Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA BERMAIN TERAPI MEWARNAI

DI RS PKU MUHAMMADIYAH CEPU

DISUSUN OLEH

1. IVA YULIA RAHMAWATI

2. SUPRAPTI

3.

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN BLORA

TAHUN 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak


secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar
dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak 
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009). Berdasarkan sensus
penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak  usia toddler (1-3 tahun) di
Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan
sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu
bermain dengan mewarnai bisa menjadi alernatif untuk  mengembangkan kreatifias
anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat.
Mewarnai dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali
tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa
selama anak bermain dengan sesuatu yang diwarnai sesuai dengan imajinasi anak
akan membantu anak  untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga
merangsang motoric halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain
terhadap tumbuh 3 kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat
hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan
cara membuat kreasi dengan mewarnai gambar.
B. Tujuan

̶ Tujuan Umum
Tujuan umum dari terapi bermain dengan mewarnai ini adalah
meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
̶ Tujuan Khusus
1. Anak dapat lebih mengenali bentuk dan warna
2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak 
3. Mengembangkan imajinasi pada anak
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Bermain
adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak
dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara
untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan
pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. Kategori Bermain
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak
sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakukan aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

C. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air
atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.

E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler .
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masingmasing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school .
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama
tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak
bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah
Adolesen.

F. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat mengguanakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
2.8 Tahap Perkembangan Bermain
1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya.

H. Tahap Tumbuh Kembang dan Karakteristik Bermain Anak Usia


Toddler (1-3 Tahun)
1. Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm : Umur 2 – 3 tahun =
Umur (tahun) x 6 – 77
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi
sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap
narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik. Tugas utama anak :
latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa meniru dan
mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas,
bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak lain.
b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :
Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan
dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu
melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu
dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
a) Anak umur 12 – 18 bulan :
- Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil
dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum
sendiri dari gelas tidak tumpah.
- Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak
melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih anak
menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi kesempatan
anak melepas pakaian sendiri.
b) Anak umur 18-24 bulan:
- Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan
alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut namanya, meniru
melakukan pekerjaan rumah tangga.
- Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak
menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak
mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan ibunya
sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan
permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik
dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak
mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali
mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus
diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak
memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah
“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih
jelas terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri,
sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat
melakukan permainan secara parallel karena sudah dapat berkomunikasi
dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena kemampuan
berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat diberikan
adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk
benda macam-macam.
I. Bermain di Rumah Sakit
A. Tujuan
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
B. Prinsip
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orangtua
C. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain
1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus
D. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
E. Pelaksanaan bermain di RS dipengaruhi oleh:
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
J. Mewarnai Gambar
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk
mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada
anak.(www.pediatric.com). Manfaat dari terapi bermain mewarnai adalah:
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ ”therapeutic play”).
2. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan ”feelingnya”
atau memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa
menggunakan kata.
3. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya tidak
akurat dan negatif.
4. Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan
benci.
5. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat
di rumah sakit.(www.pediatric.com)

BAB 3
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI
1. Judul : Terapi bermain mewarnai
2. Tanggal pelaksanaan : 3 November 2022
3. Waktu : 10.00 WIB
4. Tempat : Di Marwah RS PKU Muhammadiyah Cepu
5. Peserta : 1 anak
6. Sasaran
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Hematologi Bona 2
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
7. Media
1. Buku gambar
2. Crayon
3. Lembar penilaian
8. Strategi pelaksanaan

No Waktu
1 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam
1.Membuka kegiatan - Mendengarkan
dengan mengucapkan - Memperhatikan
salam. - Memperhatikan
2.Memperkenalkan diri
3.Menjelaskan tujuan
dari terapi bermain
4.Kontrak waktu anak
dan orang tua

2 15 menit Pelaksanaan : - Memperhatikan


1. Menjelaskan tata cara - Bertanya
pelaksanaan terapi - Antusias saat
bermain kepada anak menerima
2. Memberikan peralatan
kesempatan kepada - Memulai untuk
anak untuk bertanya jika Mewarnai
belum jelas - Menjawab
3. Membagikan bahan Pertanyaan
buku gambar dan crayon - Mendengarkan
4. Fasilitator - Memperhatikan
mendampingi anak
dan memberikan
motivasi kepada anak
5. Menanyakan kepada
anak apakah telah
selesai membentuk
sebuah benda
6. Memberitahu anak
bahwa waktu yang
diberikan untuk
mewarnai telah selesai
7. Memberikan pujian
terhadap anak yang
mampu mewarnai

3 10 menit Evaluasi : - Menceritakan


1. Memotivasi anak - Gembira
untuk menyebutkan - Gembira
warna yang digunakan
untuk mewarnai
2. Mengumumkan nama
anak yang dapat
mewarnai sesuai contoh
3. Membagikan reward
kepada seluruh peserta

4 5 menit 4. 5 menit Terminasi: - Memperhatikan


1. Memberikan motivasi - Gembira
dan - Mendengarkan
pujian kepada seluruh - Menjawab salam
anak
yang telah mengikuti
program
terapi bermain
2. Mengucapkan terima
kasih
kepada anak dan orang
tua
3. Mengucapkan salam
penutup

A. Kriteria Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 6 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang hematologi anak
lantai
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
D. Perkiraan Hambatan :
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di
jadwalkan)
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
E. Antisipasi Hambatan/Masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak
selama program terapi.

Anda mungkin juga menyukai