DISUSUN OLEH :
Novi Trianto
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ASPEK IBU HAMIL
DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN (HDK) PRE EKLAMSIA ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
Pengampu Bunda Ns. Nurmukhoromatis, S. Kep, M. Kep pada mata kuliah Keperawatan
Maternitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Askep ibu
hamil dengan hipertensi dalam kehamilan (HDK) pre eklamsia bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu bunda Ns. Nurmukhoromatis,
S. Kep, M. Kep, selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi ebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................6
2.1 Pengertian Preeklamsia..........................................................................................................6
2.2 Ciri-ciri preekamsia................................................................................................................6
2.3 Faktor resiko..........................................................................................................................7
2.4 Penyebab dan gejala preeklamsia..........................................................................................8
2.5 askep
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada
maternal dan neonatal di seluruh dunia. Preeklampsia adalah hipertensi (tekanan darah sistolik >
140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg) disertai proteinuria (> 30 mg/liter urin atau > 300 mg/24
jam) dan terjadi sesudah usia kehamilan lebih dari 20 minggu, dimana pada preeklampsia terjadi
gangguan berbagai sistem yang mempengaruhi fungsi vaskuler ibu dan pertumbuhan janin
(Padmini 2011).
Penyebab preeklampsia tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan banyak
faktor yang menyebabkan penyakit preeklampsi dan eklampsi (multiple causation). Riwayat
Preeklampsi, status sosial ekonomi, paritas, Diabetes Mellitus, mola hidatidosa, kehamilan
ganda, hidrops fetalis,
Etiologi preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti. Sehingga langkah
pencegahan dan alat skrining kurang, perawatan diarahkan pada manajemen manifestasi klinis
yang jelas, dan persalinan tetap menjadi terapi pilihan (Mandy, 2010). Preeklampsia merupakan
satu dari tiga penyebab utama kematian ibu didunia. Preeklampsia menyebabkan kegagalan
beberapa organ. Salah satu penyebab preeklampsia yaitu adanya gangguan plasentasi. Banyak
penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi beberapa faktor risiko preeklampsia yaitu
primigravida, obesitas, diabetes, hipertensi dan multiparitas. Dan beberapa penelitian
menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi pada preeklampsia early onset
dibandingkan dengan late onset (Adisorn,2013).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan preeklamsia ?
1.3 Tujuan
1.3.1. Unttuk mengetahui pengertian preeklamsia.
1.4 Manfaat
Untuk mendapat pengetahuan tentang penyakit preeklamsia dan bagaimana pencegahan
serta bagaimana diet penderita preeklamsia.
BAB II
PEMBAHASAN
Preeklamsia adalah tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan. Masalah kesehatan
serius ini biasanya berkembang setelah minggu ke-20 kehamilan. Penyebab utama terjadinya komplikasi
preeklampsia pada ibu hamil adalah terjadinya gangguan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
plasenta. Kondisi ini menyebabkan terganggunya sirkulasi darah menuju ke tubuh ibu dan janin.
A. Ciri-ciri preekamsia
Ciri-ciri preeklampsia lainnya dilansir dari WebMD termasuk:
Kelebihan protein urine pada ibu hamil (proteinuria) atau tanda-tanda lain masalah ginjal.
Sakit kepala parah.
Gangguan penglihatan, termasuk melemahnya daya penglihatan sementara, penglihatan
kabur atau sensitivitas cahaya.
Nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan.
Mual atau muntah.
Pengeluaran urine menurun.
Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia).
Gangguan fungsi hati.
Sesak napas, yang disebabkan oleh cairan dalam paru-paru.
Kenaikan berat badan secara tiba-tiba dan pembengkakan (edema) khususnya di wajah
dan tangan sering kali menyertai preeklampsia. Tapi ciri ini juga terjadi pada kebanyakan
kehamilan normal, sehingga tidak bisa dianggap gejala utama preeklamsia.
Preeklampsia dapat terjadi sedini 20 minggu setelah kehamilan, tetapi itu jarang terjadi.
Gejala sering dimulai setelah 34 minggu dan dalam beberapa kasus, gejala berkembang setelah
lahir, biasanya dalam 48 jam setelah melahirkan dan cenderung menghilang dengan sendirinya.
