Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

TEBAK GAMBAR DIRUANGAN KENANGA RSUD PROF


DR.W.Z.JOHANES KUPANG

NAMA KELOMPOK :

1. THERESIA M. DADUT, S.Kep


2. NAOMI M. LAMALEI, S.Kep
3. KABUL ROMANTIS DJIBRAEL, S.Kep
4. AKSAMINA R. KANU, S.Kep
5. JOY SANTI TIIP, S. kep
6. DERI JANI PAI, S. kep
7. MEKDIS NOMLENI, S. kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun PROPOSAL TERAPI
BERMAIN ANAK TEBAK GAMBAR ini yang telah ditentukan. Proposal terapi
bemain ini diajukan guna memenuhi tugas profesi yang diberikan pada stase
Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori
sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik
dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami
harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.

Kupang,11 Januari 2024

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2021).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2019 didapatkan jumlah anak usia
toddler (3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia
toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan
warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk
mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada
anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi
perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.

2
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain
dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil
warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga
merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain
terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat
hospitalisasi, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler
dengan cara tebak gambar

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2) Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
3) Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
4) Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
5) Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
6) Untuk mengembangkan imajinasi pada anak

3
BAB II
LAMPIRAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN


Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir (Erlita, 2020). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa (Aziz A, 2019). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah
satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat
dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan
suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting
untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya ( Nursalam, 2020).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu
aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif
dan afektif (Anonim, 2021).
2.2 KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat). Contoh: Memberikan support.

4
2.3 CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air
atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu
dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai
sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang
lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school.
Contoh : bermain balok

5
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama
tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak
bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah
Adolesen.

2.6 FUNGSI BERMAIN


Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya
meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI

6
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.9 BERMAIN DI RUMAH SAKIT


1. TUJUAN
1) Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2) Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3) Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. PRINSIP
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2) Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3) Kelompok umur sama
4) Melibatkan keluarga/orangtua
3. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1) Lakukan saat tindakan keperawatan
2) Sengaja mencari kesempatan khusus
4. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

7
1) Alat bermain
2) Tempat bermain

5. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH


1) Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2) Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

2.10 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


a. Definisi
Tebak gambar adalah proses menebak pada suatu media atau gambar yang
sudah digambar. menebak gambar diartikan sebagai proses menebak pada
suatu gambar pada media yang sudah bergambar. Menebak gambar
merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan
kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
b. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik
halus.
3) Tebak gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan
media kertas gambar dan crayon.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negative.
6) Bermain tebak gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah
dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di
rumah sakit.

8
9
PRE-PLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA 3 - 7 TAHUN
DI RUANG KENANGA RSUD. W Z YOHANES KUPANG

1. Judul : Terapi bermain “tebak gambar”


2. Hari/Tgl : Kamis,11 januari 2024
3. Tempat : Ruangan Kenanga RSUD PROF W.Z YOHANES KUPANG
4. Waktu :
Alasan : Terapi bermain “tebak gambar” judul ini dipilih kelompok untuk menambah
pengetahuan mengenali gambar , dan mengembangkan imajinasi pada anak.
5. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang
disediakan dengan warna pilihannya sendiri.
6. Sasaran :
1) Anak usia (2 – 7 tahun)
2) Anak yang dirawat di ruang anak kenanga
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain)yangdapat menghalangi
proses terapi bermain
4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5) Anak yang dapat memegang crayon/pensil warna
6) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
7. Target : peserta dapat mengurangi stress dampak hospitalisasi
8. Tujuan :
1) Tujuan umum:
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2) Tujuan khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit
dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.

