PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi
dalam keadaan bahaya kehamilan. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi
1
patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko
ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama
hamil muda.
(http://www.davishare.com/2015/01/tanda-tanda-bahaya-kehamilan-pada-ibu.html)
Angka kematian ibu di indonesia masih tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Langkah
utama yang paling penting untuk menurunkan angka kematian ibu adalah mengetahui penyebab
utama kematian. Di indonesia saat ini ada tiga penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan,
preeklampsi-eklampsi dan infeksi. Pedarahan sebelum, sewatu, dan sesudah bersalin adalah
kelainan yang berbahaya dan mengancam ibu.
(http://hendriyani7995.blogspot.co.id/2015/05/penangganan-kegawatdaruratan-pada-kasus.html)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengkajian kegawatdaruratan pada kehamilan Trimester II dan III ?
2. Diagnosis kegawatdaruratan pada kehamilan Trimester II dan III ?
3. Penatalaksanaan asuhan kegawatdaruratan pada kasus
a) Pre-Eklampsia
b) Eklampsia
c) Plasenta Previa
d) Plasenta solusio
4. Pendokumentasian asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal dengan metode SOAP
a) Pengkajian masalah
b) Perencanaan masalah
c) Pelaksanaan masalah
d) Evaluasi
C. TUJUAN
1. Supaya mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara mengkaji kegawatdaruratan pada
kehamilan Trimester II dan III !
2. Supaya mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara mendiaknosis kegawatdaruratan pada
kehamilan Trimester II dan III !
3. Supaya mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan pada pasien dengan kasus terhadap
pasien :
4. Supaya mahasiswa mampu mengetahui cara membuat dokumentasi denagn metode SOAP
2
BAB II
PEMBAHASAN
PRE-EKLAMPSIA
A. PENGERTIAN
Merupakan salah satu penyebab kematian pada kehamilan. Hal ini disebabkan karena tidak
mendapat penanganan yang tepat akibat minim pengetahuan ibu terhadap tanda dan bahaya pada
kehamilan.
Sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan
tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar
protein pada urine (proteinuria).
Keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya yang terjadi
akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat
perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis.
Penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi
sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
3
Kehamilan lebih 20 minggu ; kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan
pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan
2 kali setelah istirahat 10 menit)
Edema tekan pada tungkai (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan
Proteinuria lebih 0,3 gr/liter/24 jam, kualitatif +2
b) Preeklamsia Berat
Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih.
Tekanan darah sistolik >160 mmHg
Tekanan darah diastolik >110 mmHg
Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus
Trombosit <100.000/mm3
Oliguria <400 ml/24 jam
Proteinuria >3 gr/liter
Nyeri epigastrum
Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
Perdarahan retina
4
TANDA DAN GEJALA
Gejala yang muncul bervariasi dari satu wanita dengan wanita yang lain dan dapat muncul tiba-
tiba. namun secara umum gejala yang ditunjukkan meliputi:
PENYEBAB
5
8. Kehamilan pertama. Risiko terkena preeklamsia paling tinggi adalah saat seseorang hamil
pertama kalinya.
9. Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
10. Sedang mengidap beberapa penyakit tertentu, seperti sindrom antifosfolipid, diabetes, lupus,
hipertensi, atau penyakit ginjal.
11. Janin lebih dari satu. Preeklamsia biasanya diidap oleh wanita yang sedang mengandung dua
atau lebih janin.
12. Hamil setelah berganti pasangan. Kehamilan pertama dengan pasangan yang baru meningkatkan
risiko preeklamsia lebih tinggi dibanding kehamilan kedua atau ketiga tanpa berganti pasangan.
13. Hamil setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya.
14. Faktor usia. Wanita hamil di atas usia 40 tahun punya risiko preeklamsia lebih tinggi.
15. Obesitas saat hamil. Wanita Asia dengan indeks massa tubuh 25 atau lebih saat hamil bisa
meningkatkan risiko preeklamsia.
16. Faktor keturunan. Risiko mengidap preeklamsia lebih besar jika ada anggota keluarga yang
pernah terkena preeklamsia.
17. Diabetes. Wanita yang menderita penyakit diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi
terkena pre-eklampsia pada kehamilannya.
6
PENANGANAN
PREEKLAMSIA
Usia Usia
Kehamilan < Kehamilan ≥
37 mgg 37 mgg
Perawatan poliklinik
-Kontrol 2 kali perminggu Terminasi
-Evaluasi gejala pemberatan preeklmapsia (tekanan darah, Kehamilan
tanda impending, edemia paru
-Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin,
(AST/ALT) setiap minggu
-Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari, kesejahteraan
janin (NST dan USG) 2 kali/minggu, evaluasi pertumbuhan janin
setipa 2 minggu)
Perburu Usia
kan kondisi Kehamilan
maternal dan ≥
janin/Preeklampsia 37
B mgg
7
PREEKLAMPSIA
TIDAK
8
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT
< 34 minggu
Jika didapatkan :
Eklampsa Jika usia kehamilan ≥24
Edema paru YA minggu,janin hidup :
DIC Berikan pematangan
HT berat, tidak terkontrol paru (dosis tidak harus Terminasi
selalu lengkap) tanpa kehamilan
Gawat janin
menunda terminas setelah
Solusio plasenta
stabilisasi
IUFD
Janin tidak viabel (tergantung kasus
TIDAK
Jika didapatkan :
Gejala persisten
Sindrom HELLP YA Jika usia kehamilan
Pertumbuhan janin terhambat > 24 minggu :
Pematangan paru (inj.
Severe olygohydramnion
Dexamethason IM 2x6 mg
Reversed end diastolic flow
atau betamethason
Gangguan renal berat IM 1x12 mg) 2x24 jam
TIDAK
Perawatan konservatif :
Evaluasi di kamar bersalin selama 24-
48 jam
Rawat inap hingga terminasi Usia kehamilan ≥34 minggu
KPP atau inpartu
Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)
9
Perburukan maternal -fetal
Pemberian anti HT jika TD≥160/110
Pematangan paru 2x24 jam
Evaluasi maternal-fetal secara berkala
Manajemen Ekspektatif Preeklampsia Berat
Perawatan Ekspektatif :
Tersedia fasilitas perawatan maternal dan neonatal
intensif
Usia kehamilan janin viabel –34 minggu
Rawat inap
Stop magnesium sulfat dalam 24 jam
Evaluasi ibu dan janin setiap har
ya
Usia kehamilan ≥ 34 minggu
KPP atau Inpartu Lakukan persalinan
Perburukan maternal-fetal 10
Adanya salah satu gejala kontraindikasi perawatan
ekspektati
Pasien memenuhi persyaratan perawatan konservatif Preeklampsia
dengan gejala berat
Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu
Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan
Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian
kesehatan janin
Beritahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia atau eklampsia
Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal
Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), refleks, dan kondisi janin.
Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya preeklampsia dan eklampsia.
Lebih banyak istirahat
Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam)
Tidak perlu diberi obat-obatan
Diet biasa
Pantau tekanan darah 2 kali sehari, dan urin (untuk proteinuria) sekali sehari.
Tidak perlu diberi obat-obatan
Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis, atau gagal ginjal
akut
12
Jika tekanan diastolik naik lagi, rawat kembali
Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan, tetap rawat. Lanjutkan penanganan dan observasi
kesehatan janin.
Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.
Jika tidak, rawat sampai aterm.
Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat.
Jika serviks matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin (misoprostol).
Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan prostaglandin atau lakukan seksio
sesarea.
13
Farmakologi:
Efek Samping:
14
15
Obat-obat Antihipertensi:
Metildopa
Hidralazin
Labetolol
Prinsip:
Mulailah pemberian antihipertensi, jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg
Pertahankan tekanan darah diastolik 90-100 mmHg untuk mencegah perdarahan otak
16
EKLAMSIA
A. PENGERTIAN
kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya
sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.
Masalah serius pada masa kehamilan akhir yang ditandai dengan kejang tonik-klonik atau
bahkan koma.
eklampsia merupakan akibat yang ditimbulkan oleh pre-eklampsia dengan persentase
kemunculan antara 0,3% sampai 0,7% pada negara berkembang. seperti pre-eklampsia
kondisi yang jarang namun serius yang menyebabkan kejang-kejang selama kehamilan.
Eklampsia merupakan komplikasi berat dari preeklamsia pada ibu hamil.
Kejang terjadi karena terganggunya aktivitas otak yang bisa juga menyebabkan penurunan
kewaspadaan bahkan pingsan. Eklampsia memang tidak selalu muncul, kondisi ini hanya
terjadi sekitar 1 banding 200 wanita dengan preeklamsia.
keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba-tiba yang dapat disusul dengan koma pada
wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya.
Kejang disini bersifat grand mal dan bukan diakibatkan oleh kelainan neurologis.Istilah
eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar.
17
B. TANDA DAN GEJALA
Kejang yang dapat diikuti dengan kehilangan kesadaran atau koma.
kenaikan tekanan darah,
kenaikan berat badan secara mendadak,
pengeluaran protein dalam urin,
edema pada tungkai dan wajah,
Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan
tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang
dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain
Gangguan penglihatan pada pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur,
dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
Iritabel pada ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya
Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah
C. PENYEBAB
Adanya peningkatan dalam tekanan darah memang menjadi tahap awal terjadinya tanda
kehamilan. Inilah yang menjadi resiko terjadina gangguan ini. Dengan adanya peningkatan
tekanan darah secara mendadak membuat tubuh anda tidak siap. Apalagi bayi yang ada di
dalamnya. Jika gejala ini di teruskan, akan ada gangguan lanjutan
Selain itu salah satu tanda wanita mengalami gangguan ini adalah adanya pembengkakan di
daerah kaki dan tangan. Kaki bengkak saat hamil akan membuat wanita hamil tersebut malas
untuk bergerak. Karena seluruh tubuhnya menjadi berat.
18
4. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
Tentu saja sebelum seseorang terkena masalah eklampsia, maka ia memiliki riwayat
kesehatan dahulu. Bisa di lihat, apakah dahulunya ia memiliki riwayat kesehatan yang baik
atau buruk salah satunya mengenai riwayat tekanan darah tinggi sebelum terjadi kehamilan.
Jika benar, maka resiko terkena eklampsia juga semakin tinggi.
Seseorang yang pernah mengalami riwayat pre eklampsia, akan memiliki kemungkinan
terkena eklampsia. Oleh sebab itu jika seorang wanita hamil baik di awal kehamilan atau
pertengahan terkena pre eklampsia, harus segera di selesaikan. Sebab ada kemungkinan
menyebabkan terjadinya eklampsia.
Dengan adanya keluarga yang terkena eklampsia maka ada kemungkinan seorang wanita
hamil terkena eklampsia. Misal dari pihak ibu ada yang terkena eklampsia, maka bisa jadi
anak perempuannya juga terkena eklampsia. Atau bisa jadi kakak perempuannya mengalami
eklampsia, maka besar kemungkinan adik perempuannya yang sedang hamil terkena
eklampsia pula.
Wanita hamil sangat di wanti-wanti untuk tidak memiliki masalah berat badan. Sebab bahaya
obesitas bagi ibu hamil menyebabkan resiko terkena penyakit lebih mudah. Berat badan yang
berlebihan juga membuat kondisi bayi tergencet ke posisi yang tidak benar. Itulah mengapa
dokter kandungan sangat mewanti wanti untuk segera menurunkan berat badan bagi penderita
obesitas saat hamil.
Resiko terjadinya eklampsia salah satunya adalah bayi yang ada di perut wanita hamil lebih
dari satu. Entah itu merupakan kembal fraternal atau tidak. Kondisi janin yang ada dua dalam
perut ibu memang menjadi tanda bahwa ibu harus dua kali lebih ekstra memberi asupan gizi
19
ibu hamil. Jika hanya hamil satu anak saja di dalam perut, ibu hanya akan fokus pada gizi
anaknya, baru dirinya. Jika ada dua anak di dalam perut ibu, maka ibu akan fokus pada anak
satu, kemudian anak dua, baru dirinya sendiri
Beberapa riwayat penyakit lain bisa mendasari seseorang terkena eklampsia. Misalnya jika
anda pernah terkena penyakit kencing manis, kelainan ginjal, atau pun rematoid arthritis.
Penyakit penyakit ini bisa menjadi dasar yang membuat anda cenderung beresiko terkena
eklampsia. (baca juga : bahaya diabetes saat hamil)
Jika anda seorang ibu muda hamil yang baik tentu saja sangat memperhatikan asupan gizi
yang anda konsumsi setiap hari. Dengan pemenuhan nutrisi ibu hamil yang baik setiap hari
akan membantu memperbaiki sel tubuh, juga membantu untuk mencegah terkena penyakit
lain. Namun jika anda mengabaikan kandungan gizi yang anda konsumsi setiap hari, bisa
menjadi salah satu faktor resiko terkena penyakit. Salah satunya adalah eklampsia.
Aliran darah menuju ke rahim menjadi satu satunya aliran yang amat penting untuk
kehidupan bayi. Sebab aliran darah inilah yang membawa makanan masuk ke dalam tubuh
bayi. Jika alirannya saja terhambat, bagaimana bisa bayi mendapatkan asupan gizi?
Menjadi salah satu keharusan kita untuk selalu menjaga kebersihan makanan. Sebab bisa
membawa jentik-jentik penyakit lain. Eklampsia sangat memperhatikan kandungan gizi dari
makanan yang masuk ke dalam perut. Jika ada bahan yang tidak sehat, maka akan
mempertinggi resikonya juga.
20
D. PENATALAKSANAAN
1. Mencegah Kejang
Obat pilihan adalah Magnesium Sulfat (MgSO4) bisa diberikan IM atau IV
Diberikan sampai 24 jam pasca kejang terakhir
ANTIDOTUM MgSO4 ,Calcium Gluconas 10% 10 mg IV pelan
2. Pengaturan tekanan Darah
Obat antihipertensi diberikan bila tekanan darah SISTOLIK > 160 mmHg dan DIASTOLIK
>110 mmHg
Target penurunan tekanan darah +/- 30% dari tekanan darah awal
Obat pilihan ( yang tersedia ) NIFEDIPIN 10 mg per oral
CATATAN : interaksi obat antara nifedipin dengan magnesium sulfat dapat menimbulkan
kelemahan otot,hipotensi dan fetal distress
3. Rujukan Penderita
Dosis Awal MgSO4 40% 4 gram (10cc) dijadikan 20 cc MgSO4 40% 4 gram
diberikan IV bolus pelan + 5 menit (10cc) dijadikan 20 cc
diberikan IV bolus
pelan + 5 menit
MgSO4 40% 8 gram (20cc) diberikan IM masing-masing
4 gram bokong kiri dan 4 gram bokong kanan
Dosis Kejang
Berlanjut MgSO4 40% 2 gram (5 cc dijadikan 10 cc diberikan IV Bolus pelan + 5 menit
Dosis Pemeliharaan MgSO4 40% 4 gram (10 cc ) pada bokong kiri MgSO4 40% 1 gram (2
atau kanan setiap 6 jam ½cc) /jam dalam cairan RL /
RD5 / NaCl 0,9 %
Jangan biarkan pasien sendiri,mintalah bangtuan pada keluarga pasien dan membuat
posisi pasien setengah duduk
21
Alur Pengelolaan Penderita
Jalan Napas
Pernapasan
Sirkulasi
22
Bila IM : MgSO4 40 % 8 gram (20cc)
bokong kanan dan kiri
Bila IV : MgSO4 6 gram (15cc) masukkan
dalam cairan RL / RD5 NaCl 0,5% 250 cc
drip dengan tetesan 15 tetes/menit
PANTAU : Pernapasan,Reflek Patella,dan
Produksi Urine
Rujukan
BAKSOKU
Bidan,Alat,Kendaraan,Surat,Obat,Keluarga,U
ang
PENCEGAHAN
23
Tindakan pencegahan gejala praeklamsia pada wanita hamil sangat penting agar tidak
terjadi hal berbahaya bagi ibu dan bayinya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
mencegah preeklampia pada wanita hamil yaitu dengan konsumsi probiotik. Menurut strudi
yang telah dilakukan, wanita hamil yang mengonsumsi probiotik akan mengurangi risiko
komplikasi pada akhir kehamilan dan praeklampsia.
Cara mengatasi preeklampsia pada Ibu hamil haruslah dengan melakukan tindakan
pencegahan sebelumnya. Jadi sangat penting bagi wanita hamil untuk rutin periksa ke dokter
atau bidan untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatannya. Biasanya dokter akan
memeriksa tekanan darah serta jumlah urine. Terkadang juga akan dilakukan tes darah
sehingga bisa menunjukkan apakah si Ibu hamil mengalami preeklampsia atau tidak.
24
Solusio plasenta
A. PENGERTIAN
Lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan, baik
seluruhnya maupun sebagian, dan merupakan komplikasi kehamilan yang serius
namun jarang terjadi. Plasenta berfungsi memberikan nutrisi serta oksigen pada janin
yang dikandung, dan merupakan organ yang tumbuh di dalam rahim selama masa
kehamilan.
Pelepasan plasenta secara prematur (sebelum persalinan) dari dinding rahim bagian
dalam, baik seluruhnya maupun sebagian.
Merupakan kondisi kegawatan yang harus segera mendapatkan pertolongan, untuk
menghindari syok hipovolemik akibat pendarahan
Jenis – jenis plasenta solusio
1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir
plasenta yang terlepas.
25
2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat janin
atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen
plasma 120-150 mg%.
3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati,
pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.
Darah bewarna
merah kehitaman.
26
Kurang bergeraknya bayi yang berada
dalam kandungan atau tidak seperti
biasanya. Nyeri punggung dan nyeri perut.
Nyeri punggung
27
PENYEBAB
28
7. Faktor kebiasaan merokok
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio
plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus
per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi
tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada
mikrosirkulasinya
8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat
solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada
kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil
yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta
9. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava
inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan lain-lain.
PENANGANAN
Pada kondisi Solusio plasenta ringan, jika keadaan janin masih baik dapat
dilakukan penanganan secara konservatif kemudian menganjurkan ibu untuk
melakukan posisi semi fowler atau setengah duduk, mengobservasi tanda-
tanda vital tiap 15 menit, memantau bunyi jantung janin.
Inspeksi tempat perdarahan, menganjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan CTG untuk memonitor keadaan janin, jika perdarahan berhenti,
dan keadaan janin baik pada kehamilan premature, menganjurkan ibu untuk
dirawat inap, bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti, kontraksi uterus tidak
ada dan janin hidup) menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan USG dan
KTG lalu tunggu persalinan spontan, bila ada perburukan (perdarahan
berlangsung terus-menerus dan uterus berkontraksi ini dapat mengancam ibu
dan janin). Usahakan partus pervaginam dengan amniotomi atau oksitosin,
bila pembukaan > 6 cm. Jika terus perdarahan,skor pelvic kurang dari 5 atau
persalinan masih lama, pembukaan < 6 cm, makasegera lakukan seksio
saesarea.
29
Solusio plasenta sedang : lakukan pemasangan infus RL 20 tetes/menit
dan transfuse darah, melakukan pemecahan ketuban, melakukan induksi
persalinan dilakukan seksio saesarea.
Solusio plasenta berat : melakukan rujukan ke rumah sakit, tapi sebelum
itu perbaiki keadaan umum ibu, melakukan pemasangan infus RL 20
tetes/menit, tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan dalam, saat
merujuk harus diantar oleh petugas kesehatan yang dapat pertolongan,
mempersiapkan donor darah dari masyarakat atau keluarganya.
