Anda di halaman 1dari 16

SISTEM MENEJEMEN K3

“ANALISIS RESIKO DI TEMPAT KERJA”

Disusun Oleh :

Mutiara
(208700002)

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya sebagai penulis atas
selesainya tugas makalah yang berjudul “Analisis Resiko Di Tempat Kerja”.
Dengan berbagai sumber dan dengan Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka saya sebagai penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu Saya Dr,Filza Yulina
Ade,S,Si.,M.Si yang telah memberikan bimbingan, saran, ide serta kesempatan
kepada saya sebagai penulis.

Saya sebagai Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan.oleh karena itu,saya sebagai
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun motivasi
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Medan,17 0ktober 2023


Penulis

Mutiara

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumus Masalah.............................................................................. 2
1.3. Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
2.1. Pengertian Analis Resiko.............................................................. 3
2.2. Tempat Kerja................................................................................ 5
2.3. Resiko Kerja................................................................................. 6
2.4. pencegahan Resiko ...................................................................... 10

BAB III SIMPULAN............................................................................... 12


3.1. Simpulan...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan
bisnissejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat
terkaitdengan kinerja karyawan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan
kerjasemakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.Pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satubentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas daripencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas darikecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapatmeningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja.Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu prosesproduksi
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akanberdampak pada
masyarakat luas.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upayakesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,
keluarga,masyarakat dan lingkungan disekitarnya.Setiap orang membutuhkan
pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya.Dalam bekerja Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga danlingkungannya. Salah satu komponen yang
dapat meminimalisir Kecelakaandalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan mempunyaikemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan
kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

1
Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga
kerjadari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi
padawaktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan
dilaksanakannyaperlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang
aman, nyaman,sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan
meningkatkanproduktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian
K3 sangatbesar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas
perusahaan,terutama dapat mencegah korban manusia.

1.2 Rumus Masalah


Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami Resiko di
Tempat Kerja serta mencegah akibat dan penyakit yang disebabkan saat kerja
gunameningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
1.3 Tujuan
Untuk memberikan informasi kepada pembaca agar lebih mengerti tentang
Resiko penyakit yang diakibatkan kerja dan dapat mengurangi korban kecelakaan
kerja guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Analisis Resiko


Bahaya ( hazard) Adalah sumber potensi kerusakan atau situasi
yangberpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sumber bahaya
jikamemiliki risiko menimbulkan hasil yang negatif. Potensi dari rangkaian
sebuahkejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika
salahsatu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan
terjadi.Bahaya terdapat dimana-mana baik di tempat kerja atau di lingkungan,
namunbahaya hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau
eksposur.(Tranter 1999 dalam Khamidah.2013).Dalam terminology Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3),bahaya diklasifikasikan menjadi 2,yaitu:

1. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard )Hal tersebut dapat


menyebabkan luka (injury), kematian, kerusakan propertyperusahaan yang
bersifat akut. Sedangkan Jenis bahaya keselamatan :
a. Bahaya mekanik : disebablkan oleh mesin atau alat kerja
mekanik(tersayat, terjatuh, tertindih dan terpeleset).
b. Bahaya elektrik : disebabkan peralatan yang mangandung arus listrik
c. Bahaya kebakaran : disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat
flammable (mudah terbakar)
d. Bahaya peledakan : disebabkan oleh susbtansi kimia (explosive
2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard )
Merupakan gangguan kesehatan (penyakit) dan biasanya bersifat
kronis.Jenis bahaya kesehatan :
a. Bahaya fisik : kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-pengionmsuhu
ekstrim dan pencahayaan.
b.Bahaya kimia : material/bahan yang bersifat antiseptik,
aerosol,insektisida,dust, mist, fumes,gas, vapor.
c.Bahaya Ergonomi : repetitive movement, static posture, manual handling
dan postur janggal.

3
d.Bahaya Biologi : makhluk hidup di lingkungan kerja
(bakteri,virus,protozoa dan fungi/jamur yang bersifat pathogen)
e. Bahaya psikologi : beban kerja terlalu berat, hubungan dan kondisi
kerjayang tidak nyaman.

Menurut IEC/TC56 (AS/NZS 3931), Analisis Risiko adalah Sistem


teknologi, mengartikan risiko sebagai “kombinasi dari frekuensi, atau probabilitas
munculnya, dan konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang spesifik”(Cross,
1998)Risiko dibagi menjadi 5 macam (menurut Risk Assesment andManagement
Handbook: For Enviromental, health, and safety profesional) :

1. Risiko Keselamatan (Safety Risk ) Ciri-ciri resiko ini yaitu low


probability,high-level exposure, high-consequence accident,bersifat akut
menimbulkan efek secara langsung
2. Risiko Kesehatan (Health Risk)Ciri-ciri risiko ini yaitu high probability, low
level exposure, low-consequence, long-latency, delayed effect tidak
langsung terlihat danbersifat kroni.
3. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Enviromental Ecological Risk)Ciri-ciri
resiko ini yaitu melibatkan interaksi yang beragam antara populasidan
komunitas, ekosistem pada tingkat mikro maupun makro, adaketidakpastian
yang tinggi antara sebab dan akibat, risiko ini fokus padahabitatdan dampak
ekosistem yang mungkin bisa bermanisfestasi jauhdari sumber risiko.
4. Risiko Kesejahteraan Masyarakat (Public Welfare/ Goodwill Risk)Ciri-ciri
risiko ini persepsi kelompok atau umum tentang performance sebuah
organisasi/produk, nilai property estetika, dan penggunaan sumber daya
terbatas.
5. Risiko Keuangan (Financial Risk)Ciri-ciri nya yaitu risiko panjang dan
jangka pendek dari kerugian Property perhitungan asuransi, pengembalian
investasi, kemudahanpengoperasian dan aspek finansial. Risiko ini menjadi
pertimbanganutama bagi stakeholder berkaitan dengan finansial dan
mengacu padatingkat efektivitas dan efisiensi.

4
2.2. Tempat Kerja
Pengertian (Definisi) Tempat Kerja menurut Undang-Undang No 1
Tahun1970 Ialah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak
maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki
orang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahayasebagaimana diperinci sebagai berikut :
1. Tempat kerja baik di darat, di permukaan air, di dalam tanah, di dalam
airmaupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum
RepublikIndonesia.
2. Tempat kerja dimana dibuat, dicoba, dipakai atau yang menggunakan
mesin,pesawat, alat, perkakas, peralatan ataupun instalasi berbahaya atau
dapatmenimbulkan kecelakaan, kebakaranataupun peledakan.
3. Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut ataupun disimpan bahan
ataubarang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun,menimbulkan infeksi, ataupun bersuhu tinggi.
4. Dikerjakan pembangunan (konstruksi), perbaikan, perawatan,
pembersihanataupun pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya
termasukbangunan pengairan, saluran atau terowongan bawah tanah, dsb
ataudimana dilakukan pekerjaan persiapan.
5. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaanhutan, pengolahan kayu ataupun hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanandan lapangan kesehatan.
6. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam
ataupunbijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak ataupun mineral
lainnya baik dipermukaan maupun di dalam bumi ataupun di dasar
perairan.
7. Dilakukan pengangkutan barang, binatang ataupun manusia baik di
darat,melalui terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara.
8. Dikerjakan bongkar muat barang muatan pada kapal, perahu, dermaga,
dok,stasiun, ataupun gudang.

5
9. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda ataupun pekerjaan lain di
dalam air.
10. Dilakukanpekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah ataupun
perairan.
11. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan
tanah atauperairan.
12. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara ataupun suhu udara yang
tinggiataupun rendah.
13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhanbenda, terkena lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok,
hanyut ataupunterlempar.
14. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur ataupun lubang.
15. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dansekelil
ingnya yang merupakan bagian-bagian (yang berhubungan) dengantempat
kerja tersebut.

2.3. Resiko kerja


Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran
besertapraktiknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya baik fisik , mental , maupun sosial dengan usaha preventif dan
kuratifterhadap penyakit /gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaandan lingkungan hidup.
1. Kapasitas Kerja
Kapasitas kerja ialah kemampuan fisik dan mental seorang untuk
melakukanpekerjaan dengn beban tertentu dengan cara maksimal, di mana
kemampuankerja seorang di pengaruhi oleh kesehatan umum dan status gizi
pekerja,pendidikan dan kursus. perlu di ketahui kalau tingkat kesehatan dan
kekuatanseorang pekerja adalah modal awal utuk melakukan sebuah pekerjaan.

6
2. Beban Kerja
Beban kerja mencakup beban kerja fisik dan mental yang dirasa oleh

pekerjadalam melakukan pekerjaannya. beban kerja yang tidak cocok dengan

kekuatan pekerja dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang dapat


jugaberpengaruh pada tingkah laku dan hasil kerjanya.Beban kerja adalah
kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan.Dari sudut pandang
ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang
terhadap kemampuan fisik maupun psikologispekerja yang menerima beban kerja
tersebut. Beban kerja dapat berupabeban kerja fisik dan beban kerja psikologis.
Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat,
mendorong. Sedangkanbeban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat
keahlian danprestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya
(Manuaba, 2000).

Perhitungan beban kerja dapat dilihat dari 3 aspek, yakni fisik, mentaldan
panggunaan waktu. Aspek fisik meliputi beban kerja berdasarkan kriteria-
kriteriafisik manusia. Aspek mental merupakan perhitungan beban kerjadengan
mempertimbangkan aspek mental (psikologis). Sedangkan aspekpemanfaatan
waktu lebih mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja

3. Lingkungan Kerja
Lingkungan Pekerja yaitu lingkungan ditempat kerja dan lingkungan
pekerjasebagai individu atau lingkungan diluar tempat kerja. Pengertian yang
laindari lingkungan kerja yaitu beberapa aspek di lingkungan tempat kerja ituyang
bisa menyebabkan masalah kesehatan pekerja.

a.Aspek fisika (kebisingan, getaran, suhu, dll),

b.Aspek Kimia (semua bahan kimia yang digunakan dalam sistem kerja)

c.Aspek Biologi (Bakteri, virus, mikrobiologi yang lain)

7
d.Aspek Faal ergonomi

e.Aspek Psikososial (Stress kerja)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, seperti yangdi


kemukakan Sedarmayanti (1996:5), yaitu:

a. Penerangan

Berjalannya suatu perusahaan tak luput dari adanya faktor


penerangan,begitu pula untuk menunjang kondisi kerja penerangan
memberikan arti yang sangat penting.Salah satu faktor yang penting dari
lingkungan kerjayang dapat memberikan semangat dalam bekerja adalah
peneranganyang baik.Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan sepanjang hari
rentanterhadap ketegangan mata yang disertai dengan keletiah
mental,perasaan marah dan gangguan fisik lainnya.Dalam hal penerangan di
sinitidak hanya terbatas pada penerangan listrik tetapi juga
peneranganmatahari. Penerangan yang baik dapat memberikan kepuasan
dalambekerja dan tentunya akan meningkatkan produktivitas,
selanjutnyapenerangan yang tidak baik dapat memberikan ketidak puasan
dalambekerja dan menurunkan produktivitas. Hal ini disebabkan
karenapenerangan yang baik tentunya akan memudahkan para karyawan
dalammelakukan aktivitas.

Ciri-ciri penerangan yang baik menurut Sofyan Assauri (1993:31) adalah


sebagai berikut:
1) Sinar cahaya yang cukup.
2) Sinarnya yang tidak berkilau dan menyilaukan.
3) Tidak terdapat kontras yang tajam.
4) Cahaya yang terang.
5) Distribusi cahaya yang merata.
6) Warna yang sesuai.

8
b. Suhu Udara

Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman manakala ditunjang


olehbeberapa faktor, salah satu faktor yang memberikan andil adalah
suhuudara.Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan salah satu
faktor yangharus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar karyawan
dapatbekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan sehingga
menciptakan hasil yang optimal.Selain suhu udara, sirkulasi udara di tempat
kerja perlu diperhatikan juga.

