Disusun oleh :
Waldi : M.20.02.056
Wandasari : M.20.02.057
Wirahasjuni : M.20.02.058
Wanda Uli : M.20.02.059
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Komplikasi
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Wanda Uli
BAB I
PENDAHUUAN
A. Latar Belakang
Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang
penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.tragedi yang
mencemaskan dalam proses reproduksi salah satunya kematian yang terjadi pada ibu.
Keberadaan seorang ibu adalah tonggak untuk keluarga sejahtera. Untuk itu Indonesia
sehingga tercapai pembangunan masyarakat sejahtera. MDGs adalah hasil kesepakatan negara-
negara yang bertujuan mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat yang berisi
Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990 dan 2015 (Depkes, 2013).
Setiap kehamilan memiliki risiko komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi
sehingga WHO (World Health Organization) menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan di
fasilitas kesehatan minimal empat kali yaitu satu kali kunjungan pada trimester I sebelum usia
kehamilan 14 minggu, satu kali pada trimester II usia kehamilan 14-28 minggu, dua kali pada
trimester III usia kehamilan 28-36 minggu (Marmi, 2011). Risiko yang dapat terjadi dalam
kehamilan salah satunya yaitu terlalu muda untuk hamil, terlalu tua untuk hamil > 35 tahun,
terlalu dekat atau jauh jarak kehamilan dan terlalu banyak anak atau sering di kenal dengan 4
Terlalu (Sari dkk, 2014). Umur ibu yang terlalu tua dapat berdampak pada kehamilan, persalinan
dan bayi. Ibu hamil usia di atas 35 tahun dapat menimbulkan penyakit penyerta seperti diabetes,
jantung dan tekanan darah tinggi. Komplikasi tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadi
cacat kromosom seperti down syndrome pada bayi, menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi
(Rusli dkk, 2011). Usia yang terlalu tua dan jarak kehamilan yang terlalu jauh menimbulkan
risiko pada saat persalinan yaitu perdarahan post partum yang disebabkan otot-otot rahim yang
lentur sehingga pada saat kembali mengkerut dapat terjadi gangguan yang berisiko terjadi
Hemorargi Post Partum (HPP) dan persalinan menjadi lama. Terjadi masalah psikis yang
disebabkan karena terlalu jauh jarak persalinan yang dialami ibu sehingga lupa bagaimana cara
menghadapi kehamilan, persalinan dan dapat menimbulkan stress baru bagi ibu (Moedjiarto,
2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, tentang Komplikasi dan pengakit kehamilan maka
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Hal itu bisa melibatkan kesehatan ibu, kesehatan bayi atau keduanya. Beberapa wanita hamil
memiliki masalah kesehatan yang muncul semaka kehamilan, sedangkan ada juga beberapa
wanita yang memiliki masalah kesehatan sebelum hamil yang bisa berujung pada komplikasi
selama kehamilan.
Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mendapatkan perawatan kesehatan sebelum
Berikut ini komplikasi paling umum yang dialami wanita selama kehamilan:
a. Anemia
Anemia merupakan kondisi ketika tubuh memiliki jumlah sel darah merah sehat
yang lebih rendah dari jumlah normal. Wanita hamil yang mengalami anemia mungkin
akan merasa lelah dan lemah. Namun, kondisi tersebut bisa diatasi dengan mengobati
penyebabnya, serta dibantu dengan mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat.
Tekanan darah tinggi terjadi ketika arteri yang membawa darah dari jantung ke organ
dan plasenta menyempit. Kondisi tersebut bisa menempatkan ibu dan bayinya pada risiko
gestasional.