10
9. Waktu Pelaksanaan :
1) Hari/Tanggal : Kamis, 11 januari 2024
2) Pukul :
3) Tempat: Tempat bermain anak diruang kenanga

Setting tempat

Meja

Leader Moderator

Peserta & orang


CT/CI tua Observasi

10. Media
1) Buku gambar
2) Pensil warna
3) Tissue
4) Karpet
5) Kertas bergambar
6) Lembar penilaian
7) Meja

11. Strategi bermain


No. Waktu Kegiatan Peserta
1 10 menit . Pra kegiatan :
Memfasilitasi media terapi bermain
Mempersiapkan anggota terapi
bermain
Mempersiapkan peserta
2 5 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari terapi Memperhatikan
bermain

11
Kontrak waktu anak dan orang tua Memperhatikan
3 15 menit Kegiatan bermain :
 Menjelaskan tata cara Memperhatikan
pelaksanaan terapi bermain
mewarnai kepada anak Bertanya
 Memberikan kesempatan
kepada anak untuk bertanya Antusias saat
jika belum jelas menerima peralatan
 Membagikan gambar yang Memulai untuk
sudah tersedia. mewarnai gambar

 Fasilitator mendampingi anak Menjawab

dan memberikan motivasi pertanyaan

kepada anak
 Menanyakan kepada anak Mendengarkan

apakah sudah dapat mengingat Memperhatikan

gambar yang ditebak dan nama


hewan yang ditebak dalam
gambar tersebut
 Memberitahu anak bahwa
waktu yang diberikan telah
selesai
 Memberikan pujian terhadap
anak yang mampu menebak
gambar dan menyebutkan
nama hewan dalam gambar
4 10 menit Kegiatan penutup:
 Memotivasi anak untuk Menceritakan
menyebutkan nama hewan
apak yang ada digambar
 Mengumumkan nama anak
yang dapat dapat menebak Gembira
gambar dan menyebutkan
nama hewan didalam gambar

12
 Membagikan reward kepada
seluruh peserta
5 5 menit Terminasi:
Memberikan motivasi dan pujian Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
Mengucapkan terima kasih kepada Mendengarkan
anak dan orang tua
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

12. Analisa tugas


1) Anak dibimbing untuk menebak gambar yang tersedia sesuai dengan kemampuan
anak masing-masing.
2) Anak dibimbing memilih gambar kesukaannya sendiri.
3) Anak dilatih untuk mengambil gambar yang disebutkan
4) Kriteria Penilaian:
a. Berhasil bila anak menebak gambar dengan 5 gambar yang berbeda (nilai 100).
b. Anak menebak dengan 3 gambar yang berbeda (75).
c. Anak menebak dengan 2 warna (50).
d. Anak tidak menebak gambar yang tersedia (0).
13. Aspek kognitif
1) Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
2) Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
3) Penerapan anak member warna hijau pada daun.
14. Aspek psikomotor
1) Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu
gambar bunga.

2) Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.

13
Hasilnya dapat diukur melalui
a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
b. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
15. Aspek afektif
Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
16. Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
17. Perkiraan hambatan :
1) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan
2) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
18. Antisipasi hambatan/masalah
1) Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2) Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.
19. Pengorganisasian
1) Leader :
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi jalannya acara dari awal
hingga akhir

2) Moderator :
Tugas : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung jawab
agar berjalan sesuai dengan topic
3) Observer :
Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang
direkam dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala observasi
terapi bermain.
4) Fasilitator :
Tugas : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain
dapat tercapai.
5) Anak : anak berusia 2 - 6 tahun dirawat di ruang kenanga

20. Kriteria evaluasi


1) Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.

14
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang kenanga
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2) Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan menebak gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas saat menebak gambar
3) Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Anak mampu menyebutkan atau menebak gambar yang disiapkan

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2022) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :


Erlita, dr. (2019). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada
http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Desember 2021
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company, Philadelpia USA
Hurlock, E B.2019. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta
L. Wong, Donna. 2019. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta
www.Pediatrik.com Minggu 25 Desember 2020
Markum, dkk. 2018.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta
Nursalam. (2022). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta:
Salemba Medika.
Soetjiningsih, 2019,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai