Anda di halaman 1dari 45

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kehamilan adalah suatu keadaan,dimana janin yang dikandung di dalam tubuh


wanita,yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan,kemudian diakhiri dengan proses
persalinan (Yohana,2010).
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Yeyeh,2009).
Kehamilan adalah mulai dari konsepsi atau pembuahan dan berakhir dengan permulaan
persalinan. Kehamilan berlangsung selama 40 minggu, dengan perhitungan bahwa satu bulan
sama dengan 28 hari. Kehamilan dianggap lewat bulan bila lebih dari 42 minggu (Manuaba,
2010).
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini
secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi
komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya, serta dapat mengancam jiwanya. Dari wanita
hamil di Indonesia, sebagian besar akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa menjadi
fatal. Survey demografi dan kesehatan yang dilaksanakan pada tahun 1997 menyatakan bahwa
dari tahun 1992-1997, 26 % wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Sebagai
bidan akan menemukan wanita hamil dengan komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat
mengancam jiwanya.
(http://www.carinfomu.com/2015/03/makalah-deteksi-dini-komplikasi.html )
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan ke 4-6 bulan, dan triemester ketiga dari bulan ke 7-9
bulan (Saifuddin, 2006).
Asuhan standart minimal 7 T antara lain : Timbang berat badan dan pengukuran tinggi
badan,Ukur tekanan darah,Ukur tinggi fundus uteri,Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
lengkap,Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan,Tes terhadap penyakit
menular seksual,Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah) (saifudin,2002)

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi
dalam keadaan bahaya kehamilan. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi

1
patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko
ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama
hamil muda.
(http://www.davishare.com/2015/01/tanda-tanda-bahaya-kehamilan-pada-ibu.html)
Angka kematian ibu di indonesia masih tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Langkah
utama yang paling penting untuk menurunkan angka kematian ibu adalah mengetahui penyebab
utama kematian. Di indonesia saat ini ada tiga penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan,
preeklampsi-eklampsi dan infeksi. Pedarahan sebelum, sewatu, dan sesudah bersalin adalah
kelainan yang berbahaya dan mengancam ibu.
(http://hendriyani7995.blogspot.co.id/2015/05/penangganan-kegawatdaruratan-pada-kasus.html)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengkajian kegawatdaruratan pada kehamilan Trimester II dan III ?
2. Diagnosis kegawatdaruratan pada kehamilan Trimester II dan III ?
3. Penatalaksanaan asuhan kegawatdaruratan pada kasus
a) Pre-Eklampsia
b) Eklampsia
c) Plasenta Previa
d) Plasenta solusio
4. Pendokumentasian asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal dengan metode SOAP
a) Pengkajian masalah
b) Perencanaan masalah
c) Pelaksanaan masalah
d) Evaluasi

C. TUJUAN
1. Supaya mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara mengkaji kegawatdaruratan pada
kehamilan Trimester II dan III !
2. Supaya mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara mendiaknosis kegawatdaruratan pada
kehamilan Trimester II dan III !
3. Supaya mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan pada pasien dengan kasus terhadap
pasien :
4. Supaya mahasiswa mampu mengetahui cara membuat dokumentasi denagn metode SOAP

2
BAB II
PEMBAHASAN
 PRE-EKLAMPSIA
A. PENGERTIAN

 Merupakan salah satu penyebab kematian pada kehamilan. Hal ini disebabkan karena tidak
mendapat penanganan yang tepat akibat minim pengetahuan ibu terhadap tanda dan bahaya pada
kehamilan.
 Sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan  tekanan darah tinggi (hipertensi) dan
tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar
protein pada urine (proteinuria).
 Keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya yang terjadi
akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat
perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis.
 Penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi
sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.

JENIS – JENIS PREEKLAMSIA


a) Preeklamsia Ringan
Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.

3
 Kehamilan lebih 20 minggu ; kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan
pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan
2 kali setelah istirahat 10 menit)
 Edema tekan pada tungkai (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tangan
 Proteinuria lebih 0,3 gr/liter/24 jam, kualitatif +2
b) Preeklamsia Berat
Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih.
Tekanan darah sistolik >160 mmHg
 Tekanan darah diastolik >110 mmHg
 Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus
 Trombosit <100.000/mm3
 Oliguria <400 ml/24 jam
 Proteinuria >3 gr/liter
 Nyeri epigastrum
 Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
 Perdarahan retina

4
TANDA DAN GEJALA
Gejala yang muncul bervariasi dari satu wanita dengan wanita yang lain dan dapat muncul tiba-
tiba. namun secara umum gejala yang ditunjukkan meliputi:

 Tekanan darah lebih dari 140 / 90mmHg


 Proteinuria dipstick > +1 Atau > 300 mg/24 jam
 Pusing
 Agitasi dan kebingungan
 Perubahan status mental 
 Output urine berkurang atau tidak ada output urin 
 Sakit kepala yang hebat
 Mual dan muntah
 Nyeri di bagian atas kanan perutdi  bawah tulang rusuk sebelah kanan
 Sesak napas karena ada cairan di paru-paru
 Berat badan tiba-tiba lebih tinggi
 gangguan penglihatan, Pandangan hilang sementara, menjadi kabur, dan sensitif terhadap
cahaya.
 Pembengkakan pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan.
 Berkurangnya jumlah trombosit dalam darah > 100.0000
 Berat badan bertambah. Biasanya lebih dari 2 pon (0,9 kilogram) seminggu.
 Peningkatan Fungsi hati > 2 kali

PENYEBAB

1. Gangguan aliran darah ke plasenta atau uterus 


2. Kerusakan pada pembuluh darah plasenta
3. Gizi buruk
4. Penyakit autoimun 
5. Lemak tubuh yang tinggi 
6. Gen 
7. Kurang vitamin D. Beberapa bukti menunjukkan bahwa pre-eklampsia kan timbul bila Anda
kekurangan vitamin D. Pada awal kehamilan, vitamin ini berfungsi sebagai pencegahan.

5
8. Kehamilan pertama. Risiko terkena preeklamsia paling tinggi adalah saat seseorang hamil
pertama kalinya.
9. Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
10. Sedang mengidap beberapa penyakit tertentu, seperti sindrom antifosfolipid, diabetes, lupus,
hipertensi, atau penyakit ginjal.
11. Janin lebih dari satu. Preeklamsia biasanya diidap oleh wanita yang sedang mengandung dua
atau lebih janin.
12. Hamil setelah berganti pasangan. Kehamilan pertama dengan pasangan yang baru meningkatkan
risiko preeklamsia lebih tinggi dibanding kehamilan kedua atau ketiga tanpa berganti pasangan.
13. Hamil setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya.
14. Faktor usia. Wanita hamil di atas usia 40 tahun punya risiko preeklamsia lebih tinggi.
15. Obesitas saat hamil. Wanita Asia dengan indeks massa tubuh 25 atau lebih saat hamil bisa
meningkatkan risiko preeklamsia.
16. Faktor keturunan. Risiko mengidap preeklamsia lebih besar jika ada anggota keluarga yang
pernah terkena preeklamsia.
17. Diabetes. Wanita yang menderita penyakit diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi
terkena pre-eklampsia pada kehamilannya.

6
PENANGANAN

PREEKLAMSIA

Usia Usia
Kehamilan < Kehamilan ≥
37 mgg 37 mgg

Perawatan poliklinik
-Kontrol 2 kali perminggu Terminasi
-Evaluasi gejala pemberatan preeklmapsia (tekanan darah, Kehamilan
tanda impending, edemia paru
-Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin,
(AST/ALT) setiap minggu
-Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari, kesejahteraan
janin (NST dan USG) 2 kali/minggu, evaluasi pertumbuhan janin
setipa 2 minggu)

Perburu Usia
kan kondisi Kehamilan
maternal dan ≥
janin/Preeklampsia 37
B mgg

Protokol Preeklampsia Berat

7
PREEKLAMPSIA

 Usia kehamilan ≥ 37 mgg atau


Usia ≥34 mgg dengan :
 Persalinan atau ketuban pecah YA Lakukan
 Perburukan kondisi ibu dan janin
Persalinan
 Pertumbuhan janin terhambat
 Didapatkan solusio plasenta

TIDAK

 Usia kehamilan ≥ 37 mgg


 Perawatan poliklinis
 Evaluasi ibu 2 kali dalam
 seminggu
 Evaluasi kesejahteraan
janin 2
 kali dalam seminggu

 Usia kehamilan ≥37 mgg


 Perburukan kondisi ibu dan YA
janin
 Persalinan atau ketuban
pecah

8
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT

 Preeklampsia dengan gejala berat


 MRS, Evaluasi gejala, DJJ, dan cek
Laboratorium ≥ 34 minggu
 Stabilisasi, pemberian MgSO4
profilaksis

< 34 minggu

Jika didapatkan :
Eklampsa Jika usia kehamilan ≥24
Edema paru YA minggu,janin hidup :
DIC Berikan pematangan
HT berat, tidak terkontrol paru (dosis tidak harus Terminasi
selalu lengkap) tanpa kehamilan
Gawat janin
menunda terminas setelah
Solusio plasenta
stabilisasi
IUFD
Janin tidak viabel (tergantung kasus

TIDAK

Jika didapatkan :
Gejala persisten
Sindrom HELLP YA Jika usia kehamilan
Pertumbuhan janin terhambat > 24 minggu :
Pematangan paru (inj.
Severe olygohydramnion
Dexamethason IM 2x6 mg
Reversed end diastolic flow
atau betamethason
Gangguan renal berat IM 1x12 mg) 2x24 jam

TIDAK

Perawatan konservatif :
Evaluasi di kamar bersalin selama 24-
48 jam
Rawat inap hingga terminasi Usia kehamilan ≥34 minggu
KPP atau inpartu
Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)
9
Perburukan maternal -fetal
Pemberian anti HT jika TD≥160/110
Pematangan paru 2x24 jam
Evaluasi maternal-fetal secara berkala
Manajemen Ekspektatif Preeklampsia Berat

Preeklampsia dengan gejala berat


Evaluasi di kamar bersalin dalam 24-28 jam
Kortikosteroid untuk pematangan paru, Magnesium sulfat profilaksis, antihipertensi
USG, evaluasi kesejahteraan janin, gejala dan pemeriksaan laboratorim

Kontraindikasi perawatan ekspektatif : ya


Eklampsia
Edema Paru Lakukan Persalinan setelah stabil
DIC
HT berat, tidak terkontrol
Gawat janin
Solusio plasenta
IUFD
Janin tidak viabel

Komplikasi perawatan ekspektatif : ya


Gejala persisten
Sindrom HELLP Pemberian Kortikosteroid
Pertumbuhan janin terhambat pematangan paru Persalinan setelah
Severe olygohydramnion 48 jam
Reversed end diastolic flow
KPP atau Inpartu
Gangguan renal berat

Perawatan Ekspektatif :
Tersedia fasilitas perawatan maternal dan neonatal
intensif
Usia kehamilan janin viabel –34 minggu
Rawat inap
Stop magnesium sulfat dalam 24 jam
Evaluasi ibu dan janin setiap har

ya
Usia kehamilan ≥ 34 minggu
KPP atau Inpartu Lakukan persalinan
Perburukan maternal-fetal 10
Adanya salah satu gejala kontraindikasi perawatan
ekspektati
Pasien memenuhi persyaratan perawatan konservatif Preeklampsia
dengan gejala berat

 injeksi MgSO4 sesuai prosedur (Alternatif 1/Alternatif 2 ) dilanjutkan hingga 24 jam


 Berikan pematangan paru (Dexamathason 2 x6mgi.m selama 2 hari atau bethametason 1 x 12 mg
i.m selama 2 hari)

Pindah ruangan, lakukan evaluasi ketat

Evaluasi Klinis Evaluasi Evaluasi Janin


Kontrol tekanan darah Laboratorium NST setiap minggu
Evaluasi tanda Trombosit, fungsi liver, USG untuk evaluasi
Impending eklampsia (nyeri fungsi ginjal, albumin kesejahteraan janin 2
epigastrium, setiap minggu kali seminggu
nyeri kepala, mata Evaluasi
kabur) pertumbuhan janin / 2 minggu

Semua parameter baik Salah satu parameter memburuk

Umur kehamilan ≥ 34 minggu Terminasi Kehamilan


Terminasi kehamilan
11
Hipertensi pada Kehamilan Tanpa Proteinuria:
Tangani Secara Rawat Jalan:

 Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu
 Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan
 Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian
kesehatan janin
 Beritahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia atau eklampsia
 Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal

Preeklampsia Ringan Kehamilan < 37 minggu:


Jika belum ada perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan:

 Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), refleks, dan kondisi janin.
 Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya preeklampsia dan eklampsia.
 Lebih banyak istirahat
 Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam)
 Tidak perlu diberi obat-obatan

Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit:

 Diet biasa
 Pantau tekanan darah 2 kali sehari, dan urin (untuk proteinuria) sekali sehari.
 Tidak perlu diberi obat-obatan
 Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis, atau gagal ginjal
akut 

Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan:

 Nasihatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklampsia berat.


