Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENGIDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL DILINGKUNGAN


KERJA, KHUSUSNYA DI PELAYANAN KESEHATAN ( RUMAH
SAKIT )

DOSEN PENGAMPU:

HJ.NH. NOERAINI, SKM, M.KES

DISUSUN OLEH :

1. RANI SAPUTRI ( 2222614031 )

PRONGGRAM STUDI 3A KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt., yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
oleh beberapa kondisi diantaranya, masih perlu pembelajaran lebih mendalam tentang
mengidentifikasi bahaya potensial dilingkungan kerja keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis.

Oleh karena itu, dengan keterbukaan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua .

Bengkulu, 19 september 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................
1.3 TUJUAN .................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

2.1 PENGERTIAN BAHAYA POTENSIAL...............................................................


2.2 IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL DIRS....................................................
2.3 PENGELOLAAN BAHAYA DIRS........................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat banyak
aktivitas yang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap
proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, ada beberapa faktor penting pendukung
pelayanan yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Diantaranya meliputi pasien, tenaga
kerja, mesin, lingkungan kerja, cara melakukan pekerjaan serta proses pelayanan kesehatan
itu sendiri. Faktor-faktor tersebut juga dapat memberikan dampak positif maupun dampak
negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan yang
berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag IKM FK, UGM 2000).

Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan yang kompleks, memberikan banyak


pelayanan kesehatan berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan
pelayanan rawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik. Masalah di
rumah sakit dapat ditinjau dari jumlah dan karakteristik layanan yang tersedia, luas area yang
diperlukan untuk menjalankan layanan, jumlah dan ragam individu yang terlibat dalam
layanan, juga termasuk peralatan dan teknologi yang digunakan. Potensi bahaya pada petugas
rumah sakit lebih besar risikonya bila dibandingkan dengan tenaga kerja pada umumya.

Tenaga kerja rumah sakit lebih rentan terkena risiko bahaya, kemungkinan keseleo,
cidera, infeksi dan penyakit yang berasal dari parasit, dermatitis, hepatitis dan lain-lain.
Melihat perkembangan rumah sakit saat ini, fasilitas pendukung medispun semakin
berkembang sehingga potensi bahaya dan permasalahannyapun semakin kompleks sehingga
perlu adanya proteksi bagi petugas kesehatan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
saat melakukan aktivitas pekerkerjaan. Potensi bahaya yang timbul di rumah sakit selain
penyakitpenyakit infeksi juga ada potensi bahaya lainya yang dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera lainya), radiasi, bahan-bahan kimia
berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial, dan ergonimik (Kepmenkes 2010).
Potensi bahaya tersebut mengancam jiwa para pegawai di rumah sakit, para pasien maupun
para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit. Berbeda dengan tempat kerja lain,
bahaya potensial yang terdapat di rumah sakit dapat mengenai bukan hanya pekerja saja,
tetapi juga komunitas bukan pekerja. Berlangsungnya kegiatan terus-menerus selama 24 jam
di rumah sakit menjadikan risiko gangguan kesehatan menjadi lebih besar.
1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah pada makalah ini ditunjukkan untuk merumuskan permasalahan yang akan
dibahas dalam pembahasan makalah ini, antara lain :

1. Pengertian bahaya potensial


2. Identifiksi bahaya potensial di rumah sakit
3. Pengelolaan bahaya potensial

1.3 Tujuan

1. Memberi pemahaman pengertian bahaya potensial


2. Mengidentifikasi dan menjelaskan bahaya potensial dirumah sakit
3. Menjelaskan bagaimana pengolaan bahaya potensial

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian bahaya potensial

Bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan
cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) – definisi berdasarkan
OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara
lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor
bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis.

Menurut Tarwaka (2008), potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menyebabkan
terjadinya kerugian, kerusakan, cedera, sakit, kecelakaan, atau bahkan dapat menyebabkan
kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.

Potensi bahaya atau bahaya kerja adalah suatu sumber potensi kerugian atau suatu
situasi yang berhubungan dengan pekerja, pekerjaan, dan lingkungan kerja yang berpotensi
menyebabkan gangguan atau kerugian. Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis untuk
mengetahui potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. potensi bahaya yang teridentifikasi
dalam 9 jenis aktivitas yang rutin dilakukan perawat, diantaranya bahaya fisik, bahaya
biologi, bahaya kimia, bahaya ergonomi, bahaya psikosoial, dan bahaya mekanik.

A. Contoh Bahaya-bahaya Potensial di Rumah Sakit


Ada beberapa contoh bahaya yang potensial terjadi di Rumah Sakit, yakni:
1) Fisik, contoh : Suara bising, Getaran, Panas, Debu, Listrik
2) Kimia, contoh : pelarut, desinfektan, sitotoksik, pengawet, gas medis
3) Biologi, contoh virus, bakteri, parasit, serangga, pests
4) Ergonomi, contoh: pekerjaan manual, pekerjaan berulang, pos tur salah
5) Psikososial, contoh : Jam kerja panjang, jaga malam, rekan kerja

2.2 Identifikasi bahaya potensial dirumah sakit


Dalam lingkungan kerja rumah sakit, terdapat sejumlah bahaya potensial yang harus
diidentifikasi dan dipahami dengan baik untuk menjaga kesehatan, keselamatan dan
efektivitas pekerjaan staf medis , serta kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Berikut
ini adalah beberapa bahaya potensial yang perlu diidentifikasikan dirumah sakit.
1. Bahaya infeksi
2. Kecelakaan dan cedera
3. Bahaya psikososial
4. Kualitas udara
5. Bahaya getaran
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti frekuensi,
amplitude, lama pajanan. Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat
memberikan efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan
mengurangi kekuatan cengkeram dan sakit tulang belakang.
6. Bahaya Kimia
Bahaya ini adalah bahaya yang berasal dari bahan yang dihasilkan selama produksi.
Bahan ini terhambur ke lingkungan dikarenakan cara kerja yang salah, kerusakan,
atau kebocoran dari peralatan atau instalasi yang digunakan dalam proses kerja.
Bahaya kimia yang terhambur ke lingkungan kerja dapat mengganggu baik itu lokal
maupun sistemik. Gangguan lokal adalah kelainan yang ditimbulkan di tempat bahan
kimia yang kontak dengan tubuh yaitu kulit dan selaput lendir yang menimbulkan
gejala iritasi mulkus dan kanker. Apabila terserap dan masuk ke dalam peredaran
darah akan timbul gejala sistemik. Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh adalah
melalui kulit, pernafasan, dan pencernaan.
7. Bahaya Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk pana,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya dari sumber radiasi. Ada beberapa
sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita seperti televisi, lampu
penerangan, alat pemanas makanan, komputer, dan lain-lain.
8. Bahaya Pencahayaan
Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja
karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor.
Oleh karena itu, penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup dan memungkinkan
kesan bersih/higene. Disamping itu pencahayaan yang cukup akan memungkinkan
pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindari kesalahan
kerja
9. Kebisingan
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun yang
merusak kesehatan. Kebisingan merupakan salah satu penyebab penyakit lingkungan.
Dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja yaitu
a. Gangguan fisiologis
Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala karena
bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dan akan
menimbulkan efek vertigo/pusing. Perasaan mual, susah tidur, dan sesak nafas
disebabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ
kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan, dan keseimbangan elektrolit.
b. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah
tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat
menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan,
dan lain-lain.
c. Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan ‘masking effect’ (bunyi yang
menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara.
Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak.
d. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan
diterima secara umum.
Menurut Ridley (2008), contoh penyebab kecelakaan untuk masing-masing faktor tersebut
adalah:
1. Situasi kerja
a) Pengendalian manajemen yang kurang.
b) Standar kerja yang minim.
c) Tidak memenuhi standar.
d) Perlengkapan yang tidak aman.
e) Tempat kerja yang tidak mendukung keamanan seperti getaran, tekanan udara,
ventilasi, penerangan dan kebisingan yang tidak aman.
f) Peralatan/bahan baku yang tidak aman.

2. Kesalahan orang
a) Keterampilan dan pengetahuan minim.
b) Masalah fisik atau mental.
c) Motivasi yang minim atau salah penempatan.
d) Perhatian yang kurang.

3. Tindakan tidak aman


a) Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui.
b) Mengambil jalan pintas.
c) Tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja selama bekerja.
d) Bekerja dengan kecepatan berbahaya.

4. Kecelakaan
a) Kejadian yang tidak terduga.
b) Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya.
c) Terjatuh.
d) Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya.

5. Cedera atau kerusakan


a) Sakit dan penderitaan (pada pekerja).
b) Kehilangan pendapatan (pada pekerja).
c) Kehilangan kualitas hidup (pada pekerja).
d) Pabrik (pada perusahaan).
e) Pembayaran kompensasi (pada perusahaan).
f) Kerugian produksi (pada perusahaan).
g) Kemungkinan proses pengadilan (pada perusahaan

3.3 Pengelolaan bahaya potensial dirumah sakit


1) Nyaris
a) Membudayakan pelaporan kecelakaan yang nyaris terjadi.
b) Menyelidikinya untuk mencegah kecelakaan serius.
c) Menumbuhkan budaya ‘tidak saling menyalahkan.
2) Identifikasi Bahaya
a) Melakukan inspeksi keselamatan kerja dan patroli.
b) Laporan dari operator.
c) Laporan dari jurnal-jurnal teknis.
3) Pengeliminasian bahaya
a) Adanya sarana-sarana teknis.
b) Mengubah material.
c) Mengubah proses.
d) Mengubah pabrik baik dari segi tata letak mesin maupun kondisi kerja di
pabrik.
4) Pengurangan bahaya
a) Memodifikasi perlengkapan sarana teknis.
b) Alat Pelindung Diri (PPE).
5) Melakukan penilaian risiko
6) Pengendalian risiko residual
a) Dengan sarana teknis-alarm, pemutusan aliran (trips).
b) Sistem kerja yang aman.
c) Pelatihan para pekerja.

PENUTUP
3.1 kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal penting yang harus diterapkan di
semua tempat kerja, baik pada sektor formal maupun sektor informal. Terlebih bagi tempat
kerja yang memiliki risiko atau bahaya yang tinggi, serta dapat menimbulkan kecelakaan
kerja maupun penyakit akibat kerja.
Untuk itu maka dilakukan berbagai upaya untuk mencegah hazard akibat bekerja di
rumah sakit diantaranya sebagai berikut.
1. Nyaris
2. Identifikasi Bahaya
3. Pengeliminasian bahaya

DAFTAR PUSTAKA
Irdan, i., & Herman, H. (2020. Identifikasi potensi bahaya, jurnal ilmiah karya
kesehatan, 1(1), 8489

Wijayanti, R., & Salim, A. (2017), Identifikasi bahaya, Indonesia journal on medical
science, 4(2).

Anda mungkin juga menyukai