I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengklasifikasian
resiko bahaya di rumah sakit atau laboratorium.
2. Mahasiswa dapat mengetahui resiko kimia yang ada
di laboratorium.
3. Mahasiswa dapat mengetahui resiko biologi yang
ada di laboratorium.
II. DASAR TEORI
Salah satu tempat kerja yang berisiko adalah
Rumah Sakit, hal ini karena rumah sakit memiliki
potensi terjadinya penyakit infeksi terhadap para
karyawan, pasien, bahkan pengunjung. Beberapa
contoh penyakit infeksi yang dapat terjadi di Rumah
Sakit adalah TB, Hepatitis B, Hepatitis C, dan
bahkan berisiko terinfeksi HIV/AIDS. Selain
penyakit-penyakit infeksi, di rumah sakit juga
memiliki risiko atau bahaya lain yang mempengaruhi
situasi dan kondisi di rumah sakit, seperti kecelakaan
(meliputi kejadian ledakan, kebakaran, kecelakaan
yang diakibatkan adanya masalah pada instalasi
listrik, serta faktor-faktor yang dapat menimbulkan
cidera lainnya), radiasi, paparan bahan kimia beracun
dan berbahaya, gasgas anastesi, gangguan terkait
psikis dan ergonomi (M.G Catur. 2018).
Kegiatan di Rumah Sakit mempunyai risiko
berasal dari faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi
dan psikososial, variasi, ukuran, tipe dan
kelengkapan Rumah Sakit menentukan tingkat
risiko K3. Kesehatan kerja merupakan suatu unsur
kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan kerja
dan pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja. Sedangkan, keselamatan kerja
merupakan suatu sarana utama untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat
menimbulkan kerugian berupa luka atau cidera,
cacat atau kematian, kerugianharta benda, kerusakan
peralatan atau mesin dan kerusakan lingkungan
secara luas (Suzana, 2018).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah usaha pencegahan yang dibuat untuk pekerja
atau buruh maupun pengusaha sebagai pencegahan
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja di dalam lingkungan kerja dengan
cara mengenali potensi yang akan menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
Adapun syarat-syarat keselamatan kerja telah diatur
dalam Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja. Indentifikasi potensi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko
potensi bahaya dapat dilakukan dengan
menggunakan Hazard Identification, Risk
Assesment, and Determining Control (HIRADC).
HIRADC bertujuan untuk mengidentifikasi risiko
bahaya di tempat kerja yaitu dengan mengaitkan
antara pekerja, tugas, peralatan kerja dan
lingkungan kerja (Wilujeng, 2018)
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan
kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat
modal. Pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai
fungsi pelayanan, pendidikan, penelitian dan juga
mencakup berbagai tindakan maupun disiplin
medis. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang
memiliki potensi terhadap terjadinya kecelakaan
kerja. Bahan mudah terbakar, gas medik, radiasi
pengion, dan bahan kimia merupakan potensi
bahaya yang memiliki risiko kecelakaan kerja. Oleh
karena itu, Rumah Sakit membutuhkan perhatian
khusus terhadap keselamatan dan kesehatan pasien,
staf dan umum (Oktaviana, 2017).
Bekerja di laboratorium kimia, mengandung
risiko berupa bahaya terhadap keselamatan kerja.
Percobaan/praktikum/penelitian yang dikerjakan di
laboratorium kimia organik identik dengan
pemakaian bahan kimia organik yang
berbahaya.Pemakaian bahan kimia berbahaya sudah
tentu berisiko baik terhadap kesehatan pengguna,
pekerja, maupun lingkungan. Salah satu resiko yang
sulit diprediksi dan paling berbahaya di
laboratorium adalah kadar racun beragam bahan
kimia. Tidak ada zat yang sepenuhnya aman, dan
semua bahan kimia menghasilkan efek beracun
kepada sistem kehidupan, dalam bentuk yang
berbeda beda (I Dewa, 2019).
III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi (Alat dan Bahan)
a. Alat
1. Pensil
2. Bolpoint
3. Tip
4. Penggaris
5. Kertas foliot
6. Buku
b. Bahan
-
3.2 Metode Kerja
1. Diperhatikan cara penggunaan Laminar Air Flow
(LAF), resiko apa yang mungkin terjadi jika terkena
sinar UV dari LAF tersebut (resiko fisika).
