PROGRAM STUDI S1
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDAL-BATANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan ibu hamil
dengan Pre Eklamsi” dengan baik . Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan,
namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen
pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dengan adanya
makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas
bantuan serta dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon maaf apabila makalah ini
mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan kami yang masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun,
sangat diharapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
1. Menambah ilmu
KONSEP TEORI
1. Pengertian
Preeklamsia dan eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias hipertensi,
proteinuria, dan edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma.
Ibu hamil tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan-kelainan vaskuler
atau hipertensi sebelumnya (Sofian, 2015).
Risiko cedera pada janin yaitu berisiko mengalami bahaya atau kerusakan
fisik pada janin selama proses kehamilan dan persalinan (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018).
2. Klasifikasi PreEklamsia
Menurut Sofian (2015), preeklamsia dibagi menjadi 2 golongan yaitu preeklamsia
ringan dan preeklamsia berat.
a. Preeklamsia ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30
mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan
dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya dengan selang waktu 6 jam. Edema umum,
kaki, jari tangan, serta wajah, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin
kateter atau midstream.
b. Preeklamsia berat
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih per liter,
Oliguria, adalah jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam. Adanya gangguan
serebral, gangguan visus, serta rasa nyeri di epigastrium. Dan terdapat edema paru dan
sianosis.
3. Etiologi
Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi Pada
umumnya disebabkan oleh (vasopasme arteriola). Faktor – faktor lain yang dapat
diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya preeklamsia yaitu sebagai berikut (sutrimah,
2015).
a. Usia Ibu
Usia merupakan usia individu terhitung mulai saat individu dilahirkan sampai
saat berulang tahun, semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam proses berfikir. Insiden tertinggi pada kasus
preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun, namun prevalensinya
meningkat pada wanita dengan usia diatas 35 tahun.
b. Usia Kehamilan
Preeklampsia biasanya akan muncul setelah usia kehamilan minggu ke 20,
gejalanya yaitu kenaikan tekanan darah. Jika terjadi di bawah usia kehamilan 20
minggu, masih dikategorikan dalam hipertensi kronik. Sebagian besar kasus
preeklampsia terjadi pada minggu > 37 minggu dan semakin tua usia kehamilan
maka semakin berisiko terjadinya preeklampsia.
c. Paritas
Paritas merupakan keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu.
Menurut Manuaba paritas adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi menjadi
beberapa istilah:
1) Primigravida: seorang wanita yang telah melahirkan janin untuk pertama
kalinya.
2) Multipara: seorang wanita yang telah melahirkan janin lebih dari satu kali.
3) Grande Multipara: wanita yang telah melahirkan janin lebih dari lima kali.
Faktor terjadinya risiko cedera pada janin tarkait dengan kejadian ibu
hamil dengan preeklamsia berat menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI) 2017 yaitu sebagai berikut:
a. Usia ibu (<15 tahun atau >35 tahun)
b. Paritas banyak
5. Patofisiologi
Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan ritensi garam
serta air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteiola glomelurus. Dalam beberapa
kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel
darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan
darah akan naik, sehingga usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi (Sofian, 2015).
Sedangkan kenaikan berat badan serta edema yang disebabkan oleh penimbunan
air yang yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui penyebabnya,
mungkin karena retensi air serta garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme
arteliola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sofian, 2015).
6. Manifestasi klinik
Menurut Mitayani (2012), preeklamsia memiliki dua gejala yang sangat penting
yaitu hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Penyebab
dari kedua masalah diatas yaitu sebagai berikut:
a. Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang penting pada
preeklamsia. Tekanan diastolik adalah tanda prognostik yang lebih andal dibandingkan
dengan tekanan sistolik. Pada tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih yang
terjadi terus-menerus menunjukkan keadaan abnormal.
b. Kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan preeklamsia serta
bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan adalah tanda pertama preeklamsia
pada sebagian wanita. Peningkatan berat badan normal ialah 0,5 kg per minggu.
Apabila 1 kg dalam seminggu, maka kemungkinan terjadinya preeklamsia harus
dicurigai. Peningkatan berat badan terutama disebabkan karena retensi cairan serta
selalu dapat ditemukan sebelum timbulnya gejala edema yang tampak jelas seperti
kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan yang membesar.
c. Proteinuria
Pada preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua, atau
tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat ditemukan serta dapat mencapai
10 g/dL. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan hipertensi serta
kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan. Adapaun gejala-gejala subyektif yang
dirasakan pada preeklamsia yaitu sebagai berikut:
1) Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, namun akan sering terjadi pada
kasus-kasus berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital,
dan tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa.
2) Nyeri epigastrium
Adalah keluhan yang sering ditemukan pada preeklamsia berat. Keluhan
ini disebabkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat edema atau perdarahan.
3) Gangguan penglihatan
Keluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh spasme arterial,
iskemia, serta edema retina serta pada kasus-kasus yang langka disebabkan oleh
ablasio retina. Pada preeklamsia ringan tidak ditemukan tanda-tanda subjektif.
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan preeklamsia
diantaranyan :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan protein.
c. Fungsi hati : Meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit abnormal,
karena gangguan fungsi ginjal.
e. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
f. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
g. Cardiotocography atau CTG, untuk mengukur detak jantung janin saat bergerak di
dalam kandungan
8. Penatalaksanaan medik
3) Menurunkan atau mengatasi risiko janin (pertumbuhan janin yang terlambat, solusio
plasenta, hipoksia sampai terjadi kematian pada janin
4) Melahirkan dengan cara yang aman dan cepat sesegera mungkin setelah matur, atau
imatur jika diketahui adanya resiko pada janin dan klien juga lebih berat jika
persalinan ditunda lebih lama
7) Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap satu kali dalam
seminggu
8) Indikasi rawat : jika terjadi perburukan, tekanan darah tidak menurun setelah dua
minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihin 1 kg/ minggunya dua kali
secara berurutan, atau jika klien menunjukkan tanda-Tanda preeklampsia berat.
Silahkan berikan obat antihipertensi
9) Jika selama perawatan tidak ada perubahan, tata laksana sebagai preeklampsia berat.
Jika ada perubahan maka lanjutkan rawat jalan.
11) Persalinan pada preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau dengan bantuan
ekstraksi untuk mempercepat kala II.
9. Komplikasi Preeklamsia
Preeklamsia yang tidak tertangani dapat menyebabkan komplikasi pada ibu hamil,
seperti:
a. Eklamsia
b. Solusio plasenta
c. Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati
d. Stroke hemoragik
e. Penyakit jantung
f. Gangguan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP
Selain ibu, janin juga dapat mengalami sejumlah komplikasi, seperti:
1. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus.
2. Premature
3. Asfiksia neonatorum.
4. Kematian janin dalam uterus.
5. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
10. Pencegahan Preeklamsia
Tidak ada cara khusus untuk mencegah preeklamsia. Namun, ada beberapa upaya
yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk menurunkan risiko terjadinya preeklamsia,
(Sofian, 2012). yaitu:
a. Melakukan kontrol rutin selama kehamilan
b. Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika menderita hipertensi dan diabetes
c. Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan
d. Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
e. Membatasi konsumsi makanan tinggi garam
f. Berolahraga rutin, baik sebelum maupun selama hamil
g. Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
h. Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk ibu hamil sesuai saran dokt
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Thorax
a) Paru-Paru : Akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan nafas
pendek
b) Jantung : Terjadi adanya dekompensasi jantung
c) Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat
dan lebih keras, putting menonjol, areola menghitam dan membesar
dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah
menjadi terlihat
d) Abdomen : Ditemukan nyeri pada epigastrium dan terjadi mual
muntah
e) Pemeriksaan janin : Bunyi jantung tidak teratur dan gerakan janin
melemah (DJJ)
f) Ektremitas : Adanya edema pada kaki dan juga pada jari – jari
g) System persyarafan : Ditemukan hiperfleksia klonus pada kaki
h) Genitourinaria : Biasanya didapatkan oliguria dan proteinuria.
c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang preeklmasia
dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untukwanita hamil
adalah 12-14 gr%)
Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan preeklamsia tersebut
mengalami proteinuri atau tidak. Biasanya pada ibu hamil dengan preeklamsia di
temukan proteinuria +1.
c) Pemeriksaan fungsi hati
1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N:15-45 u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat(N: <
31u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
d) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
2) Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus, pernapasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat,dan volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotokografi (CTG)
Diketahui denyut jantung janin lemah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul pada ibu hamil dengan preeklamsia yaitu:
d. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan faktor risiko pola makan
tidak sehat.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
4 IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan,
pengolahan dan tahap perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan. Implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri,
kolaborasi, dan tindakan rujukan (Bararah, 2013).
5. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan.
Evaluasi keperawatan adalah evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap
diagnosa keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua tingkat yaitu
evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respon
(jangka panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian terhadap
perkembangan kemajuan ke arah tujuan atau hasil akhir yang diharapkan.
Evaluasi formatif atau disebut juga dengan evaluasi proses, yaitu evaluasi
terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi keperawatan di lakukan.
Format evaluasi yang digunakan adalah SOAP. S: Subjective yaitu pernyataan
atau keluhan dari pasien, O: Objective yaitu data yang diobservasi oleh perawat
atau keluarga, A: Analisys yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif, P:
Planning yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis
(Nurhaeni, 2013).
BAB III
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Preeklamsia merupakan penyulit dalam kehamilan yang kejadiannya
senantiasa tinggi. Faktor ketidaktahuan tentang gejala awal oleh masyarakat
merupakan penyebab keterlambatan pengambilan tindakan yang dapat
berakibat buruk bagi ibu maupun janin.
C. SARAN
Untuk mencegah terjadinya pre ekalmsia atau paling tidak menurunkan
risiko terjadinya preeklamsia pada ibu hamil bs dilakukan sbb : kontrol rutin
selama kehamilan ke dokter atau bidan terdekat untuk mengontrol tekanan
darah dan berat badan,, konsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan kurangi
garam , olahraga ringan sprt jalan santai dan yoga , konsumsi juga suplemen
vitamin ,kalsium dan mineral sesuai advis dokter .
DAFTAR PUSTAKA
Arisfa, R.2018. Skripsi Adaptasi sistem gastrointetinal pada ibu hamil dengan
obesitas di Rumah Sakit Sundari Medan. Diakses pada 8 juni
2022 melalui http://repositori.usu.ac.id
Alfiah & Catur. 2019. Jurnal Kebidanan Influence of Physical and Psychological of Pregnant
Women Toward Health status of Mother and baby. Diakses pada 9
juni 2022 melalui http://ejournal.poltekkessmg.ac.id
Hasian & Yanti. 2019. Modul Keperawatan Maternitas. Diakses pada 8 juni 2022
melalui http://repository.uki.ac.id
Irene, dkk. Perawatan Maternitas dan Ginekologi Edisi 1. EGC: Penerbit buku
kedokteran.
Laila Rahmi & Rahmi Novita Yusuf.2018. Jurnal Iptek Terapan.
Diakses pada 9 juni melalui
https://WWW.researchgate.net/publication
Ni ketut, Esti, Mira, Tiyas, Retnayu, Aria. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas . Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Nelly Rusdiana.2021. Jurnal Asuhan Keperawatan Risiko Cedera Pada Ibu Hamil
Dengan preeklamsia Berat. Diakses pada 8 juni 2022 melalui
http://repo.poltekkesdepkes