Disusun Oleh :
NIM. P07224219001
TAHUN 2021
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada keluarga, sahabat, seseorang yang saya sayang dan
cintai telah mendukung, menginspirasi dan memberi doanya untuk mengerjakan
tugas saya. Shalawat serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak
lain. Untuk itu, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang
terlibat. Saya menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Mudah-
mudahan makalah ini memenuhi harapan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklamsia merupakan suatu penyakit yang termasuk penyakit di
sebabkan oleh kehamilan, sedangkan sebabnya adalah belum diketahui
secara pasti. Di Indonesia preeklamsi dan eklamsi merupakan penyebab
kematian perinatal yang tinggi oleh karena itu diagnosa secara dini
preeklamsi yang merupakan tingkat terdahulu sebelum terjadinya eklamsi.
Sangat perlu untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Penting
untuk diketahui bahwa sindrom preeklamsi ringan antara lain
hipertensi ,edema dan protein uri sering tidak diketahui atau tidak
diperhatikan oleh wanita hamil.
Akan tetapi dengan pemeriksaan kehamilan yang rutin dapat
diketahui secara dini oleh bidan dan komplikasinya dapat pula di cegah
sedini mungkin. Oleh karena preeklamsi banyak menimbulkan gangguan
dan bahkan menimbulkan kematin juga, maka penulis mengangkat atau
mengambil PEB sebagai asuhan kebidanan.
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama jumlah
kematian dan jumlah individu perinatal di Indonesia. Sampai saat sekarang
penyakit preeklampsia masih merupakan masalah kebidanan yang belum
dapat terpecahkan secara tuntas. Preeklampsia merupakan penyakit yang
angka kejadiannya di setiap negara berbeda-beda. Angka kejadian lebih
banyak terjadi di negara berkembang dibanding pada negara maju
(Situmorang, dkk, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori PEB
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada
ibu bersalin dengan PEB menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan menurut varney
c. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan PEB
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
PEB menggunakan catatan SOAP
e. Melakukan pembahasan antara teori dan kasus yang diasuh
5
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama :
Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan Utama:
Ibu mengeluhkan sakit kepala, mual, muntah,
pembengkakan pada wajah dan tangan, penglihatan kabur,
nyeri epigastrium, sesak napas, gerakan janin berkurang
(Cunningham, 2006 ; Manuaba, 2012 & Marmi, 2011).
Penyakit Ginjal :
Penyakit ginjal yang sudah ada sebelum ibu hamil
(Sarwono, 2009).
Diabetes Melitus :
Pada ibu dengan penyakit DM. Hal ini merupakan
faktor pencetus dan faktor yang memperberat
preeklamsia pada ibu (Manuaba, 2012).
5. Riwayat Menstruasi :
- Riwayat siklus, lama, dan jumlah menstruasi klien.
Wanita sering kali keliru mengartikan bercak darah
akibat implantasi sebagai periode menstruasi, meski
menstruasi ini sangat berbeda dari menstruasi yang biasa
ia alami.
- HPHT :
- TP :
- Usia Kehamilan :
HPHT merupakan dasar untuk menentukan usia
kehamilan dan perkiraan tafsiran partus. (Varney, 2006).
HPHT digunakan untuk melihat seberapa tuanya usia
kehamilan ibu karena semakin tua usia kehamilan kejadian
akan meningkat untuk kasus preeklamsia (Sarwono,
2009).
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
o Sua An U Peny Jeni Pnl Tmp Peny J BB/ H M Abnormali Laktas Peny
mi k K s g t K PB tas i
Primigravida
Molahidatidosa
Hamil kembar
Makrosomia
Hidramnion
Preeklamsia dan eklamsia lebih banyak terjadi pada
primigravida, hamil kembar dan molahidatidosa (Sarwono,
2009).
7. Riwayat Kontrasepsi:
Hormonal
10
Kehamilan direncanakan/tidak
Bagaimana respon klien dan keluarga terhadap
kehamilan, kehamilan direncanakan atau tidak, diterima
atau tidak.
B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Sedang sampai koma.
Tanda vital
Keterangan :
Antropometri :
- Tinggi Badan :
- Berat Badan Sebelum Hamil
- Berat Badan Sekarang :
Kenaikan > 15 kg selama kehamilan
Bila peningkatan berat badan selama hamil melebihi
15 kg maka dapat menjadi faktor resiko terjadinya
preeklamsia (Halen Varney,Dkk,2008).
Obesitas
Obesitas merupakan faktor yang mempengaruhi
terjadinya preeklamsia pada ibu (Manuaba, 2012).
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Palpasi
Wajah : Oedema
23 cm = 24 minggu UK
26 cm= 28 minggu UK
30 cm = 32 minggu UK
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam
Tanggal : Jam :
Pembukaan : 1-10 cm
Effacement : 0 - 100%
Ketuban : jernih/mekonium/utuh
Hodge : III/IV
20
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
21
2) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah.
(Cunningham, 2006).
22
Eklamsia
Ruptur Uteri (Wildan dan Hidayat, 2008)
Antisipasi : persiapan heating set dan kolaborasi dengan dokter
bila ada komplikasi dalam proses persalinan seperti ruptur
uteri.
Perdarahan
Pada Janin :
Prematur
Hipoksia
Kematian dalam uterus
Peningkatan angka kematian dan kesakitan
perinatal(Cunningham, 2005)
V. INTERVENSI
1. Pasang kateter pada klien
RASIONAL : Pasien dengan pemberian terapi sedativa seperti
MgSO4 harus dilakukan pemasangan kateter untuk memantau
volume urine yang keluar (Manuaba, 2012).
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI