Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Maternitas II

Dosen Pengampu :

Ns. Marini Agustin, S.Kep, M.Kep, M.Pd

Disusun Oleh:

Yulia Rahmawati

(2720200071)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pasien dengan Hipertensi Pada Kehamilan” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari mata
ajar Keperawatan Maternitas II. Selain itu bertujuan untuk menambah ilmu dan
wawasan bagi pembaca dan juga penulis tentang Asuhan Keperawatan Pasien
dengan Hipertensi Pada Kehamilan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas II yaitu Ibu Ns. Marini Agustin, S.Kep, M.Kep, M.Pd
yang telah membantu dan memberi bimbingan pada penulis dalam penyusunan
makalah ini. Sehingga penulis dapat memahami materi perkuliahan dengan baik.

Jakarta, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1
D. Sistematika Penulisan................................................................................................... 2
BAB II KONSEP DASAR .............................................................................................. 3
A. Pengertian ..................................................................................................................... 3
B. Klasifikasi ..................................................................................................................... 3
C. Etiologi ......................................................................................................................... 4
D. Patofisiologi ................................................................................................................. 4
E. Manifestasi Klinis ......................................................................................................... 7
F. Komplikasi .................................................................................................................... 7
G. Pemeriksaan Penunjang................................................................................................ 8
H. Penatalaksanaan ........................................................................................................... 8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................................... 9
A. Pengkajian .................................................................................................................... 9
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................................... 12
C. Perencanaan ................................................................................................................ 13
D. Implementasi .............................................................................................................. 20
E. Evaluasi....................................................................................................................... 21
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 22
B. Saran ........................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu hal yang dinantikan oleh setiap pasangan. Namun
tidak semua kehamilan dapat berjalan dengan lancar. Terdapat beberapa
penyulit yang terjadi selama kehamilan sehingga dapat mengancam jiwa ibu
maupun janin. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah hipertensi
pada kehamilan. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang
sering muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-
3% kehamilan. (Sirait, Anna Maria, 2012)

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab


kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis
yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah
hipertensi, diabetes, stroke, kanker. PTM merupakan penyebab kematian
hampir 70% di dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 dan 2013, tampak kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti
hipertnsi, diabetes, stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini
dapat diprediksi akan terus berlanjut (Kemenkes RI, 2018)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar hipertensi pada kehamilan?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dengan klien hipertensi pada
kehamilan?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat menjelaskan konsep dasar hipertensi pada kehamilan
2. Agar dapat memahami konsep dasar asuhan keperawatan klien dengan
hipertensi pada kehamilan

1
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematika dengan
urutan: Bab 1 mengenai pendahuluan. Bagian pada ini berisi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Bab 2
mengenai tinjauan teori. Bagian ini berisi pengertian, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, komplikasi dan penatalaksanaan. Bab 3 berisi pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, evaluasi keperawatan. Bab 4 penutup yang berisi kesimpulan
dan saran.

2
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pegertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah


sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/ tenang (InfoDATIN Kemenkes RI, 2014).

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan distolik


≥140/90mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan
2kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥30mmHg dan kenaikan
tekanan diastol ≥15mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai
lagi (Prawirohardjo, 2013).

B. Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi pada kehamilan :

1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan


20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur
kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca
persalinan
2. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria
3. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai
dengan koma
4. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik
disertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul
pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan tekanan darahkembali
normal setelah 3 bulan pascapersalinan(Prawirohardjo, 2013).

3
Temuan Hipertensi Hipertensi gestasional Pre-eklampsia atau
kronis eklampsia
Waktu onset <20 minggu Pertengahan ≥20 minggu
kehamilan
Proteinuria Tidak ada Tidak ada Ada
Hemokonsentasi Tidak ada Tidak ada Ada
Trombositopenia Tidak ada Tidak ada Ada
Disfungsi hati Tidak ada Tidak ada Ada
Kreatinin serum Tidak ada Tidak ada Ada
>1.2 mg/dL
Peningkatan asam Tidak ada Tidak ada Ada
urat serum
Gejala klinik Tidak ada Tidak ada Ada
Tabel 1. Perbedaan Hipertensi kronis, hipertensi gastasional dan pre-
eklampsia/eklampsia pada kehamilan (Karthikeyan, 2015)