2. Diperhatikan cara perbanyakan bakteri dan
penggunaan alat pelindung diri saat bekerja di
laboratorium, pemusnahan bakteri sisa penelitian
atau praktikum, resiko apa yang mungkin terjadi
jika kita terpapar bakteri tersebut (resiko biologi)
3. Diperhatikan cara penggunaan atau penanganan
terhadap bahan kimia, antibiotic, resiko apa yang
terjadi jika kita terpapar bahan kimia atau antibiotic
tersebut mengenai kita (resiko kimia)
4. Diperhatikan postur tubuh pekerja dan kondisi
lingkungan yang ada di laboratorium, jelaskan
resiko ergonomic yang dapat terjadi.
5. Diamati, apakah ada resiko psikologi yang terjadi di
laboratorium, sebutkan permasalahan apa saja yang
mungkin terjadi dan upaya apa saja yang dapat
dilakukan untuk meminimalisir resiko tersebut.
6. I.V HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
HASIL FAKTOR RESIKO BAHAYA DI
LABORATORIUM/RS
1. RESIKO BAHAYA FISIK
a. Resiko bahaya mekanik
Tertusuk jarum suntik/jarum jahit bekas pasien.
Pasien terjatuh dari brankat/tempat tidur,
terjepit/tertabrak kereta dorong.
Terpeleset, tersandung,dll di lantai-lantai yang
miring baik di koridor, ramp atau batas lantai
dengan halangan.
b. Resiko bahaya radiasi
Terkena paparan sinar radiasi di unit
radiodiagnostik, radiotherapy dan kedokteran nuklir
Pada dosis radiasi yang tinggi, dapat merusak sel-sel
yang rusak akan memperbanyak diri hingga menjadi
sel kanker. Terlebih jika pola hidupnya mendukung
untuk terpapar penyakit kanker seperti perilaku
merokok, konsumsi makanan yang rentan
karsinogen, dan sebagainya
Pada dosis radiasi yang tinggi dalam satu waktu
atau jangka pendek juga akan menimbulkan gejala
sindrom radiasi akut seperti mual, muntah, diare,
demam, dan lemas.
c. Resiko bahaya kebisingan
Auditorial/Accupational hearing loss, yaitu trauma
akustik dan noise induce.
Nonaditional, dampak yang diterima antara lain;
gangguan komunikasi, gangguan tidur, serta
gangguan prilaku yang ditandai dengan sakit kepala,
mual dan berdebar.
Rusaknya indra pendengaran
d. Resiko bahaya pencahayaan
Kelelahan mata (iritasi / conjungtivitis), rangkap,
sakit kepala, ketajaman penglihatan terganggu, serta
akomodasi dan konvergasi menurun.
Dapat merusak kulit
Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar bola mata,
mata kemerahan, penglihatan kabur, penglihatan
ganda, dan sulit memfokuskan penglihatan,
mata terasa sakit, perih, kering, gatal, berat,
panas, berair, tegang, sering dikucek, sakit
kepala dan kadang disertai rasa mual.
e. Resiko bahaya listrik
Tersetrum aliran listrik secara langsung maupun
tidak langsung
Pasien menjadi penghantar arus bocor dari
bedhead monitor ke alat monitor tekanan darah
dan ke bumi
Pasien bersentuhan dengan bedhead monitor
dibagian BKT yang mempunyai sifat metal
penghantar dengan keadaan gangguan hubungan
singkat ke dalam bagian penghantar aktif
f. Resiko bahaya iklim kerja
Suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan
keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot.
Suhu panas dapat mengakibatkan menurunnya
prestasi kerja pikir, mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu
pengambilan keputusan, menggangu kecermatan
kerja otak, menggangu koordinasi syaraf perasa
dan motoris, serta memudahkan untuk
dirangsang
Gangguan perilaku dan performansi kerja
seperti, terjadinya kelelahan, sering melakukan
istirahat curian dan lain-lain.
Dehidrasi (suatu kehilangan cairan tubuh yang
berlebihan yang disebabkan baik oleh
penggantian cairan yang tidak cukup maupun
karena gangguan kesehatan).
Heat rash (seperti biang keringat atau keringat
buntat, gatal kulit akibat kondisi kulit terus
basah)
Heat cramps merupakan kejang-kejang otot
tubuh (tangan dan kaki) akibat keluarnya
keringat yang menyebabkan hilangnya garam
natrium dari tubuh yang kemungkinan besar
disebabkan karena minum terlalu banyak
dengan sedikit garam natrium.
Heat syncope (keadaan yang disebabkan karena
aliran darah keotak tidak cukup karena sebagian
besar aliran darah di bawah ke permukaan kulit
atau perifer yang disebabkan pemaparan suhu
tinggi.
g. Resiko bahaya akibat getaran
Pada sistem peredaran darah, misalnya
kesemutan pada jaringan tangan dan kadang-
kadang ujung jari memucat yang disertai rasa
nyeri.
Sistem tulang sendi dan otot gangguan
ostevartikuler terutama pada tulang karpal, sendi
siku.
Sistem saraf yaitu kelainan saraf sensoris yang
menimbulkan kesemutan
2. RESIKO BAHAYA BIOLOGI
Resiko terkena kuman-kuman pathogen dari
pasien (nosokomial)
Resiko dari binatang (tikus, kecoa, lalat,
kucing,dll)
Resiko dari tanaman
Resiko dari bakteri
Resiko dari jamur
3. RESIKO BAHAYA KIMIA
Detergen. Yaitu bahan-bahan yang
dipergunakan untuk mencuci linen dan peralatan
lainnya.
Reagen. Yaitu zat atau bahan yang
dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium klinik dan patologi anatomi
Obat-obat sitotoksik yaitu obat-obatan yang
dipergunakan untuk pengobatn pasien
Antiseptic yaitu bahan-bahan yang digunakan
untuk mencuci tangan dan mencuci permukaan
kulit pasien. Ex : alcohol, iodine pivodine, dll
Gas medis. Yaitu gas dipergunakan untuk
pengobatan dan bahan penunjang pengobatan
pasien seperti oksigen, karbon dioxide,dll
4. RESIKO BAHAYA ERGONOMI
Angkat dan angkut
Posisi duduk
Ketidakjangkauan peralatann kerja dengan
pekerja
Desain tempat kerja/mesin/alat
Pengangkutan manual
Postur tubuh pekerja yang berubah. Ex :
lordosis, scoliosis,dll
5. RESIKO BAHAYA PSIKOLOGI
Stress
Kekerasan
Pelecehan
Pengucilan
Emosi negative
4.2 PEMBAHASAN
Rumah Sakit adalah tempat kerja yang
memiliki potensi terhadap terjadinya kecelakaan
kerja. Hal ini karena rumah sakit memiliki potensi
terjadinya penyakit infeksi terhadap para karyawan,
pasien, bahkan pengunjung. Bahan mudah terbakar,
gas medik, radiasi pengion, dan bahan kimia
merupakan potensi bahaya yang memiliki risiko
kecelakaan kerja. Risiko ini tidak hanya berpotensi
bagi tenaga medis saja, namun juga terhadap tenaga
non medis seperti petugas kebersihan. Saat bekerja
risiko yang selalu dihadapi oleh petugas kebersihan
adalah terpapar faktor biologi dan terpapar bahan
kimia atau obat pembersih.
Beberapa contoh penyakit infeksi yang dapat
terjadi di Rumah Sakit adalah TB, Hepatitis B,
Hepatitis C, dan bahkan berisiko terinfeksi
HIV/AIDS. Selain penyakit-penyakit infeksi, di
rumah sakit juga memiliki risiko atau bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah
sakit, seperti kecelakaan (meliputi kejadian ledakan,
kebakaran, kecelakaan yang diakibatkan adanya
masalah pada instalasi listrik, serta faktor-faktor
yang dapat menimbulkan cidera lainnya), radiasi,
paparan bahan kimia beracun dan berbahaya, gasgas
anastesi, gangguan terkait psikis dan ergonomi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah usaha pencegahan yang dibuat untuk pekerja
atau buruh maupun pengusaha sebagai pencegahan
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja di dalam lingkungan kerja dengan
cara mengenali potensi yang akan menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal
penting yang harus diterapkan di semua tempat
kerja, baik pada sektor formal maupun sektor
informal. Terlebih bagi tempat kerja yang memiliki
risiko atau bahaya yang tinggi, serta dapat
menimbulkan kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja.
