Anda di halaman 1dari 11

UPAYA PENCEGAHAN HAZARD

FISIK DAN KIMIA RADIASI

BY RIKHA RAHMAWATI
Bahaya atau hazard merupakan segala hal atau
sesuatu yang mempunyai kemungkinan
mengakibatkan kerugian baik pada harta benda,
lingkungan, maupun manusia (Hadi, 2016).
Next ......

Bukit Jaddi. (2017). Bahaya (hazard) adalah suatu


keadaan yang dapat mengakibatkan cidera (injury)
atau kerusakan (damage) baik manusia, properti dan
Setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada satupun
yang bebas dari resiko yang ditimbulkan dari bahaya,
demikian pula kegiatan yang dilakukan di industri yang
dalam proses produksinya menggunakan proses kimia.
1. Upaya Pencegahan Hazard Fisik
A. Mekanik:
Radiasi
Paling sering terjadi adalah tertusuk jarum dan terpeleset atau menabrak
dinding / pintu kaca.
PENGENDALIAN: penggunaan safety box limbah tajam, pemasangan keramik
anti licin pada koridor dan lantai yang miring, pemasangan rambu “awas
licin”, pemasangan kaca film dan stiker pada dinding/pintu kaca agar lebih
kelihatan.
b. Radiasi
Terdapat di ruang radiologi, radio therapi, kedokteran nuklir, ruang cath lab
dan beberapa kamar operasi yang memiliki fluoroskopi / x-ray.
PENGENDALIAN: Pemasangan rambu peringatan bahaya radiasi, pelatihan
proteksi bahaya radiasi, penyediaan APD radiasi.
c. Kebisingan
Terdapat pada ruang boiler, generator listrik dan ruang chiller.
PENGENDALIAN: Substitusi peralatan dengan alat-alat baru dengan
ambang kebisingan yang lebih rendah, penggunaan pelindung telinga
dan pemantauan tingkat kebisingan secara berkala oleh Instalasi Sanitasi
Lingkungan Rumah Sakit (ISLRS).
d. Pencahayaan
Terdapat diKamar operasi dan laboratorium.
PENGENDALIAN: Pemantauan tingkat pencahayaan secara berkala oleh ISLRS dan hasil
pemantauan dilaporkan ke Direktur, Teknik dan Unit K3 untuk tindak lanjut ruangan yang
tingkat pencahayaannya tidak memenuhi persyaratan.

e. Bahaya listrik
Terdiri dari konsleting dan kesetrum.
PENGENDALIAN: Penggunaan peralatan listrik harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan harus dipasang oleh bagian IPSRS atau orang yang kompeten.
f. Bahaya akibat iklim kerja
Meliputi kondisi temperatur dan kelembaban ruang kerja. Pemantauan
temperatur dan kelembaban dilakukan oleh ISLRS.
PENGENDALIAN: Upaya yang dilakukan untuk menghambat kolonisasi kuman
terutama pada ruang perawatan pasien, ICU dan kamar operasi harus
dilakukan desinfeksi ruangan lebih sering dan pemantauan angka kuman
secara berkala.

g. Bahaya akibat getaran


resiko bahaya getaran tidak terlalu signifikan. Dari telaah yang telah
dilakukan unit K3, resiko bahaya getaran
ditemukan di bagian taman akibat dari mesin pemotong rumput dan di klinik
gigi akibat dari mesin bor gigi, tetapi tingkat getaran pada ke 2 lokasi tersebut
masih dalam batas yang diijinkan.
2. Upaya Pencegahan Hazard biologi
Bahaya biologi yang paling banyak adalah
akibat kuman patogen dari pasien yang
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh,
dropet dan udara.

PENGENDALIAN: Resiko ini dilakukan oleh Tim


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
akan tetapi termasuk dalam area
pemantauan Unit K3.
Resiko air borne dissease dikendalikan dengan
rekayasa ruangan tekanan negatif beserta
peraturan administratif dan APD. Resiko
penularan melalui droplet dikendalikan
dengan menyediakan masker bagi petugas,
pengantar pasien dan pasien yang batuk,
serta sosialisasi etika batuk oleh PPI. Resiko
blood borne dissease dikendalikasn dengan
penggunaan alat-alat single use beserta
peraturan administratif dan APD.
3. Upaya pencegahan bahaya kimia

Pengendalian bahan kimia dilakukan oleh Unit K3RS berkoordinasi


dengan seluruh satuan kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
pengadaan B3, penyimpanan, pelabelan, pengemasan ulang
/repacking, pemanfaatan dan pembuangan limbahnya.
Contoh: Desinfektan, Antiseptik, Detergen, Reagen, Obat-obat
sitotoksik, Gas medis

Anda mungkin juga menyukai