012).
2. Faktor kehamilan
E. Manifestasi Klinis
a. Preeklampsi
b. Eklampsia
Eklampsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan preeklampsia yang
tidak dapat disebabkan oleh hal lain. Kejang bersifat grand mal atau tonik-klonik
generalisata dan mungkin timbul sebelum, selama atau setelah persalinan. Eklampsia
paling sering terjadi pada trimester akhir dan menjadi sering mendekati aterm. Pada
umumnya kejang dimulai dari makin memburuknya preeklampsia dan terjadinya gejala
nyeri kepala daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan hiper
refleksia. Konvulsi eklampsi dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu (Prawirohardjo, 2013) :
1. Tingkat awal atau aura Keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata penderita
terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepala
diputar ke kanan atau ke kiri.
2. Tingkat kejang tonik Berlangsung kurang lebih 30 detik. Dalam tingkat ini seluruh
otot menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangannya mengenggam dan kaki
membengkok ke dalam. Pernapasan berhenti, muka terlihat sianotik dan lidah dapat
tergigit.
3. Tingkat kejang klonik Berlangsung antara 1-2 menit. Kejang tonik menghilang.
Semua otot berkontraksi secara berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut
membuka dan menutup sehingga lidah dapat tergigit disertai bola mata menonjol.
Dari mulut, keluar ludah yang berbusa, muka menunjuk kankongesti dan sianotik.
Penderita menjadi tak sadar. Kejang klonik ini dapat terjadi demikian hebatnya,
sehingga penderita dapat terjatuh dari tempat tidurnya. Akhirnya kejang berhenti dan
penderita menarik napas secara mendengkur.
4. Tingkat koma Lamanya ketidak sadaran tidak selalu sama. Secara perlahan-lahan
penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa sebelum itu timbul
serangan baru yang berulang, sehingga penderita tetap dalam koma. Selama
serangan, tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu meningkat sampai 40 C.
a. Hipertensi Kronik
Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah tekanan darah ≥140/90 mmHg yang
didapatkan sebelum kehamilan atau sebelum umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi kronis dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi primer dan
sekunder. Pada hipertensi primer penyebabnya tidak diketahui secara pasti atau
idiopatik. Hipertensi jenis ini terjadi 90-95% dari semua kasus hipertensi. Sedangkan
pada hipertensi sekunder, penyebabnya diketahui secara spesifik yang berhubungan
dengan penyakit ginjal, penyakit endokrin dan penyakit kardiovaskular (Manuaba,
2007).
b. Superimposed preeclampsia
Pada sebagian wanita, hipertensi kronik yang sudah ada sebelumnya semakin
memburuk setelah usia gestasi 24 minggu. Apabila disertai proteinuria, diagnosisnya
adalah superimpose preeklampsi pada hipertensi kronik (superimposed preeclampsia).
Preeklampsia pada hipertensi kronik biasanya muncul pada usia kehamilan lebih dini
daripada preeklampsi murni, serta cenderung cukup parah dan pada banyak kasus
disertai dengan hambatan pertumbuhan janin (Manuaba, 2007).
c. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional didapat pada wanita dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg
atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan tetapi belum mengalami proteinuria.
Hipertensi gestasional disebut transien hipertensi apabila tidak terjadi preeklampsi dan
tekanan darah kembali normal dalam 12 minggu postpartum. Dalam klasifikasi ini,
diagnosis akhir bahwa yang bersangkutan tidak mengalami preeklampsi hanya dapat
dibuat saat postpartum. Namun perlu diketahui bahwa wanita dengan hipertensi
gestasional dapat memperlihatkan tanda-tanda lain yang berkaitan dengan
preeklampsi, misalnya nyeri kepala, nyeri epigastrium atau trombositopenia yang akan
mempengaruhi penatalaksanaan (CunninghamG, 2013).
