HAMIL
Disusun
Oleh kelompok 2 :
i
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan................................................. 3
Hipertensi Karena Kehamilan................................................. 3
Preeklamsi.............................................................................. 4
Eklamsi .................................................................................. 8
Anemia Pada Kehamilan....................................................... 9
Penyakit Jantung.................................................................... 13
DM........................................................................................ 16
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum : Untuk mengetahui apa saja penyakit – penyakit yang di
derita ibu selama hamil dan ntuk mengetahui penanganan
penyakit – penyakit yang di derita ibu selama hamil.
1
1.3.2 Khusus : Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonatus
tentang penyakit – penyakit yang di derita ibu selama
hamil.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5). Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam
pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110
mmhg.
Penanganan :
2.1.3 Preeklampsia
Adalah bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan
proteinuria dan oedema. Proteinuria adalah tanda yang penting pada
preeklampsia, tidak adanya tanda ini akan membuat diagnosa
preeklampsia dipertanyakan. Proteinuria jika kadarnya lebih dari 300
mg dalam urine 24 jam atau lebih dari 100 mg dalam urin 6 jam.
Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia.
Tapi,umumnya ada beberapa ibu hamil yang lebih berisiko, yaitu :
1) Ibu hamil untuk pertama kali
2) Ibu dengan kehamilan bayi kembar
3) Ibu yang menderita diabetes
4) Memiliki hipertensi sebelum hamil
5) Ibu yang memiliki masalah dengan ginjal
6) Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
7) Ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan
sebelumnya akan ada kemungkinan berulang pada kehamilan
berikutnya
4
maju. Yang jelas, preeklampsia merupakan salah satu penyebab
kematian pada ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan.
5
6) Nyeri epigastrium : Sering merupakan gejala preeklampsia berat
7) Gangguan penglihatan : Disebabkan vasospasme, iskemia dan
perdarahan petekie pada korteks oksipital atau spasme arteriol.
2) Preeklampsia berat
6
d. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru,
dekompensasi kordis atau gagal ginjal akut
e. Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat
dipulangkan
f. Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda
preeklampsia
g. Kontrol 2 kali seminggu
h. Jika tekanan diastolik naik lagi rawat kembali
i. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat
j. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat
pertimbangan terminasi kembali
k. Jika protein meningkat tangani sebagai preeklampsia berat
2) Penanganan konservatif
7
Adalah kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan
pemberian pengobatan kejang (sama dengan penanganan kejang
pada eklampsia).
Pada kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsia dengan keadaan janin baik dilakukan
penanganan secara konservatif.
2.1.6 Eklampsia
Eklampsia didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang
diinduksi dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan
kehamilan.
Penanganan kejang :
8
3) Lindungi pasien dari kemungkinan trauma.
4) Aspirasi mulut dan tenggorokan.
5) Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi.
6) Beri O2 4-6 liter/ menit
9
2) Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram
10
7) Anemia yang sangat berat adalah Hb dibawah 4 gr% terjadi payah
jantung, yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan,
bahkan bisa fatal
2.2.3 Pengaruh Anemia Terhadap Hasil Konsepsi :
Hasil konsepsi (janin, placenta, darah) membutuhkan zat besi
dalam jumlah untuk pembuatan butir-butir darah merah besar dan
pertumbuhannya, yaitu sebanyak berat besi. Jumlah ini merupakan
1/10 dari seluruh besi dalam tubuh. Terjadinya anemia dalam
kehamilan bergantung dari jumlah persediaan zat besi dalam hati,
limpa, dan sum-sum tulang. Selama masih mempunyai cukup
persediaan zat besi, Hb tidak akan turun dan bila persediaan ini habis,
Hb akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan, pada waktu
janin membutuhkan zat besi. Bila terjadi anemia, pengaruhnya
terhadap konsepsi ádalah :
a Kematian mudigah (Keguguran)
b IUFD
c Prematuritas
d Kematian janin waktu lahir (stillbirth)
e Dapat terjadi cacat-bawaan
11
Pencegahan :
Didaerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi
sebaiknya wanita hamil diberi sulfasferosus cukup 1 tablet sehari.
Selain itu wanita dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak
protein dan sayur –sayur yang banyak mengandung mineral dan
vitamin
Penanganan :
a. Pemberian asam folat, biasanya bersamaan dengan pemberian
Sulfas ferosus
b. Diet makanan yang bergizi (tinggi kalori dan protein)
Ditemukan pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran
segar atau kandungan protein tinggi
12
Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil.
Apabila ia hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih berat.
Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi
bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya
diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah. Namun,
pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini memberi hasil. Maka
darah berulang dapat membantu penderita ini.
2.3 Penyakit Jantung
13
Jantung berdebar-debar
Sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut
(sionosis)
Bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
a) Kelas I
Tanpa pembatasan kegiatan fisik
Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa
b) Kelas II
Sedikit pembatasan kegiatan fisik
Saat istirahat tidak ada keluhan
Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti:
kelelahan, jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau
angina pectoris
c) Kelas III
Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
Saat istirahat tidak ada keluhan
Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala
insufisiensi jantung
d) Kelas IV
Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
Komplikasi :
Komplikasi pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru,
kematian, abortus.
14
Penatalaksanaan :
Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli
jantung. Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban
kerja jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik,
meningkatkan kontraktilitas jantung dengan digitalis, dan menurunkan after
load dengan vasodilator.
a. Kelas I :
Tidak memerlukan pengobatan tambahan
b. Kelas II :
Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus
menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32
minggu. Pasien dirawat bila keadaan memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan
dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat.
Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring
minimal setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan
(75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam dan membatasi
kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali
setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum
waktu kelahiran.
c. Kelas III :
Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat
diberikan diuretic
d. Kelas IV :
Harus dirawat di RS. Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko
terlalu berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari
12 minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus terus berbaring
selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan
berbaring terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan
diuretic biasanya gejala gagal jantung akan cepat hilang.
15
2.4 DM
Diagnosis :
16
Klasifikasi :
Komplikasi :
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan Obstetric :
17
Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ,
dan secara khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap
akhir minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia
pertumbuhan janin terhambat dan gawat janin merupakan indikasi SC.
Janin sehat dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu (40-42
minggu) dengan persalinan biasa.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
a. Anemia defisiensi besi (62,3%) : anemia akibat kekurangan besi
b. Anemia megaloblastik (29,0%) : Terjadi akibat kekurangan asam
folat
c. Anemia hipoplastik (8,0%) : Disebabkan oleh hipofungsi
sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru
d. Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%) : Disebabkan penghancuran /
pemecahan sel darah merah yang langsung cepat dari
pembuatannya.
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8221292/
Makalah_Penyakit_Yang_Diderita_Ibu_Selama_Kehamilan.
https://www.halodoc.com/kesehatan/preeklamsia.
https://www.halodoc.com/kesehatan/eklampsia.
21