Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS RUMAH SAKIT

PREEKLAMASI PADA IBU HAMIL

DOSEN PEMBIMBING :

SERI WAHYUNI HRP,SST,M.Kes

Di Susun Oleh :

1) Rukma Aulya ( 21140543010 )


2) Fitri Dahanum Khoiriah Nasution ( 21140543003 )
3) Nuramanah Siregar ( 21140543007 )

AKADEMI KEBIDANAN KHOLISATUR RAHMI

BINJAI

T.A 2022/2023
LAPORAN PENGESAHAN

Judul Laporan

PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DIRUMAH SAKIT UMUM DELIA

Ditetapkan di Binjai

Tanggal : 16 September 2022

Mengetahui :

Dosen Pembimbing

SERI WAHYUNI HRP,SST,M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya, makalah kami yang
berjudul “ PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL ” ini bisa diselesaikan. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas laporan rumah sakit. Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah
wawasan serta pengetahuan tentang Preeklamsia Pada Ibu Hamil serta Dapat mengetahui
penangan yang dapat diberikan sebagai seorang tenaga kesehatan.

Penulisan juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk
menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat dalam proses penulisannya yang
senantiasa memotivasi. Akhirnya, harapan penulisan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun penulis
menyadari makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Binjai, 16 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 manfaat penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Preeklamsia


2.1 penyebab terjadinya Preeklamsia
2.3 Gejala Preeklamsia
2.4 Pencegahan
2.5 diagnosis
2.6 Dampak negatif Preeklamsia

Contoh Kasus

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan sebagai seorang yang bertanggung jawab memberikan asuhan secara menyeluruh kepada
wanita, mempunyai tugas penting dalam konseling dalam pendidikan kesehatan untuk ibu dan
keluarga. Bidan diyakini sebagai tenaga kesehatan yang diyakini sebagai wanita yang diberikan
dibarikan tanggung jawab untuk memberikan asuhan, dan nasehat selama masah kehamilan, masa
persalinan dan masa nifas.

Setiap manusia pasti memiliki masalah kesehatan yang berbeda – beda apalagi pada saat
mengandung ataupun hamil. Contohnya yaitu masalah tekanan darah tinggi karena emosional ibu
pada saat mengandung bisa berubah – ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.

Masalah yang biasa timbul adalah Preeklampsia yaitu Komplikasi yang ditandai dengan tekanan
darah yang mencapai angka 140/90 mmHg. Biasanya kondisi ini terjadi setelah kehamilan memasuki
usia 20 minggu (akhir trimester kedua sampai trimester ketiga). Pada beberapa kasus juga bisa
terjadi lebih awal.

Komplikasi ini dapat membahayakan organ-organ tubuh lainnya seperti ginjal dan hati. Preeklampsia
juga dianggap sebagai kondisi yang paling sering mendahului eklampsia. Eklampsia itu sendiri
merupakan kondisi kehamilan yang disertai kejang akibat tekanan darah tinggi. Jika tidak segera
ditangani, bisa berakibat fatal baik bagi ibu maupun janin yang dikandungnya. Seperti
perkembangan janin yang tidak sempurna, kelahiran premature, hingga kematian.

Kondisi preeklamsia dapat terjadi akibat plasenta janin yang tidak berfungsi dengan baik. Biasanya
plasenta yang tidak berfungsi dengan baik disebabkan oleh kelainan. Selain itu, masalah kesehatan
seperti gizi buruk, kadar lemak tubuh yang tinggi, tidak cukupnya aliran darah ke rahim, dan genetik
mungkin juga bisa menyebabkan preeklamsia. Preeklamsia yang sudah parah dan diikuti kejang
dapat berkembang menjadi eklampsia. Sekitar 6-8 % wanita hamil mengalami preeklampsia dan
biasanya terjadi pada kehamilan pertama.

Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan angka kejadian preeklampsia berkisar
antara 0,51% - 38,4 %, sedangkan angka kejadian di Indonesia sekitar 3,4% - 8,5% (Legawati &
Utama, 2017). Angka kejadian preeklampsia di Indonesia berkisar antara 3-10% dari seluruh
kehamilan (Gloria, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka timbulnya masasalah yang dapat diidentifikasi dari preeklamsia pada ibu
hamil adalah :

1. Mengapa preeklamsia bisa terjadi pada ibu hamil m


2. Apa saja dampak yang dapat timbul dari preeklamsia
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja tindakan yang dapat dilakukan
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya preeklamsia

1.4 manfaat Penulisan

Untuk lebih menambah pemahaman dan wawasan mengenai bahayanya preeklamsia pada ibu hamil
dan dapat mencegah ataupun mengurangi resiko terjadinya angka kematian ataupun cacat yang
dapat di timbulkan karna preeklamsia ini

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian preeklamsia

Preeklampsia adalah kondisi saat kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, terdapat
protein dalam urin. Kondisi ini bisa menyerang 5 hingga 8 persen kehamilan dan muncul setelah usia
kehamilan lebih dari 20 minggu.

