DISUSUN OLEH :
PUPUT WULANDARI 1914401036
VERRY KUMALADEWI 1914401021
RISA RIVITA AR RIF’AT 1914401035
RESTI INDI SALSABILA 1914401028
NURWISUDA SANTI 1914401045
DESTIA PERMATA 1914401041
MITA NOVITA 1914401029
HENDY ARDIANSYAH 1914401013
DAFA ARDIANSYAH 1914401032
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal yang berjudul ”TERAPI BERMAIN ANAK USIA (3-5 TAHUN)” disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Anak di Ruang Anak
RSUD Metro.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan proposal ini dimasa
mendatang.Semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan.
Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal
tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan
anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan
hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab
atas segala tindakan yang telah dilakukan. Bermain sebagai terapi, anak akan
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya
bermain
C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
F. Klasifikasi Bermain
1. Berdasarkan isi permainan
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, anak akan mendapatkan
kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang
tuanya atau orang lain..
b. Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang
pada anak. Misalnya, bermain dengan lilin dan origami.
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar
dan halus. Misalnya, anak akan terampil memegang benda-benda kecil, anak
akan terampil bermain sepeda.
d. Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan
perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi,
sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek
yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak
senang dan asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau
ibunya.
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan (15 menit)
a. Terapis memberi salam dan meningkatkan kontrak yang
telah disepakati
b. Terapis menjelaskan pokok bahasan yang akan
diberikan.
2. Kegiatan inti (30 menit)
a. Terapis menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.
b. Mengajak anak untuk bermain.
c. Memfasilitasi anak untuk bermain.
3. Penutup (15 menit)
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.
b. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.
2. Co Leader
Tugas :
a) Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan.
b) Menyampaikan jalannya kegiatan.
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.
3. Observer
Tugas :
a) Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku yang
diharapkan.
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
4. Fasilitator
Tugas :
a) Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan.
b) Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik.
c) Sebagai role model selama kegiatan.
C. Permainan
1. Membuat karya seni dengan origami
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Siapkan kertas lipat.
b. Lipat kertas secara diagonal.
c. Tekan bagian tengah kertas ke tengah. Lalu lipat bagian atas dan bawah sehingga
berbentuk segitiga.
d. Lipat sudut segitiga ke arah tengah dan putar lalu balikkan kertas.
e. Lipat ujung atas sampai ke bawah. Selipkan ujung kertas ke dalam lipatan.
f. Satukan kedua bagian, lipat dan tekan.
g. Tahan kedua sisi yang sudah dilipat. Jika mau kamu bisa menambahkan lem agar
kedua sayap tetap kokoh.
h. Buatlah kertas dalam posisi berdiri layaknya kupu/kupu yang hinggap.
2. Membuat karya seni menggunakan lilin mainan
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Siapkan lilin yang akan digunakan.
b. Lalu pisahkan bagian-bagian yang akan digunakan
c. Bentuk lilin sesuai keinginan (misal hewan, makanan, dan benda mati)
E. Pengorganisasian
F. Sasaran
1. Origami
2. Lilin mainan
H. Metode
I. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti origami dan lilin sudah tersedia.
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain.
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu.
d. Jumlah terapis 10 orang.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur.
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam
permainan.
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga
disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi anak-anak
yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan
terapi di rumah dan di rumah sakit.
NAMA PESERTA TERAPI BERMAIN