 Kontrol 2 kali seminggu untuk memantau tekanan darah, urin, keadaan janin, serta gejala dan
tanda-tanda preeklampsia berat

12
 Jika tekanan diastolik naik lagi, rawat kembali
 Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan, tetap rawat. Lanjutkan penanganan dan observasi
kesehatan janin.
 Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.
Jika tidak, rawat sampai aterm.
 Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat.

 Preeklampsia Ringan Kehamilan > 37 Minggu: Terminasi kehamilan:

 Jika serviks matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin (misoprostol).
 Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan prostaglandin atau lakukan seksio
sesarea.

Preeklampsia Berat dan Eklampsia


Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus
berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.
 
Non Farmakologi:

 Bersihkan jalan napas


 Pasang sulip lidah
 Rawat inap
 Oksigen 4-6L/menit
 Infus Ringer Laktat 5%
 Pemasangan kateter untuk pemantauan diuresis
 Observasi DJJ dengan non-stress test (kardiotokografi), periksa tanda vital ibu dan janin
 Rujuk untuk rencana penatalaksanaan terminasi kehamilan
 Edukasi pasien

13
Farmakologi:

 MgSO4 40% 8 gr IM sebagai loading dose


 MgSO4 20% 4 gr bolus IV secara perlahan
 Dosis perawatan: MgSO4 40% 4 gr IM setiap 4 jam

 Mekanisme kerja MgSO4 :

 Menghambat potensial aksi selular


 Berkompetisi dengan kalsium pada pengikatan reseptor
 Menyebabkan kalsium interselular menurun dengan cara mengaktivasi adenilat siklase
 Indikasi: mencegah atau mengendalikan kejang akibat eklampsia dan preeklampsia berat

 
Efek Samping:

 Refleks patella hilang


 Depresi pernapasan, dapat diatasi dengan kalsium glukonas 10% IV
 Paralisis atau henti napas dan pada dosis tinggi dapat terjadi henti jantung
 Mual, muntah
 Mengantuk, bingung, otot lemah
 Kolik, diare

14
15
Obat-obat Antihipertensi:

 Metildopa
 Hidralazin
 Labetolol

Prinsip:

 Mulailah pemberian antihipertensi, jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg
 Pertahankan tekanan darah diastolik 90-100 mmHg untuk mencegah perdarahan otak 

Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila:

 Terdapat oligouria (<400 ml/24 jam)


 Terdapat sindroma HELLP
 Koma berlanjut lebih dari 24 jam setelah kejang

16
 EKLAMSIA

A. PENGERTIAN

 kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya
sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.
 Masalah serius pada masa kehamilan akhir yang ditandai dengan kejang tonik-klonik atau
bahkan koma.
 eklampsia merupakan akibat yang ditimbulkan oleh pre-eklampsia dengan persentase
kemunculan antara 0,3% sampai 0,7% pada negara berkembang. seperti pre-eklampsia
 kondisi yang jarang namun serius yang menyebabkan kejang-kejang selama kehamilan.
Eklampsia merupakan komplikasi berat dari preeklamsia pada ibu hamil.
 Kejang terjadi karena terganggunya aktivitas otak yang bisa juga menyebabkan penurunan
kewaspadaan bahkan pingsan. Eklampsia memang tidak selalu muncul, kondisi ini hanya
terjadi sekitar 1 banding 200 wanita dengan preeklamsia.
 keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba-tiba yang dapat disusul dengan koma pada
wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya.
Kejang disini bersifat grand mal dan bukan diakibatkan oleh kelainan neurologis.Istilah
eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar.

17
B. TANDA DAN GEJALA
 Kejang yang dapat diikuti dengan kehilangan kesadaran atau koma.
 kenaikan tekanan darah,
 kenaikan berat badan secara mendadak,
 pengeluaran protein dalam urin,
 edema pada tungkai dan wajah,
 Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan
tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang
dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain
 Gangguan penglihatan pada pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur,
dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
 Iritabel pada ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya
 Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah

C. PENYEBAB

1. Peningkatan tekanan darah secara mendadak pada wanita hamil

Adanya peningkatan dalam tekanan darah memang menjadi tahap awal terjadinya tanda
kehamilan. Inilah yang menjadi resiko terjadina gangguan ini. Dengan adanya peningkatan
tekanan darah secara mendadak membuat tubuh anda tidak siap. Apalagi bayi yang ada di
dalamnya. Jika gejala ini di teruskan, akan ada gangguan lanjutan

2. Kadar protein yang tinggi


Protein yang ada di dalam tubuh akan meninggi jika gangguan ini muncul. Keadaan tingginya
kadar protein ini akan kentara pada urin pasien.

3. Adanya pembengkakan daerah kaki dan tangan

Selain itu salah satu tanda wanita mengalami gangguan ini adalah adanya pembengkakan di
daerah kaki dan tangan. Kaki bengkak saat hamil akan membuat wanita hamil tersebut malas
untuk bergerak. Karena seluruh tubuhnya menjadi berat.

18
4. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi

Tentu saja sebelum seseorang terkena masalah eklampsia, maka ia memiliki riwayat
kesehatan dahulu. Bisa di lihat, apakah dahulunya ia memiliki riwayat kesehatan yang baik
atau buruk salah satunya mengenai riwayat tekanan darah tinggi sebelum terjadi kehamilan.
Jika benar, maka resiko terkena eklampsia juga semakin tinggi.

5. Riwayat mengalami pre eklampsia

Seseorang yang pernah mengalami riwayat pre eklampsia, akan memiliki kemungkinan
terkena eklampsia. Oleh sebab itu jika seorang wanita hamil baik di awal kehamilan atau
pertengahan terkena pre eklampsia, harus segera di selesaikan. Sebab ada kemungkinan
menyebabkan terjadinya eklampsia.

6. Riwayat keluarga pre eklampsia

Dengan adanya keluarga yang terkena eklampsia maka ada kemungkinan seorang wanita
hamil terkena eklampsia. Misal dari pihak ibu ada yang terkena eklampsia, maka bisa jadi
anak perempuannya juga terkena eklampsia. Atau bisa jadi kakak perempuannya mengalami
eklampsia, maka besar kemungkinan adik perempuannya yang sedang hamil terkena
eklampsia pula.

7. Berat badan yang berlebih

Wanita hamil sangat di wanti-wanti untuk tidak memiliki masalah berat badan. Sebab bahaya
obesitas bagi ibu hamil menyebabkan resiko terkena penyakit lebih mudah. Berat badan yang
berlebihan juga membuat kondisi bayi tergencet ke posisi yang tidak benar. Itulah mengapa
dokter kandungan sangat mewanti wanti untuk segera menurunkan berat badan bagi penderita
obesitas saat hamil.

8. Bayi yang di kandung bukan hanya satu

Resiko terjadinya eklampsia salah satunya adalah bayi yang ada di perut wanita hamil lebih
dari satu. Entah itu merupakan kembal fraternal atau tidak. Kondisi janin yang ada dua dalam
perut ibu memang menjadi tanda bahwa ibu harus dua kali lebih ekstra memberi asupan gizi

19
ibu hamil. Jika hanya hamil satu anak saja di dalam perut, ibu hanya akan fokus pada gizi
anaknya, baru dirinya. Jika ada dua anak di dalam perut ibu, maka ibu akan fokus pada anak
satu, kemudian anak dua, baru dirinya sendiri

9. Riwayat pernah mengalami penyakit lain

Beberapa riwayat penyakit lain bisa mendasari seseorang terkena eklampsia. Misalnya jika
anda pernah terkena penyakit kencing manis, kelainan ginjal, atau pun rematoid arthritis.
Penyakit penyakit ini bisa menjadi dasar yang membuat anda cenderung beresiko terkena
eklampsia. (baca juga : bahaya diabetes saat hamil)

10. Asupan gizi yang kurang

Jika anda seorang ibu muda hamil yang baik tentu saja sangat memperhatikan asupan gizi
yang anda konsumsi setiap hari. Dengan pemenuhan nutrisi ibu hamil yang baik setiap hari
akan membantu memperbaiki sel tubuh, juga membantu untuk mencegah terkena penyakit
lain. Namun jika anda mengabaikan kandungan gizi yang anda konsumsi setiap hari, bisa
menjadi salah satu faktor resiko terkena penyakit. Salah satunya adalah eklampsia.

11. Adanya hambatan aliran darah menuju rahim

Aliran darah menuju ke rahim menjadi satu satunya aliran yang amat penting untuk
kehidupan bayi. Sebab aliran darah inilah yang membawa makanan masuk ke dalam tubuh
bayi. Jika alirannya saja terhambat, bagaimana bisa bayi mendapatkan asupan gizi?

12. Tidak menjaga kebersihan makanan

Menjadi salah satu keharusan kita untuk selalu menjaga kebersihan makanan. Sebab bisa
membawa jentik-jentik penyakit lain. Eklampsia sangat memperhatikan kandungan gizi dari
makanan yang masuk ke dalam perut. Jika ada bahan yang tidak sehat, maka akan
mempertinggi resikonya juga.

20
D. PENATALAKSANAAN
1. Mencegah Kejang
 Obat pilihan adalah Magnesium Sulfat (MgSO4) bisa diberikan IM atau IV
 Diberikan sampai 24 jam pasca kejang terakhir
 ANTIDOTUM MgSO4 ,Calcium Gluconas 10% 10 mg IV pelan
2. Pengaturan tekanan Darah
 Obat antihipertensi diberikan bila tekanan darah SISTOLIK > 160 mmHg dan DIASTOLIK
>110 mmHg
 Target penurunan tekanan darah +/- 30% dari tekanan darah awal
 Obat pilihan ( yang tersedia ) NIFEDIPIN 10 mg per oral
CATATAN : interaksi obat antara nifedipin dengan magnesium sulfat dapat menimbulkan
kelemahan otot,hipotensi dan fetal distress
3. Rujukan Penderita

Cara Pemberian Magnesium Sulfat


IM IV

Dosis Awal MgSO4 40% 4 gram (10cc) dijadikan 20 cc MgSO4 40% 4 gram
diberikan IV bolus pelan + 5 menit (10cc) dijadikan 20 cc
diberikan IV bolus
pelan + 5 menit
MgSO4 40% 8 gram (20cc) diberikan IM masing-masing
4 gram bokong kiri dan 4 gram bokong kanan

Dosis Kejang
Berlanjut MgSO4 40% 2 gram (5 cc dijadikan 10 cc diberikan IV Bolus pelan + 5 menit

Dosis Pemeliharaan MgSO4 40% 4 gram (10 cc ) pada bokong kiri MgSO4 40% 1 gram (2
atau kanan setiap 6 jam ½cc) /jam dalam cairan RL /
RD5 / NaCl 0,9 %

Jangan biarkan pasien sendiri,mintalah bangtuan pada keluarga pasien dan membuat
posisi pasien setengah duduk

21
Alur Pengelolaan Penderita

Jalan Napas

 Bersihkan jalan napas dan pertahankan


pernapasan
 Miringkan kepala penderita

Pernapasan

 Berikan oksigen 4-6 liter/menit


 Kalau perlu lakukan ventilasi dengan balon
dan masker

Sirkulasi

 Observasi nadi dan tekanan darah


 Pasang IV line (infus ) dengan cairan RL /
RD5 /NaCl 0,9%

Cegah kejang  MgSO4 40% 4 gram (10cc) dijadikan 10 cc


diberikan IV Bolus pelan + 5 menit

22
 Bila IM : MgSO4 40 % 8 gram (20cc)
bokong kanan dan kiri
 Bila IV : MgSO4 6 gram (15cc) masukkan
dalam cairan RL / RD5 NaCl 0,5% 250 cc
drip dengan tetesan 15 tetes/menit
 PANTAU : Pernapasan,Reflek Patella,dan
Produksi Urine

