Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN ANAK USIA PRA SEKOLAH

OLEH KELOMPOK 1
KELAS : C/IV

1. Orni Emelia Missa


2. Merlin Nenosono
3. Permata I.K Hun
4. Meriana Bili
5. Yohana Jasna
6. Gresiana B. Rokitson
7. Amelia S. Banamtuan
8. Sonya y. Lasfeto
9. Besli H. Mohing

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MARANATHA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan pada kami kelompok satu, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga kami
dapat melaksanakan terapi bermain.

Kami menyadari bahwa kegiatan yang kami lakukan masih banyak kekurangan, dengan
demikian kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam
rangka penyempurnaan proposal ini, sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, akhir kata
kami mengucapkan terimah kasih.

Kupang 01 juni 2022

Tim pelaksana
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Tujuan.....................................................................................................................2
C. Sasaran....................................................................................................................2

BAB II DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran............................................................................... 3
B. Prinsip Bermain Menurut Teori.........................................................................4
C. Karakteristik permainan..............................................................................

BAB III SATUAN ACARA PERMAINAN TERAPI BERMAIN


A. Judul...................................................................................................................9
B. Deskripsi Permainan..........................................................................................9
C. Tujuan Permainan...............................................................................................9
D. Ketrampilan yang Diperlukan............................................................................9
E. Jenis Permainan................................................................................................10
F. Alat yang Diperlukan........................................................................................10
G. Waktu...............................................................................................................10
H. Sasaran..............................................................................................................10
I. Media................................................................................................................11
J. Setting Tempat.................................................................................................11
K. Strategi Pelaksanaan.........................................................................................11
L. Proses Bermain.................................................................................................13
M. Hal-hal yang Harus Diperhatikan....................................................................14
N. Antisipasi meminimalkan hambatan................................................................15
O. Kriteria Evaluasi...............................................................................................16
BAB IV PELAKSANAAN BERMAIN
A. Waktu...............................................................................................................17
B. Proses................................................................................................................17

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak usia pra sekolah memandang hospitalisasi sebagai sebuah
pengalaman yang menakutkan. Anak usia pra sekolah belum mampu
membedakan antara fantasi dan realita. Mereka menganggap bahwa
hospitalisasi merupakan hukuman atas tindakan mereka, terlebih lagi selama
anak menjalani perawatan di rumah sakit, biasanya ia akan dilarang untuk
banyak bergerak dan harus banyak beristirahat. Hal ini tentunya
mengecewakan anak, karena ia tidak mempunyai banyak waktu untuk
bermain aktif di rumah sakit. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan
kecemasan anak (Dora alfiyanti, 2007). Kecemasan terbesar anak usia pra
sekolah adalah kecemasan akan kerusakan tubuh (Potter dan Perry, 2001).
Semua prosedur atau tindakan keperawatan baik yang menimbulkan nyeri
maupun tidak, keduanya menyebabkan kecemasan bagi anak usia pra sekolah
selama hospitalisasi. Peralatan medis yang bersih dirasakan cukup
menyeramkan bagi anak-anak. Begitu juga dengan bau obat yang menyengat
dan penampilan para staf rumahsakit dengan baju yang berwarna putih yang
seolah terlihat menakutkan bagi anak (Dora alfiyanti, 2007).
Mempersiapkan anak untuk menghadapi prosedur atau tindakan
keperawatan akan mengurangi kecemasan, meningkatkan sikap kooperatif,
dan mendukung ketrampilan mereka serta meningkatkan kognitif dan
kerjasama anak. Ada beberapa mekanisme koping sederhana yang bisa
diajarkan misalnya relaksasi, menarik napas, berhitung, memasase tangan
atau menyanyi. Semua teknik tersebut dapat dimodifikasi dengan aktivitas
bermain (Dora alfiyanti, 2007). Dengan bermain, anak melepaskan ketakutan,
kecemasan, mengekspresikan kemarahan dan permusuhan. Bermain
merupakan cara koping paling efektif untuk mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kooperatif anak dalam prosedur keperawatan (Wong, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Dora Alfiyanti dkk (2007) menunjukkan
bahwa terapi bermain berpengaruh terhadap tingkat kecemasan anak usia pra
sekolah selama tindakan keperawatan (Dora alfiyanti, 2007).
Perawat sebagai care provider atau pemberi asuhan keperawatan pada anak
berperan penting dalam proses penyembuhan anak dan tumbuh kembangnya
selama hospitalisasi. Selain berupaya mengurangi kecemasan pada anak yang
hospitalisasi, perawat juga perlu mengupayakan agar perkembangan bisa
berjalan dengan optimal selama perawatan, yaitu dengan melaksanakan
program terapi bermain dengan memperhatikan pertimbangan terapi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan
hospitalisasi pada anak.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama ± 20 menit, anak dapat:
a. Menyalurkan energi anak
b. Mengembangkan kreativitas anak
c. Meningkatkan motivasi anak
d. Meningkatkan kognitif anak
e. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit
dan dirawat

