Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

“MEWARNAI GAMBAR

Oleh :
Nanang Qosim
NIM. 15010125

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL (JIS)
2019
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum war. wab.


Sudah selayaknya ucapan syukuratas kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat,
petunjuk dan pertolongan-Nyajualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya, walaupun dalam bentuk yang sederhana. Dan salam dan taslim senantiasa terkirimkan
atas junjungan Nabiullah Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan
ke alam terang benderang dengan curahan ilmu pengetahuan.
Proposal ini berjudul “TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR”.Dibuat sebagai
salah satu tugas profesi ners stase KEPERAWATAN ANAK yang bertujuan untuk mempelajari
masalah terapi bermain. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada dosen pembimbing dan
pembimbing klinik.
Kami sangat menyadari proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal ini di
waktu mendatang.
Wassalamualikum war. wab

Lumajang ,16 Desember 2019


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal.

Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan,

namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan

mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas,

sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak

karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan

melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena

dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya

(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah

sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara

optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap

stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan

perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di

rumah sakit (Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler (1-3

tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan

sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan

mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat

menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi

salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu

yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak untuk
menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena

sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi

kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler

dengan cara mewarnai gambar

1.2 TUJUAN

a. TUJUAN UMUM

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

b. TUJUAN KHUSUS

1. Anak dapat lebih mengenali warna

2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak

3. Mengembangkan imajinasi pada anak


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak

yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan

ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk memperoleh

kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi, 2001). Bermain

merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,

memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan

dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk

memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir.

2.2 KATEGORI BERMAIN

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri. Contoh:

bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas

(hanya melihat) Contoh: Memberikan support.

2.3 CIRI-CIRI BERMAIN

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2. Selalu ada timbal balik interaksi


3. Selalu dinamis

4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu

2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

1. Social affective play

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam

bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,

dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Sense of pleasure play

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain

anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak

akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.

4. Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang

bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.

2. Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai

mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak

saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi belum

terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana

dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

2.6 FUNGSI BERMAIN

Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih

pensil.

2. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3. KREATIFITAS

Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.

4. PERKEMBANGAN SOSIAL

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam

kelompok.

5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap

orang lain.

6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan

aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran

7. TERAPI

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,

misalnya : marah, takut, benci.

8. KOMUNIKASI

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan

secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2. Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif terganggu

3. Jenis kelamin

4. Lingkungan à lokasi, negara, kultur

5. Alat permainan à senang dapat menggunakan

6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.


2.9 TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK USIA

TOODLER (1-3 TAHUN)

1. Tahap Pertumbuhan

Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2

Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm

: Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77

2. Tahap Perkembangan

a Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :

Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi sumber

kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap

diri sendiri), dan egoistik.

Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa meniru

dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas, bermain

sendiri, belum bisa bermain dengan anak lain.

b Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :

Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt

Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan

keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu melindungi, menuntut

harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.

c Stimulasi dan perkembangan anak


2.10 BERMAIN DI RUMAH SAKIT

1. TUJUAN

a Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

b Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat

c Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

2. PRINSIP

a Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

b Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

c Kelompok umur sama

d Melibatkan keluarga/orangtua

3. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN

a Lakukan saat tindakan keperawatan

b Sengaja mencari kesempatan khusus

4. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

a Alat bermain

b Tempat bermain

5. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH

a Faktor pendukung

Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga

b Faktor penghambat

Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain


2.11 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan
sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar
merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta
meningkatkan komunikasi pada anak.

2. Manfaat

a Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik

(sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).

b Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk, mengembangkan

imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.

c Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media kertas

gambar dan crayon.

d Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara untuk

berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

e Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi,

karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.

f Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi

emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.

g Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan

kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena
bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi
yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas
dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk dapat beradaptasi secara
efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit.

B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga
disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi anak-anak
yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi
di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada : http://info.

balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009.

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company,

Philadelpia USA.

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta.

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :

Jakarta www.Pediatrik.com minggu 15 Desember 2019. Jam 15.25.

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta.

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta.

Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year Book.

Toronto Canada.
Lampiran

SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”

Tanggal pelaksanaan : 19 Desember 2019

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Di Ruang bugenvil RS.Haryoto Lumajang

SASARAN

1. Anak usia toddler (1-3 tahun)

2. Anak yang dirawat di ruang Anggrek

3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi proses

terapi bermain

4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai

5. Anak yang dapat memegang crayon

6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

MEDIA

1. Crayon

2. Tissue

3. Karpet

4. Kertas bergambar

5. Lembar penilaian
SETTING TEMPAT
STRATEGI PELAKSANAAN

No. Waktu Kegiatan Peserta

5 menit Pembukaan :
1.
1. Membuka kegiatan dengan § Menjawab salam

mengucapkan salam. § Mendengarkan

2. Memperkenalkan diri § Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan dari terapi § Memperhatikan

bermain

4. Kontrak waktu anak dan orang tua

20 menit Pelaksanaan :
2.
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan § Memperhatikan

terapi bermain mewarnai kepada

anak § Bertanya

2. Memberikan kesempatan kepada

anak untuk bertanya jika belum jelas § Antusias saat

3. Membagikan kertas bergambar dan menerima peralatan

crayon § Memulai untuk

4. Fasilitator mendampingi anak dan mewarnai gambar

memberikan motivasi kepada anak § Menjawab

5. Menanyakan kepada anak apakah pertanyaan

telah selesai mewarnai gambar § Mendengarkan

6. Memberitahu anak bahwa waktu § Memperhatikan

yang diberikan telah selesai

7. Memberikan pujian terhadap anak

yang mampu mewarnai

gambar sampai selesai


3. 10 menit Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk § Menceritakan

menyebutkan apa yang diwarnai

2. Mengumumkan nama anak yang § Gembira

dapat mewarnai dengan contoh

3. Membagikan reward kepada § Gembira

seluruh peserta

4. 5 menit Terminasi:

1. Memberikan motivasi dan pujian § Memperhatikan

kepada seluruh anak yang telah § Gembira

mengikuti program terapi bermain § Mendengarkan

2. Mengucapkan terima kasih kepada

anak dan orang tua § Menjawab salam

3. Mengucapkan salam penutup

KRITERIA EVALUASI

1. Evalusi Struktur

a. Anak hadir di ruangan minimal 6 orang.

b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang hematologi BONA lantai 2.

c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar

b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar

3. Kriteria Hasil

a. Anak terlihat senang dan gembira


b. Kecemasan anak berkurang

c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh

d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

PENGORGANISASIAN

1. Pembimbing Pendidikan : firda novitasari S.Kep M.Kes

2. Pembimbing Ruangan :

3. Leader : Santi Aprilia


4. Co Leader : Risqiatul
5. Fasilitator : Nanang Qosim
Fais Nurfadilah
6. Observer : Tulus Dwi Anggono
7. Anak : anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang Anggrek

TUGAS MASING-MASING

1. Leader : Memimpin jalannya program terapi

2. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi

3. Observer : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

4. Anak : Mengikuti jalannya terapi bermain

PERKIRAAN HAMBATAN :

1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)

2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH

1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)

2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program

terapi.

Anda mungkin juga menyukai