Wanita hamil dengan tekanan darah tinggi juga berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi
sebelum waktunya atau persalinan prematur, melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah,
Oleh karena itu, penting untuk membicarakan masalah tekanan darah dengan dokter
kandungan ibu sebelum hamil, sehingga tindakan penanganan dan kontrol yang tepat terhadap
tekanan darah ibu bisa dilakukan sebelum kehamilan. Mengonsumsi obat untuk tekanan darah
c. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional terjadi ketika seorang wanita yang tidak mengidap diabetes sebelum
kehamilan menyebabkan tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk menjaga kadar gula
darah tetap stabil, atau tidak menggunakannya secara normal. Akibatnya, glukosa bisa
Menerapkan pola makan yang sehat dan mengikuti rencana perawatan yang dianjurkan oleh
dokter kandungan adalah cara terbaik untuk mengurangi atau mencegah masalah yang terkait
dengan diabetes selama kehamilan. Pasalnya, bila tidak dikontrol, diabetes gestasional bisa
menyebabkan preeklamsia dan melahirkan bayi yang besar yang meningkatkan risiko kelahiran
sesar.
d. Preeklamsia
Preeklamsia adalah komplikasi serius yang bisa mengakibatkan kelahiran prematur dan
kematian. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa wanita yang berisiko
lebih tinggi untuk mengalaminya, seperti wanita yang berusia 35 tahun ke atas, memiliki riwayat
preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, memiliki kondisi medis tertentu (diabetes, tekanan
darah tinggi, dan penyakit ginjal), hamil dua atau lebih anak.
e. Persalinan Prematur
Persalinan prematur terjadi ketika seorang wanita melahirkan sebelum minggu ke-37
kehamilan. Persalinan tersebut terjadi sebelum organ bayi, seperti paru-paru dan otak, selesai
menganjurkan ibu untuk beristirahat total di tempat tidur agar bayi tidak lahir terlalu dini.
f. Keguguran
antara wanita sehat akan berakhir dengan keguguran. Terkadang, hal ini bisa terjadi bahkan
sebelum seorang wanita menyadari kehamilannya. Dalam kebanyakan kasus, keguguran tidak
bisa dicegah.
Kehilangan kehamilan setelah minggu ke-20 kehamilan disebut lahir mati. Sering kali
penyebabnya tidak diketahui. Masalah yang bisa menyebabkan bayi lahir mati, antara lain
adanya masalah dengan plasenta, masalah kesehatan kronis pada ibu, dan infeksi.
g. Infeksi
Selama kehamilan, bayi dalam perut ibu terlindungi dari banyak penyakit, seperti flu biasa
atau sakit perut. Namun, beberapa infeksi bisa berbahaya bagi ibu, bayi, atau keduanya. Infeksi
HIV, virus hepatitis, penyakit menular seksual dan tuberkulosis bisa berdampak buruk pada
kehamilan dan mungkin memberikan konsekuensi serius bagi ibu, hasil kehamilannya dan
bayinya.
Oleh karena itu, melakukan skrining dan mengobati infeksi tersebut sedini mungkin dan
mendapatkan vaksinasi terhadap virus, seperti hepatitis B dan human papillomavirus penting
B. Prinsip Deteksi Dini Terhadap Kelainan, Komplikasi Dan Penyulit Pada Ibu Hamil
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
di dalam keluarga. Seorang ahli medis menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam
memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam merencanakan penyambutan anggota
keluarga yang baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal.
Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi kehamilan. Setiap kehamilan
dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil
b. melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.
komplikasi.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan / dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal. Ketika seorang ibu mulai
mendapatkan tanda presumtif hamil seperti, amenorhe mual dan muntah mengidam pingsan
Atau ketika dia menemukan tanda mungkin hamil seperti : pembesaran perut tes kehamilan
positif, tanda hegar tanda piscazek tanda pembesaran uterus dan lain-lain diharapkan ibu tersebut
segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan baik itu bidan maupun dokter.
Idealnya wanita yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya
kehamilannya tersebut akan lekas diketahui dan segea dapat diatasi. Oleh karena itu,
setiap wanita hamil sebaiknya melakukan kunjungan antenatal sedikitnya 1 kali pada
yaitu :
a. Anamnesa
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari anamnesa ini
prognosa kehamilan.
2) Anamnesa Keluarga
3) Anamnesa Medik
4) Anamnesa Haid
5) Anamnesa Kebidanan
b. Pemeriksaan Umum
1) Tinggi badan Pada wanita hamil yang pertama kali memeriksakan perlu diukur
tinggi badannya. Seorang wanita hamil yang terlalu pendek, yang tinggi badannya
kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar persalinan
2) Berat badan Pada tiap pemeriksaan wanita hamil baik yang pertama kali atau
ulangan, berat badan perlu ditimbang. Kenaikan berat badan yang mendadak
trimester I berat badan wanita hamil biasanya belum naik bahkan biasanya
karena pertumbuhan janin dan uri berat badan naik sehingga pada akhir
sebelum hamil. Pada trimester terakhir berat badan kurang lebih 0.5 kg seminggu,
bila penambahan berat badan tiap minggu lebih dari 0.5 kg harus diperhatikan
kemungkinan preeklampsi.
trimester terakhir sistolik tidak melebihi 140 mmHg, dan diastolik tidak melebihi
adanya preeklampsi.
4) Pemeriksaan kepala dan leher Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan inspeksi. Pemeriksaan ini meliputi seluruh bagian kepala dan leher.
Jika pada pemeriiksaan mata sklera ikterik dan konjungtiva anemis maka
kemungkinan anemia.
5) Pemeriksaan payudara Pada wanita hamil payudara terlihat besar dan tegang serta
sedikit nyeri. Hal ini karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus dan alveoli payudara. Pemeriksan payudara dengan cara palpasi meliputi
bentuk dan ukuran payudara, putting susu menonjol atau tidak, adanya retraksi,
ginekologi. Pada pemeriksaan ini vulva, vagina dan porsio diperiksa dan dilihat
inspekulo.
Pemeriksan ini ditujukan untuk memeriksa golongan darah, Hb, protein urine, dan
glukosa urine. Pemeriksaan urine pada awal kehamilan bertujuan untuk mengetahui
adanya kehamilan. Selain itu pemeriksaan urin juga bertujuan untuk mengetahui
adanya protein urine dan glukosa urine. Protein dalam urine merupakan hasil
kontaminasi dair vagina atau dari infeksi saluran kencing atau penyakit ginjal. Pada
saat hamil jika dihubungkan dengan hipertensi dan oedem, hal ini akan menjadi tanda
Tujuan tes skrining adalah deteksi dini untuk mengurangi risiko penyakit atau memutuskan
metode pengobatan yang paling efektif. Tes ini tidak masuk dalam kategori diagnostik, tetapi
digunakan untuk mengidentifikasi populasi yang diharuskan untuk menjalani tes tambahan untuk
Tes skrining akan dapat dilakukan dan dipertimbangkan jika terdapat adanya penyakit yang
tinggi dengan potensi konsekuensi yang serius, kondisi penyakit memiliki riwayat alami dengan
tahap laten dengan tanpa adanya gejala. Tidak lupa, pendeteksian bisa bermanfaat dalam
meningkatkan kemungkinan hasil kesehatan yang menguntungkan dalam hal menurunkan angka
1. Pelaksanaan Skrining
Skrining adalah sebuah prosedur tes untuk mengetahui potensi atau gangguan kesehatan pada
seseorang. Melakukan tes skrining pada orang-orang yang berada dalam kondisi sehat untuk
mengambil sampel penyakit tanpa gejala dapat bermanfaat jika dilakukan pencegahan dini untuk
meningkatkan prognosisnya. Tes ini juga bermanfaat bagi masyarakat luas jika identifikasi
Lalu, kapan tes skrining ini dapat dilakukan? Berikut beberapa kondisi yang bisa menjadi
Perlu diketahui, bahwa tes skrining ini harus dapat diterima oleh publik, sederhana, mudah
diterapkan, dan memiliki hasil yang akurat serta dapat dipertanggujawabkan. Dalam kaitannya
dengan diagnosis, penyakit harus dapat diobati dengan perawatan yang tersedia. Tak boleh lupa,
pengobatan sejak dini yang dilakukan harus memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan pengobatan pasien yang memiliki gejala terhadap penyakit yang diidapnya.
Jika diperlukan, kelak ada pemeriksaan skrining lanjutan. Pasalnya skrining satu kali
disinyalir memiliki hasil yang terbatas, karena hanya sebagian kecil - seringkali mereka yang
berisiko yang dilakukan pemeriksaan. Skrining dapat mengambil sampel orang-orang dalam
populasi yang baru saja terindikasi penyakit pada waktu tertentu untuk memeriksa kondisi lebih
lanjut.
Pemeriksaan lanjutan pada interval yang ditentukan memiliki keuntungan yang lebih besar,
karena mencakup lebih banyak populasi yang berisiko, termasuk pula orang-orang yang
2. Jenis Skrining
Setidaknya, ada dua jenis skrining yang dapat dilakukan untuk mengetahui potensi atau
a. Skrining untuk Preventif Primer - skrining riwayat kesehatan merupakan bentuk deteksi
dini untuk penyakit yang berdampak biaya besar dan menjadi fokus pengendalian
riwayat kesehatan dan deteksi kanker) deteksi kanker merupakan bentuk deteksi dini
untuk penyakit
pemeriksaan urin (air seni), pemeriksaan tinja, dan pemeriksaan tekanan darah. Jika dokter
curiga bahwa Anda telah terjangkit suatu penyakit, maka pemeriksaan lanjutan untuk
Bagi Anda yang memilih untuk diperiksa terhadap kemungkinan berbagai jenis penyakit
yang sering terjadi, pemeriksaan dapat berlangsung selama sehari penuh. Dokter yang telah
menegakkan diagnosa akan mendiskusikan hasil tersebut dengan Anda dalam konsultasi lanjutan
(follow-up consultation)
4. Kategori Skrining
Skrining adalah serangkaian tes untuk mengetahui potensi dan gangguan kesehatan
seseorang. Pada dasarnya, skrining memiliki tiga kategori pemeriksaan yang perlu diketahui, di
antaranya adalah:
a. Cocok untuk Skrining Tingkat Populasi Tes ini dilakukan jika ada bukti yang kuat bahwa
skrining terbukti efektif secara klinis dan hemat biaya untuk digunakan untuk
pemeriksaan dalam tingkatan populasi. Biasanya, kategori ini hanya berlaku untuk
b. Cocok untuk Keputusan Tingkat Individu Tes ini dilakukan jika manfaat yang diberikan
tidak melebihi risiko ada tingkatan populasi, tetapi tes bermanfaat untuk populasi yang
berisiko tinggi. Selain itu, bisa juga karena beberapa bukti bahwa tes skrining efektif,
dilakukan jika tidak ada bukti yang cukup kuat untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan kegunaan tes tersebut. Selain itu, bisa juga ada bukti kuat yang menyatakan
bahwa tes skrining tidak efektif, atau bahwa tes ini akan merugikan jika dilakukan.
depan, anggota baru yang mungil akan menambah semarak suasana keluarga. Saat ibu mulai
hamil, gangguan kesehatan saat kehamilan dapat terjadi, maka waspadalah terhadap komplikasi
Komplikasi atau gangguan yang terjadi pada masa kehamilan tiga bulan pertama adalah:
a. Abortus
Abortus adalah keluarnya janin dengan tidak disengaja, sebelum masa melahirkan. Dalam
bahasa awam, abortus biasa dikenal dengan sebutan keguguran. Keguguran dapat terjadi
karena adanya kelainan kromosom sel telur. Tanda-tanda keguguran adalah adanya bercak
darah. Jika hal ini terjadi, hendaknya calon ibu cepat-cepat memeriksakan diri ke dokter atau
b. Hiperemesis Gravidium
Yaitu keadaan dimana ibu hamil muda mengalami mual dan muntah secara berlebihan.
Penyebabnya adalah terjadi perubahan metabolisme tubuh pada ibu, berkaitan dengan
kehamilan tersebut. Kelainan ini juga disebabkan oleh faktor psikologis. Misalnya, takut
menghadapi proses persalinan, masalah hubungan yang kurang harmonis dengan pasangan,
atau rasa takut memikul tanggung jawab dengan hadirnya buah hati. Gejala kelainan ini
adalah mual dan muntah yang terus menerus. Napsu makan sangat rendah, sehingga ibu
hamil sangat lemah. Bahkan, sampai harus rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan
c. Mola Hidatidosa
Komplikasi kehamilan pada trimester 1 yang selanjutnya adalah mola hidatidosa. Dalam
bahasa awam disebut hamil anggur. Pada kelainan ini, ibu mengalami gejala yang sama
dengan hamil biasa. Mual, muntah, dan napsu makan berkurang. Namun, bila dicek, di dalam
rahim tidak terdapat janin. Karena itu, detak jantung janin juga tidak terdengar. Sesuai
dengan namanya, mola (anggur), yang terdapat di janin hanya gelembung-gelembung kecil
Tanda-tanda kelainan pada kehamilan ini adalah pendarahan yang terjadi secara terus
pengawasan dokter hingga dinyatakan benar-benar sehat kembali. Sebab, mola hidatidosa
d. Kehamilan Ektopik
Disebut juga dengan kehamilan di luar kandungan. Pada kelainan ini, sel telur yang sudah
dibuahi tidak melekat di tempat seharusnya yaitu di rahim, tetapi melekat di tempat lain.
Misalnya, di saluran telur, leher rahim, atau di rongga perut. Kehamilan ektopik ini
disebabkan karena adanya infeksi di saluran falopi. Gejalanya adalah, ibu mengalami sakit
Itulah komplikasi kehamilan pada trimester 1 yang mungkin terjadi, Namun, ibu hamil
tidak perlu khawatir banyak tips kehamilan yang bisa didapatkan untuk informasi. Jika rutin
memeriksakan diri ke dokter, komplikasi tersebut dapat dicegah. Ketika mengalami gejala
yang sama, segera hubungi dokter kandungan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Trimester kedua dimulai saat kehamilan memasuki usia 13 minggu. Masa ini dikenal
sebagai masa yang paling nyaman bagi ibu hamil. Rasa mual sudah berkurang. Ibu pun dapat
melakukan aktivitas dengan baik. Namun, ada komplikasi kehamilan pada trimester 2 yang
a. Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual dan muntah sudah
berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun, ketika hal ini masih terjadi,
(preeklamsia). Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas
dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan
b. Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau radang gusi.
Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar hormon progesteron
yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitif ketika
terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan juga akan terjadi,
terutama jika rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak.
c. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering lapar, haus,
sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila menemui tanda-tanda
itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal juga menjadi
d. Stretch Mark
Tanda ini berupa garis-garis yang terdapat pada tubuh. Ibu hamil akan mengalami
gangguan stretch mark pada kulit, dan biasanya membuatnya risih karena mengurangi
kemulusan kulit. Parahnya, stretch mark akan semakin jelas ketika rahim semakin besar.
Warna garis-garis pada kulit ini berbeda-beda, tergantung warna kulit masing-masing.
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin. Namun, kelainan ini
Bagaimama pun, komplikasi kehamilan pada trimester 2 dapat diatasi. Asalkan, ibu hamil
Pada usia kehamilan mencapai 28 minggu, ibu hamil tiba pada trimester tiga. Di masa ini, ibu
hamil sudah harus menyiapkan segala keperluan persalinan. Selain itu, tentu saja ibu hamil tetap
a. Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga. Plasenta previa
adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini terjadi, ibu hamil akan
mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang terjadi secara perlahan-lahan, ada
juga yang secara tiba-tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan lemas.
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi karena ibu
hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala tersebut hilang dengan
sendirinya setelah beristirahat. Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil di
trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat. Rasa sakit ini tidak hilang
meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala ini adalah tanda preeklamsia.
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah bengkaknya anggota
tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa terjadi pada ibu hamil. Namun,
atau dalam bahasa medisnya disebut edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di
dalam tubuh. Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang
menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau
anemia.
d. Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang hamil tua.
Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya ketuban dapat
disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta.
Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila mengalami kejadian ini, harus
segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban sangat penting dalam proses
persalinan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya, disebabkan karena berbagai hal.
Pertama, karena selaput ketuban kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau
vagina.
Ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga, sebaiknya ibu hamil lebih waspada.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang
penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.
Hal itu bisa melibatkan kesehatan ibu, kesehatan bayi atau keduanya. Beberapa wanita hamil
memiliki masalah kesehatan yang muncul semaka kehamilan, sedangkan ada juga beberapa
wanita yang memiliki masalah kesehatan sebelum hamil yang bisa berujung pada komplikasi
selama kehamilan.
Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mendapatkan perawatan kesehatan sebelum dan
B. Saran
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan / dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal. Ketika seorang ibu mulai
mendapatkan tanda presumtif hamil seperti, amenorhe mual dan muntah mengidam pingsan