C. SASARAN
Anak usia pra
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Kriteria Inklusi :
1. Anak berusia 3-5 tahun (Usia Pra Sekolah)
2. Anak yang belum lincah menggambar

Kriteria Eksklusi :
1. Anak menolak mengikuti permainan
2. Anak menjalani program terapi saat waktu pelaksanaan terapi bermain

B. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI


1. Definisi Bermain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2019)
a. Bermain merupakan cara ilmiah bagi seorang anak untuk
mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang
awalnya anak belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami
konfik.
b. Menurut Foster dan Pearden bermain didefinisikan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak secara
sungguh- sungguh sesuai dengan keinginannya sendiri / tanpa
paksaan dari orang tua maupun lingkungan dimana
dimaksudkan semata hanya untuk memperoleh kesenangan
dan kepuasan.
c. Dengan bermain seorang anak dapa mengekspresikan pikiran,
perasaan, fantasi, serta daya kreasi dengan tetap
mengembangkan kreatifitasnya dan beradaptasi lebih efektif
terhadap berbagai sumber stress.
d. Bermain dapat membuat anak mengungkapkan isi hati
melalui kata- kata , anak belajar dan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, objek bermain, waktu, ruang dan
orang.
2. Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2019)
a. Bermain aktif
Adalah kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh
mereka sendiri, seperti:
a) Bermain mengamati/ menyelidiki (exploratory play)
Perhatian anak pada aat bermain aalah memeriksa
alat permainan tersebut. Anak memperhatikan alat
permainan, mengocok- ngocok apakah ada bunyinya,
menium, meraba, menekan dan kadang berusaha
untuk membongkar.
b) Bermain konstruksi (Constuction play)
Pada anak umur 3 tahun misalnya dengan menyusun
balok- balok menjadi rumah- rumahan, dll.
c) Bermain drama (dramatic play)
Misalnya bermain sandiwara boneka,main rumah-
rumahan
d) Bermain bola, tali dan sebagainya.
b. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, seperti dengan melihat
atau mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila
anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh:
a) Melihat gambar- gambar dibuku/ majalah
b) Mendengarkan cerita atau musik
c) Menonton tv,dll
3. Fungsi bermain terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
(Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2019) (Alice Zellawati, 2011)
a. Perkembangan sensori motorik
Permainan akan membantu perkembangan gerak halus dan
pergerakkan kasar anak dengan cara memainkan suatu
objek yang sekiranya anak merasa senang.
b. Perkembangan kognitif
Membantu anak untuk mengenal benda- benda yang ada
disekitarnya. Misalnya mengenalkan anak dengan warna
dan bentuk.
c. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas pada anak bisa dengan cara
memberikan balok- balok yang banyak kemudian biarkan
anak untuk menyusunnya menajdi bentuk- bentuk yang dia
inginkan, kemudian tanyakan bentuk apa yang sudah dia
buat.
d. Perkembangan sosial
Dapat dilakukan dengan mengajari anak berinteraksi
dengan orang lain ataupun teman sebayanya.
e. Kesadaran diri (self awareness)
Dengan bermain anak sadar akan kemampuannya sendiri,
kelemahannya dan tingkah laku terhadap orang lain
f. Perkembangan moral
Dapat dipeoleh dari orang tua,orag lain yang ada disekitar
anak.
g. Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama pada anak
yang masih belum dapat menyatakan perasaannya secara
verbal.
4. Faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2019)
a. Tahap perkembangan. Setiap perkembangan mempunyai
potensi/keterbatasan dalam permainan. Anak umur 3 tahun
alat permainannya berbeda dengan anak yang berumur 5
tahun.
b. Status kesehatan. Pada anak yang sedang sakit kemampuan
psikomotor/kognitif terganggu. Sehingga ada saat-saat anak
sangat ambisius pada permaiannya dan ada saat-saat
dimana anak sama sekali tidak punya keinginan untuk
bermain.
c. Jenis kelamin. Pada saat usia sekolah biasanya anak laki-
laki enggan bermain dengan anak perempuan, mereka
sudah bisa membentuk komunitas tersendiri, dimana anak
wanita bermain sesama wanita dan anak laki-laki bermain
sesama laki-laki. Tipe dan alat permainanpun akan berbeda,
misalnya anak laki-laki suka main bola, pada anak
perempuan suka main boneka.
d. Lingkungan. Lokasi dimana anak berbeda sangat
mempengaruhi pola permainan anak. Dikota-kota besar
anak jarang sekali yang bermain layang-layangan, paling-
paling mereka bermain game karena memang tidak
ada/jarang ada tanah lapang/lapangan untuk bermain,
berbeda dengan didesa yang masih banyak terdapat tanah-
tanah kosong.
e. Alat permainan yang cocok. Disesuaikan dengan tahap
perkembangannya sehingga anak menjadi senang untuk
menggunakannya.
5. Karakteristik dan klasifikasi bermain (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2019)
a. Solitary play
Bermain sendiri, walaupun disekitarnya ada orang lain.
Contoh: pada bayi dan todler, anak akan asik dengan
mainannya sendiri tanpa menghirauka oran lain
b. Paralel play
Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya, pada
masing- masing anak mempunyai mainan yang sama tetapi
tidak ada interaksi diantara mereka, mereka tidak
ketergantungan satu sama lain.
c. Associative play
Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama
tetapi masih belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas,
mereka bermain sesuai degan keinginannya.
d. Cooperative play
Anak bermain secara bersama- sama, permainan sudah
terorganisir dan terencana, didalamnya sudah ada aturan
main.
e. Social afective play
Anak mulai belajar memberikan respon melaui orang
dewasa dengan cara merajuk/ berbicara sehingga anak
menjadi senang dan tertawa.
f. Sense of peasure play
Anak mendapat kesenanga dari suatu objek disekelilingnya.
g. Skill play
Memperoleh ketrampilan sehingga anak akan
melaksanakannya secara berulang- ulang.
h. Dramatic play
Melakukan peran sesuai dengan keinginannya atau dengan
apa yang dia lihat atau dengar, sehingga anak akan
membuat fantasi dari permainan itu.

C. KARAKTERISTIK PERMAINAN
Karakteristik bermain anak usia 3-5 tahun (pra sekolah) (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2019)
1. Cross motor and fine motors
2. Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
3. Sangat energik dan imaginative
4. Mulai terbentuk perkembangan moral
5. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
6. Assosiative play
7. Dramatic play
8. Skill play Laki-laki aktif bermain di luar
9. Perempuan didalam rumah

Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 3-5 Tahun (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2019)
a) Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan.
Contoh: bermain pasir bersama-sama.
b) Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga
dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi,
menari.
c) Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak
bermain menyusun puzzle, bermain bola.
BAB III
SATUAN ACARA BERMAIN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

A. JUDUL PERMAINAN
Mewarnai Gambar

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Mewarnai gambar merupakan salah satu terapi bermain yang dapat
di lakukan pada anak usia pra sekolah. Gambar yang digunakan untuk
diwarnai adalah gambar sederhana dengan karakteristik yang sudah
dikenal pada anak usia pra sekolah. Pada umumnya anak usia pra sekolah
sudah mampu mengenal objek-objek yang pernah dilihatnya. Sebelum
memulai permainan mewarnai, anak akan diberikan petunjuk tentang
aturan permainan. Anak dapat mewarnai gambar dengan warna sesukanya
ataupun mengikuti dari contoh yang sudah disediakan oleh perawat. Jika
anak-anak kesulitan dalam mewarnai, perawat akan membantu dan
memfasilitasinya. Orang tua anak akan dilibatkan untuk membantu proses
bermain.

C. TUJUAN PERMAINAN
1. Tujuan umum
Mengurangi mengurangi kebosanan anak
2. Tujuan khusus
a. Mengembangkan daya kreativitas anak dalam mewarnai gambar
menjadi sebuah gambar yang utuh
b. Meningkatkan komunikasi antara anak dan orang lain.
c. Meningkatkan kerjasama antara anak dan teman.

D. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN


Dalam permaianan ini keterampilan harus dimiliki oleh anak dan
perawat. Anak harus memiliki pengetahuan tentang cara bermain,
kreativitas yang tinggi dan semangat untuk bermain. Sedangkan
keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat adalah perawat memiliki
kemampuan untuk menjelaskan permainan sehingga anak menjadi tahu
tentang cara melakukan permainannya, kesabaran dalam membimbing
proses bermain dan komunikasi yang baik sehingga anak dapat
membentuk hubungan saling percaya dengan perawat.

E. JENIS PERMAINAN
Permainan aktif mewarnai gambar

F. ALAT YANG DIPERLUKAN


Bukugambar
Pensil warna

G. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : sabtu 04 juni 2022

Jam : 14.00 WIB s/d 16.00 WIB


Tempat : BTN Kolhua
Peserta : 5 anak

H. SASARAN

1. Anak usia pra sekolah (3-6 tahun)

2. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai

3. Anak yang dapat memegang crayon

4. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

5. anak yangbisa kerja sama.


I. MEDIA

1. Pensil warna

2. Tissue

3. Karpet

4. Buku gambar

J. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Fasilitator

: Peserta

: Observer

: Leader

: Juri

K. SRATEGI PELAKSAAN

No. Waktu Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :

1. Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam


mengucapkan salam.  Mendengarkan

2. Memperkenalkan diri  Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan dari terapi  Memperhatikan

bermain

4. Kontrak waktu anak dan orang tua

2. 20 menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan  Memperhatikan

terapi bermain mewarnai kepada

anak  Bertanya

2. Memberikan kesempatan kepada

anak untuk bertanya jika belum jelas  Antusias saat

3. Membagikan buku gambar dan menerima

pensil warna peralatan

4. Fasilitator mendampingi anak dan  Memulai untuk

memberikan motivasi kepada anak mewarnai

5. Menanyakan kepada anak apakah gambar

telah selesai mewarnai gambar  Menjawab

6. Memberitahu anak bahwa waktu pertanyaan

yang diberikan telah selesai  Mendengarkan

7. Memberikan pujian terhadap anak  Memperhatikan

yang mampu mewarnai gambar

sampai selesai

3. 10 menit Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk  Menceritakan


menyebutkan apa yang diwarnai

2. Mengumumkan nama anak yang  Gembira

dapat mewarnai dengan contoh

3. Membagikan reward kepada seluruh  Gembira

peserta

4. 5 menit Terminasi:

1. Memberikan motivasi dan pujian  Memperhatikan

kepada seluruh anak yang telah  Gembira

mengikuti program terapi bermain  Mendengarkan

2. Mengucapkan terima kasih kepada

anak dan orang tua  Menjawab salam

3. Mengucapkan salam penutup

L. PROSES BERMAIN
1. Pembukaan
a. Mengucapkan salam
b. Moderator memperkenalkan diri pada anak
c. Moderator membina hubungan saling percaya dengan anak dan
orangtua anak dengan cara menjalin komunikasi 2 arah dan
memberi feedback dari setiap respon anak
d. Moderator menjelaskan tujuan dari bermain yang dilakukan pada
anak dan orangtua anak
e. Melakukan kontrak waktu

2. Inti
a. Moderator menjelaskan tentang aturan bermain
b. Moderator memberikan 1 contoh gambar yang sudah diwarnai
c. Anak melakukan kegiatan mewarnai
d. Pemberian hadiah / pujian kepada anak

3. Terminasi
a. Perawat mengevaluasi perasaan anak dan orangtua dengan
memberikan pertanyaan seperti :
1) Bagaimana perasan anak setelah bermain?
2) Bagaimana perasaan orangtua setelah bermain?
3) Apakah kegiatan ini menyenangkan?
4) Apakah manfaat dari terapi bermain yang dilakukan?
b. Penutup

M. HAL- HAL Y ANG PERLU DIWASPADAI


1. Energi
Untuk bermain diperlukan energi yang cukup. Anak yang sedang sakit
cenderung malas untuk bermain.
2. Waktu
Waktu bermain harus disesuaikan dengan waktu istirahat anak.
3. Lingkungan
Lingkungan yang terlalu ramai atau terlalu hening akan mempengaruhi
konsentrasi anak dalam bermian.
4. Pengetahuan untuk bermain
Pengetahuan tentang cara melakukan permainan akan mempengaruhi
proses berlangsungnya permainan.
5. Teman bermain
Teman bermain menjadi hal yang penting untuk menambah semangat
anak untuk bermain. Kenyamanan proses bermain ditentukan oleh
lawan mainnya. Biasanya anak- anak takut dengan orang yang baru
dikenalnya termasuk perawat.
6. Alat permainan
Senang atau tidaknya seorang anak terhadap alat permainan akan
mempengaruhi semangat anak dalam bermain.

N. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN


1. Energi
Permainan yang dilakukan tidak membutuhkan energy yang ekstra
sehingga anak merasa santai dalam mengikuti proses bermain
2. Waktu
Waktu bermain disesuaikan dengan kondisi anak. Ketika anak sedang
istirahat maka biarkanlah anak untuk istirahat. Waktu juga harus
disesuaikan dengan mood anak.
3. Lingkungan
Lingkungan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu ramai
dan terlalu sepi sehingga konsentrasi anak terjaga dan anak tidak
merasa kesepian
4. Pengetahuan untuk bermain
Menjelaskan dengan penjelasan yang ringan sekaligus memperagakan
5. Teman bermain
Meminta keluarga untuk mendampingi anak selama proses bermain.
6. Alat permainan
Pemilihan alat permainan disesuaikan dengan usia dan karakteristik
anak.
O. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
Anak : subjek proses bermain
tim : pelaksana permainan
Keluarga : pembantu pelaksana
2. Proses
Sebelum bermain, moderator menjelaskan tentang tata cara bermain
dan menunjukkan contoh gambar yang sudah diwarnai. Selain
menjelaskan, moderator juga memperagakan tentang alat
permainannya dan memvalidasi bahwa anak telah mengerti dan
memahami teknik bermain. moderator juga melibatkan keluarga untuk
mendampingi anak dalam proses bermain. Setelah anak mengerti maka
moderator perawat memberikan kesempatan kepada anak untuk
mencoba melakukan permainannya yaitu mewarnai gambar. Moderator
membantu anak ketika anak mengalami kesulitan dan menjaga
interaksi untuk meningkatkan komunikasi pada anak.
3. Hasil
Anak mampu menyelesaikan permainan dengan baik, memberi
apresiasi pada permainannya dan merasa senang dapat bermain
bersama. Keluarga dapat membantu anak dengan cara menemani
selama proses bermain.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hospitalisasi merupakan keadaan yang tidak menyenangkan untuk
anak- anak. Proses hospitalisasi membuat anak kehilangan waktu
bermain dengan teman- temannya. Selain itu, hospitalisasi juga
menyebabkan kebosanan untuk anak- anak.
Kebutuhan bermain yang terganggu selama proses hospitalisasi dapat
diatasi dengan pemberian terapi bermain sesuai dengan usia dan
karakteristik anak. Pemberian terapi ini dapat efek hospitalisasi seperti
bosan cemas dan juga dapat meningkatkan kooperatif anak. Selain itu
terapi bermain dapat mengalihkan perhatian anak dari sakitnya. Ada
banyak hal yang harus diperhatikan dalam memberikan terapi bermain
pada anak yang mengalami hospitalisasi diantaranya waktu, energy,
alat permainan, teman bermain, dan lingkungan.

B. SARAN
1. Pemberian terapi bermain disesuaikan dengan karakter dan usia
anak
2. Alat- alat permainan yang disediakan di rumah sakit sebaiknya
yang beragam sehingga anak dapat menentukan sendiri
permainannya
3. Pemberian terapi bermain sebaiknya diberikan setiap hari sesuai
dengan kondisi anak.
4. Terapi bermain sebaiknya tetap diberikan pada anak yang
mengalami bedrest.
DAFTAR PUSTAKA

Dora alfiyanti. Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia pra
sekolah selama tindakan keperwatan di Ruang Lukman Rs.Roemani
Semarang. Jurnal keperawatan vol.1. No.1. 2017
Perry, Potter. Fundamental of Nursing Fifth Edition. St.Louis: Mosby Company.
2011
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2019. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L, et al. Wong’s essential of pediatric nursing Sixth Edition.
St.Louis: Mosby Company. 2011
Zellawati, Alice. Terapi bermain untuk mengatasi permasalahan pada anak.
Majalah ilmiah informatika vol.2 No.3. Fakultas Psikologi Universitas
AKI

Anda mungkin juga menyukai