Kecelakaan kerja dapat dihindari dengan
cara meningkatkan kualitas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang berkaitan dengan proses
melakukan kerja secara aman dan kondisi
lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Salah satu
upaya yang bisa bahaya dan penilaian risiko
sehingga dapat dilakukan usaha pengendalian yang
efektif guna meningkatkan produktivitas kerja serta
mengurangi kecelakaan kerja.
1. RESIKO BAHAYA FISIK
Bahaya fisik adalah bahaya yang berasal dari
faktor-faktor fisik. Faktor fisika merupakan faktor
di dalam tempat kerja yang bersifat fisika. Biasanya
bahaya fisik diklasifikasikan sebagai bahaya
lingkungan atau pekerjaan. Radiasi, tekanan panas
dan dingin, getaran, dan kebisingan, misalnya,
adalah jenis bahaya fisik. Bahaya fisik dapat
menjadi faktor atau keadaan yang dapat
menyebabkan bahaya tanpa atau dengan adanya
kontak.
Bahaya fisik menyebabkan cedera dan
penyakit di beberapa industri. Di beberapa industri,
seperti pertambangan dan konstruksi, bahaya fisik
tidak dapat dihindari. Namun, seiring waktu,
prosedur dan metode keselamatan sudah
dikembangkan kami telah untuk meminimalkan
risiko bahaya fisik di tempat kerja. Bahaya fisik
terdapat pada pekerjaan yang efek bahayanya
berdampak kepada pekerja baik secara langsung
(tersembur material panas dan uap panas) atau
berdaya jangka waktu (gangguan pendengaran
akibat kebisingan).
Contoh Bahaya fisik yaitu : Terjatuh dari
ketinggian, tersembur material panas, terkena uap
panas, mengalami gangguan pernapasan, iritasi
mata yang disebabkan debu batu bara, iritasi kulit
dari paparan debu batu bara dan bahan kimia,
dehidrasi ringan hingga akut karena situasi
lingkungan kerja yang panas, terpapar sinar api
burner dapat mengakibatkan kebutaan jika tidak
memakai APD dengan tepat.
Berikut upaya pengendalian resiko bahaya
fisika.
1. Pengendalian resiko terluka karena benda tajam:
Mencegah menggunakan benda tajam jika tidak
diperlukan dan penyimpanan benda tajam yang
baik.
Pelatihan pekerja dan prosedur kerja yang aman
Pelindung mata, pakaian pelindung, dan sarung
tangan
2. Pengendalian resiko terjatuh :
Pemasangan lantai yang tidak licin, desain tangga
yang aman, penggunaan cahaya yang tepat.
Melakukan perawatan regular pada lantai, tangga,
jalur, dan lain lain. pelatihan pekerja. Perbaikan
pada progam pembersihan. Menggunakan tanda
peringatan.
Alas kaki yang sesuai agar tidak mudah terpeleset.
3. Pengendalian resiko terkena paparan sinar
radioaktif:
Menggunakan kaca penahan.
Program radiasi yang aman, pelatihan dan
kualifikasi pekerja, prosedur kerja yang aman, akses
terbatas dan pengawasan paparan.
Sarung tangan, pakaian pelindung, pelindung mata.
Stress
Kekerasan
Pelecehan
Pengucilan
Emosi negative
Putri. O,Z, Hussin. T,M,A,B,R, Kasjono. H,S. 2017. ANALISIS RISIKO KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA PADA PETUGAS KESEHATAN INSTALASI
GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT AKADEMIK UGM. JURNAL
KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 10.
Subamia. I,D,P, Wahyuni. I,G,A,N,S, Widiasih. N,N. 2019. Analisis Resiko Bahan Kimia
Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Wahana Matematika dan Sains :
Jurnal Matematika,Sains, dan Pembelajarannya, Vol 13 No 1.
Yuantari. M,G,C, Nadia. H. 2018. Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Petugas Kebersihan di Rumah Sakit. Faletehan Health Journal,5 (3) (2018)
107-116 https:/ / journal.lppm-stikesfa.ac.id ISSN 2088-673X| e-ISSN 2597-
8667.
LAMPIRAN