Anda di halaman 1dari 25

1

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN MELIPAT KERTAS ORIGAMI

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 tahun)

Dosen Pengampu:

Ns. Titin Aprilatutini,S.Kep, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Andhita Dwi Ramadhanty F0H021121

2. Harnoti Agustina F0H021100

3. Novelia Dwi Putri F0H021096

4. Sherly Desri Martiza F0H021119

5. Rori Nestri Oktavia F0H021104

6. Vela Gustia Sari F0H021091

7. Khairul Anwar F0H021110

8. Tazmania F0H021127

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2022
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Proposal ini tepat pada waktunya yang berjudul “Terapi Bermain Melipat Kertas
Origami pada Anak Usia Pra sekolah”. Proposal ini berisikan tentang perencanaan
terapi bermain yang akan diberikan setiap individu kepada anak usia prasekolah di
rumah sakit.

Diharapkan Proposal ini dapat memberikan informasi kepada kita semua


tentang bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain
Melipat kertas.

Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Proposal ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir.

Bengkulu, September 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................5
C. Sasaran.....................................................................................................5
BAB II DESKRIPSI KASUS..............................................................................6
A. Karakteristik Sasaran.................................................................................6
B. Prinsip Bermain Menurut Teori.................................................................6
C. Karakteristik Permainan..........................................................................10
BAB III SATUAN ACARA BERMAIN..........................................................11
A. Judul Permainan...................................................................................11
B. Deskripsi Permainan.............................................................................11
C. Tujuan Permainan..................................................................................11
D. Keterampilan yang Diperlukan..............................................................11
E. Jenis Permainan..................................................................................12
F. Alat yang Diperlukan...........................................................................12
G. Waktu Pelaksanaan.............................................................................12
H. Sasaran..............................................................................................12
I. Media................................................................................................13
J. Setting Tempat...................................................................................13
K. Strategi Pelaksanaan............................................................................13
L. Proses Bermain...................................................................................15
M. Hal-Hal yang Perlu Diwaspadai...............................................................16
N. Antisipasi Meminimalkan Hambatan....................................................17
O. Kriteria Evaluasi.................................................................................18
BAB IV PELAKSANAAN BERMAIN..........................................................19
A. Waktu.................................................................................................19
B. Proses.................................................................................................19
BAB V PENUTUP.......................................................................................21
Kesimpulan...................................................................................................21
Saran.............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................22
LAMPIRAN CONTOH BENTUK LIPATAN KERTAS..............................23
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia pra sekolah belum mampu membedakan antara


fantasi dan realita. Kecemasan terbesar anak usia pra sekolah adalah
kecemasan akan kerusakan tubuh (Potter dan Perry, 2001). Semua
prosedur atau tindakan keperawatan baik yang menimbulkan nyeri
maupun tidak, keduanya menyebabkan kecemasan bagi anak usia pra
sekolah. Penampilan para staf/perawat dengan baju yang berwarna putih
yang seolah terlihat menakutkan bagi anak (Dora alfiyanti, 2007).

Mempersiapkan anak untuk menghadapi prosedur atau


tindakaan keperawatan akan mengurangi kecemasan, meningkatkan
sikap kooperatif, dan mendukung ketrampilan mereka serta
meningkatkan kognitif dan kerjasama anak. Ada beberapa mekanisme
koping sederhana yang bisa diajarkan misalnya relaksasi, menarik napas,
berhitung, memasase tangan atau menyanyi. Semua teknik tersebut
dapat dimodifikasi dengan aktivitas bermain (Dora alfiyanti, 2007).
Dengan bermain, anak melepaskan ketakutan, kecemasan,
mengekspresikan kemarahan dan permusuhan. Bermain merupakan cara
koping paling efektif untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kooperatif anak dalam prosedur keperawatan (Wong, 2001).
Perawat sebagai care provider atau pemberi asuhan
keperawatan pada anak berperan penting dalam proses penyembuhan
anak dan tumbuh kembangnya. Selain berupaya mengurangi kecemasan
pada anak yang hospitalisasi, perawat juga perlu mengupayakan agar
perkembangan bisa berjalan dengan optimal selama perawatan, yaitu
dengan melaksanakan program terapi bermain dengan memperhatikan
pertimbangan terapi.
5

B. Tujuan
a. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti terapi bermain pada anak dapat mengembangkan rasa
percaya diri dan kemampuan anak.
b. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia pra sekolah
2. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam pemilihan bentuk yang
tepat dalam melipat kertas origami
3. Dapat meningkatkan kemampuan sosial, afektif dan bahasa anak yaitu
berinteraksi sesama teman
4. Mengembangkan kreativitas anak
5. Meningkatkan motivasi anak

C. Sasaran
Anak usia pra sekolah usia 3-5 tahun.
6

BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
Kriteria Inklusi :
1. Anak berusia 3-5 tahun (Usia Pra Sekolah)
2. Keadaan umum anak baik, kesadaran composmentis
3. Anak kooperatif

Kriteria Eksklusi :
1. Anak menolak mengikuti permainan
2. Anak menjalani program terapi saat waktu pelaksanaan terapi bermain

B. Prinsip Bermain Menurut Teori


1. Definisi Bermain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009)
a. Bermain merupakan cara ilmiah bagi seorang anak untuk
mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang awalnya anak
belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami konfik.
b. Menurut Foster dan Pearden bermain didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak secara sungguh- sungguh
sesuai dengan keinginannya sendiri / tanpa paksaan dari orang tua
maupun lingkungan dimana dimaksudkan semata hanya untuk
memperoleh kesenangan dan kepuasan.
c. Dengan bermain seorang anak dapa mengekspresikan pikiran,
perasaan, fantasi, serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan
kreatifitasnya dan beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai sumber
stress.
d. Bermain dapat membuat anak mengungkapkan isi hati melalui kata-
kata ,anak belajar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
objek bermain, waktu, ruang dan orang.
2. Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2009)
7

a. Bermain aktif
Adalah kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka
sendiri, seperti:
a) Bermain mengamati/ menyelidiki (exploratory play) Perhatian anak
pada aat bermain aalah memeriksa alat permainan tersebut. Anak
memperhatikan alat permainan, mengocok- ngocok apakah ada
bunyinya, menium, meraba, menekan dan kadang berusaha untuk
membongkar.
b) Bermain konstruksi (Constuction play)
Pada anak umur 3 tahun misalnya dengan menyusun balok- balok
menjadi rumah- rumahan, dll.
c) Bermain drama (dramatic play)
Misalnya bermain sandiwara boneka,main rumah- rumahan
d) Bermain bola, tali dan sebagainya.
b. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, seperti dengan melihat atau
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah
bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh:
a) Melihat gambar- gambar dibuku/ majalah
b) Mendengarkan cerita atau musik
c) Menonton tv,dll
3. Fungsi bermain terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
(Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009) (Alice Zellawati, 2011)
a. Perkembangan sensori motorik
Permainan akan membantu perkembangan gerak halus dan pergerakkan
kasar anak dengan cara memainkan suatu objek yang sekiranya anak
merasa senang.
b. Perkembangan kognitif
Membantu anak untuk mengenal benda- benda yang ada disekitarnya.
Misalnya mengenalkan anak dengan warna dan bentuk.
c. Kreatifitas
8