Solusio plasenta ringan : Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan
bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak
tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat, kemudian
tunggu persalinan spontan.Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung
terus, gejala solusio plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG
daerah solusio plasenta bertambah luas), maka kehamilan harus segera
diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria, bila janin mati lakukan
amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat persalinan
Solusio plasenta sedang dan berat
Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan,
penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus
oksitosin dan jika perlu seksio sesaria.Apabila diagnosis solusio plasenta
dapat ditegakkan berarti perdarahan telah terjadi sekurang-kurangnya 1000
ml. Maka transfusi darah harus segera diberikan. Amniotomi akan
merangsang persalinan dan mengurangi tekanan intrauterin. Dengan
melakukan persalinan secepatnya dan transfusi darah dapat mencegah
kelainan pembekuan darah. Persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak
berlangsungnya solusio plasenta. Tetapi jika tidak memungkinkan,
walaupun sudah dilakukan amniotomi dan infus oksitosin, maka satu-
satunya cara melakukan persalinan adalah seksio sesaria/Apoplexi
uteroplacenta tidak merupakan indikasi histerektomi. Tetapi jika perdarahan
tidak dapat dikendalikan setelah dilakukan seksio sesaria maka histerektomi
perlu dilakukan.
30
Plasenta Previa
Pengertian Plasenta Previa
Kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim.
Plasenta atau ari –ari akan terbentuk dan menempel pada dinding rahim
saat seorang wanita menjadi hamil. Organ ini terhubung dengan bayi
melalui tali pusar yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi
untuk bayi, sekaligus untuk membuang zat-zat sisa dari darah bayi.
Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Selama masa kehamilan, rahim seorang wanita akan berkembang dan
plasenta dengan kondisi normal akan melebar ke arah atas serta menjauhi
leher rahim atau serviks. Apabila tetap berada di bagian bawah rahim atau
di dekat serviks, plasenta dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan
lahir sang bayi. Kondisi inilah yang disebut plasenta previa.
31
Gejala-gejala plasenta previa
Gejala utama
Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak.Perdarahan yang berwarna merah segar,
tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri.
32
Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul
dan tidak jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau
letak sungsang)
33
Pernah mengalami keguguran.
Merokok
Menggunakan kokain
Dalam teori
kebidanan disebutkan
bahwa plasenta previa
berdasarkan tempat
tertanamnya plasenta,
terbagitiga,
yakni;plasenta menutupi total jalan lahir( plasenta previa totalis ), menutupi sebagian
jalan lahir( plasenta previa partialis ) atau hanya tertanam sekitar pinggir dari bagian
bawah rahim.
35
Usia kandungan.
Posisi plasenta dan bayi.
Ibu hamil yang tidak mengalami sedikit perdarahan biasanya tidak membutuh
kanperawatan di rumah sakit, tapi harus tetap waspada.Dokter umumnya akan
menganjurkan istirahat di rumah, bahkan ada ibu hamil yang dianjurkan untuk terus
berbaring dan hanya boleh duduk atau berdiri jika benar-benar diperlukan.
Berhubungan seks juga sebaiknya dihindari yang berpotensi memicu perdarahan pada
penderita plasenta previa.Begitu juga dengan olahraga.Apabila terjadi perdarahan, ibu
hamil dihimbau untuk segera kerumah sakit sebelum perdarahan bertambah
parah.Sementara ibu hamil yang pernah mengalami perdarahan selama masa
kehamilan disarankan untuk menjalani sisa masa kehamilan di rumah sakit dari
minggu ke-34.Langkah ini dianjurkan agar pertolongan darurat (seperti transfuse
darah atau pencegahan kelahiran prematur) bisa segera diberikan jika perdarahan
kembali terjadi.Prosedur Caesar juga akan dilakukan begitu kehamilan mencapai
batas usia yang cukup, yaitu minggu ke-36. Sebelum menjalaninya, sang ibu biasanya
akan diberi kortikosteroid guna mempercepat perkembangan paru-paru bayi dalam
kandungannya.
