DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3B
PRESEPTOR
Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep TTD:
AKADEMIK
TANGGAL 1. TGL :
2. TEPAT WAKTU :
PENGUMPULAN
3. TERLAMBAT :
SARAN PRESEPTOR
KLNIK/AKADEMIK
BAB II
DESKRIPSI
A. Konsep Bermain
Bermain adalah cerminan kemmpuan fisik, intelektual, emosional dan
sosial. Dan bermain juga merupakan media yang baik untuk belajar,
karena dengan bermain anak akan berkata kata, belajar, menyesuaikan diri
dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat di lakukan dan mengenal
waktu jarak, serta suara.
B. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensori – Motorik
2. Perkembangan Intelektual
3. Perkembangan sosial
4. Perkembangan Kreatifitas
5. Perkembangan kesadaran diri
6. Perkembangan Moral
C. Karakteristik Bermain
1. Bermain Aktif
a. Bermain/mengamati/menyelidiki
b. Bermain konstruksi
c. Menyusun balok-balok
d. Bermain drama
e. Bermain puzzle
f. Bermain Bola
g. Bermain drama
2. Bermain Pasif
a. Melihat gambar dibuku
b. Mendengarkan cerita ata musik
c. Menonton Tv
F. Tujuan
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
d. Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara)
e. Membedakan benda dengan permukaan
f. Menumbuhkan sportivitas
g. Mengembangkan kepercayaan diri
h. Mengembangkan kreativitas
i. Mengembangkan kordinasi motoric (melompat, memanjat, lari, dll)
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motoric halus dan kasar
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya
l. Memperkenalkan pengerian yang bersifat ilmu pengetahuan, missal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong
Alat permainan yang dianjurkan
a. Berbagi benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,
alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orangtua, orang lain diluar rumah
G. Faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain
1. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak
yaitu harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak, karena pada dasarnya
permainan adalah stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Status Kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan
energi bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit
3. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-
laki atau anak atau anak perempuan untuk mengembangkan daya piker,
imajianasi, kreativitas dan kemampuan social anak. Akan tetapi, permainan
adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri.
4. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan
kreativitas anak dalam bermain
5. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh
kembang anak
H. Tahap perkembangan bermain
1.Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2.Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3.Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4.Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya
I.Prinsip bermain di rumah sakit
A. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
B. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
C. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
D. Permainan sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
E. Jenis permain disesuaikan dengan kesenangan anak
F. Permainan melibatkan orangtua untuk melancarkan proses kegiatan
J. Hambatan yang mungkin muncul
1. Usia antara pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidsk kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan
K. Antisipasi hambatan
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orangtua dalam proses tarapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara prlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
5. Kolaboarasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga Kesehatan
lainnya
L. Permainan
Dalam kegiatan terapi bermain ini, saya memilih untuk meggunakan
permainan melempar bola yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan anak
mengenai motorik kasar dan halus, kegiatan ini juga bisa meningkatkan ketangkasan
anak serta agar anak memiliki hubungan yang kuat dengan teman temannya
Cara bermain :
1. Leader membagikan bola kepada masing-masing anak
2. Minta anak untuk mengambil bola.
3. Lalu minta anak untuk melempar bola
M. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur
1) Peralatan bermain seperti persediaan bola yang cukup sudah tersedia
2) Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
3) Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
4) Jumlah terapis 10 orang
b. Evaluasi Proses
1) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur
2) Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
3) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
4) 90 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal
sampai akhir
c. Evaluasi Hasil
1) 100 % anak merasa senang dan puas.
2) 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
3) 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB III
Keterangan :
= Leader
= Co-leader
= Fasilitator
= Observer
= Pasien
F. Susunan Kegiatan
No Waktu Therapy Anak Ket
1. 5 Menit Pembukaan :
1. Co-leader membuka dan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengaran
anggota yang lain
3. Memperkenalan
pembimbing 3. Mendengarkan
4. Memperkenalkan anak
satu persatu dan anak 4. Mendengarkan dan
saling berkenalan dengan saling berkenalan
temannya
5. Kontra waktu dengan anak 5. Mendengarkan
6. Mempersilahkan leader
6. Medengarkan
2. 20 Kegiatan bermain :
Menit 1. Leader menjelasan cara 1. Mendengarkan
permainan
2. Menanyakan pada anak, 2. Menjawab pertanyaan
anak mau bermain atau
tidak 3. Menerima permainan
3. Membagikan permainan
4. Leader, co-leader, dan 4. Bermain
fasilitator memotivasi anak
5. Fasilitator mengobservasi 5. Bermain
anak
6. Menanyakan perasaan 6. Mengungkapkan
anak perasaan
3. 5 menit Penutup :
1. Leader menghentikan 1. Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan 2. Mengungkapkan
anak perasaan
3. Menyampaikan hasil 3. Mendengarkan
permainan
4. Memberikan hadiah 4. Senang
kepada anak yang cepat
bisa menebak gambar
5. Membagikan
souvenir/kenang- 5. Senang
kenangan pada semua
anak yang bermain
6. Menanyakan perasaan
anak 6. Mengungapkan
7. Co-leader menutup acara perasaan
8. Mengucapkan salam 7. Mendengarkan
8. Menjawab salam
a. Evaluasi Struktur
5) Peralatan bermain seperti persediaan bola yang cukup sudah tersedia
6) Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
7) Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
8) Jumlah terapis 10 orang
b. Evaluasi Proses
5) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur
6) Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
7) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
8) 90 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal
sampai akhir
c. Evaluasi Hasil
4) 100 % anak merasa senang dan puas.
5) 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
6) 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi
orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran
diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit. Tujuan bermain sebenarnya
adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress
karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit.
Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain yang
menunjang dan memberikan efek terapi bagi anak-anak yang di
rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua
dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
3. Adanya perlengkapan dan peralatan yang cukup untuk proses
perawatan anak seperti peralatan bermain, menggambar, dan lainnya