Mengembangkan kreatifitas pada anak bisa dengan cara memberikan


balok- balok yang banyak kemudian biarkan anak untuk menyusunnya
menajdi bentuk- bentuk yang dia inginkan, kemudian tanyakan bentuk
apa yang sudah dia buat.
d. Perkembangan sosial
Dapat dilakukan dengan mengajari anak berinteraksi dengan orang lain
ataupun teman sebayanya.
e. Kesadaran diri (self awareness)
Dengan bermain anak sadar akan kemampuannya sendiri, kelemahannya
dan tingkah laku terhadap orang lain
f. Perkembangan moral
Dapat dipeoleh dari orang tua,orag lain yang ada disekitar anak.
g. Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama pada anak yang masih
belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal.
4. Faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2009)
a. Tahap perkembangan. Setiap perkembangan mempunyai
potensi/keterbatasan dalam permainan. Anak umur 3 tahun alat
permainannya berbeda dengan anak yang berumur 5 tahun.
b. Status kesehatan. Pada anak yang sedang sakit kemampuan
psikomotor/kognitif terganggu. Sehingga ada saat-saat anak sangat
ambisius pada permaiannya dan ada saat-saat dimana anak sama sekali
tidak punya keinginan untuk bermain.
c. Jenis kelamin. Pada saat usia sekolah biasanya anak laki- laki enggan
bermain dengan anak perempuan, mereka sudah bisa membentuk
komunitas tersendiri, dimana anak wanita bermain sesama wanita dan
anak laki-laki bermain sesama laki-laki. Tipe dan alat permainanpun
akan berbeda, misalnya anak laki-laki suka main bola, pada anak
perempuan suka main boneka.
d. Lingkungan. Lokasi dimana anak berbeda sangat mempengaruhi pola
permainan anak. Dikota-kota besar anak jarang sekali yang bermain
9

layang-layangan, paling- paling mereka bermain game karena memang


tidak ada/jarang ada tanah lapang/lapangan untuk bermain, berbeda
dengan didesa yang masih banyak terdapat tanah- tanah kosong.
e. Alat permainan yang cocok. Disesuaikan dengan tahap
perkembangannya sehingga anak menjadi senang untuk
menggunakannya.
5. Karakteristik dan klasifikasi bermain (Sujono Riyadi dan Sukarmin,
2009)
a. Solitary play
Bermain sendiri, walaupun disekitarnya ada orang lain. Contoh: pada
bayi dan todler, anak akan asik dengan mainannya sendiri tanpa
menghirauka oran lain
b. Paralel play
Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya, pada masing-
masing anak mempunyai mainan yang sama tetapi tidak ada interaksi
diantara mereka, mereka tidak ketergantungan satu sama lain.
c. Associative play
Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi masih
belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas, mereka bermain sesuai
degan keinginannya.
d. Cooperative play
Anak bermain secara bersama- sama, permainan sudah terorganisir dan
terencana, didalamnya sudah ada aturan main.
e. Social afective play
Anak mulai belajar memberikan respon melaui orang dewasa dengan
cara merajuk/ berbicara sehingga anak menjadi senang dan tertawa.
f. Sense of peasure play
Anak mendapat kesenanga dari suatu objek disekelilingnya.
g. Skill play
Memperoleh ketrampilan sehingga anak akan melaksanakannya secara
berulang- ulang.
h. Dramatic play
10

Melakukan peran sesuai dengan keinginannya atau dengan apa yang dia
lihat atau dengar, sehingga anak akan membuat fantasi dari permainan
itu.

C. Karakteristik Permainan
Karakteristik bermain anak usia 3-5 tahun (pra sekolah) (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2009)
1. Cross motor and fine motors
2. Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
3. Sangat energik dan imaginative
4. Mulai terbentuk perkembangan moral
5. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
6. Assosiative play
7. Dramatic play
8. Skill play Laki-laki aktif bermain di luar
9. Perempuan didalam rumah

Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 3-5 Tahun (Sujono Riyadi dan
Sukarmin, 2009)
a) Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan.
Contoh: bermain pasir bersama-sama.
b) Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga
dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.
c) Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan.
Contoh: anak-anak bermain menyusun puzzle, bermain bola.
11

BAB III
SATUAN ACARA BERMAIN
TERAPI BERMAIN MELIPAT KERTAS

A. Judul Permaianan
Melipat kertas origami

B. Deskripsi Permainan
Melipat kertas merupakan salah satu terapi bermain yang dapat di lakukan
pada anak usia pra sekolah. Kertas yang digunakan untuk dibentuk adalah kertas
origami warna warni. Pada umumnya anak usia pra sekolah sudah mampu
mengenal warna dan bentuk. Sebelum memulai permainan, anak akan diberikan
petunjuk tentang aturan permainan. Anak dapat membuat atau melipat kertas
dengan warna sesukanya ataupun mengikuti dari contoh yang sudah disediakan
oleh perawat. Jika anak-anak kesulitan dalam melipat atau membentuk kertasnya,
perawat akan membantu dan memfasilitasinya.