Tromboemboli vena, biasanya disebabkan oleh durasi rawat inap yang terlalu lama
dan efek samping dari penggunaan obat antikoagulan (obat anti pembekuan darah).
Kelahiran prematur, biasanya terjadi pada ibu hamil dengan perdarahan yang tidak
kunjung berhenti. Dokter mungkin akan menganjurkan prosedur Caesar meski usia
kandungan belum cukup.
Asfiksia janin dalam kandungan.
Cedera pada bayi saat lahir.
PENANGANAN
Ibu hamil diminta untuk terus berbaring (menjalani Bed Rest) dan hanya boleh duduk
atau berdiri bila benar-benar diperlukan, minimal sampai kondisi membaik (rata-rata 3
hari).
36
Untuk mengurangi tekanan pada Plasenta yang terletak di bawah, semua aktivitas seperti
mengangkat atau membawa barang berat, ataupun semua jenis olahraga sebaiknya
dihindari.
Hindari segala hal yang dapat memicu kontraksi, termasuk berhubungan seks saat hamil,
makan makanan pedas, karena kontraksi dapat memicu pendarahan.
Bila ibu mengalami kekurangan darah, sebaiknya ibu mengkonsumsi obat-obatan
penambah darah, atau makanan yang mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12. Bila
diperlukan, lakukan transfusi darah. Atau bila ibu hamil mengalami pendarahaan,
sebaiknya menjalani sisa masa kehamilan di rumah sakit dari usia kehamilan minggu ke-
34. Langkah ini dianjurkan agar pertolongan darurat, seperti transfusi darah, bisa segera
diberikan bila pendarahan kembali terjadi.
Sebaiknya jangan menggunakan produk pembersih kewanitaan yang dijual bebas atau
obat-obatan lainnya.
38
g. Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : Tidak ada
h. Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
i. Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
j. Oedema : Ada
c) Imunisasi
TT1 pada kehamilan 16 minggu, TT2 pada kehamilan 24 minggu
5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan sehari-hari 2-3x sehari, porsi sepring nasi, lauk pauk, sayur, buah dan
susu.
b. Pola Eliminasi
BAB : Sebelum hamil : 1x sehari
Sesudah hamil : 1x sehari
BAK : Sebelum hamil : 7-8x sehari
Sesudah hamil : 9-10x sehari
39
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular maupun penyakit
keturunan.
9. Riwayat Psikososial.
Klien menyatakan bahwa kehamilan ini direncanakan. Respon suami dan keluarga
adalah senang. Klien dan suami secara resmi sebagai isteri pertama, dengan lama
perkawinan 2 tahun. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas adalah tidak boleh menyiapkan perlengkapan bayinya sebelm
hamil.
O: (DATA OBJEKTIF)
I. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Vital sign
a. Suhu : 36,70C
b. Nadi : 85x/menit
c. Tekanan darah : 140/90 mmHg
d. Respirasi : 20x/menit
3. Antropometri
BB sebelum hamil : 40 kg
BB saat hail : 52 kg
Kenaikan BB : 12 kg
TB : 155 cm
LILA : 22,5 cm
II. Pemeriksaan fsik
1. Kepala
Ibu kadang-kadang merasa kepala nyeri. Tidak ada benjolan di kepala maupun
tanda kelainan.
2. Rambut
Kulit kepala tidak berketombe, rambut tidak mudah rontok, dan rambut tidak
merah.
3. Muka
Bentuk simetris, pada daerah muka tidak ada cloasma gravidarum.
4. Mata
40
Bentuk mata kanan dan kiri simetris, fungsi penglihatan baik, konjung tiva merah
muda, sclera putih tidak ikterik.
5. Telinga
Tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga, fungsi pendengaran
baik.
6. Hidung
Tidak terdapat polip dan tanda kelainan, dan fungsi penciuman baik.
7. Mulut, gigi
Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak terdapat caries pada
gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil.
8. Leher
Kelenjar tyroid : tidak terdapat pembesaran ataupun kelainan
Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembesaran dan tanda kebiruan
Vena jugolaris : tidak ada pembesaran
9. Dada
Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan tidak ada kelainan.
Jantung
Bunyi jantung normal, tidak terdengar murmur
Paru
Bunyi paru normal, tidak terdengar wheezing atau ronchi
Payudara
Ada pembesaran, hyperpigmentasi pada areola mamae, puting menonjol dan
sedikit kotor, bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan dan rasa nyeri.
Colostrum belum keluar dan sedikit kotor.
10. Punggung dan pinggang
Ada nyeri pinggang kadang-kadang, bentuk tulang punggung lordosis.
11. Ekstremitas
Atas : bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, serta tidak ada kelainan
Bawah : terdapat oedema, bentuk simetris, tidak ada ketegangan, varises dan
reflek patela baik
12. Genetalia eksterna
Bagian vulva tidak ada oedema ataupun varises. Tidak terdapat keputihan yang
disebabkan jamur.
13. Abdomen
41
Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi amuun benjolan
tanda kelainan.
Leopold I : TFU pertengahan px dan pusat atau 24 cm dan belum sering
kontraksi, pada atas fundus teraba bagian yang bulat agak lunak
dan tidak melenting berarti bokong
Leopold II : perut sebelah kanan teraba lebar dan panjang, berarti punggung,
perut sebeah kiri terdapat bagian kecil seperti mengumpul berarti
ekstremitas.
Leopold III : bagian terendah teraba keras seperti kepala, belum ada
penurunan kepala
DJJ : 142x/menit, teratur
Tidak ada striae
Mc Donald : 24 cm
TBJ : (24-11) x 155 = 2015 gram
P: (PLANNING)
1. Beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan
a. Jelaskan kondisi ibu
b. Anjurkan ibu memeriksakan kehamilannya rutin
c. Libatkan keluarga memebri dukungan ibu
2. Pemberian informasi pola istirahat
42
a. Jelaskan pentingnya istirahat pada ibu hamil
b. Anjurkan ibu untuk istirahat siang hari minimal 1 jam
3. Pemberian informasi senam hamil
a. Jelaskan pentingnya senam hamil
b. Jelaskan manfaat senam hamil
c. Ajarkan teknik senam hamil
d. Anjurkan ibu untuk melakukan senam hamil dirumahnya
e. Ajarkan teknik relaksasi
4. Pemberian terapi pada ibu
a. Beri ibu obat hipertensi
b. Anjurkan ibu mengatur pola istirahat
c. Anjurkan ibu untuk diet
d. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablen fe tiap hari
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
43
Eklampsia kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma
dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.Masalah serius pada
masa kehamilan akhir yang ditandai dengan kejang tonik-klonik atau bahkan
koma.Eklampsia merupakan akibat yang ditimbulkan oleh pre-eklampsia dengan
persentase kemunculan antara 0,3% sampai 0,7% pada negara berkembang. seperti pre-
eklampsia.
Plasenta solusio lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum
proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian, dan merupakan komplikasi
kehamilan yang serius namun jarang terjadi. Plasenta berfungsi memberikan nutrisi
serta oksigen pada janin yang dikandung, dan merupakan organ yang tumbuh di
dalam rahim selama masa kehamilan.Pelepasan plasenta secara prematur (sebelum
persalinan) dari dinding rahim bagian dalam, baik seluruhnya maupun sebagian.
Plasenta Previa kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut
rahim. Plasenta atau ari –ari akan terbentuk dan menempel pada dinding rahim saat
seorang wanita menjadi hamil. Organ ini terhubung dengan bayi melalui tali pusar
yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi untuk bayi, sekaligus untuk
membuang zat-zat sisa dari darah bayi.
B. SARAN
Kami dari kelompok 3 mengharapkan saran dan masukan dari saudara yang telah
membaca hasil dari diskusi kami.
DAFTAR PUSTAKA
44
45