C. Etiologi

Penyebab hipertensi pada kehamilan sebenrnya belum jelas. Namun ada


beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dan
dikelopokkan dalam fakrot risiko (InfoDatin Kemenkes, 2014).
Beberapa faktor risiko sebagai berikut:
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatosa, kehamilan multiple, diabetes
mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Usia
4. Riwayat keluarga pernah pre-eklampsi/eklampsi
5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas (Prawirohardjo, 2013)

D. Patofisiologi

Patofisiologihipertensi dalam kehamilan terjadi karena adanya


vasokonstriksiarteriol, vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah
merupakan karakteristik terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi
arteri terganggu karena adanya segmen yang menyempit dan melebar yang
berselang-seling. Kerja vasospsatik tersebut merusak pembuluh darah akibat
adanya penurunan suplai darah dan penyempitan pembuluh darah diarea

4
tempat terjadinya pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium
pembuluh darah, trombsit, fibrinogen dan hasil darah lainnya akan dilepaskan
kedalam interendotelium. kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ekstravaskuler yang terlihat
secara klinis sebagai edema (Reeder, 2011)

5
PATHWAY

6
E. Manifestasi klinis

(Johnshon, 2014) menyebutkan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi


dalam kehamilan sebagai berikut:
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat dan organ yang
dipengaruhi.
1. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran pematur
2. Mengalami hipertensi diberbagai level
3. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4
4. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi
5. Berpotensi gagal hati
6. Kemungkinan akan mengalami nyeri dikuadran kanan atas
7. Meningkatnya enzim hati
8. Jumlah trombosit menurun

F. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin dapat terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan


pada ibu dan janin: (Mustafa et al., 2012)
1. Jangka pendek:
a. Pada Ibu: eklampsia, stroke iskemik, kerusakan hati (Sindrom
HELLP: hemolisis, elevated,liver, enzymes dan low platellet count)
gagal hati, disfungsi ginjal, persalinan caesar, persalinan dini dan
abruptio plasenta.
b. Pada janin: kelahiran preterm, induksi kelahiran, gangguan
pertumbuhan janin, sindrom pernapasan, kematian janin.
2. Jangka panjang: wanita yang mengalami hipertensi saat hamil memiliki
risiko kembali mengalami hipertensi pada kehamilan berikutnya, juga
dapat menimbulkan komplikasi kardiovaskuler, penyakit ginjal.

7
G. Pemeriksaan penunjang

Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati (2010) menyebutkan


pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranya:
a. Uji urine kemungkinan menunjukkan proteinurina.
b. Pengumpuan urin selama 24 jam untuk pembersihan prtoein dan
kreatinin.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (mengingkatnya aspartate).
d. Fungsi ginjal : profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. USG seri dan tes tekanana kontraksi untuk menentukan status janin
f. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin ibu.

H. Penatalaksanaan

Menurut Prawirohardjo (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati


(2010)Penatalaksanaan terhadap ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilan dintaranya:
1. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah
baring.
2. Hindari alkohol, kafein dan merokok.
3. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam
secukupnya dan rendah lemak.
4. Menganjurkan agar ibu untuk melakukan pemeriksaan secara teratur,
yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil
dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
yang lebih sering , terutama selama trimester ketiga, yaitu harus
dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester
ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir
kehamilan.

8
5. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbahan janin dengan
USG.
6. Pembatasan aktivitas fisik.
7. Penggunaan obat-obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi
janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan dapat diberikan sebagai
tindakan sementara. Tetapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi
beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus dan
sistem ginjal serta mengurangi risiko cedera serebrovaskular.

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan meliputi:
1. Identitas : Nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama,
pendidikan dan pekerjaan.
2. Data Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang:
Biasanya klien akan mengalami sakit kepala dibagian frontal,
terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan
serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstremitas, tengkuk
terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1kg/minggu.
b. Riwayat kesehatan dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan klien menderita
hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan klien
mempunyai riwayat pre-eklampsia dan eklampsia pada kehamilan
terdahulu, biasanya mudah terjadi pada klien dengan obesitas, klien
mungkin pernah mengalami gagal ginjal kronis.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi
dalam keluarga.
3. Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau
diatas 35 tahun.
4. Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan sering terjadi pada ibu hamil
primigravida, kehmailan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa, dan
semakin tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2013).
5. Pemeriksaan Fisik
a. Head to Toe