Sirkulasi udara baik maka udara kotor yang ada dalam ruangan bisa
diganti dengan udara yang bersih yang berasal dari luar ruangan.Berbicara
tentang kondisi udara maka ada tiga hal yang menjadi fokusperhatian yaitu
kelembaban, suhu udara dan sirkulasi udara.Ketiga haltersebut sangat
berpengaruh terhadap aktivitas para pekerja.Bagaimanaseorang staf
administrasi dapat bekerja secara optimal bila keadaanudaranya sangat gerah.
Hal tersebut akhirnya dapat menurunkansemangat kerja karena dipengaruhi
oleh turunnya konsentrasi dan tingkatstress karyawan.

c. Bising

Untuk meningkatkan produktivitas kerja suara yang mengganggu


perludikurangi. Di lingkungan Call Center Telkomsel suasana tenang
sangatdiperlukan karena pada saat officer online melayani pelanggan
harusterbebas dari suara lain yang bisa terdengar oleh pelanggan. Suara
bisingditimbulkan dari suara para officer yang online pada saat
bersamaandalam satu ruangan bisa mengganggu konsentrasi officer itu sendiri
padasaat bekerja.Bunyi bising dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja,
untuk itusuara-suara ribut harus diusahakan berkurang.Turunya
konsentrasikarena ditimbulkan oleh suara bising dapat berdampak
padameningkatnya stres karyawan.

9
Menurut Sedarmayanti (1996:26) ada tiga aspek yang menentukankualitas
suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadapmanusia, yaitu:

1) Lama bunyi Lama waktu bunyi terdengar. Semakin lama telinga kita
mendengarkebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi
pendengaran (tuli).
2) Intensitas kebisingan Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel
(dB), yangmenunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan
bataspendengaran manusia mencapai 70 desibel.
3) Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang-gelombang
suarayang sampai de telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam
jumlahgetaran perdetik atau Hertz (HZ).Dari pendapat di atas dapat
dikatakan bahwa telinga manusia memilikibatasan d alam
pendengaran. Batas pendengaran manusia mencapai 70desibel, jika
suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka.
2.4. Pencegahan Resiko Penyakit Akibat Kerja

Inilah beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:

1. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur


2. Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut
3. Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yng berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar
bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
a) Pencegahan Pimer – Healt Promotion
- Perilaku kesehatan
- Faktor bahaya di tempat kerja
- Perilaku kerja yang baik
- Olahraga
- Gizi
b) Pencegahan Skunder – Specifict Protection
- Pengendalian melalui perundang-undangan

10
- Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja
- Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
- Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c) Pencegahan Tersier
- Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
- Pemeriksaan kesehatan berkala
- Pemeriksaan lingkungan secara berkala
- Surveilans
- Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
- Pengendalian segera ditempat kerja.

11
BAB III
SIMPULAN

3.1. SIMPULAN
perlu dikembangkan umtuk memeliharakesehatan pegawai. Kesehatan
kerja pegawai dipengaruhi oleh kapasitaskerja, beban kerja dan lingkungan kerja.
Ke tiga faktor ini harus di jaga agartidak terjadi penyakit yang ditimbulkan akibat
kerja dan kecelakaan kerja.Kapasitas kerja terkait keterampilan, kesegaran
jasmani rohani, status gizi ,usia, jenis kelamin, dan ukuran tubuh masih
memberikan resiko berbahayabagi pegawai. membutuhkan perhatian
lebih.Lingkungan kerja secara fisik, biologi, kimia, ergonomi dan
psikososialsemua masih memberikan bahaya bagi pegawai karena masih
minimnyakesadara

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Kesehatan.http://


ppnisardjito.blogspot.co.id/2012/06/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
bagi.html di akses 18 November 2017
---------- 2012. Faktor- faktor yang mempengaruhi Lingkungan
Kerja.http://askepitha.blogspot.co.id/2012/11/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html. Di akses 18 November 2017
----------. 2017. 3 Prinsip dalam K3.https://gumbalid.weebly.com/home/3-prinsip-
dalam-k3-keselamatan-dan-kesehatan-kerja. Diakses 18 November
2017 Khamidah Aminah. 2013. Analisis Perancangan Kerja dan
Ergonomi.
http://analisisperancangankerjadanergonomi.blogspot.co.id/ Pusphadani Mitha
dan Triwibowo Cecep. 2013.Kesehatan Lingkungan dan K3.Yogyakarta.
Nuha MedikaPratama K.K. .2012.
Identifikasi dan analisis resiko Keselamatan dan KesehatanKerja pada Area
Produksi di Rumah Potong Ayam PT.Sierad Produce,Tbk. Skripsi.FKM
Universitas Indonesia Depok

13

Anda mungkin juga menyukai