C. Tujuan Permainan

1. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-ide anak

2. Mengembangkan daya kreativitas dan kemampuan anak

3. Meningkatkan komunikasi antara anak satu dengan yang lainnya

D. Keterampilan yang Diperlukan

Dalam permaianan ini keterampilan harus dimiliki oleh anak dan perawat.
Anak harus memiliki pengetahuan tentang cara bermain, kreativitas yang tinggi
dan semangat untuk bermain. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki oleh
perawat adalah perawat memiliki kemampuan untuk menjelaskan permainan
sehingga anak menjadi tahu tentang cara melakukan permainannya, kesabaran
12

dalam membimbing proses bermain dan komunikasi yang baik sehingga anak
dapat membentuk hubungan saling percaya dengan perawat.

E. Jenis Permainan

Permainan aktif melipat kertas menjadi sebuah bentuk

F. Alat yang Diperlukan

Kertas origami berwarna dan spidol

G. Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal :

Jam :

Tempat : Ruang kelas kampus 4 UNIB

Peserta : 8 anak

H. Sasaran

1. Anak usia pra sekolah (3-5 tahun)

2. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain

3. Kooperatis dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai

4. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain


13

I. Media

1. Kertas origami

2. Spidol

J. Setting Tempat

Keterangan:

: Juri/Moderator

: Peserta

: Fasilator

K. Strategi Pelaksanaan

No. Waktu Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan
:
 Menjawab salam
1. Membuka kegiatan dengan
14

mengucapkan salam.  Mendengarkan

2. Memperkenalkan diri  Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan dari terapi  Memperhatikan

bermain

4. Kontrak waktu anak

2. 20 menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan  Memperhatikan

terapi bermain melipat kertas

kepada anak  Bertanya

2. Memberikan kesempatan kepada

anak untuk bertanya jika belum jelas  Antusias saat

3. Membagikan kertas origami dan menerima

spidol peralatan

4. Fasilitator mendampingi anak dan  Memulai untuk

memberikan motivasi kepada anak membentuk

kertas

5. Menanyakan kepada anak apakah  Menjawab

telah selesai membentuk kertas pertanyaan

6. Memberitahu anak bahwa waktu  Mendengarkan

yang diberikan telah selesai


 Memperhatikan
7. Memberikan pujian terhadap anak

yang mampu membentuk kertas

sampai selesai
3. 10 menit Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk  Menceritakan


15

menyebutkan apa yang dibuat

2. Mengumumkan nama anak yang  Gembira

dapat membentuk 3 bentuk

kertas dengan contoh  Gembira

3. Membagikan reward kepada seluruh

peserta
4. 5 menit Terminasi:

1. Memberikan motivasi dan pujian  Memperhatikan

kepada seluruh anak yang telah

mengikuti program terapi bermain

2. Mengucapkan terima kasih kepada  Mendengarkan

anak

3. Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

L. Proses Bermain

1. Pembukaan

a. Mengucapkan salam

b. Perawat memperkenalkan diri pada anak

c. Perawat membina hubungan saling percaya dengan anak dan


orangtua anak dengan cara menjalin komunikasi 2 arah dan
memberi feedback dari setiap respon anak
d. Perawat menjelaskan tujuan dari bermain yang dilakukan pada
anak dan orangtua anak
e. Melakukan kontrak waktu

2. Inti
16

a. Perawat menjelaskan tentang aturan bermain


17

b. Perawat memberikan 5 contoh bentuk lipatan kertas

c. Anak melakukan kegiatan mewarnai

d. Pemberian hadiah / pujian kepada anak

3. Terminasi
a. Perawat mengevaluasi perasaan anak dan orangtua dengan
memberikan pertanyaan seperti :

1)Bagaimana perasan anak setelah bermain?


2)Apakah kegiatan ini menyenangkan?
3)Apakah manfaat dari terapi bermain yang dilakukan?

b. Penutup

M. Hal-Hal yang Perlu Diwaspadai

1. Energi

Untuk bermain diperlukan energi yang cukup. Anak yang sedang sakit cenderung
malas untuk bermain.

2. Waktu

Waktu bermain harus disesuaikan dengan waktu istirahat anak. Anak yang sedang
sakit cenderung memilih untuk beristirahat daripada bermain.

3. Ruangan untuk bermain

Ruangan yang sempit atau terlalu lebar mempengaruhi keinginan anak untuk
bermain.

4. Lingkungan

Lingkungan yang terlalu ramai atau terlalu hening akan mempengaruhi konsentrasi
anak dalam bermian.
18

5. Pengetahuan untuk bermain

Pengetahuan tentang cara melakukan permainan akan mempengaruhi proses


berlangsungnya permainan.

6. Teman bermain

Teman bermain menjadi hal yang penting untuk menambah semangat anak untuk
bermain. Kenyamanan proses bermain ditentukan oleh lawan mainnya. Biasanya
anak- anak takut dengan orang yang baru dikenalnya termasuk perawat.

7. Alat permainan

Senang atau tidaknya seorang anak terhadap alat permainan akan mempengaruhi
semangat anak dalam bermain

N. Antisipasi Meminimalkan Hambatan

1. Energi

Permainan yang dilakukan tidak membutuhkan energy yang ekstra sehingga anak
merasa santai dalam mengikuti proses bermain

2. Waktu

Waktu bermain disesuaikan dengan kondisi anak. Ketika anak sedang istirahat
maka biarkanlah anak untuk istirahat. Waktu juga harus disesuaikan dengan mood
anak.

3. Ruangan untuk bermain

Ruangan bermain disesuaikan dengan keinginan anak. Ketika anak menginginkan diluar
maka permainan harus dilakukan diluar dan sebaliknya.

4. Lingkungan

Lingkungan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu ramai dan terlalu
sepi sehingga konsentrasi anak terjaga dan anak tidak merasa kesepian

5. Pengetahuan untuk bermain

Menjelaskan dengan penjelasan yang ringan sekaligus memperagakan

6. Teman bermain

Meminta keluarga untuk mendampingi anak selama proses bermain.


19

7. Alat permainan

Pemilihan alat permainan disesuaikan dengan usia dan karakteristik.

O. Kriteria Evaluasi

1. Struktur

Anak: subjek proses bermain

Perawat: pelaksana permainan

2. Proses

Sebelum bermain, perawat menjelaskan tentang tata cara bermain dan


menunjukkan contoh bentuk kertas dan caranya. Selain menjelaskan, perawat juga
memperagakan cara membuat kertas dan memvalidasi bahwa anak telah mengerti
dan memahami teknik bermain. Perawat juga melibatkan keluarga untuk
mendampingi anak dalam proses bermain. Setelah anak mengerti maka perawat
memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan permainannya
yaitu melipat atau membentuk kertas origami. Perawat membantu anak ketika
anak mengalami kesulitan dan menjaga interaksi untuk meningkatkan komunikasi
pada anak.

3. Hasil

Anak mampu menyelesaikan permainan dengan baik, memberi apresiasi pada


permainannya dan merasa senang dapat bermain bersama. Keluarga dapat
membantu anak dengan cara menemani selama proses bermain.
20

BAB IV

PELAKSANAAN BERMAIN

A. Waktu

Hari/Tanggal :

Jam :

Tempat : Ruang kelas kampus 4 UNIB

B. Proses

1. Persiapan

a. Menyiapkan alat- alat yang akan digunakan dalam hal ini adalah
origami dan spidol

b. Menyiapkan anak-anak usia preschool

2. Pembukaan

a. Salam terapeutik

Memberi salam terapeutik pada anak sehangat mungkin

b. Evaluai/ validasi

Menanyakan perasaan Anak-anak saat ini

3. Kegiatan inti

a. Kontrak

- Menjelaskan kepada anak dan keluarga tentang permainan dan manfaat


bagi anak

- Membuat kontrak waktu untuk bermain 20-30 menit

- Menjelaskan tentang cara bermain

b. Kegiatan bermain

Sebelum memulai permainan perawat menjelaskan teknik melipat gambar.


Setelah Anak-anak mengerti maka permainan dimulai. Anak-anak bermain
21

dengan antusias dan semangat yang tinggi untuk bisa menyelesaikan


lipatan origaminya. Komunikasi dan interaksi terjaga dengan baik selama
proses bermain. Proses bermain berlangsung selama 20-30 menit dan
anak- anak dapat menyelesaikan lipatan origaminya dengan bantuan dari
perawat.

4. Penutup

a. Menanyakan kepada klien tentang perasaannya setelah bermain

b. Memberi kesimpulan untuk permainan yang telah dilakukan

c.Memberi salam terapeutik

BAB V
22

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anak usia pra sekolah belum mampu membedakan antara fantasi dan
realita. Kecemasan terbesar anak usia pra sekolah adalah kecemasan akan
kerusakan tubuh (Potter dan Perry, 2001). Semua prosedur atau tindakan
keperawatan baik yang menimbulkan nyeri maupun tidak, keduanya
menyebabkan kecemasan bagi anak usia pra sekolah. Penampilan para
staf/perawat dengan baju yang berwarna putih yang seolah terlihat
menakutkan bagi anak (Dora alfiyanti, 2007).
Mempersiapkan anak untuk menghadapi prosedur atau tindakaan
keperawatan akan mengurangi kecemasan, meningkatkan sikap kooperatif,
dan mendukung ketrampilan mereka serta meningkatkan kognitif dan
kerjasama anak. Ada beberapa mekanisme koping sederhana yang bisa
diajarkan misalnya relaksasi, menarik napas, berhitung, memasase tangan
atau menyanyi. Semua teknik tersebut dapat dimodifikasi dengan aktivitas
bermain. Dengan bermain, anak melepaskan ketakutan, kecemasan,
mengekspresikan kemarahan dan permusuhan. Bermain merupakan cara
koping paling efektif untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kooperatif anak dalam prosedur keperawatan.

B. SARAN
1. Pemberian terapi bermain disesuaikan dengan karakter dan usia anak
2. Alat- alat permainan yang disediakan sebaiknya yang beragam sehingga
anak dapat menentukan sendiri permainannya
3. Pemberian terapi bermain sebaiknya diberikan setiap hari sesuai dengan
kondisi anak.

DAFTAR PUSTAKA
23

Dora alfiyanti. Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak


usia pra sekolah selama tindakan keperwatan di Ruang Lukman Rs.Roemani
Semarang. Jurnal keperawatan vol.1. No.1. 2007

Perry, Potter. Fundamental of Nursing Fifth Edition. St.Louis: Mosby


Company.2001

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Anak.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L, et al. Wong’s essential of pediatric nursing Sixth Edition.

St.Louis: Mosby Company. 2001

Zellawati, Alice. Terapi bermain untuk mengatasi permasalahan pada


anak. Majalah ilmiah informatika vol.2 No.3. Fakultas Psikologi Universitas AKI

LAMPIRAN
24

Contoh Bentuk Lipatan Kertas Origami

1) Bentuk Ikan

2) Benttuk Burung

3) Bentuk Wajah Anjing


25

4) Bentuk Perahu

5) Bentuk Pesawat

Anda mungkin juga menyukai