9
1) Keadaan Umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
2) Tekanan Darah: Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
3) Nadi: Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
4) Nafas: Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensiakan ditemukan
nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
5) Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya.
6) Berat badan : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih
dari 0,5kg/minggu, dan pada ibu hamil yang engalami
preeklampsia akan terjadi peningkatan BB lebih dari 1kg/minggu
atau sebanyak 3kg/bulan.
7) Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan ketombe dan kepala
yang kurang bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami sakit kepala.
8) Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preeklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
9) Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtiva anemis dan bisa juga ditemukan edema pada palvebra.
Pada ibu hamil yang mengalami prekalmpsia/eklampsia akan
terjadi gangguan penglihatan yaitu penglihatan kabur.
10) Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan.
11) Bibir : Mukosa bibir lembab.
12) Mulut: Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan
dan perdarahan.
13) Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjar tiroid.
14) Thorax

10
a) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek.
b) Jantung : Pada ibu hamil biasany akan terjadi palpitasi jantung,
pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan khususnya
pada ibu yang mengalami preeklampsia berat akan terjadi
dekompensasi jantung.
15) Payudara :Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih
padat dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam dan
membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh darah menjadi lebihterlihat.
16) Abdomen : Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol
keluar, danmembentuk suatu area berwarna gelap di dimding
abdomen, serta akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu
hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri pada daerah
epigastrum, dan akanterjadi anoreksia, mual danmuntah.
17) Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
terjadi bunyi jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin
yang melemah.
18) Ekstremitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
bisa ditemukan edema pada kaki dan tangan juga padajari-jari.
19) Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus padakaki.
20) Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hamil dengan
preeklampsia/eklampsia (Reeder, 2011).

b. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujuan kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14gr%)
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)

11
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3)
2) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
3) Pemeriksaan fungsi hati
a) Bilirubin meningkat (Normal: =<1mg/dl)
b) Laktat Dehidrogenase (LDH) meningkat
c) Aspartat Aminomtransferase (AST) >60ul
d) Serum GlutamicPyruvic Transaminase meningkat (N: 15-45
u/ml)
e) Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) meningkat
(N: <31 u/l)
f) Total protein serum normal (N: 6,7 – 8,7g/dl)
c. Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4 – 2,7 mg/dl)
d. Radiologi
1) Ultrasonografi : Bisa ditemukan retradasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi : Diketahui denyut jantung janin lemah.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan merupakan sebuah label singkat yang


menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi dalam praktik. Kondisi ini
dapat berupa masalah-masalah aktual atau potensial atau diagnosis sejahtera
(Wilkinson, Judith M., 2016)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada ibu hamil dengan hipertensi adalah
sebagai berikut :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan denganpeningkatan
tekanan darah

12
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
4. Risiko cedera berhubungan dengan faktor risiko internal (disfungsi
integrasi sensori)
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman krisis situasional
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(Prawirohardjo, 2013)

C. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan O:
efektif b.d sindrom tindakan keperawatan • Identifikasi adanya
hipoventilasi d.d selama 3x24 jam penggunaan otot bantu
pola napas diharapkan pola napas napas
abnormal (mis: membaik dengan • Monitor status respirasi dan
takipnea, kriteria hasil: oksigenasi (mis: frekuensi
bradipnea, • Frekuensi napas dan kedalaman napas,
hiperventilasi, membaik bunyi napas tambahan,
kussmaul, • Kedalaman napas saturasi oksigen)
hiperventilasi, membaik T:
cheyne stokes). • Dispnea menurun • Pertaankan kepatenan jalan
napas
• Berikan posisi semi fowler
atau fowler
• Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan
E:
• Ajarkan teknik relaksasi
napas dalam
• Ajarkan mengubah posisi

