Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

TERAPI BERMAIN

Disusun oleh

1. Ida Nurul Faoziah (2020270002)


2. Dina febriyana (2020270008)
3. Dyana Ikke Damayanti (2020270012)
4. Eka Prihati (2020270027)
5. Firman Syahaji H. (2020270020)
6. Indah Wahyu Ningrum (2020270019)
7. Kholisotul Husna (2020270028)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun Laporan Pendahuluan Terapi
Bermain

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anindita P. Azuma. M.MR. selaku Dosen
pembimbing praktikum yang telah membimbing kami sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan ini masih jauh dari
kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Wonosobo, 10 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi bermain merupakan terapi yang menggunakan sarana bermain untuk


mendiagnosis masalah atau memberikan terapi bagi anak-anak yang memiliki masalah
secara psikologis sehingga terjadi perubahan yang tercermin dari sikap dan
perilakunya (Guerney, 1999 dalam Maria, 2007). Terapi bermain kelompok merupakan
terapi bermain yang melibatkan lebih dari dua orang atau kelompok kecil. Terapi ini
memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar bersosialisasi. Aktivitas terapi
bermainnya dapat berupa sport, games, bermain peran, permainan simulasi atau
aktivitasnya yang bersifat rekreasi atau menghibur. Terapi bermain kelompok
bertujuan untuk mendorong anak yang bermasalah secara sikap untuk dapat
mempertinggi harga dirinya, menambah pengalaman diri tentang realita hidup dan
mengembangkan mekanisme koping dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya
dengan harapan dapat merubah sikap dan perilakunya menjadi lebih baik, salah satu
contoh terapi bermain kelompok adalah bermain peran atau role play (Maria, 2007).

Anak merupakan individu yang masih bergantung pada orang tua dan
lingkungannya, ketika anak mempunyai permasalahan tentang kesehatannya anak
diharuskan untuk mendapatkan perawatan yang intensif di rumah sakit. Ketika dirawat
anak akan mengalami hospitalisasi (Ratna dalam Wahyuni, 2016). Hospitalisasi adalah
suatu keadaan anak dengan masalah kesehatannya, yang mengharuskan anak dirawat
di Rumah sakit untuk menjalani proses perawatan sampai kondisi anak membaik
(Supartini, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terapi bermain?
2. Apa keuntungan terapi bermain?
3. Apa fungsi terapi bermain?
4. Apa saja konsep dan alat permainan edukatif?
5. Bagaimana karakteristik permainan sesuai dengan tumbuh kembangnya

C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dan pengertian terapi bermain
2. Mengetahui kenuntungan terapi bermain
3. Mengetahui fungi terapi bermain
4. Mengetahui konsep dan alat permainan edukatif
5. Mengetahui karakteristik permainan sesuai dengan tumbuh kembangnya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dasar bermain