Pengaturan tekanan darah


 Antihipertensi diberikan apabila :
TD Sistol : > 160 mmHg
TD Diastol : > 110 mmHg
 Nipedipin 10 mg per oral
 Metilldora 250 mg

Rujukan

 Dirujuk langsung ke Rumah Sakit

 BAKSOKU
Bidan,Alat,Kendaraan,Surat,Obat,Keluarga,U
ang

PENCEGAHAN

23
Tindakan pencegahan gejala praeklamsia pada wanita hamil sangat penting agar tidak
terjadi hal berbahaya bagi ibu dan bayinya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
mencegah preeklampia pada wanita hamil yaitu dengan konsumsi probiotik. Menurut strudi
yang telah dilakukan, wanita hamil yang mengonsumsi probiotik akan mengurangi risiko
komplikasi pada akhir kehamilan dan praeklampsia.

Cara mengatasi preeklampsia pada Ibu hamil haruslah dengan melakukan tindakan
pencegahan sebelumnya. Jadi sangat penting bagi wanita hamil untuk rutin periksa ke dokter
atau bidan untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatannya. Biasanya dokter akan
memeriksa tekanan darah serta jumlah urine. Terkadang juga akan dilakukan tes darah
sehingga bisa menunjukkan apakah si Ibu hamil mengalami preeklampsia atau tidak.

24
 Solusio plasenta
A. PENGERTIAN

 Lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan, baik
seluruhnya maupun sebagian, dan merupakan komplikasi kehamilan yang serius
namun jarang terjadi. Plasenta berfungsi memberikan nutrisi serta oksigen pada janin
yang dikandung, dan merupakan organ yang tumbuh di dalam rahim selama masa
kehamilan.
 Pelepasan plasenta secara prematur (sebelum persalinan) dari dinding rahim bagian
dalam, baik seluruhnya maupun sebagian.
 Merupakan kondisi kegawatan yang harus segera mendapatkan pertolongan, untuk
menghindari syok hipovolemik akibat pendarahan
Jenis – jenis plasenta solusio
1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir
plasenta yang terlepas.

Menurut pemeriksaan klinis


1. Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang,
belum ada tanda renjatan, janin hidup,pelepasan
plasenta <1/6 bagian permukaan,kadar fibrinogen
plasma >150 mg%

25
2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat janin
atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen
plasma 120-150 mg%.
3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati,
pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

TANDA DAN GEJALA

Perdarahan yang disertai


rasa nyeri.

Darah bewarna
merah kehitaman.

Syok dan anemia berat


bisa terjadi, meskipun
darah yang keluar hanya
terlihat sedikit (padahal
banyak perdarahan di dalam).
Dapat terjadi gawat janin
hingga menghilangya
denyut jantung janin

26
Kurang bergeraknya bayi yang berada
dalam kandungan atau tidak seperti
biasanya. Nyeri punggung dan nyeri perut.

Rahim berkontraksi cepat terus menerus


dan nyeri

Nyeri punggung

27
PENYEBAB

Penyebab primer belum


diketahui pasti, namun
ada beberapa faktor yang
menjadi predisposisi
1. Faktor kardio-reno-vaskuler
Glomerulonefritis kronik,
hipertensi essensial,
sindroma preeklamsia dan
eklamsia. Pada penelitian
di Parkland, ditemukan
bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari
wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya
hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.(7,8)
2. Faktor trauma
 Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
 Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas,
versi luar atau tindakan pertolongan persalinan
 Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
3. Faktor paritas ibu
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian
menerangkan bahwa  makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan
endometrium .
4. Faktor usia ibu
Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.
Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio
plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma
6.      Faktor pengunaan kokain
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan
pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme
pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini
belum terbukti secara definitive

28
7. Faktor kebiasaan merokok
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio
plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus
per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi
tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada
mikrosirkulasinya
8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat
solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada
kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil
yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta
9. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava
inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan lain-lain.

PENANGANAN
 Pada kondisi Solusio plasenta ringan, jika keadaan janin masih baik dapat
dilakukan penanganan secara konservatif kemudian menganjurkan ibu untuk
melakukan posisi semi fowler  atau setengah duduk, mengobservasi tanda-
tanda vital tiap 15 menit, memantau bunyi jantung janin.
 Inspeksi tempat perdarahan, menganjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan CTG untuk memonitor keadaan janin, jika perdarahan berhenti,
dan keadaan janin baik pada kehamilan premature, menganjurkan ibu untuk
dirawat inap, bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti, kontraksi uterus tidak
ada dan janin hidup) menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan USG dan
KTG lalu tunggu persalinan spontan, bila ada perburukan (perdarahan
berlangsung terus-menerus dan uterus berkontraksi ini dapat mengancam ibu
dan janin). Usahakan partus pervaginam dengan amniotomi atau oksitosin,
bila pembukaan > 6 cm. Jika terus perdarahan,skor pelvic kurang dari 5 atau
persalinan masih lama, pembukaan < 6 cm, makasegera lakukan seksio
saesarea.

29
 Solusio plasenta sedang : lakukan pemasangan infus RL 20 tetes/menit
dan transfuse darah, melakukan pemecahan ketuban, melakukan induksi
persalinan dilakukan seksio saesarea.
 Solusio plasenta berat : melakukan rujukan ke rumah sakit, tapi sebelum
itu perbaiki keadaan umum ibu, melakukan pemasangan infus RL 20
tetes/menit, tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan dalam, saat
merujuk harus diantar oleh petugas kesehatan yang dapat pertolongan,
mempersiapkan donor darah dari masyarakat atau keluarganya.  
 Solusio plasenta ringan : Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan
bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak
tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat, kemudian
tunggu persalinan spontan.Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung
terus, gejala solusio plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG
daerah solusio plasenta bertambah luas), maka kehamilan harus segera
diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria, bila janin mati lakukan
amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat persalinan
 Solusio plasenta sedang dan berat
Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan,
penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus
oksitosin dan jika perlu seksio sesaria.Apabila diagnosis solusio plasenta
dapat ditegakkan berarti perdarahan telah terjadi sekurang-kurangnya 1000
ml. Maka transfusi darah harus segera diberikan. Amniotomi akan
merangsang persalinan dan mengurangi tekanan intrauterin. Dengan
melakukan persalinan secepatnya dan transfusi darah dapat mencegah
kelainan pembekuan darah. Persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak
berlangsungnya solusio plasenta. Tetapi jika tidak memungkinkan,
walaupun sudah dilakukan amniotomi dan infus oksitosin, maka satu-
satunya cara melakukan persalinan adalah seksio sesaria/Apoplexi
uteroplacenta tidak merupakan indikasi histerektomi. Tetapi jika perdarahan
tidak dapat dikendalikan setelah dilakukan seksio sesaria maka histerektomi
perlu dilakukan.