13
secara mandiri
• Ajarkan teknik batuk
efektif

K:
kolaborasi pemberian
bronkhodilator, jika perlu

2 Perfusi jaringan Setelah dilakukan O:


perifer tidak efektif tindakan keperawatan • Periksa sirkulasi perifer
b.dpeningkatan selama 3x24 jam (mis: nadi perifer, edema,
tekanan darah d.d diharapkan pasien dapat pengisian kapiler, warna,
pengisian kapiler menunjukkan perfusi suhu, ankle brachial index)
>3detik, akral jaringan yang • Monitor TTV
teraba dingin, adekuatdengan kriteria T:
warna kulit pucat, hasil: • Hindari pemasangan ifus
edema. • Tanda –tanda vital atau pengambilan darah
stabil diarea keterbatsan perfusi
• Pengisian kapiler • Hindari pengkuran tekanan
normal< 2 detik darah pada ekstremitas
• Turgor kulit dengan keterbatasan
membaik perfusi
• Akral hangat E:
• Warna kulit normal • Anjurkan minum yang
• Edema perifer cukup
menurun • Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan
• Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah, anti koagulan, dan
penurunan kolesterol, jika
perlu

14
• Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur

3 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan O:


pencedera tindakan keperawatan
• Identifikasi lokasi,
fisiologis (misal selama 3x24 jam
karakteristik, durasi,
infeksi, iskemia) diharapkan tingkat
frekuensi, kualitas,
d.d tampak nyeri menurun dan
intesitas nyeri
meringis, nadi kontrol nyeri meningkat
• Identifikasi skala nyeri
meningkat, gelisah dengan kriteria hasil:
• Identifikasi respon
tekanan darah • Tidak meringis
nonverbal
meningkat, sulit • Tidak gelisah
• Idenifikasi faktor yang
tidur • Tekanan darah
memperberat dan
membaik
memperingan nyeri
• Kemampuan
• Identifikasi pengetahuan
mengenali onset
dan keyakinan tentang
nyeri meningkat
nyeri
• Kemampuan
• Identifikasi pengaruh
mengenali penyebab
budaya terhadap respon
nyeri meningkat
nyeri
• Kemampuan
• Monitor keberhasilan
menggunakan teknik
terapi komplementer yang
nonfarmakologi
sudah diberikn
meningkat
• Monitoring efek samping
• Tidak mengalami
pemberian analgetik
kesulitan tidur
T:

• Berikan terapi
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis: akupresure, terapi

15
musik, aromaterapi,
kompres hangat/dingin)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis:suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan)

E:

• Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi
meredakan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
• Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
• Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

K:

• Kolaborasi analgetik jika


perlu

4 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan O:


b.d tindakan keperawatan • Identifikasi gangguan
ketidakseimbangan selama 3x24 jam fungsi tubuh yang
antara suplaidan diharapkan toleransi mengakibatkan kelelahan
kebutuhan oksigen aktivitas meningkat • Monitor kelelahan fisik
d.d lelah, tekanan dengan kriteria hasil: dan emosional
darah berubah • Saturasi oksigen T:

16
>20% dari kondisi meningkat • Sediakan lingkungan yang
istirahat • Kemudahan dalam nyaman dan rendah
melakukan stimulus (mis: cahaya,
aktivitas sehari-hari suara dan kunjungan)
• Tekanan darah • Lakukan latihan rentang
membaik gerak aktif dan/atau pasif
• Berikan aktivitas distraksi
yang meningkat
E:
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
• Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

5 Ansietas b.dkrisis Setelah dilakukan O:


situasional d.d tindakan keperawatan • Identifikasi saat tingkat
tampak gelisah, selama 1x24 jam ansietas berubah
sulit tidur, diharapkanansietas (mis:kondisi, waktu dn
frekuensi nadi dan menurun dengan stresor)
napas meningkat, kriteria hasil: • Identifikasi kemampuan
tekanan darah • Klien tampak rileks dalam mengambil
meningkat. • Perilaku gelisah keputusan
menurun • Monitor tanda ansietas
• Pola tidur membaik (verbal dan non verbal)
• Frekuensi nadi dan T:
napas menurun • Ciptakan suasana
• Tekanan darah terapeutik untuk
menurun menumbuhkan
kepercayaan
• Temani klien untuk

17
mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
• Pahami situasi yang
membuat ansietas
• Dengarkan dengan penuh
perhatian
• Gunakan pendekatan yag
tenang dan meyakinkan
• Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
• Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang

E:
• Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
• Jelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
• Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
• Anjurkan untuk
mengungkapkan perasaan
dan persepsi
• Latih teknik relaksasi