F. Penatalaksanaan
Jika tekanan darah diastolik >110 mmHg, berikan obat anti hipertensi sampai tekanan
darah diastolik diantara 90-100 mmHg. Obat pilihan anti hipertensi adalah hidralazin yang
diberikan 5 mg IV pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan darah turun. Jika hidralazin
tidak tersedia, dapat diberikan nifedipin 5 mg sublingual dan tambahkan 5 mg sublingual
jika respon tida k membaik setelah 10 menit. Selain itu labetolol juga dapat diberikan
sebagai alternatif hidralazin. Dosis labetolol adalah 10 mg, jika respon tidak baik setelah
10 menit, berikan lagilabetolol 20 mg. Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar (16
gauge atau lebih). Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload. Auskultasi
paruuntuk mencari tanda-tanda edema paru. Adanya krepitasi menunjukkan edema paru,
maka pemberian cairan dihentikan. Perlu kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan
protein uria. Jika jumlah urin <30 ml per jam, infus cairan dipertahankan sampai 1 jam dan
pantau kemungkinan edema paru. Observasi tanda-tanda vital ibu dan denyut jantung janin
dilakukan setiap jam (Prawirohardjo S, 2006). Untuk hipertensi dalam kehamilan yang
disertai kejang, dapat diberikan Magnesium sulfat (MgSO4). MgSO4 merupakan obat
pilihan untuk mencegah dan menangani kejang pada preeklampsi dan eklampsi. Cara
pemberian MgSO4 pada preeklampsi dan eklampsi adalah (Prawihardjo S, 2006) :
a. Dosis awal Berikan MgSO4 4 gram IV sebagai larutan 20% selama 5 menit. Diikuti
dengan MgSO4 (50%) 5 gr IM dengan 1 ml lignokain 2% (dalam semprit yang sama).
Pasien akan merasa agak panas saat pemberian MgSO4
2. Perawatan persalinan
Pada preeklampsi berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedang pada eklampsi
dalam 12 jam sejak gejala eklampsi timbul. Jika terdapat gawat janin,atau persalinan tidak
terjadi dalam 12 jam pada eklampsi, lakukan seksio sesarea (Mustafa R et al., 2012).
3. Perawatan pospartum
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS (BIODATA)
2. ALASAN DATANG
Ibu datang keklinik DR. SUNEDI pada jam 10.00 Wib. Mengaku hamil 7 bulan
ingin memeriksakan kehamilannya dengan keluhan kepala terasa pusing dan berat
serta pandangan berkunang-kunang jika bangun tidur.
3. RIWAYAT KEBIDANAN
Menarche : 14 tahun
Lama : 6-7 hari
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 2-3 x/hari
Dismenorehoe : tidak
Flour Albus : Ada
5. RIWAYAT KESEHATAN
BAK
Frekunsi : 5x /hari
Penyulit : Tidak ada
BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : Lunak
Istirahat
Personal hygiene
Mandi : 2x/hari
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 52 kg
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Kepala
Rambut : Bersih
b. Muka
Odema : Tidak ada
Closma gravidarum : Tidak ada
Konjungticva : Merah pucet
Sklera : Kekuningan
Hidung : Tidak ada
Mulut : Gigi kuning
Gigi : Terdapat karang gigi
c. Leher
Kelenjar Tyroid : Terdapat kelenjar tyroid sisi kanan dan sisi kiri
Kelenjar jugularis : Tidak ada
Kelenjar Limfe : Tidak ada
d. Payudara
Simetris : Iya
Benjolan : Tidak ada
Aerola Mammae : Kehitaman
Putting Susu : Timbul
e. Abdomen
Bekas Luka Operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Linia : Tidak ada
Strie : Tidak ada
f. Ekstremitas Atas Dan Bawah
Kebersihan : Bersih
Odema : Tidak
Varises : Tidak
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Darah
HB :-
Gol Darah : B
2. Urine
Protein :-
Glukosa :-
D. ASSESMENT
Diangnosa : G4 P3 A0 umur kehamilan 38 minggu dengan hpertensi.
Masalah : kepala terasa pusing dan berat
Kebutuhan : KIE : Pola Nutrisi
KIE : Aktivitas dan istirahat
KIE : Tanda bahaya kehamilan
KIE : Kunjungan ulang
E. PLANNING
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi karena kehamilan yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari140/90 mmHg
yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yangmenyebabkan gangguan
serius pada kehamilan.Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat
aktifitas dankeseHatan secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara umum,
angkapemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitasatau
berolahraga.
B. Saran
Saifuddin, Abdul Bari. 2009, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Kusmiyati, Y. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.. 2009. Perawatan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Maimunah, S. 2005. Kamus Istilah Kebidanan.
Jakarta: Penerbit Buku EGC.