30
 Plasenta Previa
 Pengertian Plasenta Previa
 Kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim.
Plasenta atau ari –ari akan terbentuk dan menempel pada dinding rahim
saat seorang wanita menjadi hamil. Organ ini terhubung dengan bayi
melalui tali pusar yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi
untuk bayi, sekaligus untuk membuang zat-zat sisa dari darah bayi.
 Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
 Selama masa kehamilan, rahim seorang wanita akan berkembang dan
plasenta dengan kondisi normal akan melebar ke arah atas serta menjauhi
leher rahim atau serviks. Apabila tetap berada di bagian bawah rahim atau
di dekat serviks, plasenta dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan
lahir sang bayi. Kondisi inilah yang disebut plasenta previa.

JENIS – JENIS PLASENTA PREVIA

1. Plasenta previa totalis


2. Plasenta previa parsialis
3. Plasenta previa marginalis
4. Low Lying Placenta (plasenta letak rendah)

31
Gejala-gejala plasenta previa

Gejala utama

Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak.Perdarahan yang berwarna merah segar,
tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri.

TANDA DAN GEJALA

Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan


yang terjadi pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak
berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hamper selalu lebih
banyak dari sebelumnya. Perdarahan pertama sering terjadi
pada triwulan ketiga.

Plasenta previa tidak mengeluh adanya rasa sakit.

Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang.

32
Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul
dan tidak jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau
letak sungsang)

Janin mungkin masih hidup atau sudah


mati,tergantung banyaknya perdarahan,sebagian besar kasus,
janin nya masih hidup.

Pernah menjalani operasi pada rahim, misalnya kuret atau


pengangkat anmiom.

Pernah mengalami plasenta previa.

33
Pernah mengalami keguguran.

Merokok

Menggunakan kokain

Berusia 35 tahun atau lebih

Proses Diagnosis plasentaprevia


34
Plasenta previa umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan USG pada trimester
kedua (usia kehamilan 18 hingga 21 minggu). Anda juga akan dianjurkan untuk
menjalani USG transvaginal yang akan memberikan pencitraan yang lebih
mendetail. Kombinasikeduajenis USG inilah yang akan membantu dokter untuk
memastikan diagnosis.

Jika anda positif terdiagnosis mengalami plasenta previa, dokter akan


menghindari pemeriksaan fisik rutin melalui vagina selama kehamilan. Ini dilakukan
guna mengurangi risiko perdarahan.Anda juga biasanya akan kembali menjalani
proses USG sebelum melahirkan untuk memeriksa lokasi plasenta serta detak
jantung bayi.

Jenis-Jenis Plasenta Previa

Dalam teori
kebidanan disebutkan
bahwa plasenta previa
berdasarkan tempat
tertanamnya plasenta,
terbagitiga,
yakni;plasenta menutupi total jalan lahir( plasenta previa totalis ), menutupi sebagian
jalan lahir( plasenta previa partialis ) atau hanya tertanam sekitar pinggir dari bagian
bawah rahim.

Langkah Penanganan Plasenta Previa


Penanganan untuk plasenta previa umumnya  meliputi istirahat sebanyak mungkin,
transfuse darah jika dibutuhkan, serta operasi caesar.
Langkah penanganan akan ditentukan berdasarkan pada beberapa faktor, yaitu:

 Apakah terjadi perdarahan atau tidak.


 Tingkat keparahan perdarahan.
 Apakah perdarahan berhenti atau tidak.
 Kondisi kesehatan sang ibu dan bayi.

35
 Usia kandungan.
 Posisi plasenta dan bayi.

Ibu hamil yang tidak mengalami sedikit perdarahan biasanya tidak membutuh
kanperawatan di rumah sakit, tapi harus tetap waspada.Dokter umumnya akan
menganjurkan istirahat di rumah, bahkan ada ibu hamil yang dianjurkan untuk terus
berbaring dan hanya boleh duduk atau berdiri jika benar-benar diperlukan.
Berhubungan seks juga sebaiknya dihindari yang berpotensi memicu perdarahan pada
penderita plasenta previa.Begitu juga dengan olahraga.Apabila terjadi perdarahan, ibu
hamil dihimbau untuk segera kerumah sakit sebelum perdarahan bertambah
parah.Sementara ibu hamil yang pernah mengalami perdarahan selama masa
kehamilan disarankan untuk menjalani sisa masa kehamilan di rumah sakit dari
minggu ke-34.Langkah ini dianjurkan agar pertolongan darurat (seperti transfuse
darah atau pencegahan kelahiran prematur) bisa segera diberikan jika perdarahan
kembali terjadi.Prosedur Caesar juga akan dilakukan begitu kehamilan mencapai
batas usia yang cukup, yaitu minggu ke-36. Sebelum menjalaninya, sang ibu biasanya
akan diberi kortikosteroid guna mempercepat perkembangan paru-paru bayi dalam
kandungannya.

Apabila tidak ditangani dengan cepat, perdarahan ini dapat menyebabkan


suatu komplikasi yang mengancam nyawa, yakni syok hipovolemik.Selain itu,
komplikasi lain yang dapat ditimbulkan akibat plasenta previa antara lain:

 Tromboemboli vena, biasanya disebabkan oleh durasi rawat inap yang terlalu lama
dan efek samping dari penggunaan obat antikoagulan (obat anti pembekuan darah).
 Kelahiran prematur, biasanya terjadi pada ibu hamil dengan perdarahan yang tidak
kunjung berhenti. Dokter mungkin akan menganjurkan prosedur Caesar meski usia
kandungan belum cukup.
 Asfiksia janin dalam kandungan.
 Cedera pada bayi saat lahir.