1. Pengertian
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anakbaik fisik,
emosi, mental, intelektual, kreativitas sosial. Dimana anak mendapat kesemoatan
cukuo untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman,dan cerdas
bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain
Bermain juga merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luaa atau
kewajiban serta tidak tergantung kepada usia tetapi tergantung kepada kesehatan dan
kesenangan yang diperoleh
Terappi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan
sebelum dan sesudah tindakan operatif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam
melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek
hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
2. Keuntungan terapi bermain
a. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh
b. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu anak
c. Belajar mengontrol diri
d. Berkembangnya berbagai keterampulan yang akan berguna sepanjang hidupnya
e. Meningkatkan daya kreativitas
f. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak
g. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan kekuariean iri hati dll
h. Kesempatan mengikuti berbagai aturan
i. Kesempatan bergauk dengan anak yang lainnya
3. Fungsi bermain
Menurut Suherman (2000), fungsi bermain yaitu diantarnya
a. Perkembangan sensorik-motorik
Pada saat bermain, aktivitan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar
yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot
b. Perkembangan intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya , terutama mengenai warna bentuk
ukuran tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pulak anak akan
melatih diri untuk memecahkan masalah.
c. Perkembangan sosial
Perkembembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan ber,ain, anka akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan sosial ddan belaja menyelesaikan hubungan tersebut
d. Perkembangan kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya
kedalam bentuk objek datau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan
bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan idenya. Misalnya
dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang
kreativitasnya untuk semakin berkembang
e. Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain anak akan mengembangan kemampuanya dalam mengatur
tingkah laku
f. Perkembangan moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang
tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapat
kesempatan untuk menerapkan nilai nilai tersebut sehingga dapat diterima
dilingkingannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan kelompok yang ada
dilingkunganya
g. Bermain sebagai terapi
Pada saat dirawat dirumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan seperti marah, takut, cemas sedih dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu
dengan melakukan permainan akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan pernainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitny pada permainanya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenanganya
melakukan permainan.
4. Kategori bermain
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi:
1) Bermain dengan mengamati atau menyelildiki
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang berusaha membongkar
2) Bermain kontruksi
Pada umur 3 tahun dapat menyusun balok rumah menjadi rumah rumahan
3) Bermain drama
Misal bermain sandirwara boneka, main rumah rumahan dengan teman teman
yang lain
4) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, main tali, dll
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain katif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihanya, contoh;
melihat gambar dibuku atau majalah, mendengar cerita atau musik, menonton
televisi dsb.
5. Hal hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas bermain
a. Alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keteramoilan yang lebih majemuk
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin
e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak maupun terlalu sedikit
B. Konsep dasar alat permainan edukatif
Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk
1. Perkembangan aspek fisik, yaitu kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang
pertumbuhan fisik anak, terdiri dari motorik kasar dan halus
Contoh: motorik kasar (sepeda, bola, mainan yang ditarik atau didorong) motorik
halus: gunting, pensil, balik, lilin dll
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih bicara menggunakan kalimat yang benar
Contoh; buku bergambar, buku cerita, majalah, radio dll
3. Perkembangan aspek kognitif, dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.
Contoh; puzzle, boneka, pensil warna dll
4. Perkembanngan aspek, khususnya dalam hubungan dengan interkasi ibu anak
keluarga dan masyarakat
Contoh: kotak pasir, bola, tali dll
C. Karakteristik permainan sesuai dengan tumbuh kembangnya
1. Usia 0-12 bulan
Tujuannnya adalah :
a. Melatih reflek-reflek misalnya menghisap dan menggenggam
b. Melatih kerjasama mata dan tangan
c. Melatih kerjasama mata dan telinga
d. Melatih mencari objek yang ada tetapi tidak kelihatan
e. Melatih mengenal sumber asal suara
f. Melatih kepekaan perabaan
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang
Alat permainan yang dianjurkan :

a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang


b. Alat permainana yang berupa gambar atau bentuk muka
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka
2. Usia 13-24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
b. Memperkenalkan sumber suara
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
d. Melatih imajiinasi
e. Melatih anak melalukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan
yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan :

a. Genderang, bola dengan giring-giring di dalamnya


b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
c. Alat permainan yang terdiri dari : alat rumah tangga, balok-balok besar, kardus-
kardus besar, buku bergambar.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah :
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa
c. Melatih motorik halus dan kasar
d. Mengembangkan kecerdasan
e. Melatih kerjasama mata dan tangan
f. Melatih daya imajinasi
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda

Alat permainan yang dianjurkan :


a. Alat-alat untuk menggambar
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzle) sederhana
d. Manik-manik ukuran besar
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda
f. Bola
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah dan mengurangi
d. Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain seperti berpura-pura
(sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan
f. Menumbuhkan sportivitas
g. Mengembangkan kepercayaan diri
h. Mengembangkan kreativita
i. Mengembangkan koordinasi motorik
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi
k. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotongroyong
l. Memperkenalkn pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan

Alat permainan yang dianjurkan

a. Berbagai benda disekitar rumah , buku bergambar, majalah anak anak, alat
gambar dan tulis, kertas untuk belajar melipat gunting air
b. Teman teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah
5. Usia pra sekolah
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Alat olahrga
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran
f. Boneka tangan
g. Mobil
h. Kapal terbang
i. Kapal laut
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan:
a. Pada laki laki: mekanik
b. Pada perempuan: pada peran ibu
7. Usia praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompokP
Karakteristik permainanya adalah permainan intelektual, membaca, seni, mengarang,
hobi, videogames, permainan pemecahan masalah
8. Usia remaja
Jenis permainan: permainan keahlian video komputer dll
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja
bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan
sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat
sakit. Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan
dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan
memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress
karena sakit dan di rawat di Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Foster and Humsberger,1998,Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders


Company,Philadelpia USA.
Hurlock E B,1991,Perkembangan Anak Jilid I,Erlangga Jakarta.
Markum dkk,1990,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,IDI Jakarta.
Soetjiningsih,1995,Tumbuh Kembang Anak,EGC,Jakarta.
Whaley and Wong,1991,Nursing Care infants and children. Fourth Edition,Mosby Year
Book,Toronto Canada.
Noname. (2006). Pengaruh permaianan pada perkembangan anak. Terdapat pada :
http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 10 Juli 2006.

Anda mungkin juga menyukai