Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN: MEWARNAI GAMBAR

OLEH

ANDREI R PUNUF
AI HERLINDA
DONNA TASTAP TIYANDI
LIA IN GREAT
MARDIANUS YANTO
THERESYA ANITA SARI

PROGRAM STUDIILMU KEPERAWATAN PROFESI NURSE


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada
dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya
adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit
atau anak di rumah sakit (Hurlock, 2010).
Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang
bermain dengan warna. Oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi
alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan
pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat
untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu
anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya.
Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada
anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c. Mengembangkan imajinasi pada anak
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa
permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.Bermain adalah
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk memperoleh kesenangan
atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Markum, 2009).
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Erlita, 2006).
Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak
dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. Kategori Bermain
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri. Contoh:
bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas
(hanya melihat). Contoh: Memberikan support.

C. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,
dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak
akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh: bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana
dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

F. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya melalui:
1. Perkembangan sensorik motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih
pensil.
2. Perkembangan kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
5. Kesadaran diri (self awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. Perkembangan moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan dan anak sakit
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan
5. Alat permainan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. Tahap Perkembangan Bermain


1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

I. Tahap Tumbuh Kembang Dan Karakteristik Bermain Anak Usia Toodler (1-3 Tahun)
menurut Soetjiningsih (2011).
1. Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud:
Fase anal (1 – 3 tahun): daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi sumber
kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta
terhadap diri sendiri), dan egoistik.
Tugas utama anak: latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa meniru
dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas,
bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak lain.
b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson:
Tahap ke 2: Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan
keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu melindungi,
menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
1) Anak umur 12 – 18 bulan:
a) Perkembangan anak: berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil
dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara sedehana,
minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
b) Stimulasi dini: melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak
melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih anak
menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi
kesempatan anak melepas pakaian sendiri.
2) Anak umur 18-24 bulan:
a) Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan
alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut namanya, meniru
melakukan pekerjaan rumah tangga.
b) Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak
menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak
mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan ibunya
sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak
bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk mandiri. Oleh
karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan
otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak
mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya di bongkar-
pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak
dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah “sollitary play dan
parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak melakukan
permainan sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun
sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel karena sudah dapat
berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena kemampuan
berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka,
pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-macam.

J. Bermain Di Rumah Sakit


1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain

K. Bermain Mewarnai Gambar


1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress
dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negatif.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan
benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah
sakit.
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”


Tanggal pelaksanaan : 27 Oktober 2016
Waktu : 10.00-10.40 WIB
Tempat : Di Ruang IKA 2

SASARAN
1. Anak usia toddler (1-3 tahun).
2. Anak yang dirawat di ruang IKA 2.
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi
proses terapi bermain.
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
5. Anak yang dapat memegang crayon.
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar.

MEDIA
1. Crayon
2. Pensil berwarna
3. Kertas bergambar
4. Lembar penilaian

PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing Pendidikan : .......
2. Pembimbing Ruangan : .......
3. Leader : Dona
4. Co Leader : Andrei
5. Observer : Mardianus
6. Fasilitator : Ai Herlinda, Lia dan Theresia
7. Anak : Anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang IKA 2
TUGAS MASING-MASING
1. Leader: Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis, menjelaskan tujuan terapi
bermain dan menjelaskan aturan terapi permainan
2. Co Leader: Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan, menyampaikan jalannya
kegiatan dan menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.
3. Fasilitator : Memfasilitator kegiatan yang diharapkan, memotivasi peserta agar mengikuti
kegiatan dan sebagai Role Model selama kegiatan.
4. Observer: Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
5. Anak: Mengikuti jalannya terapi bermain

PERKIRAAN HAMBATAN:
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang dijadwalkan)
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program terapi.

PERMAINAN
1. Tujuan
Menumbuhkan kreatifitas, sportifitas dan meningkatkan semangat anak-anak dalam
mewarnai.
2. Cara Bermain:
a. Leader membagikan gambar dan pensil warna
b. Minta anak untuk mewarnai sesuai dengan seleranya
SETTING TEMPAT

Keterangan:
: Observer

: Leader

: Anak-anak

: Fasilitator

: Co leader
STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi bermain 3. Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua 4. Memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanaan:
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi 1. Memperhatikan
bermain mewarnai kepada anak.
2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk 2. Bertanya
bertanya jika belum jelas.
3. Membagikan kertas bergambar dan crayon 3. Antusias saat menerima
4. Fasilitator mendampingi anak dan memberikan peralatan
motivasi kepada anak 4. Memulai untuk
5. Menanyakan kepada anak apakah telah selesai mewarnai gambar
mewarnai gambar 5. Menjawab pertanyaan
6. Memberitahu anak bahwa waktu yang diberikan 6. Mendengarkan
telah selesai 7. Memperhatikan
7. Memberikan pujian terhadap anak yang
mampu mewarnai gambar sampai selesai
3. 10 menit Evaluasi:
1. Memotivasi anak untuk menyebutkan apa yang 1. Menceritakan
diwarnai
2. Mengumumkan nama anak yang dapat 2. Gembira
mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh peserta 3. Gembira
4. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian kepada seluruh 1. Memperhatikan
anak yang telah mengikuti program terapi bermain 2. Gembira
2. Mengucapkan terima kasih kepada anak dan orang 3. Mendengarkan
tua
3. Mengucapkan salam penutup 4. Menjawab salam
KRITERIA EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 4-6 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang IKA 2.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.Terdapat pada : http://info.
balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009
Hurlock, E B. 2010. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Markum, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC: Jakarta
Soetjiningsih, 2011. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai