Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENYAKIT YANG DI DERITA IBU SELAMA

HAMIL

Disusun
Oleh kelompok 2 :

Nurul Hidayati (721610720)


Siti Kamaliah (721610724)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menganugerahkan


nikmat-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Penyakit yang di
derita ibu selama hamil.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu asuhan
kebidanan penyakit yang di derita ibu selama hamil yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan artikel.
Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
kami maupun yang datang dari luar, namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan................................................. 3
Hipertensi Karena Kehamilan................................................. 3
Preeklamsi.............................................................................. 4
Eklamsi .................................................................................. 8
Anemia Pada Kehamilan....................................................... 9
Penyakit Jantung.................................................................... 13
DM........................................................................................ 16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................. 19
3.2 Saran....................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 21

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat hamil, kondisi kesehatan ibu akan menentukan sehat-tidaknya
pertumbuhan janin. Namun sebetulnya, kehamilan itu sendiri bisa menjadi
penyebab menurunnya daya tahan ibu yang kemudian memicu munculnya
beberapa penyakit. Apa saja aneka penyakit yang kerap muncul dan bagaimana
hal tersebut bisa terjadi? Pendarahan Tidak sedikit wanita hamil mengalami
perdarahan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester pertama),
tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa kehamilan tua
(trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak
normal sehingga harus diwaspadai. Ada beberapa penyebab perdarahan yang
dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil
yang mengalami perdarahan perlu segera diperiksa untuk mengetahui
penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk
menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum
tidak jarang yang gagal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
kandungan disertai dengan pengajuan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan terjadinya perdarahan. Bila perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang seperti ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan laboratorium

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa sajakah penyakit yang dialami oleh ibu selama kehamilan ?
1.2.2 Apa sajakah penanganan penyakit – penyakit yang di derita ibu
selama hamil ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Umum : Untuk mengetahui apa saja penyakit – penyakit yang di
derita ibu selama hamil dan ntuk mengetahui penanganan
penyakit – penyakit yang di derita ibu selama hamil.

1
1.3.2 Khusus : Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonatus
tentang penyakit – penyakit yang di derita ibu selama
hamil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan


2.2.1 Hipertensi esensial
Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ini
termasuk juga hipertensi ringan.
Gejalanya :
Biasanya tidak terasa ada keluhan dan pusing atau berat ditekuk
kepala.
a. Tekanan darah sistolenya antara 140-160 mmhg
b. Tekanan darah diastolenya antara 90-100 mmhg
c. Tekanan darahnya sukar diturunkan
Penanganannya :
Memantau tekanan darah apabila diketahui tinggi dan mengurangi
segala sesuatu yang bisa menyebabkan tekanan darah naik seperti :
gaya hidup, diet dan psikologis.

2.1.2 Hipertensi Karena Kehamilan


Adalah hipertensi yang disebabkan atau muncul selama kahamilan

1). Terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama


persalinan dan 48 jam pasca persalinan.
2). Lebih sering pada primigravida
3). Risiko meningkat pada :
a. Masa plasenta besar (gamelli, penyakit trofoblas)
b. Diabetes mellitus
c. Faktor herediter
d. Masalah vaskuker
4). Ditemukan tanpa protein dan oedema, tekanan darah meningkat.

3
5). Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam
pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110
mmhg.
Penanganan :

1). Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek dan kondisi janin


2). Jika tekanan darah meningkat tangani sebagai preeklampsia
3). Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat, rawat dan pertimbangan terminasi kehamilan.

2.1.3 Preeklampsia
Adalah bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan
proteinuria dan oedema. Proteinuria adalah tanda yang penting pada
preeklampsia, tidak adanya tanda ini akan membuat diagnosa
preeklampsia dipertanyakan. Proteinuria jika kadarnya lebih dari 300
mg dalam urine 24 jam atau lebih dari 100 mg dalam urin 6 jam.
Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia.
Tapi,umumnya ada beberapa ibu hamil yang lebih berisiko, yaitu :
1) Ibu hamil untuk pertama kali
2) Ibu dengan kehamilan bayi kembar
3) Ibu yang menderita diabetes
4) Memiliki hipertensi sebelum hamil
5) Ibu yang memiliki masalah dengan ginjal
6) Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
7) Ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan
sebelumnya akan ada kemungkinan berulang pada kehamilan
berikutnya

Sayangnya penyebab preeklampsia sampai saat ini masih


merupakan misteri. Tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun
penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian

4
maju. Yang jelas, preeklampsia merupakan salah satu penyebab
kematian pada ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan.

Gejala Yang Muncul :


1) Kondisi preeklampsia sangat kompleks dan sangat besar
pengaruhnya pada ibu maupun janin. Gejalanya dapat dikenali
melalui pemeriksaan kehamilan yang rutin. Kendati tak jarang si
ibu merasa dirinya sehat-sehat saja.
2) Adanya preeklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada
pemeriksaan didapatkan hipertensi, bengkak, dan protein dalam
urin
3) Preeklampsia biasanya muncul pada trimester ketiga kehamilan.
Tapi bisa juga muncul pada trimester kedua. Bentuk nonkompulsif
dari gangguan ini terjadi pada sekitar 7 % kehamilan. Gangguan
ini bisa terjadi sangat ringan atau parah.

Aspek Klinik Dari Preeklampsia :

1) Gambaran klinik : Dua gejala yang sangat penting preeklampsia


adalah hipertensi dan proteinuria
2) Tekanan darah : Kelainan dasar pada preeklampsia adalah
vasospasme arteriol, peningkatan tekanan darah adalah tanda
peringatan awal dari preeklampsia. Tekanan diastolik lebih
bermakna dari pada tekanan sistolik, tekanan diastolik sebesar 90
mmhg atau lebih yang menetap menunjukkan keadaan abnormal.
3) Kenaikan Berat Badan : Peningkatan berat badan yang tiba-tiba
dapat mendahului serangan preeklampsia, peningkatan BB lebih
dari 1 kg perminggu atau 3kg perbulan kemungkinan terjadinya
preeklampsia.
4) Proteinuria : Merupakan indikator penting untuk menentukan
beratnya preeklampsia
5) Nyeri kepala : Sering didaerah frontal dan kadang-kadang
oksipital yang tidak sembuh dengan analgetik biasa

5
6) Nyeri epigastrium : Sering merupakan gejala preeklampsia berat
7) Gangguan penglihatan : Disebabkan vasospasme, iskemia dan
perdarahan petekie pada korteks oksipital atau spasme arteriol.

Perbedaan preeklampsia ringan dan preeklampsia berat


1) Preeklampsia ringan

a. Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam 2


pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110
mmhg
b. Proteinuria (+)

2) Preeklampsia berat

a. Tekanan diastolik > 110 mmhg


b. Proteinuria (++)
c. Oliguria
d. Hiperrefleksia
e. Gangguan penglihatan
f. Nyeri epigastrium
2.1.4 Penanganan Preeklampsia Ringan
Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan
lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :

1) Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin.


2) Lebih banyak istirahat
3) Diet biasa
4) Tidak perlu diberi obat-obatan
5) Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit :
a. Diet biasa
b. Pantau tekanan darah 2 x sehari, proteiuria 1x sehari
c. Tidak perlu obat-obatan

6
d. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru,
dekompensasi kordis atau gagal ginjal akut
e. Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat
dipulangkan
f. Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda
preeklampsia
g. Kontrol 2 kali seminggu
h. Jika tekanan diastolik naik lagi rawat kembali
i. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat
j. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat
pertimbangan terminasi kembali
k. Jika protein meningkat tangani sebagai preeklampsia berat

Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi

2.1.5 Penanganan Preeklampsia Berat


1) Penanganan aktif
Adalah kehamilan diakhiri atau diterminasi bersamaan dengan
pemberian obat kejang (sama dengan pengobatan kejang pada
eklampsia). Penderita harus segera dirawat dan sebaiknya dirawat
diruangan khusus di daerah kamar bersalin, tidak diperlukan
ruangan yang gelap tetapi rungan dengan penerangan yang cukup.
Penderita yang ditangani dengan aktif bila didapatkan satu atau
lebih keadaan yaitu :
a. Ibu dengan kehamilan 35 minggu atau lebih
b. Adanya tanda-tanda impending eklampsia
c. Adanya syndrome HELLP (haemolysis elevated liver enzymes
and low platelet) atau kegagalan penanganan konservatif
d. Adanya gawat janin atau IUGR

2) Penanganan konservatif

7
Adalah kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan
pemberian pengobatan kejang (sama dengan penanganan kejang
pada eklampsia).
Pada kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsia dengan keadaan janin baik dilakukan
penanganan secara konservatif.

2.1.6 Eklampsia
Eklampsia didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang
diinduksi dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan
kehamilan.

Tanda dan Gejala :


Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian
frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan
hiperrefleksia.

1) Penyebab kematian ibu : Perdarahan otak, dekompensasi kordis


dan edema paru
2) Penanganan Eklampsia : Tujuannya untuk menghentikan dan
mencegah kejang, mencegah dan mengatasi timbulnya penyulit
khususnya krisis hipertensi sebagai penunjang untuk stabilisasi
keadaan ibu seoptimal mungkin.
3) Sikap obstetrik : Mengakhiri kehamilan dengan trauma seminimal
mungkin untuk ibu.

Penanganan kejang :

1) Beri obat antikonvulsan


2) Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan,
masker oksigen, oksigen).

8
3) Lindungi pasien dari kemungkinan trauma.
4) Aspirasi mulut dan tenggorokan.
5) Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi.
6) Beri O2 4-6 liter/ menit

Akibat Hipertensi dalam Kehamilan Pada Janin


1) Janin yang dikandung ibu hamil pengidap preeklampsia akan
hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal.
Keadaan ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang
menyalurkan darah ke plasenta menyempit.
2) Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat
sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah. Bisa juga
janin dilahirkan kurang bulan (prematur), biru saat dilahirkan
(asfiksia), dan sebagainya.
3) Pada kasus preeklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan
jika sudah menunjukkan kegawatan. Ini biasanya dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa ibu tanpa melihat apakah janin sudah
dapat hidup di luar rahim atau tidak. Tapi, adakalanya keduanya
tak bisa ditolong lagi.
4) Dokter tak akan membiarkan penyakit ini berkembang makin
parah. Bila perlu, tanpa melihat usia kehamilan, persalinan dapat
dianjurkan atau kehamilan dapat diakhiri. Tergantung keadaan,
persalinan dilakukan dengan induksi atau bedah caesar.
2.1 Anemia Dalam Kehamilan
2.2.1 Pengertian
Anemia ialah suatu keadaan yang menggambarkan kadar
hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai
standar (normal).

Ukuran haemoglobin normal :


1) Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram

9
2) Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram

Tingkat pada anemia :


1) Kadar Hb 8 gram – 10 gram disebut anemia ringan
2) Kadar Hb 5 gram – 8 gram disebut anemia sedang
3) Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat

Pada kehamilan jumlah darah bertambah banyak, yang disebut


hidremia dan hipervolemia pertambahan dari sel-sel darah kurang,
bila dibanding dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagia berikut:
Plasma 30 %, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.
Proses bertambahnya jumlah darah dalam kehamilan sudah mulai
sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32-36 minggu.
Seorang wanita hamil yang memiliki Hb < 11gr% dapat disebut
penderia anemia dalam kehamilan. Pemeriksaan hemoglobin harus
menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1
kali pada pemeriksaan pertama pada triwulan pertama dan sekali lagi
pada triwulan akhir

2.2.2 Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, Persalinan dan Nifas


1) Keguguran
2) Partus prematurus
3) Partus lama karena inersia uteri
4) Perdarahan post partum karena atonia uteri
5) Syok
6) Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum

10
7) Anemia yang sangat berat adalah Hb dibawah 4 gr% terjadi payah
jantung, yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan,
bahkan bisa fatal
2.2.3 Pengaruh Anemia Terhadap Hasil Konsepsi :
Hasil konsepsi (janin, placenta, darah) membutuhkan zat besi
dalam jumlah untuk pembuatan butir-butir darah merah besar dan
pertumbuhannya, yaitu sebanyak berat besi. Jumlah ini merupakan
1/10 dari seluruh besi dalam tubuh. Terjadinya anemia dalam
kehamilan bergantung dari jumlah persediaan zat besi dalam hati,
limpa, dan sum-sum tulang. Selama masih mempunyai cukup
persediaan zat besi, Hb tidak akan turun dan bila persediaan ini habis,
Hb akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan, pada waktu
janin membutuhkan zat besi. Bila terjadi anemia, pengaruhnya
terhadap konsepsi ádalah :
a Kematian mudigah (Keguguran)
b IUFD
c Prematuritas
d Kematian janin waktu lahir (stillbirth)
e Dapat terjadi cacat-bawaan

Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan


1) Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah
anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurangnya masukan unsur besi dalam makanan karena
gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau
banyaknya besi keluar dari badan, misalnya karena perdarahan.
Kebutuhan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam
trimester terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah,
maka akan mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-lebih pada
kehamilan kembar

11
Pencegahan :
Didaerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi
sebaiknya wanita hamil diberi sulfasferosus cukup 1 tablet sehari.
Selain itu wanita dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak
protein dan sayur –sayur yang banyak mengandung mineral dan
vitamin

2) Anemia megaloblastik (29,0%)


Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. Terjadi akibat
kekurangan asam folat, jarang sekali akibat karena kekurangan
Vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.

Penanganan :
a. Pemberian asam folat, biasanya bersamaan dengan pemberian
Sulfas ferosus
b. Diet makanan yang bergizi (tinggi kalori dan protein)
Ditemukan pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran
segar atau kandungan protein tinggi

3) Anemia hipoplastik (8,0%)


Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk
sel-sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi
sternal, pemeriksaan retikulosit, dan lain-lain.
Terapi dengan obat-obatan tidak memuaskan, mungkin
pengobatan yang paling baik yaitu tranfusi darah, yang perlu
sering diulang.

4) Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%)


Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah
yang langsung cepat dari pembuatannya. Misalnya disebabkan
karena malaria, racun ular.

12
Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil.
Apabila ia hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih berat.
Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi
bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya
diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah. Namun,
pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini memberi hasil. Maka
darah berulang dapat membantu penderita ini.
2.3 Penyakit Jantung

Kehamilan dan penyakit jantung akan saling mempengaruhi pada


individu yang bersangkutan. Kehamilan akan memberatkan penyakit
jantung. Sebaliknya, penyakit jantung akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembanganjanin dalam kandungan, lain halnya pada kehamilan
dengan jantung yang normal. Tubuh dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan sistem jantung dan pembuluh darah. Jika seorang wanita hamil
mengidap penyakit jantung akan terjadi perubahan-perubahan berikut:

1. Meningkatnya volume jantung, yang dimulai sejak kehamilan 8


minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu, lain
menetap. Kondisi ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tubuh
ibu dan janin yang dikandungnya.
2. Jantung dan diafragma (sekat rongga dada) terdorong ke atas karena
pembesaran rahim.

Dengan demikian. cukup jelas bahwa kehamilan dapat memperberat


penyakit jantung. Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi
cordis) pun dapat terjadi. Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:

 Cepat merasa lelah

13
 Jantung berdebar-debar
 Sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut
(sionosis)
 Bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.

Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :

a) Kelas I
 Tanpa pembatasan kegiatan fisik
 Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa
b) Kelas II
 Sedikit pembatasan kegiatan fisik
 Saat istirahat tidak ada keluhan
 Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti:
kelelahan, jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau
angina pectoris

c) Kelas III
 Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
 Saat istirahat tidak ada keluhan
 Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala
insufisiensi jantung
d) Kelas IV
 Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun

Komplikasi :

Komplikasi pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru,
kematian, abortus.

Komplikasi pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat


janin, APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat.

14
Penatalaksanaan :

Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli
jantung. Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban
kerja jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik,
meningkatkan kontraktilitas jantung dengan digitalis, dan menurunkan after
load dengan vasodilator.

Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :

a. Kelas I :
 Tidak memerlukan pengobatan tambahan
b. Kelas II :
 Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus
menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32
minggu. Pasien dirawat bila keadaan memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan
dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat.
Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring
minimal setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan
(75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam dan membatasi
kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali
setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum
waktu kelahiran.
c. Kelas III :
 Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat
diberikan diuretic
d. Kelas IV :
 Harus dirawat di RS. Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko
terlalu berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari
12 minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus terus berbaring
selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan
berbaring terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan
diuretic biasanya gejala gagal jantung akan cepat hilang.

15
2.4 DM

Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat


ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau
diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup
pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum terdeteksi) yang baru
diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar menderita DM akibat
hamil.

      Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan


karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta
persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui
plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat
lambatnya resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan
ini menuntut kebutuhan insulin.

Diagnosis :

Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-


baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa
beberapa kali keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab,
riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari
4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam
keluarga, riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL
> 4500 gr dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil.

16
Klasifikasi :

 Tidak tergantung insulin (TTI), Non Insulin Dependent diabetes


mellitus (NIDDN) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam
pengendalian kadar gula darah.
 Tergantung insulin (TI), Insulin dependent Diabetes Melitus yaitu
kasus yan memerlukan insulin dalam mengembalikan kadar gula
darah.

Komplikasi :

Komplikasi maternal : infeksi saluran kemih, hydramnion, hipertensi


kronik, PE, kematian ibu.

Komplikasi fetal : abortus spontan, kelainan congenital, insufisiensi


plasenta, makrosomia, kematian intra uterin.

Komplikasi Neonatal : prematuritas, kematian intra uterin, kematian


neonatal, trauma lahir, hipoglikemia, hipomegnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, syndroma gawat nafas, polisitemia.

Penatalaksanaan :

 Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia, yaitu kadar


glukosa darah puasa < 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan
kadar HbA1c<6%. Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode
hipoglikemia, tidak ada ketonuria, dan pertumbuhan fetus normal. Pantau
kadar glukosa darah minimal 2 kali seminggu dan kadar Hb glikosila.
Ajarka pasien memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan untuk
kontrol 2-4 minggu sekali bahkan lebih sering lagi saat mendekati
persalinan.  Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai saat hamil dan
menyusui mengingat efek teratogenitas dan dikeluarkan melalui ASI,
kenaikan BB pada trimester I diusahakan sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya
0,5 kg /minggu, total kenaikan BB sekitar 10-12 kg.

Penatalaksanaan Obstetric :

17
Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ,
dan secara khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap
akhir minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia
pertumbuhan janin terhambat dan gawat janin merupakan indikasi SC.
Janin sehat dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu (40-42
minggu) dengan persalinan biasa.

Ibu hamil dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya


terkendali baik, namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya
>20 kali/12 jam). Bila diperlukan terminasi kehamilan, lakukan
amniosentesis dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila UK <38
minggu). Kehamilan dengan DM yang berkomplikasi harus dirawat sejak
UK 34 minggu dan baisanya memerlukan insulin.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan lain :

1). Hipertensi Dalam Kehamilan


a. Hipertensi esensial : Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan
ini termasuk juga hipertensi ringan.
b. Hipertensi Karena Kehamilan : Hipertensi yang disebabkan atau
muncul selama kahamilan
c. Preeklampsia : Bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan
proteinuria dan oedema
d. Eklampsia : Didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang
diinduksi dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan
kehamilan.
2). Anemia Dalam Kehamilan

suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah


eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar (normal).

Ukuran haemoglobin normal :


a. Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
b. Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram

Tingkat pada anemia :


a. Kadar Hb 8 gram – 10 gram disebut anemia ringan
b. Kadar Hb 5 gram – 8 gram disebut anemia sedang
c. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat

Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

19
a. Anemia defisiensi besi (62,3%) : anemia akibat kekurangan besi
b. Anemia megaloblastik (29,0%) : Terjadi akibat kekurangan asam
folat
c. Anemia hipoplastik (8,0%) : Disebabkan oleh hipofungsi
sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru
d. Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%) : Disebabkan penghancuran /
pemecahan sel darah merah yang langsung cepat dari
pembuatannya.

3.2 Saran

Adapun saran yang diajukan dalam makalah ini, yaitu:

a. Dalam mempelajari asuhan neonatus, seorang calon bidan diharapkan


mengetahui penyakit yang diderita ibu selama kehamilan sehingga
mampu memberikan asuhan neonatus dengan baik dan sesuai dengan
kewenangan profesi.
b. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam
pembuatan makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul
makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada pada makalah ini dapat
diperbaharui dengan lebih baik

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8221292/
Makalah_Penyakit_Yang_Diderita_Ibu_Selama_Kehamilan.
https://www.halodoc.com/kesehatan/preeklamsia.

https://www.halodoc.com/kesehatan/eklampsia.

21

Anda mungkin juga menyukai