Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DOSEN PENGAMPU: Reni Yuli Astutik, SST., M. Kes

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Nama NIM
Elmauswatun Hasanah 2281A0304
Irma Rahmayanti 2281A0368
Melati 2281A0315
Nurmala Sari 2281A0312
Nur Salwa Akum 2281A0373
Salsabilatuz Zahro Aprilia 2281A0333
Sri Wahyuni 2281A0346
Winnawati 2281A0333

Program studi S1 Kebidanan


Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut ilmu kesehatan strada Indonesia
Tahun 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga. Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas ini dapat

diselesaikan. Penyusunan laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Asuhan Kebidanan Komunitas Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan

dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehtanan Strada Indonesia.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini,

sehingga saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan Laporan Kasus

ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Kediri , Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................i

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftra Isi.....................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan....................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

BAB II Tinjauan Pustaka...........................................................................................3

A. Ibu Hamil Dengan Preeklamsi.......................................................................3

B. Dampak Preeklamsi.......................................................................................5

C. Penatallaksanaan Preeklamsi.........................................................................6

BAB III Penutup

A. Kesimpulan....................................................................................................8

B. Saran...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa yang membahagiakan bagi ibu, suami dan keluarga.

Kehamilan yang sehat merupakan dambaan setiap keluarga. Kondisi kehamilan yang

sehat dan tanpa masalah ini akan membantu ibu dan bayi dalam keadaan sejahtera dan

bahagia. Tetapi ada beberapa kondisi kehamilan yang beresiko sehingga memerlukan

perhatian dari ibu, keluarga dan petugas kesehatan. Kondisi kehamilan yang beresiko

atau terdapat komplikasi salah satunya adalah tekanan darah tinggi yang meningkat

selama kehamilan yang disebut preeklamsia. Hipertensi kehamilan yang diikuti kejang

disebut eklamsia. Preeklamsia yang tidak mendapatkan perawatan dan penanganan

dengan tepat dapat membahayakan kondisi ibu dan janin, salah satunya kematian ibu.

Bahkan preeklamsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di semua

Negara. Mengingat dampaknya yang dapat membahayakan ibu dan janin, maka

pengetahuan ibu, keluarga dan masyarakat tentang preeklamsia sangat penting.

Permasalahan kesehatan ibu hamil dan janinnya dapat mempengaruhi AKI (angka

kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi) yang merupakan salah satu indicator

keberhasilan kesehatan nasional. Pemahaman ibu hamil yang kurang dapat menjadi salah

satu kendala dalam mensukseskan SDGs.

Rencana pembanunan jangka Panjang nasiona tahun 2005-2025 sudah

menempatkan AKI dan AKB menjadi indicator derajat Kesehatan serta keberhasilan

penyelenggaraan pembangunan Kesehatan.(R. K. Kemenkes, 2018)

1
Prevelasi preeklamsi di negara maju adalah 1,3%-6%, sedangkan dinegara

berkembang adaah 1,8%- 18%. Insiden preekamsi diindonesia sendiri adalah

128.273/tahun atau sekitas 5,3% (R. K. Kemenkes, 2018). Secara globa preeklamsi juga

masih merupakan masalah, 10% ibu hamil secara global mengalami preeklamsi, dan

menjadi penyebab 76.000 kematian ibu dan 500.000 kematian bayi setiap tahunnya (R.

Kemenkes, 2021).

Dengan masih tingginya angka terjadinya preeklamsi di Indonesia atau secara

global. Banak factor yang mungkin bertindak sebagai penyebab terjadinya preekamsi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Preeklamsia Pada Ibu Hamil (Kurniawati et al., 2020)

1. Pengertian

Preeklamsia merupakan salah satu kondisi beresiko pada ibu hamil. Preeklamsia

merupakan darah tinggi atau hipertensi yang terjadi pada ibu hamil setelah usia

kehamilan 20 minggu (>20 minggu). Namun demikian preeklamsia dapat terjadi di

masa kehamilan, persalinan maupun setelah persalinan atau masa nifas. Pada

preeklamsia tidak terjadi kejang, namun jika hipertensi kehamilan diikuti kejang,

maka dinamakan eklamsia.

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan protein

urine yang timbul selama kehamilan. Preeklamsi merupakan kompikasi kehamilan

berpotensi bahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Permasaahan ini bukan

hanya karena preeklamsi berdampak Ketika ibu hamildan melahirkan namun juga

mengakibatkan masalah pasca bersalin akibat disfungsi endotel diberbagai organ (Lili

Rahmawati, 2022)

2. Penyebab

Preeklamsia sampai saat ini belum diketahui penyebab pastinya. Beberapa hal

yang menjadi factor resiko terjadinya preeklamsia pada ibu hamil adalah :

a. Riwayat preeklamsia sebelumnya

b. Biasanya terjadi pada kehamilan anak pertama

c. Ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun

d. Ibu yang obesitas

3
e. Kehamilan kembar

f. Ibu hamil dengan diabetes mellitus

g. Ibu hamil dengan hipertensi

h. Reaksi imun yang tidak adaptif/abnormal antara jaringan ibu, plasenta dan janin

3. Tanda dan Gejala

Preeklamsia pada ibu hamil mempunyai tanda gejala yang khas yaitu :

a. Tekanan darah meningkat yaitu lebih dari 140/90 mmHg

b. Peningkatan berat badan saat hamil melebihi normal atau bengkak yang tidak

wajar, bengkak yang mendadak dan meluas, bengkak tidak hilang dengan

mengistirahatkan kaki, bengkak bias terjadi pada anggota gerak (tangan atau kaki)

atau wajah

c. Pemeriksaan kencing di laboratorium ditemukan adanya zat protein dalam urine

Secara umum preeklamsia dibagi menjadi :

a. Preeklamsia ringan

Preeklamsia ringan ditandai dengan : tekanan darah lebih dari 140/90

mmHg selama satu minggu atau lebih, pemeriksaan air kencing menunjukkan

jumlah protein lebih 300 mg atau proteinurin 1+, tidak ada keluhan sakit kepala

yang berat, pandangan tidak kabur.

b. Preklamsia berat

Preeklamsia berat ditandai apabila tekanan darah > 160/110 mmHg, hasil

pemeriksaan air kencing > 5gr / > 3+, air kencing sedikit (kurang dari 400-500 ml

/ 24 jam), pusing/sakit kepala terus menerus, pandangan kabur/seperti bintik-

4
bintik didepan mata, nyeri di ulu hati, mual muntah, sesak nafas, janin kecil atau

tidak berkembang dengan baik, adanya masalah pada hati.

Pembagian preeklamsia menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua

penyakit yang jelas berbeda, sebab sering kali ditemukan penderita dengan

preeklamsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma.

B. Dampak Preeklamsia

1. Dampak Preeklamsia pada Ibu Hamil

Preeklamsia akan berdampak pada kesehatan ibu saat hamil dan kesehatan janin.

Preeklamsia menyebabkan masalah pada fisik dan kesehatan psikologis pada ibu

hamil. Dampak pada kesehatan fisik yang dirasakan ibu adalah :

a. Ari-ari / plasenta lepas atau terputus saat bersalin

b. Pandangan kabur hingga buta

c. Perdarahan pada hati

d. Perdarahan saat melahirkan

e. Kejang hingga stroke

f. Gagal jantung

g. Tidak sadar, koma

h. Hingga kematian

Sedangkan dampak pada kesehatan psikologis ibu hamil dapat berupa :

a. Cemas atau mudah khawatir

b. Kualitas tidur menurun

5
c. Stress dan mudah marah

Gangguan psikologis ini secara tidak langsung dapat memperberat hipertensi dan

gejala fisik lain pada ibu hamil dengan preeklamsia.

2. Dampak Preeklamsia pada Bayi

Preeklamsia juga dapat mengancam kondisi janin dalam kandungan karena janin

bergantung pada ibu melalui saluran pembuluh darah di dalam rahim. Dampak

preeklamsia pada janin atau bayi yang dilahirkan adalah :

a. Berat janin lebih kecil dari janin pada kondisi normal

b. Melahirkan sebelum waktunya

c. Janin meninggal dalam kandungan

B. Penanganan Preeklamsia

Penanganan preeklamsia dilakukan dengan dua pendekatan pengobatan, yaitu

tindakan medis konvensional dan tindakan secara holistic modern. Tindakan medis

konvensional merupakan pengobatan yang dilakukan dengan melihat derajat keparahan

preeklamsia dan seberapa dekat tanggal perkiraan kelahiran.

1. Penanganan Preeklamsia Ringan

Ibu hamil dengan preeklamsia ringan harus dirawat baik di rumah maupun di

rumah sakit, sehingga membutuhkan dukungan dan suppot dari anggota keluarga dan

tenaga kesehatan. Penanganan di rumah biasanya pemantauan tekanan darah harian,

pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan darah oleh petugas. Ibu dan keluarga

dianjurkan melapor ke petugas jika dirasakan nyeri kepala atau gejala lain yang tidak

kunjung reda dengan obat yang diberikan. Ibu juga dianjurkan untuk tirah baring, dan

6
tidur dengan posisi miring kiri. Namun apabila usia kehamilan sudah cukup bulan dan

janin matur (bayi sudah cukup berkembang) induksi persalinan harus dilakukan.

Apabila ibu mengalami preeklamsia sedang, sementara bayi belum berkembang

dengan sempurna maka dokter akan menyarankan ibu melakukan beberapa hal seperti

: istirahat, berbaring pada sisi kiri tubuh, sering melakukan pemeriksaan sebelum

kelahiran, mengurangi konsumsi garam, minum 8 gelas air putih per hari. Dokter pun

akan menyarankan ibu untuk mengkonsumsi beberapa jenis obat tertentu atau

melakukan terapi tertentu. Salah satunya konsumsi aspirin dengan dosis rendah yang

diberikan pada usia kandungan 12 minggu atau lebih. Namun, perlu diingat ibu hamil

tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan tanpa konsultasi dengan dokter atau

tenaga medis lain.

2. Penanganan Preeklamsia Berat

Wanita hamil dengan preeklamsia berat harus dirawat di rumah sakit. Pada

preeklamsia berat, biasanya dokter akan mengobati dengan memberikan obat untuk

menurunkan tekanan darah sampai perkembangan bayi cukup untuk dapat dilahirkan

dengan selamat.

Sementara itu, penanganan dengan pendekaan holistic modern biasanya dengan

menyarankan ibu melakukan tindakan preventif dan perawatan yang dapat dilakukan

mandiri yang dibantu oleh keluarga dan tenaga kesehatan.

7
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang

ditandai dengan tekanan darah tinggi. Kondisi ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan

mencapai 20 minggu. Dengan masih tingginya angka terjadinya preeklamsia di Indonesia

dampaknya yang dapat membahayakan ibu dan janin, maka pengetahuan ibu, keluarga

dan masyarakat tentang preeklamsia sangat penting.

2. Saran

Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat memahami berbagai hal

mengenai ibu hamil dengan preeklamsia, baik mengenai preeklamsia itu sendiri maupun

bagaimana memberikan perawatan ibu hamil dengan preeklamsia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, R. (2021). Pmk 21 Tahun 2021. 1–184.


Kemenkes, R. K. (2018). klasifikasi-hipertensi.
Kurniawati, D., Septiyono, E. A., & Sari, R. (2020). Preeklampsia dan Perawatannya.
Lili Rahmawati. (2022). LITERATURE REVIEW : FAKTOR-FAKTOR RISIKO
TERJADINYA Pendahuluan. Journal of Borneo Holistic Health, 55(2), 122–132.

Anda mungkin juga menyukai