Pada kasus ringan, gejala yang dialami biasanya hanya tekanan darah tinggi, retensi air, dan
terdeteksi protein di dalam urine, Sedangkan pada kasus berat, biasanya gejalanya lebih rumit. Ibu
hamil mungkin mengalami sakit kepala, pandangan kabur, tidak bisa melihat cahaya yang terang,
mudah lelah, mual dan muntah, buang air kecil hanya sedikit, nyeri pada perut kanan atas, dan
napas pendek Komplikasi ditandai dengan tekanan darah yang mencapai angka 140/90
mmHg.Biasanya kondisi ini terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu (akhir trimester
kedua sampai trimester ketiga). Pada beberapa kasus juga bisa terjadi lebih awal.

Kondisi preeklamsia dapat terjadi akibat plasenta janin yang tidak berfungsi dengan baik. Biasanya
plasenta yang tidak berfungsi dengan baik disebabkan oleh kelainan. Selain itu, masalah kesehatan
seperti gizi buruk, kadar lemak tubuh yang tinggi, tidak cukupnya aliran darah ke rahim, dan genetik
mungkin juga bisa menyebabkan preeklamsia. Preeklamsia yang sudah parah dan diikuti kejang
dapat berkembang menjadi eklampsia. Preeklampsia dan eklampsia yang terjadi saat atau sesaat
setelah kehamilan dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius bagi ibu, bahkan bisa
mengakibatkan kematian.

Wanita yang memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan berisiko lebih tinggi untuk mengalami
komplikasi kehamilan, kelahiran, dan dalam masa nifas. Dampak buruk ini dapat terjadi pada ibu
maupun janin.

Preeklampsia adalah bentuk komplikasi paling serius ketika ibu mengalami tekanan darah tinggi
selama kehamilan, tetapi bukan berarti penyebabnya adalah hipertensi. Bisa jadi, hal ini adalah
gangguan yang disebabkan oleh kehadiran plasenta.

Awal mulanya, preeklampsia diawali dengan kondisi plasenta abnormal. Plasenta adalah suatu organ
penting untuk pertumbuhan janin dalam kandungan. Plasenta yang tidak normal ini dapat
menyebabkan berbagai masalah yang berhubungan dengan sistem pembuluh darah, kesehatan ibu,
maupun perkembangan janin itu sendiri.

2.2 Penyebab Terjadinya Preeklamsia

Penyebab preeklamsia masih belum diketahui secara pasti. Namun, masalah kesehatan tersebut
dapat dihubungkan kepada beberapa faktor. Para ahli mempercayai bahwa preeklampsia
disebabkan oleh adanya masalah dengan perkembangan plasenta.

Ibu hamil dengan preeklamsia memiliki pembuluh darah yang tidak berfungsi dengan normal, karena
bentuknya yang lebih sempit dan merespons sinyal hormonal secara berbeda. Akibatnya, aliran
darah dapat masuk ke plasenta menjadi terbatas.

Ada beberapa faktor yang diduga memicu terjadinya preeklamsia, yaitu:

 Riwayat penyakit ginjal


 Diabetes
 Hipertensi
 penyakit autoimun
 gangguan darah
 Riwayat preeklamsia sebelumnya
 Proteinuria
 penyakit yang menyertai kehamilan
 berat badan ibu
 usia ibu
 paritas
 kehamilan ganda

Selain itu terdapat beberapa penyebab dari pembuluh darah yang abnormal ini, antara lain:

 Tidak cukupnya aliran darah menuju rahim.


 Kerusakan pada pembuluh darah.
 Masalah pada sistem imunitas.
 Beberapa gen.

2.3 Gejala

Preeklampsia dapat muncul dengan gejala maupun tanpa gejala. Tekanan darah tinggi biasanya
berkembang secara perlahan. Ibu hamil biasanya tidak sadar dan tidak mengetahuinya hingga ia
memeriksakan dirinya dalam kontrol rutin antenatal care, baik ke bidan maupun ke dokter.
Beberapa gejala dan tanda yang dapat muncul pada ibu hamil dengan preeklamsia, antara lain:

 Nyeri kepala.
 Gangguan penglihatan (menjadi buram).
 Nyeri perut kanan atas.
 Mual dan muntah.
 Produksi urine menurun.
 Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah.
 Gangguan fungsi hati.
 Sesak napas.
 Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah.

2.4 Pencegahan Preeklamsia

Tidak ada cara khusus untuk mencegah preeklamsia. Namun, ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan oleh calon ibu dan ibu hamil untuk menurunkan risiko terjadinya preeklamsia, yaitu:

o Melakukan kontrol rutin selama kehamilan


o Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika menderita hipertensi dan diabetes
o Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan
o Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
o Membatasi konsumsi makanan tinggi garam
o Berolahraga rutin, baik sebelum maupun selama hamil
o Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
o Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral sesuai saran dokter

2.5 Diagnosis

Untuk mendiagnosis preeklampsia dapat ditegakkan apabila ada hipertensi baru yang ditemukan
pada usia kehamilan >20 minggu. Saat ini proteinuria tidak menjadi syarat mutlak diagnosis
preeklampsia. Hipertensi yang disertai manifestasi klinis preeklampsia berat dapat ditetapkan
sebagai preeklampsia meskipun tanpa proteinuria.

Preeklampsia diklasifikasikan menjadi preeklampsia dengan atau tanpa gejala berat. Pasien dapat
digolongkan menjadi preeklampsia dengan gejala berat bila memenuhi salah satu parameter gejala
berat. Kriteria diagnosis preeklampsia serta karakteristik preeklampsia dengan gejala berat.

Jika tekanan darah ibu hamil lebih dari 140/90 mmHg pada dua kali pemeriksaan dalam jeda waktu 4
jam, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis preeklamsia.
Pemeriksaan tersebut meliputi:

 Tes urine, untuk mengetahui kadar protein dalam urine


 Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan jumlah trombosit darah
 Ultrasonografi (USG), untuk melihat pertumbuhan janin
 USG Doppler, untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta
 Nonstress test (NST) dengan cardiotocography atau CTG, untuk mengukur detak jantung
janin saat bergerak di dalam kandungan
2.6 Dampak Negatif

a. dampak negatif preeklamsia pada ibu hamil

Dampak preeklampsia juga berpengaruh pada fungsi ginjal ibu. Selain itu, preeklampsia juga bisa
memicu kejang pada ibu hamil, dan ini disebut sebagai eklampsia.
Akan tetapi, bahaya terbesar dari dampak preekmpasia adalah muncul sindrom HELLP (Hemolysis,
Elevated Liver Enzimes and Low Platelet Count) atau hemolisis, peningkatan enzim hati dan jumlah
trombosit yang rendah.
Sindrom HELLP, bersama dengan preeklampsia, mengakibatkan banyak kematian pada ibu terkait
dengan hipertensi.

b. dampak negatif preeklamsia pada janin

Dampak preeklampsia berat akan memberikan risiko berbeda pada tiap janin. Dampak utama pada
janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah dan makanan ke plasenta, hal ini
mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi di dalam kandungan. Janin bisa berisiko lahir cacat
hingga lahir mati, akibat tidak mendapatkan makanan yang cukup.

Penelitian lanjutan juga sudah banyak menunjukkan bahwa preeklampsia pada ibu hamil bisa
membuat bayi berisiko terkena penyakit tertentu. Ini disebabkan karena janin harus bertahan
dengan pasokan nutrisi yang terbatas sewaktu di dalam kandungan. Dalam hal ini, mereka akan
mengubah struktur dan metabolisme mereka secara permanen.

Perubahan ini mungkin akan menjadi penyebab dari sejumlah penyakit di kemudian hari, termasuk
penyakit jantung koroner dan gangguan terkait seperti stroke, diabetes dan hipertensi.

Bayi yang ukuran tubuhnya kecil atau tidak proporsional pada saat lahir, atau yang telah mengalami
perubahan pertumbuhan plasenta, kini diketahui telah memiliki risiko lebih besar untuk mengalami
penyakit jantung koroner, hipertensi dan diabetes non-insulin saat dewasa.

Contoh Kasus :

Ny Nuraira secara spontan di larikan ke ruangan IGD Rumah Sakit Umum Delia karena mengalami
kejang-kejang dirumah. sementara itu Ny Nuraira sedang hamil dengan usia kehamilan 23 Minggu
dengan tekanan darah yang tinggi

Anamnesa

Nama : Ny Nuraira

tanggal lahir : 25 September 1998

Umur : 24 tahun

Nama suami : Herianto

Alamat

Hamil anak : pertama

HPHT : 14 November 2021


Riwayat persalinan : -

DJJ : 142 × /menit

Usia kehamilan : 23 minggu

Klu : Demam,tekanan darah tinggi, lemas

Vital sign

TD : 160/90 mmHg

Suhu : 38,2 °C

Pernafasan : 16 x/menit

Nadi : 92 x/menit

Terapi yang diberikan : memberi cairan RL,

Masuk tanggal : Rabu, 14 September 2022

Resiko yang dapat terjadi

Diagnosa : Hipertensi

Berat badan : 72 kg

Tindakan yang dilakukan :


BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

3.2 kritik dan saran


DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/masalah-kehamilan/preeklampsia-adalah-
preeklamsia/

https://fkkmk.ugm.ac.id/mengupas-preeklampsia-pada-ibu-hamil/

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/perdarahan-pervaginam-2

Anda mungkin juga menyukai