B. Faktor resiko
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seorang ibu hamil alami
preeklamsia, antara lain:
Penyebab dari preeklamsia dapat dihubungkan kepada beberapa faktor. Para ahli
mempercayai bahwa preeklampsia disebabkan oleh plasenta. Ibu hamil dengan preeklamsia
memiliki pembuluh darah yang tidak berfungsi dengan normal, akibat bentuknya yang lebih
sempit dan memiliki reaksi terhadap hormon yang berbeda, sehingga menyebabkan aliran darah
dapat masuk ke plasenta menjadi terbatas.
Preeklampsia dapat muncul dengan gejala maupun tanpa gejala. Tekanan darah tinggi
biasanya muncul secara perlahan-lahan, sehingga ibu hamil biasanya tidak sadar dan tidak
mengetahuinya hingga ia memeriksakan dirinya dalam kontrol rutin antenatal care baik ke bidan
maupun ke dokter. Beberapa gejala dan tanda yang dapat muncul pada ibu hamil dengan
preeklamsia, antara lain:
Nyeri kepala.
Gangguan penglihatan (menjadi buram).
Nyeri perut kanan atas.
Mual dan muntah.
Produksi urin menurun.
Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah.
Gangguan fungsi hepar.
Sesak napas.
D. Pencegahan preeklamsia.
2. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum diketahui secara
jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan
dikelompokkan dalam faktor risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,diabetes melitus, hidrops
fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. obesitas
3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan terjadinya hipertensi
dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina
dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta
dan memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis
dan artrei basalis memberi cabang arteri spiralis. Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas
ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga
terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan terjadi karena adanya
vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan
karakteristik terjadinyahipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya
segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja vasospastik tersebut merusak
pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di area
tempat terjadinya pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh darah,
trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan dilepaskan ke dalam interendotelium.
Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin, dan akan
mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat
secara klinis sebagai edema (Reeder, 2011).
4. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi dalam kehamilan
adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi.
1. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
2. dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
3. prematur.
4. Mengalami hipertensi diberbagai level.
5. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
6. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
7. refleksia mungkin akan terjadi.
8. Berpotensi gagal hati.
9. kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
10. meningkatnya enzim hati.
11. jumlah trombosit menurun.
5. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine aminotransferase atau
meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit abnormal, karena
gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
6. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada pasien
dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan gejala
klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena
kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju
jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah,
meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga
dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing,
gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam
suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi,
pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,
pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal.
7. Komplikasi
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan
janin.Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platellet count).
h. Ablasio retina.
Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
dang
Pengkajian
a. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan meliputi :
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan, suku bangsa,
pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati/ nyeri
epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan
terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai riwayat
preeklampsia dan eklampsia pada milan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan
obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
3) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu hamil primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah darah sistol diatas 140
mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut nadi yang meningkat,
bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu
yang mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan
suhu.
BB: Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau
sebanyak 3 kg dalam 1 bulan
Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih dan
pada ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtivasub anemis, dan bisa
juga ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu penglihatan kabur.
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunnyi jantung janin yang
tidak teratur dan gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa ditemukan edema pada
kaki dan tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiper refleksia, klonus
pada kaki
Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria dan proteinuria,
yaitu pada ibu hami dengan preeklampsia
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut mengalami proteinuria atau
tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
2. Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus, pernapasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dengan golongan ekonomi
rendah, karena mereka kurang
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam kondisi yang labil dan
mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam
kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut
untuk melahirka
Diagnosis keperawatan
diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranya adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang suplai oksigen ke
jaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi sensori)
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Rencana keperawatan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya
disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi
endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi
spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia
kehamilan diatas 20 minggu.
3.2 Saran
Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20
minggu atau setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90
mmHg. Oleh karena itu perlu menjaga pola makan dengan mengurangi garam selama kehamilan,
minum air 6-8 gelas per hari, isrirahat yang cukup serta olaraga teratur.
DAFTAR PUSTAKA
https://nanangadress.blogspot.com/2017/12/makalah-kematian-sel-dan-jaringan.html
http://yunitaekawati.blogspot.com/2015/01/makalah-tahap-kematianjaringan-
dan.html?m=1
https://images.app.goo.gl/HzS5qvwBJ7oUiwKp6
http://kebengen.blogspot.com/2013/08/makalah-mekanisme-kematian-jaringan-dan.html?
m=1
12