Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-7 TAHUN

DOSEN PEMBIMBING:
Nirmawati Darwis, S.Kep., Ns., M.Kes

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
ASFIANA 190402025
BULAN 190402027
FAUZIAH HASDIANI NUR 190402028
AEDHIL MUHARRAM ALIMUDDIN 190402032
ISRAH MANINGSIH 190402039

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Penulisan proposal Terapi Bermain Anak Usia 1-7 Tahun dengan tujuan
umum untuk merangsang perkembangan sensorik intelektual, social, kreatifitas,
kesadaran diri, moral dan bermain dengan terapi, dan tujuan khusus meningkatkan
kemampuan dan kreatifitas anak, meningkatkan keterampilan anak,
mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu, dan memberikan
kesenangan dan kepuasan anak.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal
ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis
yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi terciptanya proposal yang lebih baik untuk masa mendatang.

Atapange, 17 Juni 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang
menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan
komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga
dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit
atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
B. Tujuan Terapi Bermain
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
b. Meningkatkan keterampilan anak
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak
C. Manfaat Terapi Bermain
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan
menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat
bermain.
BAB II
TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-7 TAHUN

A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang
dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan
merupakan media yang baik bagi anak- anak untuk belajar komunikasi,
mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
sosial anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga
dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit
atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan
bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan
masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan
etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta
belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.
C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan
dirawat di rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Tahap perkembangan
E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain
1. Alat permaianan
2. Pengetahuan cara bermain
3. Perlu energi ekstra
4. Ruang untuk bermain
5. Teman bermain
6. Waktu yang cukup
F. Klasifikasi Bermain
1. Berdasarkan isi permainan
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan
mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang
menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain.
b. Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa
senang pada anak. Misalnya, bermain dengan pasir.
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya
motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang
benda-benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda.
d. Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang
menggunakan perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga,
puzzle.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya.
Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu,
dan situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan
sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan asyik dengan
situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu
guru, ayahnya atau ibunya.
2. Ditinjau dari karakter
a. Social anlooker play
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa
ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian,
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang
dimilikinya yang berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja
sama atau komunikasi dengan teman sepermainannya.
c. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara
anak satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya
permainan ini dilakukan pada usia toddler.
d. Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak
dengan anak yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin
dan tujuan permainan tidak jelas. Misalnya, bermain boneka atau
masak-masakan.
e. Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada
permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan.
Misalnya, bermain sepak bola.

BAB III
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-7
TAHUN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan (15 menit)
a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah
disepakati.
b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan.
2. Kegiatan inti (30 menit)
a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.
b. Mengajak anak untuk bermain.
c. Menfasilitasi anak untuk bermain
3. Penutup (15menit)
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa
senang dengan kegiatan ini.
b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah
dilaksanakan.
B. Tata Cara Bermain
1. Leader
Tugas:
c. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
d. Menjelaskan tujuan terapi bermain
e. Menjelaskan aturan terapi permainan
f. Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain
2. Co Leader
Tugas:
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer
Tugas:
a. Mengamati mengobsevasi dan melaporkan jalannya kegiatan serta
perilaku yang diharapkan
b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal selama berlangsungnya
kegiatan
4. Fasilitator
Tugas:
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan
dengan baik
c. Sebagai role model selama kegiatan
C. Permainan
1. Mewarnai kertas gambar
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain:
a. Minta anak untuk memilih gambar yang disukai
b. Ajaklah si anak untuk mewarnai bersama
c. Lalu minta anak untuk menyebutkan warna
d. Beri reinforcement positif
2. Melempar Bola
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain:
a. Membagikan bola kepada masing-masing anak
b. Minta anak untuk mengambil bola
c. Lalu minta anak untuk melempar bola tersebut
d. Beri reinforcement positif
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Hari, Tanggal : Sabtu, 19 Juni 2021
Waktu : 11.30
Tempat : Rumah atau teras rumah
E. Pengorganisasian
1. Leader : Fauziah Hasdiani Nur
2. Co. Leader : Asfiana
3. Observer : Aedhil Muharram Alimuddin,
4. Fasilitator : Bulan, Israh Maningsih
F. Sasaran
Anak usia 1-7 tahun sejumlah 4 orang anak
G. Media
1. Kertas mewarnai
2. Pensil warna
3. Bola
H. Metode
Demonstrasi atau peragaan
I. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti bola, kertas mewarnai dan pensil warna
sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 4 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk dapat
beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
B. Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi
anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta. 2000
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
Jakarta: Salemba Medika
Soetningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. 2002
DOKUMENTASI

Nama Mahasiswa : Asfiana


Nama Anak : Keysha
Umur : 7 tahun

Nama Mahasiswa : Bulan


Nama Anak : Rumi & Faiqah
Umur : 5 tahun & 1 tahun

Nama Mahasiswa : Fauziah Hasdiani Nur


Nama Anak : Elli
Umur : 6 tahun
Nama Mahasiswa : Aedhil Muharram
Alimuddin
Nama Anak : Aulia
Umur : 7 tahun

Nama Mahasiswa : Israh Maningsih


Nama Anak : Aulia
Umur : 7 tahun

Anda mungkin juga menyukai