6 Risiko cedera Setelah dilakukan O:


berhubungan tindakan keperawatan • Identifikasi kebutuhan

18
dengan faktor selama 2x24 jam keselamatan (mis: kondisi
risiko internal diharapkan tingkat fisik, fungsi kognitif dan
(disfungsi integrasi cedera menurun dengan riwayat perilaku)
sensori) kriteria hasil: • Monitor perubahan status
• Toleransi aktivitas keselamatan lingkungan
meningkat
T:
• Kejadian cedera
menurun • Modifikasi lingkungan

• Gangguan menurun untuk meminimalkan


bahaya dan risiko
• Tekanan darah
menurun • Sediakan alat bantu
keamanan lingkungan
• Gunakan perangkat
pelindung (mis: rel
samping, pengekang,
pagar)
• Lakukan program skrining
bahay lingkungan

E:

• Ajarkan individu, keluarga


dan kelompok risiko tinggi
bahaya

7 Defisiensi Setelah dilakukan O:


pengetahuan b.d tindakan keperawatan • Identifikasi kesiapan dan
kurang terpapar selama 1x24 jam kemampuan menerima
informasi d.d diharapkan informasi
menunjukkan pengetahuan meningkat • Identifikasi faktor-faktor
persepsi yang dengan kriteria hasil: yang dapat meningkatkan
keliru terhadap • Kemampuan dan menurunkan motivasi
masalah, menjalani menjelaskan perilaku hidup berih dan
pemeriksaan yang pengetahuan

19
tidak tepat. tentang suatu topik sehat
meningkat
T:
• Perilaku sesuai
dengan • Sediakan materi dan media

pengetahuan penkes

meningkat • Jadwalkan penkes sesuai

• Menjalani kesepakatan

pemeriksaan yang • Berikan kesempatan untuk

tidak tepat meurun bertanya

E:

• Jelaskan faktor risiko yang


dapat mempengaruhi
kesehatan
• Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat

D. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah


direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Rencana tindakan
tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dan hasil yang diharapkan. Tindakan keperawatan harus medetail
agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dalam jangka wktu yang telah ditetapkan dan dilakukan sesuai dengan
kondisi pasien.

20
E. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kajian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi pada kehamilan
adalah kondisi dimana tekanan darah pada ibu hamil menunjukkan sistolik
dan distoliknya ≥140/90mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-
kurangnya dilakukan 2kali selang 4 jam. Hipertensi pada kehamilan
menunjukkan tanda dan gejala seperti terdapat protein dalam urin, pandangan
terlihat kabur, dan kepala terasa sakit. Hipertensi pada kehamilan terdapat
berbagai klasifikasi, yaitu hipertensi kronik, pre-eklampsia, eklampsia,
hipertensi gestasional. Mengingat angka kematian ibu dan janin yang
disebabkan karena hipertensi pada kehamilan ini cukup banyak maka peran
perawat sangat diperlukan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
ibu hamil untuk selalu rutin melakukan kontrol dari mulai antenatal care,
intranatal care sampai dengan postnatal care sehingga dapat meminimalkan
kondisi yang bisa memperburuk pasien.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk terus mengupdate ilmu
pengetahuan tentang keperawatan khususnya menambah referensi lain untuk
mendapat pengetahuan lebih tentang kondisi penyakit pada kehamilan,
danmemahami bagaimana cara pemberian asuhan keperawatan dengan tepat
kepada pasien dengan hipertensi pada kehamilan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing

Kementrian Kesehatan RI.2014.Pusat Data dan Informasi Kementrian


Kesehatan: Hipertensi. Jakarta Selatan. https://pusdatin.kemkes.go.id/.
Diakses pada tanggal 17 April 2021

Kementrian Kesehatan RI.2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:


Kemenkes Kesehatan RI.

Mustafa, R., Ahmed, S., Gupta, A., et al.2011.A comprehensif review of


hypertension in pregnancy. Journal of pregnancy. Vol 2012.

Manuaba, Chandranita.dkk.2013. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan


Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Reeder, dkk.2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan


Keluarga: Volume 2. Jakarta: EGC

Sirait, Anna Maria. 2012. Prevalensi Hipertensi Pada Kehamilan di Indonesia


dan Berbagai Faktor yang Berhubungan (Riset Kesehatan Dasar 2007).
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 15. No 2, 103-109.

Wahyu, Purwaningsih, Siti Fatmawati,2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta: Nuha Medika

Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperaatan Edisi 10. Jakarta: EGC

23

Anda mungkin juga menyukai