Anda di halaman 1dari 7

TERAPI AKTIFITAS BERMAIN

MEMINDAHKAN BOLA

Kelompok 3
NERS KELOMPOK 6

Intan Ageng R
Muhammad Ilham
Srinia Roslinda Zai
Yana Deyka Putri

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


STIKes WIDYA DARMA HUSADA
TANGERANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. pada Saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak baik misalnya, marah,
takut, cemas, sedih. dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena mcnghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah
sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan
stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya
adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak. dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
Bermain sangat penting bagi mental. emosional. dan kesejahteraan anak seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada Saat anak sakit
atau anak di rumah sakit (Wong. 2009)
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 didapatkan jumlah anak usia
toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler
dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh
karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan
kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

b. Tujuan Khusus
Anak dapat beraktifltas untuk melatih otot-ototnya
Menurmkan tingkat kecemasan pada anak
BAB
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak
yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan
ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan betulang-ulang secara suka rela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi, 2001).
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan
ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri
untuk berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
2. Kategori Bermain
a. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak
sendiri. Contoh: bermain sepak bola.
b. Bermain pasif. Energi yang dikeluarkan sedikit. anak tidak perlu melakkan aktivitas
(hanya melihat), Contoh: Memberikan support,
3. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu kangen sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. aturan tertentu
5. Menuntu sesuatu tertentu
4.Klasifikasi Bermain Menurut Isi
1. Sosial affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara anak tertawa senang, dengan bermain
anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasum play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
benar anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikm kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan tertentu dan anak
akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.

4. Dramatika play rae play


Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah.

5. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik


1. social Play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler
2. Paralelplay
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing - masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling beruntung, biasanya dilakukan oleh anak pre school, Contoh : bermain balok.
3. Asosialif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik. belum ada pembagian tugas. anak bermain sesukanya.
4. kooperatif Play
Anak bermam bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan ternama dan
ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
5. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan sensori motoric
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan kongnetif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
2. Kreati fitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusunbalok.
3. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
4. Kesalahan Diri (SelfAwareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah
laku terhadap orang lain.
5. Perkembangan Moral
Interagsi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan
kejujuran
6. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci. Komunikasi
Bermain sebagai alat kornunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal. misalnya : melukis, menggambar, bermain

7. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain

1. Tahap perkembanga, tiap tahap mempunyai potensi keterbatasan


2. Status anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan atau lokasi, Negara,kultur
5. alat permainan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

8. Tahap Perkembangan Bermain

1. Tahap Ekspolasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bel-main, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3. Tahap sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melawan

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan

9. Bermain Di Rumah Sakit


A. Tujuan
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau diluwat
B. Prinsip
l. Tidak hanyak energi. singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. melibatkan keluarga orang tua
C. Upaya Perawaan Dalam Pelaksanaan Bermain

l. Lakukan Saat tindakan keperawatan

2. Sengaja nencari kesempatan khusus

D. Beberapa Hal Yang perlu Diperhatikan

1. Alat bermain
2. Tempat bermain
E. Pelaksanaan Bermain Di Rs Dipengaruhi Oleh

Faktor pcndukung : Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan
keluarga Faktor vxnghambat : Tldak semua RS mempunyai fasilitas bermain
10 Bermain Meindahkan Bda

a. Definisi

Memindahkan bola adalah mengambil bola ke keranjang awal kemudian anak berjalan
sambil membawa bola tersebut untuk diletakkan di keranjang yang lain.
Memindahkan bola merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress
dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi dan melatih motorik anak.

b. Manfaat
l) Menyesuaikan kenyamanan pada anak untuk beraktifitas dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh /herapeulic play"),
2) Dengan berjalan memindahkan bola anak untuk melakukan aktifltas
yang dapat membuat anak berkeringat dari hasil pembakaran kalori.
3) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi dengan anak yang lainnya.
4. Sebagai terapi kcvnitif. pada anak menghadapi kecemasan karena proses

hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat
dan negative. DalMt digunakan selügai ter4'i permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di
rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai