Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL

PADA Ny. V DENGAN PREEKLAMSIA BERAT


DI RUANG KHODIJAH RSI KENDAL
Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan maternitas profesi ners
Dosen pembimbing: Yuni Puji Widiastuti. S. Kep., M. Kep., Ns.

Disusun oleh :
Ratih Puspita Dewi (SK321037)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
KENDAL, JULI 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas (Sofian, 2015). Definisi
preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuri
yang timbul karena kehamilan, atau dapat timbul lebih awal bila terdapat
perubahan pada hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2012).
Preeklamsia dan eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias hipertensi, proteinuria,
dan edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu hamil
tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan-kelainan vaskuler atau hipertensi
sebelumnya (Sofian, 2015). Risiko cedera pada janin yaitu berisiko mengalami
bahaya atau kerusakan fisik pada janin selama proses kehamilan dan persalinan
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi persalinan yang
didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai dengan
peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140/90 MmHg dan tingginya kadar protein
pada urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia kehamilan ≥ 20 minggu.
Kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeclampsia, sedangkan untuk
edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostic karena sangat banyak
ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal (POGI, 2016).
Peran perawat dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien
preeklampsia bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa nifas
serta mencegah terjadinya komplikasi pasca persalinan. Oleh sebab itu asuhan
keperawata pasien dengan preeklamsi dilakukan untuk meningkatkan penyesuaian
diri pasien dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan
kondisinya pasca melahirkan serta memfasilitasi potensi pasien untuk beradaptasi
dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan Asuhan Keperawatan Intranatal Pada Klien
Dengan Preeklampsi Yang Dirawat Di Rumah Sakit?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan keperawatan Intranatal pada pasien
dengan Preeklamsia.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan intranatal pada kala 1
b. Mampu memberikan asuhan keperawatan intranatal pada kala 1I
c. Mampu memberikan asuhan keperawatan intranatal pada kala III
d. Mampu memberikan asuhan keperawatan intranatal pada kala V1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Ibu Hamil Dengan Preeklamsia Berat Untuk Mengatasi Masalah
Risiko Cedera Pada Janin
1. Definisi Preeklamsia
Preeklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan
oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas (Sofian, 2015).
Definisi preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
edema, dan proteinuri yang timbul karena kehamilan, atau dapat timbul
lebih awal bila terdapat perubahan pada hidatidiformis yang luas pada vili
dan korialis (Mitayani, 2012).
Menurut definisi Manuaba, (1998) mendefinisikan bahwa
preeklamsia (toksemia gravidarum) merupakan tekanan darah tinggi yang
disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih), atau edema
(penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir
minggu pertama setelah persalinan (Sukarni, 2013).
Preeklamsia dan eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada
ibu hamil, bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias hipertensi,
proteinuria, dan edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai
koma. Ibu hamil tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan-
kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Sofian, 2015). Risiko cedera
pada janin yaitu berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada
janin selama proses kehamilan dan persalinan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
2. Klasifikasi Preeklamsia
Menurut Sofian (2015), preeklamsia dibagi menjadi 2 golongan yaitu
preeklamsia ringan dan preeklamsia berat.
a. Preeklamsia ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada
posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau
lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran
sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa
1 jam, sebaiknya dengan selang waktu 6 jam. Edema umum, kaki,
jari tangan, serta wajah, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih
per minggu. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter,
kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau midstream.
b. Preeklamsia berat
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr
atau lebih per liter, Oliguria, adalah jumlah urin kurang dari 500 cc
per 24 jam. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, serta rasa
nyeri di epigastrium. Dan terdapat edema paru dan sianosis.
3. Etiologi Preeklamsia
Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti,
tetapi Pada umumnya disebabkan oleh (vasopasme arteriola). Faktor –
faktor lain yang dapat diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya
preeklamsia yaitu sebagai berikut (sutrimah, 2015).
a. Usia Ibu
Usia merupakan usia individu terhitung mulai saat individu
dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup usia, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
proses berfikir. Insiden tertinggi pada kasus preeklampsia pada usia
remaja atau awal usia 20 tahun, namun prevalensinya meningkat
pada wanita dengan usia diatas 35 tahun.
b. Usia Kehamilan
Preeklampsia biasanya akan muncul setelah usia kehamilan
minggu ke 20, gejalanya yaitu kenaikan tekanan darah. Jika terjadi
di bawah usia kehamilan 20minggu, masih dikategorikan dalam
hipertensi kronik. Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi pada
minggu > 37 minggu dan semakin tua usia kehamilan maka
semakin berisiko terjadinya preeklampsia.
c. Paritas
Paritas merupakan keadaan seorang ibu yang melahirkan
janin lebih dari satu. Menurut Manuaba paritas adalah wanita yang
pernah melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah:
1). Primigravida: seorang wanita yang telah melahirkan janin
untuk pertama kalinya.
2). Multipara: seorang wanita yang telah melahirkan janin lebih
dari satu kali.
3). Grande Multipara: wanita yang telah melahirkan janin lebih
dari lima kali.
d. Riwayat Hipertensi / preeklamsia
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya adalah
faktor utama. Kehamilan pada wanita yang memiliki riwayat
preeklampsia sebelumnya berkaitan dengan tingginya kejadian
preeklampsia berat, preeklampsia onset dini, dan dampak perinatal
yang buruk (Lalenoh, 2018).
e. Genetik
Riwayat preeklampsia pada keluarga juga dapat
meningkatkan risiko hampir tiga kali lipat adanya riwayat
preeklampsia. Pada ibu dapat meningkatkan risiko sebanyak 3,6
kali lipat (Lalenoh, 2018).
f. Penyakit Terdahulu (Diabetes Militus)
Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes,
kemungkinan akan terkena preeklampsia meningkat 4 kali lipat.
Sedangkan untuk kasus hipertensi, prevalensi preeklampsia pada
ibu dengan hipertensi kronik lebih tinggi dari pada ibu yang tidak
menderita hipertensi kronik.
g. Obesitas
Terjadinya peningkatan risiko munculnya preeklampsia pada
setiap
peningkatan indeks masa tubuh. Sebuah studi kohort
mengemukakan bahwa ibu dengan indeks masa tubuh >35 akan
memiliki risiko mengalami preeclampsia sebanyak 2 kali lipat.
h. Bad Obstetrik History
Ibu hamil yang pernah mempunyai riwayat preeklampsia,
kehamilan molahidatidosa, dan kehamilan ganda kemungkinan
akan mengalami preeclampsia pada kehamilan selanjutnya,
terutama jika diluar kehamilan menderita tekanan darah tinggi
menahun.
4. Patofisiologi
Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
ritensi garam serta air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteiola
glomelurus. Dalam beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik,
sehingga usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi (Sofian, 2015).
Sedangkan kenaikan berat badan serta edema yang disebabkan oleh
penimbunan air yang yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum
diketahui penyebabnya, mungkin karena retensi air serta garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteliola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus (Sofian, 2015).
5. Manifestasi KlinisPreeklamsia
Menurut Mitayani (2012), preeklamsia memiliki dua gejala yang
sangat penting yaitu hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari
oleh wanita hamil. Penyebab dari kedua masalah diatas yaitu sebagai
berikut:
a. Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal
yang penting pada preeklamsia. Tekanan diastolik adalah tanda
prognostik yang lebih andal dibandingkan dengan tekanan sistolik.
Pada tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih yang terjadi
terus-menerus menunjukkan keadaan abnormal.
b. Kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan
preeklamsia serta bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan
adalah tanda pertama preeklamsia pada sebagian wanita. Peningkatan
berat badan normal ialah 0,5 kg perminggu. Apabila 1 kg dalam
seminggu, maka kemungkinan terjadinya preeklamsia harus
dicurigai. Peningkatan berat badan terutama disebabkan karena
retensi cairan serta selalu dapat ditemukan sebelum timbulnya gejala
edema yang tampak jelas seperti kelopak mata yang bengkak atau
jaringan tangan yang membesar.
c. Proteinuria
Pada preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu,
positif dua, atau tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat
ditemukan serta dapat mencapai 10 g/dL. Proteinuria hampir selalu
timbul kemudian dibandingkan hipertensi serta kenaikan berat badan
(BB) yang berlebihan.
Adapaun gejala-gejala subyektif yang dirasakan pada preeklamsia
yaitu sebagai berikut.
1). Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, namun akan sering terjadi
pada kasus-kasus berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah
frontal dan oksipital, dan tidak sembuh dengan pemberian
analgesik biasa.
2). Nyeri epigastrium
Adalah keluhan yang sering ditemukan pada preeklamsia berat.
Keluhan ini disebabkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat
edema atau perdarahan.
3). Gangguan penglihatan
Keluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh
spasme arterial, iskemia, serta edema retina serta pada kasus-kasus
yang langka disebabkan oleh ablasio retina. Pada preeklamsia
ringan tidak ditemukan tanda-tanda subjektif.
6. Faktor Ibu Hamil Dengan Preeklamsia Dengan Risiko Cedera Pada Janin
Faktor terjadinya risiko cedera pada janin tarkait dengan kejadian ibu
hamil dengan preeklamsia berat menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI) 2017 yaitu sebagai berikut:
a. Usia ibu (<15 tahun atau >35 tahun)
b. Paritas banyak
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Pola makan yang tidak sehat
7. Komplikasi
Menurut Mitayani (2012), komplikasi yang dialami bergantung pada
derajat preeklamsia yaitu antara lain:
a. Komplikasi pada ibu
1). Eklamsia.
2). Solusio plasenta.
3). Perdarahan subkapsula hepar.
4). Kelainan pembekuan darah disseminated intravascular
coagulation (DIC).
5). Sindrom HELLP (hemolysis, elevated, liver, enzymes, dan low
platelet count).
6). Ablasio retina.
7). Gagal jantung hingga shok dan kematian.
b. Komplikasi pada janin
1). Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus.
2). Premature
3). Asfiksia neonatorum.
4). Kematian janin dalam uterus.
5). Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
8. Pencegahan
Pencegahan preeklamsia atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian
dan menurunkan angka kesakitan serta kematian (Sofian, 2012).
a. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti,
mengenali tandatanda sedini mungkin (preeklamsia ringan), lalu
diberikan pengobatan yang cukup agar penyakit tidak menjadi lebih
berat.
b. Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsia jika
ada faktorfaktor predisposisi.
c. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak,
serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat
badan yang berlebihan.
9. Penanganan Preeklamsia
Tujuan utama penanganan yaitu untuk mencegah terjadinya preeklamsia
dan eklamsia, hendaknya janin lahir hidup serta trauma pada janin
seminimal mungkin (Sofian, 2015).

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Preeklamsia Berat Untuk
Mengatasi Masalah Risiko Cedera Pada Janin.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, untuk
mengidentifikasi, mengenal masalah kebutuhan kesehatan, keperawatan pasien
baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Deden Dermawan, 2012).
Pengkajian yang dilakukan pada ibu preeklamsia menurut Mitayani (2012),
yaitu sebagai berikut.
a. Identitas pasien
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama, umur,
Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat, nomer
rekam medis (RM), tanggal masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal
pengkajian, dan kaji identitas penanggung jawab atas pasien.
b. Data riwayat kesehatan
Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien, keluhan yang paling
dirasakan pada pasien saat dilakukan pengkajian.
1). Riwayat kesehatan dahulu
a) Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum
hamil.
b) Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada
kehamilan terdahulu.
c) Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.
d) Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
2). Riwayat kesehatan sekarang
a) Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal.
b) Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium.
c) Gangguan virus: penglihatan kabur, scotoma, dan diplopia.
d) Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan.
e) Gangguan serebral lainnya: terhuyung-huyung, reflex tinggi,
dan tidak tenang
f) Edema pada ektremitas.
g) Tengkuk terasa berat.
h) Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.
3). Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji riwayat penyakit pada pasien dan keluarganya,
apakah pasien dan keluarga memiliki penyakit keturunan seperti
hipertensi, atau dibetes mellitus (DM) serta kemungkinan memiliki
riwayat preeklamsia serta eklamsia dalam keluarga.
4). Riwayat obstetrik dan ginekologi
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan
riwayat menstruasi, riwayat pernikahan, riwayat kehamilan,
persalinan, nifas yang lalu, riwayat kehamilannya saat ini, dan
riwayat keluarga berencana.
5). Pola kebutuhan sehari-hari
Melakukan pengkajian pola kebutuhan sehari-hari pada pasien
seperti pengkajian pada pernafasan, nutrisi (makan dan minum),
eliminasi (BAB dan BAK), gerak badan atau aktivitas, istirahat
tidur, berpakaian, rasa nyaman (pasien merasakan adanya dorongan
meneran, tekanan ke anus, perinium menonjol). Kebersihan diri,
rasa aman, pola komunikasi atau hubungan pasien dengan orang
lain, ibadah, produktivitas, rekreasi, kebutuhan belajar.
2. Pemeriksaan fisik biologis
a. Keadaan umum: lemah.
b. Kepala: sakit kepala, wajah edema.
c. Mata: konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
d. Pencernaan abdomen: nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual, dan
muntah.
e. Ektremitas: edema pada kaki, tangan, dan jari-jari.
f. System pernafasan: hiper refleksia, klonus pada kaki.
g. Genitourinaria: oliguria, proteinuria.
h. Pemeriksaan janin: bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin
melemah.
3. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang dilakukan atas indikasi tertentu yang digunakan untuk
memperoleh keterangan yang lebih jelas. Pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan data penunjuang seperti pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan ultrasonography (USG).
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah.
1). Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%).
2). Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
3). Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
b. Pemeriksaan fungsi hati.
1). Bilirubin meningkat
2). LDH (laktat dehydrogenase) meningkat.
3). Serum glutamate oirufat transaminase (SGOT) meningkat.
4). Total protein serum menurun.
c. Tes kimia darah: asam urat meningkat.
d. Radiologi
1). Ultrasonografi
2). Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus, pernafasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta volume cairan
ketuban sedikit.
3). Kardiotografi: diketahui denyut jantung bayi lemah.
4). Data social ekonomi, preeklamsia berat lebih banyak terjadi pada
wanita serta golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang
mengonsumsi makanan yang mengandung protein serta kurang
melakukan perawatan antenatal yang teratur.
5). Data psikologis, ibu preeklamsia berada dalam kondisi yang labil
serta mudah marah, ibu merasa khawatir dengan keadaan dirinya
serta keadaan janin dalam kandungannya, karena ibu akan merasa
takut dengan anaknya akan lahir cacat atau meninggal dan takut
untuk melahirkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 5 Juli 2022
Jam : 06.25 WIB
Nama Mahasiswa : Ratih Puspita Dewi
NIM : SK321037
Ruang : Khadijah

1. IDENTITAS
Inisial Klien : Ny. V
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Nama Suami : Tn. L
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Ds. Gajahoyo Rt 04/ Rw 01 Rowosari, Kendal
Tanggal masuk RS : 5 Juli 2022
2. Data Umum Kesehatan
a. TB/ BB : 155 cm/ 65kg
b. BB sebelum hamil : 55 kg
c. Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
d. Obat- Obatan : Dopamet 3x 500mg
Nefedipine 3x10mg
e. Alergi : Tidak ada
f. Diet Khusus : Tidak ada
g. Alat Bantu yang digunakan : Tidak ada
h. Lain-lain :-
i. Frekuensi BAK : 7x/ hari
j. Frekuensi BAB : 1x/ hari
k. KebiasaanWaktu tidur : Tidur malam jam 21.00- 04.00, Tidur
siang jam 13.00- 15.00 sore
3. Data Umum Kebidanan
a. Kehamilan sekarang direncanakan : Ya
b. Status obsterik : G2 P1 A0 40 minggu
c. HPHT : 28 Desember 2021
d. Taksiran Partus : 5 Juli 2022
e. Jumlah anak dirumah : 1 (satu)

NO Jenis Cara lahir BB lahir Keadaan Umur


kelamin
1. Laki laki Spontan 3000gr Sehat 8 tahun

f. Mengikuti kelas parental : Ya


g. Jumlah kunjungan ANC : kurang lebih 10x selama hamil
h. Masalah kehamilan yang lalu : PEB
i. Masalah kehamilan sekarang : PEB
j. Rencana KB : KB suntik 3bulan
k. Makanan bayi sebelumnya : ASI
l. Pelajaran yang di inginkan saat ini (lingkari) : Perawatan Payudara
Jelaskan : Perawatan payudara pada ibu menyusui sangatlah penting
sebab apabila payudara terjaga kebersihannya dan dilakukan pemijatan
akan menghasilkan ASI yang berkualitas dan terjamin kebersihannya,
serta ASI yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang
tidak melakukan perawatan payudara.
m. Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu : Suami
n. Masalah dalam persalinan yang lalu :Tidak ada
4. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Mulai persalinan ( Kontraksi/ pengeluaran pervaginam )Tgl/ jam:
- Kontraksi mulai jam 06.00 pagi, Tanggal 5 Juli 2022/ Jam 10.15
WIB persalinan normal spontan.
b. Keadaan kontraksi ( Frekuensi dalam 10 menit, lamanya kekuatan):
- 4x / 10 menit lamanya 40 menit dengan kontraksi penuh
c. Frekuensi, Kualitas, dan keteraturan denyut jantung janin: 140x/menit
d. Pemeriksaan fisik
- Kenaikan BB selama kehamilan : 10kg
- TTV : TD : 170/90 mmHg Nadi : 80x/ menit RR : 22x/m
Suhu : 360C
- Kepala dan Leher : Kepala normal, tidak ada udema, konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak ikterik, penglihatan baik, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis tidak ada kenaikan, tidak
ada tanda bekas operasi
- Jantung :Tidak ada bising pada jantung
- Paru-paru :Paru-paru simetris, tidak ada suara nafas
tambahan, wheezing (-), ronchi (-).
- Payudara : Putting susu menonjol, kencang, simetris dan
tidak ada benjolan pada payudara, ASI belum keluar
- Abdomen (secara umum dan pemeriksaan obstetric): Tinggi fundus
uteri (TFU) 34cm
- Kontraksi: 4x / 10 menit lamanya 40 menit dengan kontraksi penuh
- DJJ: 140x/menit
- Ekstermitas : Tidak ada edema
- Reflex : Normal
- Pemeriksaan pertama jam : 05.35 WIB Oleh: Bidan
Hasil: Vt belum lengkap
- Ketuban : Pecah Tgl: 05- 07- 2022 Jam: 06.00WIB
Warna: Putih bening
- Laboratorium: HB : 15. 5 gr% Leukosit : 9.00 H
Trombosit : 260.000/mm3
5. Data Psikososial
a. Penghasilan keluarga setiap bulan : Rp 2.000.000
b. Perasaan klien terhadap kehamilan sekarang : Bahagia, sangat ditunggu-
tunggu kelahirannya
c. Perasaan suami terhadap kehamilan sekarang: Bahagia, kehamilan kedua
yang dialami istrinya sangat ditunggu-tunggu
d. Jelaskan respon sibling terhadap kehamilan sekarang: Tidak ada masalah
dengan respon sibling yang dialami Keluarganya
LAPORAN PERSALINAN
A. Kala I
1. Mulai persalinan tanggal, jam : 05 Juli 2022, Jam 06.00
2. Tanda dan gejala : Keluar air dari jalan lahir
3. TTV : TD :130/80 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 22x/ menit, Suhu: 360C
4. Lama kala 1 : 4 jam 15 menit
5. Keadaan psikososial : ibu merasa cemas dengan kondisinya, klien
tampak gelisah
6. Kebutuhan khusus klien : Tidak ada
7. Tindakan : VT, KTG
8. Pengobatan : Tidak Ada
9. Observasi kemajuan kehamilan

Tanggal/ jam Kontraksi uterus DJJ Ket


05-17-2022
a. Jam 06.00 a. 2x / 10 a. 140 x/mnt a. His (+) VT Ø 3 cm, TD:170/
menit 90 mmHg N: 80x/ mnt, RR:
lamanya 20 22x/ mnt, S: 360C,
menit Kepala turun H-I

b. Jam 06.20 b. VT Ø 5 cm, His (+), kepala


b. 3x/ 10 menit
b. 150x/mnt turun H-II, TD:160/ 90
lama 30
mmHg N: 86x/ mntt, RR:
menit
22x/ mnt, S: 36,5 0C, DJJ
150/mnt, kuat.

c. VT Ø 10 cm, Pembukaan
c. Jam 06.50 c. 4x /10 menit c. 143 x/mnt
lengkap, kepala turun di H-
lama 40
III, lendir darah (+), dipimpin
detik
meneran, His (+) 3-4 menit,
kuat ¿ 40 detik, DJJ: 143/
menit
B. Kala II
1. Kala II dimulai, tanggal: 05- 07- 2022 , jam :09. 55
2. Tanda dan gejala : ketuban pecah, pembukaan lengkap
3. TTV :TD160/80 mmHg, Nadi :86x/ menit,RR : 22
x/ menit, Suhu :360C
4. Lama kala II : 20 menit
5. Jelaskan upaya meneran : klien meneran dengan dibantu dibimbing, setelah
15 menit menejan, bayi lahir
6. Keadaan psikososial : Klien tampak gelisah
7. Kebutuhan khusus klien : Klien terlihat kelelahan ketika mengejan
8. Tindakan :
a. Memimpin pasien nafas dalam/ menarik nafas
dan meneran
b. Anjurkan ibu meneran
c. Monitor DJJ
d. Membantu melakukan pertolongan persalinan
normal
9. Pengobatan : Tidak ada

C. KALA III
1. Tanda dan gejala : Keluar darah di vagina, Tali pusat bertambah
panjang
2. Plasenta lahir jam : 10.15 WIB
3. Cara lahir plasenta : Spontan, lengkap
4. Karakteristik plasenta : bentuk oval, insersi sentral, Ukuran : 5cm x 7 cm
Panjang tali pusat : 60 cm
Kelainan : Tidak ada kelainan
5. Perdarahan : ±200 ml
6. Keadaan psikososial : Klien senang melihat bayinya
7. Kebutuhan khusus : Tidak ada
8. Tindakan : Penegangan Tali pusat Terkendali (PTT), Dorso
cranial hingga plasenta terlepas
9. Pengobatan : Pemberian injeksi IM Oxytosin 1 amp
Waktu: 1 menit setelah persalinan
D. KALA IV
1. Mulai jam : 10.25 WIB
2. TTV : TD : 140/90 mmHg, Nadi : 80x/mnt,
RR: 22x/mnt Suhu: 36°C
3. Kontraksi uterus : keras
4. Perdarahan :200 ml, Karakteristik : Tidak menggumpal
5. Bonding ibudan bayi : Ya, IMD setelah bayi lahir
6. Tindakan : Pemantauan kala IV selama 2 jam
E. BAYI
1. Bayi lahir tanggal: 05- 07- 2022 jam 10.35 WIB
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Nilai APGAR : 10 virgrous baby
- Nilai apgar 1 menit setelah bayi lahir: 9
- Nilai apgar 5 menit setelah bayi lahir: 10
- Nilai apgar 10 menit setelah bayi lahir: 10
NILAI APGAR SCORE
PENILAIAN NILAI = 0 NILAI = 1 NILAI = 2 Sekor
A = PUCAT BADAN SELURUH 2
APPEARANC MERAH TUBUH seluruh tubuh
E EKSTERMITAS KEMERAHAN kemerahan
warna kulit BIRU
P = PULSE TAK ADA ¿ 100x/mnt ¿ 100 x /menit 2
Denyut nadi denyut nadi >
100x/ menit
G = grimace TAK ADA Sedikit gerakan Batuk/ bersin 2
Refleks mimic grimace Refleks batuk
dan bersin
A = ACTIVITY TAK ADA Ekstermitas Gerakan aktif 2
Tonus otot dalam sedikit Tonus otot
fleksi bergerak aktif
R = TAK ADA Lemah tidak Baik Menangis 2
RESPIRATORI teratur Respiratori
baik, bayi
menangis
TOTAL 10

4. BB / PB / lingkar kepala bayi : 2985 gram/ 50 cm/ 32 cm


5. Karakteristik khusus bayi : warna kulit kemerahan, rambut hitam, lurus
6. Kaput : suksadaneum / cephal / hematom : ya
7. Suhu : 36,70 C
8. Anus : berlubang
9. Perawatantalipusat : Ya, di jepit menggunakan umbilical cord
10. Perawatan mata : Pemberian salf mata (Gentamicine sulfate)
RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN

A. ANALISA DATA

Kala I
Hari/
No Data Fokus Etiologi Masalah
Tanggal/Jam
1 Selasa/05- 07- DS: Agen cidera Nyeri
2022 06.00 - Klien mengatakan kenceng- biologis akut
WIB kenceng perutnya dan keluar (Kontraksi
cairan putih bening dari jalan uterus)
lahir
P: Saat kontraksi
Q : Seperti ditarik-tarik
R: dipinggang dan perut bagian
bawah
S: 3 sedang
T: Hilang timbul
DO :
- Klien tampak merintih kesakitan
- Klien nampak lemas

TTV:TD: 170/90 mmHg


Nadi: 86x/menit
Suhu: 360 C
RR: 22x/menit

2. 06.55 WIB
DS :
Ansietas
 Klien mengatakan ini kehamilan ke
Krisis
dua
situasional
 Klien cemas karena tekanan
darahnya tinggi terus
 Klien selalu meminta ditemani
dengan suaminya disamping

DO :
 Klien tampak gelisah
 Wajah tampak tegang

Kala II
No Hari/ Data Fokus Etiologi Masalah
Tanggal/Jam
1. Selasa DS : Agen cidera Nyeri
05- 07- 2022 Klien mengeluhkan nyeri semakin fisik Akut
09.55 WIB bertambah pada perut, punggung, dan (Tekanan
kemaluannya, dank lien terus ingin mekanik
mengejan pada bagin
DO : presentasi,
 Kien tampak merintih kesakitan ditasi,
 Klien tapak gelisah peregangan

 Klien tampak mengejan sambil jaringan)

menahan kesakitan
 Skala nyeri 3

Kala III
No Hari, Data Fokus Etiologi Masalah
Tanggal, Jam
1. Selasa DS : - Kurangnya Resiko
05- 07- 2022 DO : masukan kekurangan
10.15 WIB  Perdarahan : ±200 ml oral, volume
 Klien tampak banyak mengeluarkan peningkatan cairan
keringat kehilangan
 Terdapat laserasi pada perineum cairan
klien secara tidak

 TD : 140/90 mmHg, Nadi : 80x/mnt disadari,

S : 360 C, RR : 20 x/mnt laserasi


jalan lahir.

Kala IV
No Hari, Tanggal, Data Fokus Etiologi Masalah
Jam
1 Selasa DS : Agen cidera Nyeri Akut
05- 07- 2022  Klien mengeluhkan nyeri pada fisik
10.25 WIB luka jahitan periniumnya (Trauma
mekanis/
DO :
edema
 Klien tampak menahan kesakitan
jaringan,
 Mata klien tampak sayu kelelahan
kelelahan
 Skala nyeri 3
fisiK dan
TD :130/80 mmHg, Nadi : 80x/mnt, psikologis)
RR : 22x/mnt

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kala I
1. Nyeri akut b/d Agen cidera biologis (kontraksi uterus partum)
2. Ansietas b/d Krisis situasional
Kala II
1. Nyeri Akut b/d Agen cidera fisik (Tekanan mekanik pada bagin presentasi,
ditasi, peregangan jaringan)
Kala III
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d Kurangnya masukan oral,
peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, laserasi jalan lahir.
Kala IV
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (Trauma mekanis/
edema jaringan postpartus)
C. RENCANA KEPERAWATAN

Kala I
Diagnosa SLKI SIKI
Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam, Managemen Nyeri
Agen cidera maka masalah nyeri akut klien dapat teratasi atau a. Pantau TTV
biologis berkurang dengan kriteria hasil: b. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
(kontraksi a. Nyeri klien dapat terkontrol dipertahankan pada mempengaruhi respon pasien terhadap
uterus partum) ketidakpuasan (1) ditingkatkan kepada cukup puas ketidaknyamanan (misalnya suhu ruangan,
(3) pencahayaan, suara bising)

b. Mengambil tindakan untuk memberikan c. Lakukan pengkajian nyeri yang meliputi


kenyamanan Dipertahankan pada tidak puas (1) lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
ditingkatkan ke cukup puas (3) kualitas, intensitas ringan atau berat
d. Ajarkan tehnik distraksi relaksasi kepada
c. Ekspresi wajah tidak meringis kesakitan
klien
d. TTV dalam batas normal e. Pantau pembukaan jalan lahir
a) TD : Dalam batas normal 100-120/ 70-90 mmHg f. Berikan analgetik sesuai program
b) S : Dalam batas normal 36-370 C (kolaborasi dengan tim medis)
c) N : Dalam batas normal 60-80x/menit
d) RR : 12 – 24 x/menit

Ansietas b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam, Pengurangan kecemasan
Krisis situasional Tingkat kecemasan klien berkurang dan hilang dengan a. Gunakan pendekatan yang menenangkan
kriteria hasil : b. Menjelaskan prosedur persalinan dan
a. Wajah tegang dipertahankan pada skala (2) cukup menyatakan bahwa nyeri merupakan hal
berat, ditingkatkan ke skala (3) sedang yang normal dalam persalinan
b. Rasa takut yang disampaikan secara lisan terkait c. Bantu klien menenangkan diri,
ketuban pecah dini (KPD) dapat dipertahankan pada mengartikulasikan deskripsi yang realistis
skala (2) Cukup berat, ditingkatkan ke Ringan dengan mengenai kejadian yang akan datang
skala (4) d. Puji/ kuatkan perilaku yang baik secara tepat
c. Rasa cemas yang disampaikan secara lisan terkait e. Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
ketuban pecah dini (KPD) dapat dipertahankan pada f. Memberikan support pada klien
skala (3) sedang, ditingkatkan ke skala (4) ringan g. Komunikasi peran seperti support perawatan
d. Penigkatan frekuensi nadi dipertahankan pada skala secara verbal dan non verbal
(4) ringan, ditingkatkan ke skala (5) tidak ada h. Orientasi klien ke lingkungan

Kala II
Diagnosa SLKI SIKI
Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama30menit, Management nyeri
Agen cidera fisik kala IV klien mampu beradaptasi dengan baik, dengan a. Lakukan pengkajian nyeri secara
(Tekanan kriteria hasil : komprehensif
mekanik pada a) Mampu mengontrol nyeri dipertahankan pada b. Ajarkan tekhnik distraksi relaksasi
bagian ketidakpuasan (1) ditingkatkan kepada cukup puas c. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
presentasi, (3) mempengaruhi respon pasien terhadap
dilatasi, b) Nyeri berkurang dengan menggunakan ketidaknyamanan (misalnya suhu ruangan,
peregangan manajemen nyeri pencahayaan, suara bising)
jaringan) c) Rasa nyaman setelah nyeri berkurang d. Ajarkan perawatan perineum
Dipertahankan pada tidak puas (1) ditingkatkan ke e. Berikan analgetik sesuai program
cukup puas (3) (kolaborasi dengan tim medis)
f. Beritahukan keluarga untuk selalu
memberikan dukungan

Kala III
Diagnosa SLKI SIKI
Resiko kekurangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 2 jam Management cairan
volume cairan b/d klien tidak mengalami kekurangan cairan Dengan a. Catat input dan output
kurangnya masukan oral, Kriteria Hasil : b. Monitor status hidrasi (kelembaban
peningkatan kehilangan a. Tekanan darah, nadi dipertahankan pada skala (4) mukosa, nadi adekuat, TD)
cairan secara tidak sedikit terganggu, ditingkatkan ke skala (5) tidak c. Monitor vital sign
disadari, laserasi jalan terganggu d. berikan cairan dengan tepat
lahir b. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elasitas turgor e. Kelola pemberian cairan IV
kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada f. Dorong klien untuk masukan oral,
rasa haus berlebihan dipertahankan pada skla (4) seperti konsumsi makan dan cairan
ditingkatkan ke skala (5) tidak terganggu dengan baik
c. Tidak ada tanda-tanda pusing, edema perifer,
distensi vena leher

Kala IV
Diagnosa SLKI SIKI
Nyeri Akut b/d Agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x Managemen nyeri
cidera fisik (Trauma 3jam, kala IV klien mampu beradaptasi dengan baik, a. Lakukan pengkajian nyeri secara
mekanis/ edema dengan kriteria hasil : komprehensif
jaringan postpartus) a) Mampu mengontrol nyeri dipertahankan pada b. Anjurkan penggunaan tekhnik
ketidakpuasan (1) ditingkatkan kepada cukup distraksi relaksasi yang telah
puas (3) diajarkan sebelumnya
b) Nyeri berkurang dengan menggunakan c. Kendalikan faktor lingkungan yang
manajemen nyeri, penanganan nyeri dengan dapat mempengaruhi respon pasien
farmakologi dan non farmakologi terhadap ketidaknyamanan (misalnya
c) Rasa nyaman setelah nyeri berkurang suhu ruangan, pencahayaan, suara
Dipertahankan pada tidak puas (1) ditingkatkan bising)
ke cukup puas (3) d. Ajarkan perawatan perineum
e. Berikan analgetik sesuai program
(kolaborasi dengan tim medis)
f. Beritahukan keluarga untuk selalu
memberikan dukungan secara verbal
maupun non verbal

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
Kala I
Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan Selasa 05 Juli 2022 pukul 06.00 WIB Selasa, 05 Juli 2022 Pukul 11.00 WIB
dengan agen cidera a. Mengkaji nyeri dan pemantauan kontraksi S : klien mengeluhkan nyeri masih terasa pada
biologis (kontraksi uterus uterus punggung dan perutnya namun terasa enak di
partum) b. Melakukan pengkajian nyeri pijit punggungnya
P : Saat kontraksi O:
Q : Seperti ditarik-tarik a. klien tampak mempraktekan nafas
R : dipinggang dan perut bagian bawah dalam
S : 3 sedang b. klien terkadang meringis kesakitan
T : Hilang timbul c. skala nyeri 3
c. Menganjurkan klien posisi miring kiri d. TD : 170/90 mmHg, Nadi : 80x/mnt,
d. Melakukan massase punggung RR : 22x/mnt
e. Menganjurkan klien untuk mengelus
A : Nyeri akut teratasi
perutnya/ sentuhan pada perut apabila terjadi
P : Pantau keadaan klien, anjurkan klien nafas
kontraksi (distraksi)
dalam sampai pembukaan lengkap
f. Traik nafas dalam (relaksasi)

2. Ansietas b/d krisis Selasa 05 Juli 2022 pukul 06. 30 WIB Selasa 05 Juli 2022 pukul 11.15 WIB
situasional a. Menjelaskan prosedur persalinan dan S : Klien sudah merasa lega karena bayinya
menyatakan bahwa nyeri merupakan hal yang lahir dengan selamat
normal dalam persalinan O:
b. Memberikan support pada klien a. Klien sudah terlihat tidak gelisah
c. Menganjurkan keluarga (suami) untuk b. Wajah senang melihat anaknya
menemani klien c. TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/mnt,
d. Puji/ kuatkan perilaku yang baik secara tepat RR : 20x/mnt
e. Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
A : Ansietas teraratasi
f. Memberikan support pada klien
P : Lanjutkan intervensi, Minta keluarga
menemani klien dan berikan support

Kala II
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Nyeri akut b/d Agen Selasa, 05 Juli 2022 Pukul 06.55 WIB Selasa, 05 Juli 2022 Pukul 11.25 WIB
cidera fisik (Tekanan a. Menganjurkan nafas dalam S:-
mekanik pada bagian b. Menganjurkan klien mengejan saat O:
presntasi, dilatasi, kontraksi a. Klien tampak mempraktikan nafas dalam
peregangan jaringan) dan mengejan dengan baik
b. Klien tampak menahan kesakitan terlihat
dari ekspresi wajahnya yang meringis
kesakitan
c. TD : 140/90 mmHg, Nadi 86 x/menit,
RR : 22x/mnt

A : Nyeri akut
P : dampingi klien mengejan

Kala III
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Resiko kekurangan volume cairan b/d Selasa, 05 Juli 2022 Pukul 10.15 Selasa, 05 Juli 2022Pukul 11.35 WIB
kurangnya masukan oral, peningkatan WIB S:-
kehilangan cairan secara tidak disadari, a. Catat input dan output seperti: O:
laserasi jalan lahir Dorong klien untuk masukan a. Klien terlihat segar, wajahnya tidak
oral, seperti konsumsi makan pucat
dan cairan dengan baik b. Tidak terjadi perdarahan post partum
b. Monitor status hidrasi c. Keluarga klien tampak mendampingi
(kelembaban mukosa, nadi dan mendukung klien untuk
adekuat, TD) meningkatkan konsumsi makan dan
c. Berikan cairan dengan tepat minum paska melahirkan
d. Kelola pemberian cairan IV d. TD : 120/80 mmHg, Nadi 80 x/mnt
e. Menganjurkan masase perut RR: 22x/menit
jika teraba lembek pada uterus
A : Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
P : Pantau perdarahan klien paska partus

Kala IV
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Nyeri akut b/d agen cidera Senin, 05 Juli 2022 Pukul 06. 30 Senin, 17 Juli 2022 Pukul 11.55
fisik (trauma mekanis/ a. Melakukan pengkajian nyeri secara S : Klien mengeluhkan nyeri pada luka
edema jaringan postpartus) komprehensif jahitan perineumnya, skala 4
b. Menganjurkan penggunaan tekhnik distraksi O:
relaksasi yang telah diajarkan sebelumnya a. Klien mempraktekan nafas dalam
c. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat b. Mata klien tampak sayu kelelahan
mempengaruhi respon pasien terhadap c. Tampak jahitan luka sebanyak 4
ketidaknyamanan (misalnya suhu ruangan, jahitan pada periniumnya
pencahayaan, suara bising)
A : Nyeri berkurang
d. Mengajarkan perawatan perineum
P : Kelola Pemberian Analgesik dengan
e. Memberikan analgetik sesuai program
kolaborasi tim dokter
(kolaborasi dengan tim medis)
f. Memberitahukan keluarga untuk selalu
memberikan dukungan secara verbal maupun
non verbal
A. Perencanaan Pulang :
a. Menjaga kebersihan perineum
b. Control tepat waktu
c. Makan makanan yang bergizi, tinggi kalori, tinggi protein
d. Minum obat teratur
e. Memberikian ASI ekslusif
f. Segera control jikta terjadi perdarahan yang berlebihan

B. LAPORAN PARTUS NORMAL


SYAIR OBSTETRI
Nama Klien : Ny. V
Umur : 33 tahun
Status Obstetrikus : Partus normal dengan cara spontan
Diagnosa medis : G2 P2 A0 dengan PEB (Preeklamsia Berat)
Usia Kehamilan : 40 minggu
Jumlah Janin : Tunggal
Kondisi Janin : Hidup
Kondisi Ketuban : Sudah pecah
DJJ : 143x/ menit
Tekanan Darah : 140/90 mmHg Nadi: 80x/ menit Suhu: 360C RR:
22x/ menit
Kontraksi uterus : 4x dalam 10 menit, lamanya lebih dari 40 detik
TFU : 34 cm
Pembukaan Serviks : 10 cm
Presentasi Kepala : Sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
Presentasi Punggung : Kanan
Adanya pelepasan lendir bercampur dengan darah

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus ini diagnosa keperawatan yang diangkat tepat sesuai dengan hasil anamnesa
dan pengkajian yang sudah dilakukan terhadap Ny. V yaitu pada Kala I nyeri akut dan ansietas,
pada Kala II Nyeri akut, pada Kala III Resiko kekurangan volume cairan, pada Kala IV yaitu
Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanik postpartus. Intervensi yang diambil untuk
menangani nyeri adalah distraksi dengan mendengarkan terapi murrotal al Qur’an sesuai dengan
agama Ny. V yaitu islam. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Wahyuningsih da Khayati (2020) yang menjelaskan bahwa hasil study kasus menunjukan bahwa
pasien mengalami penurunan nyeri dengan rata-rata 1 point dari skala 5 menjadi 4 setelah terapi
murrotal. Pemberian terapi murrotal dilakukan selama 1 x 25 menit dan dilakukan secara mandiri
apabila nyeri timbul. Hal ini terjadi karena music murotal dapat memproduksi zat endorphine
dan bekerja pada system limbic dihantarkan kepada system saraf dan merangsang orgab-organ
tubuh untuk memproduksi sel-sel yang rusak akibat pembedahan sehingga nyeri berkurang. Dari
hasil evaluasi didapatkan respon Ny. V merasakan nyerinya berkurang dan mereda setelah
dilakukan terapi dan merasakan tubuhnya lebih rileks. Diharapkan setiap rumah sakit
memberikan terapi murrotal kepada pasien dengan nyeri persalinan Kala I aktif untuk membantu
mengurangi nyeri pada saat persalinan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada pasien preeklampsia bertujuan untuk menjaga kesehatan
ibu dan bayi selama proses persalinan sampai masa nifas serta mencegah terjadinya
komplikasi pasca persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Khairani, Y. (2020). Penatalaksanaan Pre eklampsia. Retrieved from


http/www.Alomedika.com
website:https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-danginekologi/
preeklampsia/penatalaksanaan
Marianti. (2017). Alodokter - Preeclampsia. Retrieved from
https://www.alodokter.com/preeklamsia
Marliana & Hani, T. (2018). WOC Preeklampsi. Retrieved from
https://www.scribd.com/document/381045484/130854856-PathwayPreeklamsi-
doc
Maryunani, A. (2016). Manajemen Kebidanan. Jakarta. Nur Salam. (2013). Proses
Keperawatan. Retrieved from fkep.unand.ac.id/images/Proses_kep.doc
Nuraini, A. (2011). Pre Eclampsia. Retrieved from http://repository.ump.ac.id/846/3/Affifah
Nur Ariani BAB II.pdf
Oxorn & Forte. (2010). Patologi & Fisiologi Persalinan. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?
id=SsWCb5msUMC&printsec=frontcover&dq=oxorn+
%26+forte+2010&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj20O2kqqPoAhU0huYKHVHsD
q0Q6AEIQDAD#v=onepage& q=oxorn %26 forte2010&f=falsePOGI . (2016).
PNPK Pre Eklamsi. Retrieved from https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/
Pratiwi, W. (2017). Asuhan Keperawatan Pre Eklampsi. Retrieved from
https://www.academia.edu/36262522/PRE_EKLAMSI
Purba, M. A. (2019). Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
https://doi.org/https://doi.org/10.31227/osf.io/pz42x
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja Siki DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
WOC Preeklamsia Komplikasi pada ibu
- Eklamsia.
Preeklampsia merupakan salah satu - Solusio plasenta.
komplikasi persalinan yang terjadi - Perdarahan
pada ibu hamil dengan ditandai subkapsula hepar.
peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 - Kelainan pembekuan
MmHg dan tingginya kadar protein darah disseminated
pada urine (proteinuria) yang sering intravascular
muncul pada usia kehamilan ≥ 20 coagulation (DIC).
minggu. - Sindrom HELLP
(hemolysis, elevated,
liver, enzymes, dan
Etiologi Preeklamsi (sutrimah, 2015). low platelet count).
a. Usia Ibu diatas 35 tahun. - Ablasio retina.
b. Usia Kehamilan > 20 minggu - Gagal jantung
c. Paritas hingga shok dan
d. Riwayat Hipertensi / preeklamsia kematian.
e. Genetik
f. Penyakit Terdahulu (Diabetes Komplikasi pada janin
Militus) - Terhambatnya
g. Obesitas pertumbuhan dalam
uterus.
- Premature
Manifestasi klinis Preeklamsi - Asfiksia neonatorum.
a. Tekanan darah tinggi - Kematian janin
b. Kenaikan berat badan dalam uterus.
c. Proteinuria - Peningkatan angka
d. Nyeri kepala kematian dan
e. Nyeri epigastrium kesakitan perinatal.
f. Gangguan penglihatan

Khairani, Y. (2020). Penatalaksanaan Pre eklampsia. Retrieved from http/www.Alomedika.com


website:https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-danginekologi/preeklampsia/penatalaksanaan
Marianti. (2017). Alodokter - Preeclampsia. Retrieved from https://www.alodokter.com/preeklamsia
Marliana & Hani, T. (2018). WOC Preeklampsi. Retrieved from https://www.scribd.com/document/381045484/130854856-
PathwayPreeklamsi-doc
Maryunani, A. (2016). Manajemen Kebidanan. Jakarta. Nur Salam. (2013). Proses Keperawatan. Retrieved from
fkep.unand.ac.id/images/Proses_kep.doc

Anda mungkin juga menyukai