PENANGANAN

 Ibu hamil diminta untuk terus berbaring (menjalani Bed Rest) dan hanya boleh duduk
atau berdiri bila benar-benar diperlukan, minimal sampai kondisi membaik (rata-rata 3
hari).

36
 Untuk mengurangi tekanan pada Plasenta yang terletak di bawah, semua aktivitas seperti
mengangkat atau membawa barang berat, ataupun semua jenis olahraga sebaiknya
dihindari.
 Hindari segala hal yang dapat memicu kontraksi, termasuk berhubungan seks saat hamil,
makan makanan pedas, karena kontraksi dapat memicu pendarahan.
 Bila ibu mengalami kekurangan darah, sebaiknya ibu mengkonsumsi obat-obatan
penambah darah, atau makanan yang mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12. Bila
diperlukan, lakukan transfusi darah. Atau bila ibu hamil mengalami pendarahaan,
sebaiknya menjalani sisa masa kehamilan di rumah sakit dari usia kehamilan minggu ke-
34. Langkah ini dianjurkan agar pertolongan darurat, seperti transfusi darah, bisa segera
diberikan bila pendarahan kembali terjadi.
 Sebaiknya jangan menggunakan produk pembersih kewanitaan yang dijual bebas atau
obat-obatan lainnya.

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S


DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN
DI BPS NY. E, SUBANG, JAWABARAT
Tanggal pengkajian: 18 Agustus 2013                                                Jam:09.30 WIB
S: (DATA SUBJEKTIF)
A.    BIODATA
KLIEN                                                             SUAMI
Nama            : Ny. S                                         Nama            : Tn. A
Umur            : 24 thn                                        Umur            : 27 thn
Agama          : Islam                                         Agama          : Islam
37
Suku             : Jawa                                          Suku             : Sunda
Pendidikan   : SMA                                         Pendidikan   : SMA
Pekerjaan      : IRT                                            Pekerjaan      : Wiraswasta
Alamat         : Ds. Kerajan I, Kel. Kediri         Alamat          : Ds. Kerajan I, Kel. Kediri
                       Kec. Binong Kab. Subang                               Kec. Binong Kab. Subang
                       
B.     ANAMNESA
1.      Alasan kunjungan saat ini
Ibu datang dengan keluhan sering sakit kepala, nyeri perut, kadang pinggang
terasa sakit, dan kaki bengkak.
2.      Riwayat menstruasi
a.    Menarche                 : 13 tahun
b.   HPHT                     : 30 Januari 2013
c.    Haid sebelum          : 28 Desember 2012
d.   Lamanya                  : 5-7 hari
e.    Siklus                       : 28 hari
f.    Banyaknya              : 2x ganti pembalut
g.   Sifat darah               : Encer, kadang sedikit kental
3.      Riwayat perkawian
Menikah umur : 23 thn, pernikhan: ke-1, lama pernikahan: 2thn
4.      Riwayat kehamilan
HPHT 30 Januari 2013
Tafsiran partus 6 November 2013
a)    Tanda-tanda kehamilan (Trimester I)
Hasil tes kehamilan tanggal 10 maret 2013 dengan hasil +, pergerakan fetus
dirasakan pertama kali pada kehamilan 24 minggu dan sampai sekarang masih
dirasakan gerakan 10-15 kali 24 jam terakhir.
b)   Keluhan yang dirasakan
a.    Mual dan muntah yaang lama                             : Tidak ada
b.   Nyeri perut                                                          : Ada
c.    Panas menggigil                                                  : Tidak ada
d.   Sakit kepala                                                        : Ada
e.    Penglihatan kabur                                               : Tidak ada
f.    Rasa nyeri/panas waktu BAK                            : Tidak ada

38
g.   Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya    : Tidak ada
h.   Pengeluaran cairan pervaginam                          : Tidak ada
i.     Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai             : Tidak ada
j.     Oedema                                                              : Ada
c)    Imunisasi
TT1 pada kehamilan 16 minggu, TT2 pada kehamilan 24 minggu
5.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.    Pola nutrisi
Makan sehari-hari 2-3x sehari, porsi sepring nasi, lauk pauk, sayur, buah dan
susu.
b.    Pola Eliminasi
BAB : Sebelum hamil : 1x sehari
              Sesudah hamil  : 1x sehari
BAK : Sebelum hamil : 7-8x sehari
              Sesudah hamil  : 9-10x sehari

c.    Aktifitas sehari-hari


Pola istirahat tidur    : 5-6 jam
Seksualitas               : Berkurang dari biasanya, 1x seminggu
Pekerjaan                  : Melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari
6.      Riwayat kontrasepsi
Klien belum pernah menggunakan kontrasepsi
7.      Riwayat kehamilan, perslinan, dan nifas yang lalu
Ibu belum pernah hamil dan melahirkan
8.      Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat kesehatan ibu
Ibu tidak pernah atau sedang menderita penyakit yang serius seperti jantung
hipertensi, hepar, DM, anemia, campak, malaria, TBC, gangguan mental
ataupun operasi.
b.    Perilaku hidup sehat
Klien tidak pernah minum minuman yang mengandung alkohol atau obat-
obatan sejenisnya serta klien tidak pernah merokok. Ibu tidak melakukan
senam hamil dan breast care. Ibu melakukan pencucian vagina dengan sabun
mandi setiap mandi, habis BAK dan BAB.

39
c.    Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular maupun penyakit
keturunan.
9.      Riwayat Psikososial.
Klien menyatakan bahwa kehamilan ini direncanakan. Respon suami dan keluarga
adalah senang. Klien dan suami secara resmi sebagai isteri pertama, dengan lama
perkawinan 2 tahun. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas adalah tidak boleh menyiapkan perlengkapan bayinya sebelm
hamil.
O: (DATA OBJEKTIF)
I.       Pemeriksaan umum
1.    Keadaan umum        : Baik
Kesadaran                : Compos mentis
2.    Vital sign
a.    Suhu                    : 36,70C
b.    Nadi                    : 85x/menit
c.    Tekanan darah     : 140/90 mmHg
d.   Respirasi              : 20x/menit
3.    Antropometri
BB sebelum hamil    : 40 kg
BB saat hail              : 52 kg
Kenaikan BB           : 12 kg
TB                            : 155 cm
LILA                        : 22,5 cm
II.    Pemeriksaan fsik
1.        Kepala                  
Ibu kadang-kadang merasa kepala nyeri. Tidak ada benjolan di kepala maupun
tanda kelainan.
2.        Rambut
Kulit kepala tidak berketombe, rambut tidak mudah rontok, dan rambut tidak
merah.
3.        Muka
Bentuk simetris, pada daerah muka tidak ada cloasma gravidarum.
4.        Mata

40
Bentuk mata kanan dan kiri simetris, fungsi penglihatan baik, konjung tiva merah
muda, sclera putih tidak ikterik.
5.        Telinga
Tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga, fungsi pendengaran
baik.
6.        Hidung
Tidak terdapat polip dan tanda kelainan, dan fungsi penciuman baik.
7.        Mulut, gigi
Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing, tidak terdapat caries pada
gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada pembesaran tonsil.
8.        Leher
Kelenjar tyroid              : tidak terdapat pembesaran ataupun kelainan
Kelenjar getah bening   : tidak terdapat pembesaran dan tanda kebiruan
Vena jugolaris               : tidak ada pembesaran
9.        Dada
Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan tidak ada kelainan.
Jantung
Bunyi jantung normal, tidak terdengar murmur
Paru
Bunyi paru normal, tidak terdengar wheezing atau ronchi
Payudara
Ada pembesaran, hyperpigmentasi pada areola mamae, puting menonjol dan
sedikit kotor, bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan dan rasa nyeri.
Colostrum belum keluar dan sedikit kotor.
10.    Punggung dan pinggang
Ada nyeri pinggang kadang-kadang, bentuk tulang punggung lordosis.
11.    Ekstremitas
Atas           : bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, serta tidak ada kelainan
Bawah        : terdapat oedema, bentuk simetris, tidak ada ketegangan, varises dan
reflek patela baik
12.    Genetalia eksterna
Bagian vulva tidak ada oedema ataupun varises. Tidak terdapat keputihan yang
disebabkan jamur.
13.    Abdomen

41
Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi amuun benjolan
tanda kelainan.
Leopold I     : TFU pertengahan px dan pusat atau 24 cm dan belum sering
kontraksi, pada atas fundus teraba bagian yang bulat agak lunak
dan tidak melenting berarti bokong
Leopold II    : perut sebelah kanan teraba lebar dan panjang, berarti punggung,
perut sebeah kiri terdapat bagian kecil seperti mengumpul berarti
ekstremitas.
Leopold III  : bagian terendah teraba keras seperti kepala, belum ada
penurunan        kepala
DJJ               : 142x/menit, teratur
Tidak ada striae
Mc Donald   : 24 cm
TBJ               : (24-11) x 155 = 2015 gram

III. Data penunjang


1.    Pemeriksaan laboratorium
Hb                   : 10,8 gr%
Protein urine   : +1
Glukosa urine  : -
2.    Pemeriksaan penunjang
USG
Hasil                : baik
3.    Catatan medik lain : tidak ada
A: (ASSESMENT/DIAGNOSA)
Ibu G1P0A0, usia kehamilan 27 minggu 4 hari, janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi
kepala dengan preeklamsia ringan.

P: (PLANNING)
1.        Beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan
a.    Jelaskan kondisi ibu
b.    Anjurkan ibu memeriksakan kehamilannya rutin
c.    Libatkan keluarga memebri dukungan ibu
2.        Pemberian informasi pola istirahat

42
a.    Jelaskan pentingnya istirahat pada ibu hamil
b.    Anjurkan ibu untuk istirahat siang hari minimal 1 jam
3.        Pemberian informasi senam hamil
a.    Jelaskan pentingnya senam hamil
b.    Jelaskan manfaat senam hamil
c.    Ajarkan teknik senam hamil
d.   Anjurkan ibu untuk melakukan senam hamil dirumahnya
e.    Ajarkan teknik relaksasi
4.        Pemberian terapi pada ibu
a.    Beri ibu obat hipertensi
b.    Anjurkan ibu mengatur pola istirahat
c.    Anjurkan ibu untuk diet
d.   Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablen fe tiap hari

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pre-Eklampsia merupakan Sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan


tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan
ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein pada urine (proteinuria) terjadi
akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila
terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis.

43
Eklampsia kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma
dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.Masalah serius pada
masa kehamilan akhir yang ditandai dengan kejang tonik-klonik atau bahkan
koma.Eklampsia merupakan akibat yang ditimbulkan oleh pre-eklampsia dengan
persentase kemunculan antara 0,3% sampai 0,7% pada negara berkembang. seperti pre-
eklampsia.
Plasenta solusio lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum
proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian, dan merupakan komplikasi
kehamilan yang serius namun jarang terjadi. Plasenta berfungsi memberikan nutrisi
serta oksigen pada janin yang dikandung, dan merupakan organ yang tumbuh di
dalam rahim selama masa kehamilan.Pelepasan plasenta secara prematur (sebelum
persalinan) dari dinding rahim bagian dalam, baik seluruhnya maupun sebagian.
Plasenta Previa kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut
rahim. Plasenta atau ari –ari akan terbentuk dan menempel pada dinding rahim saat
seorang wanita menjadi hamil. Organ ini terhubung dengan bayi melalui tali pusar
yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi untuk bayi, sekaligus untuk
membuang zat-zat sisa dari darah bayi.
B. SARAN
Kami dari kelompok 3 mengharapkan saran dan masukan dari saudara yang telah
membaca hasil dari diskusi kami.

DAFTAR PUSTAKA

Luz,2010.Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri,Jakarta : Kedokteran EGC


William,2010.Obstetri dan Ginekologi,Jakarta : Widya Medika
Ben,2010.Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi,Jakarta : Kedokteran EGC
http://www.carinfomu.com/2015/03/makalah-deteksi-dini-komplikasi.html
http://www.davishare.com/2015/01/tanda-tanda-bahaya-kehamilan-pada-ibu.html
http://hendriyani7995.blogspot.co.id/2015/05/penangganan-kegawatdaruratan-pada
kasus.html

44
45

Anda mungkin juga menyukai